Wednesday, September 21, 2005

Fredriksen kuasai 30% saham Apexindo

JAKARTA, Bisnis Indonesia: John Fredriksen, salah satu orang terkaya di dunia dan pemilik Seadrill Ltd, akhirnya menguasai 30% saham PT Apexindo Pratama Duta Tbk, anak perusahaan PT Medco Energi Internasional Tbk.

Pekan lalu, sang raja kapal tanker Fredriksen resmi masuk ke Apexindo melalui Abacus Capital Corp yang menjadi pembeli siaga dalam penerbitan saham baru (rights issue) perusahaan itu.

Presdir PT Medco Energi Internasional Tbk Hilmi Panigoro membenarkan hal itu dan memastikan Medco masih memegang mayoritas saham perusahaan pengeboran lepas pantai itu.

"Masuknya John Fredriksen sudah disepakati pekan lalu dan mereka akan menguasai sekitar 30% saham Apexindo," ujarnya singkat akhir pekan lalu kepada Bisnis di sela-sela acara HUT ke-25 Medco .

Kini, Medco masih memiliki 77% saham Apexindo. Selain itu, 11% saham perusahaan pengeboran itu dimiliki publik dan selebihnya masih dipegang oleh perusahaan pendiri.

Sekretaris Perusahaan Medco Andy Karamoy menambahkan pasca masuknya Fredriksen, kepemilikan saham Medco di Apexindo akan merosot menjadi sekitar 52%.

Ade Satari, Sekretaris Perusahaan Apexindo, menjelaskan perseroan tidak mengetahui adanya kesepakatan itu karena proses tersebut terjadi di level pemegang saham.

"Kami hanya entitas yang akan melakukan rights issue dengan hak memesan efek terlebih dulu. Kalau ada kesepakatan, kami tidak mengetahui hal itu," ujarnya.

Pemegang saham Apexindo mempunyai waktu untuk menggunakan haknya dalam membeli saham baru yang akan diterbitkan 22-26 September.

Setelah itu, baru dapat diketahui jumlah pemegang saham yang memakai haknya dan yang tidak sehingga sisa saham baru yang tidak terserap bakal dibeli seluruhnya oleh Abacus Capital.

Perusahaan investasi itu nantinya mencari calon investor yang bersedia menanamkan dana di Apexindo melalui skema rights issue. Apexindo tidak mengetahui kesepakatan yang dibuat antara Seadrill dan Abacus.

"Apakah nanti nama Abacus atau lainnya yang muncul sebagai pemegang saham, kami belum mengetahui karena hal itu tergantung pada perjanjian antara Abacus dan Seadrill. Siapa saja investor yang masuk akan diketahui pada 29 September," tutur Ade.

Emiten pengeboran itu menetapkan harga penerbitan saham baru sebanyak 837,6 juta saham sebesar Rp550 per saham dengan rasio pemegang 25 saham lama berhak membeli12 saham baru. Dana yang bakal diperoleh Apexindo mencapai Rp460,68 miliar.

John Fredriksen adalah salah satu orang terkaya di dunia asal Norwegia yang mengoperasikan jaringan kapal tanker dari rumah mewah seharga 40 juta poundsterling di Chelsea, London.

Dia masuk dalam daftar orang terkaya dunia dengan nomor urut 66 tahun 2003 dan nilai kekayaannya saat itu lebih dari 1 miliar poundsterling.

Fredriksen meraih keberuntungan yang amat besar pada 1980-an ketika terjadi perang Iran-Irak karena armada kapal tankernya berani mengambil risiko tinggi mengangkut minyak dari kedua negara itu namun dengan keuntungan besar.

Pemilik Frontline

Menurut laporan Sunday Times, Fredriksen memiliki saham di Frontline, perusahaan perkapalan yang terdaftar di Bursa New York.

Frontline inilah yang membeli dua kapal tanker Pertamina seharga US$180 juta dalam suatu proses penjualan yang kontroversial tahun lalu.

Fredriksen juga tercatat sebagai Chairman Frontline, perusahaan berbasis di Bermuda yang ikut dihukum Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) awal tahun ini dalam pembelian dua tanker Pertamina tersebut.

Dalam transaksi Apexindo, Fredriksen menggunakan Abacus Ltd, sebuah perusahaan khusus untuk keperluan akuisisi saham Apexindo. Dalam operasinya, Fredriksen memakai Seadrill, perusahaan berbasis di Bermuda dengan kapitalisasi pasar US$1,2 miliar.

Menurut rencana, dana hasil penerbitan saham baru itu untuk melunasi utang ke Medco Finance Overseas BV terkait dengan pendanaan bersama dalam rangka pembangunan Rig Raissa dan Rig Yanni yang bakal jatuh tempo pada 31 Desember 2008. Total dana yang diraih Apexindo diperkirakan mencapai Rp461 miliar.

Hingga akhir 2004, Apexindo tercatat memiliki total aset senilai Rp2,619 triliun dan nilai ekuitas sebesar Rp1,15 triliun.

Tahun lalu, kendati nilai penjualan mencapai Rp1,02 triliun atau naik signifikan dari Rp823 miliar tahun sebelumnya, perusahaan itu mencatat kerugian Rp27 miliar, sedangkan tahun sebelumnya untung Rp52,69 miliar.

Harga saham Apexindo kemarin ditutup di Rp680 per saham, naik dari penutupan perdagangan sebelumnya.

Sejak penutupan transaksi pada 12 September, harga saham emiten pengeboran itu terus menanjak ke posisi Rp640 per saham pada penutupan 14 September.

Titik tertinggi harga saham anak perusahaan Medco itu pernah mencapai Rp725 per saham pada penutupan perdagangan 27 Juli setelah pada sesi akhir transaksi pada 20 Juli, saham itu masih di kisaran Rp574 per saham.

Pemegang saham Apexindo menyetujui rencana rights issue dalam rapat umum pemegang saham luar biasa yang digelar 6 September.

Perseroan melakukan rights issue untuk meningkatkan ekuitas dan memperbaiki rasio antara utang dan modal. (yosef.ardi@bisnis.co.id/wisnu. wijaya@bisnis.co.id)

Oleh Yosef Ardi & Wisnu Wijaya
Bisnis Indonesia