Monday, June 30, 2008

MIRA Rights Issue USD75 Juta

JAKARTA (SINDO) – PT Mitra Rajasa Tbk (MIRA) berencana melakukan penawaran umum saham terbatas (rights issue) senilai USD75 juta (Rp693,75 miliar) akhir tahun ini.

Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan biaya akuisisi 80,22% saham PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) serta ekspansi usaha. ”Paling lambat, (rights issue) akhir tahun ini,”ujar Direktur Keuangan MIRA Inu Dewanto Koentjaraningrat seusai rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) perseroan di Jakarta kemarin.

Rapat kemarin menyepakati usulan perseroan mengambil alih 1.287.045.106 saham APEX dari induk usahanya, PT Medco Energi International Tbk (Medco), yang bergerak di sektor gas dan energi.MIRA juga mengakuisisi 835.000.000 saham APEX yang dikuasai Encore International Limited (Encore). Kesepakatan antara Medco dan MIRA telah dicapai pada 9 Juni 2008.Harga transaksi yang disetujui adalah Rp2.450 per lembar saham atau senilai total Rp5,2 triliun.

Pembayaran akan dilakukan dalam mata uang dolar Amerika dengan kurs USD1 setara Rp9.250 sehingga nilai transaksinya menjadi sekitar USD562 juta. Inu mengatakan, pembiayaan akuisisi perusahaan jasa pengeboran tersebut akan dikombinasikan dari kas internal,ekuitas,dan pinjaman bank. Pembagiannya antara 30–35% dari kas internal, termasuk ekuitas, dan sisanya perbankan.

Sejauh ini, MIRA telah menyebar 100 lebih infomemo kepada perbankan asing.Perseroan memilih perbankan asing lantaran, menurut mereka,lebih memadai dari sisi pemenuhan kebutuhan dana perseroan ketimbang bank nasional. Presiden Direktur MIRA Beni Prananto mengatakan, pihaknya akan mempertimbangkan segala sisi untuk menyeleksi seluruh bank-bank tersebut.

”Dari sisi tenor, bunga sampai bentuk penaltinya,” kata dia. Beni belum bersedia menyebutkan berapa bank yang akan ditunjuk karena masih diseleksi oleh Goldman Sach, penasihat finansial MIRA. Pinjaman bank ini yang nantinya akan dilunasi sebagian oleh dana hasil right issue. Selanjutnya, MIRA dan anak-anak perusahaannya akan melunasi sisa utang perbankan yang tidak tertutup oleh dana rights issue.

Perinciannya, MIRA akan berkontribusi sebesar USD75 juta (Rp693,75 miliar) dari kas internal,lalu anak usahanya, Sabre Systems International (SSI), membiayai USD85 juta (Rp786,25 miliar). Kemudian Bidco, anak usaha SSI, akan menyumbang USD205 juta (Rp1,8 triliun).

Bidco merupakan perusahaan baru yang didirikan SSI untuk melaksanakan transaksi pengambilalihan saham APEX.Adapun penyelesaiannya ditenggat akhir Agustus 2008 dengan asumsi Medco telah memperoleh persetujuan dari pemegang saham melalui mekanisme RUPSLB.

Pengamat pasar modal Hendry Effendi mengatakan, akuisisi APEX oleh MIRA justru bisa memberi sentimen negatif bila Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam- LK) meminta transaksi dibatalkan. Kemungkinan ke arah ini bisa terjadi lantaran akhir pekan lalu Bapepam-LK mengatakan transaksi penjualan saham APEX kepada MIRA merugikan pemodal publik karena harga divestasi itu terlalu rendah.

”Kita tunggu saja keputusan Bapepam-LK,” kata dia saat dihubungi. Lebih jauh dia mengatakan, pasar tidak terlalu merespons hasil RUPSLB MIRA kemarin karena keberhasilannya mengakuisisi APEX sudah terefleksi di hari-hari sebelumnya. Saham MIRA kemarin ditutup di harga Rp730, turun Rp10 dibandingkan perdagangan Jumat (27/6).Adapun APEX stagnan pada harga Rp2.150, sedangkan Medco melemah Rp25 ke posisi Rp4.725. (meutia rahmi)

Saham APEX Laris Manis

INILAH.COM, Jakarta – Otoritas pengawas pasar modal menilai divestasi PT Apexindo Pratama Duta (APEX) terlalu murah dan itu merugikan pemodal publik. Di sisi lain, larisnya saham APEX membuat valuasinya tampak makin cantik.

Pada akhir pekan lalu, saham APEX bergerak positif dengan mencatatkan kenaikan 10,26% atau Rp 200 dan ditutup di level Rp 2.150, level tertingginya. APEX sebelumnya sempat melemaha ke posisi Rp 1.900 akibat anjloknya bursa Wall Street.

Meski begitu, karena banyaknya penawaran, saham migas ini mampu melesat menembus level psikologis di kisaran Rp 2.000. Transaksi saham APEX pada akhir pekan lalu tercatat 1.821 kali dengan nilai Rp 59,395 miliar dan volume 28,70 juta lembar saham.

Head of Research Paramitra Alfa Sekuritas Pardomuan Sihombing dalam riset hariannya merekomendasi investor buy on weakness untuk saham APEX.

Harga minyak yang fluktuatif bahkan sempat menyentuh level terbaru di US$ 142 per barel dinilai menjadi indikasi positif yang menambah pesona APEX.

Samuel Sekuritas menyarankan investor untuk tetap mencermati pergerakan saham APEX. Dalam riset hariannya, Senin (30/6), mereka menempatkan APEX dalam kategori under review.

Hal ini terkait pernyataan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) yang mengingatkan transaksi penjualan saham APEX kepada PT Mitra Rajasa Tbk (MIRA) berpotensi merygikan investor publik karena harga divestasinya lebih rendah dari harga wajar saham.

Bapepam-LK mengaku masih menunggu laporan tertulis tentang divestasi anak perusahaan Medco itu. Pada 9 Juni 2008, Medco memenangkan MIRA dalam tender penjualan saham Apexindo.

Perusahaan yang dikendalikan keluarga Arifin Panigoro itu sepakat bertransaksi jual beli saham APEX pada harga Rp 2.450 per saham. Padahal, PT Pertamina menawar saham APEX Rp 2.625 per saham atau 7,14% lebih tinggi, bahkan menyanggupi membayar tunai akuisisi maksimal 60 hari setelah tanda tangan jual beli.

Oleh karena itu, Pertamina meminta Bapepam-LK mengulang proses tender offer saham APEX. Pasalnya, Pertamina tidak pernah merasa diajak berunding tentang penjualan saham APEX.

Di sisi lain, sesuai Peraturan Nomor IX H1 tentang Pengambilalihan Perusahaan Terbuka dan Nomor IX F1 tentang Penawaran Tender, MIRA akan menggelar penawaran tender atas saham publik Apexindo.

Komisaris Utama Mitra Rajasa Tito Sulistio mengatakan, perseroan mematok harga penawaran tender pada level Rp 2.450 atau sama dengan harga pembelian 2,12 miliar saham Apexindo.

"Harga itu termasuk premium karena harga tertinggi di 90 hari terakhir sebelum pengumuman adalah Rp 1.930. Soal kami yang berhasil mengakuisisi Apexindo, seperti saya bilang, kami adalah yang terbaik bagi Medco," kata Tito.

Saham Apexindo yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 26 Juni lalu adalah 2,64 miliar. Setelah dikurangi 2,12 miliar saham Medco dan Encore Limited, saham publik yang bisa diserap melalui penawaran tender adalah 524 juta saham.

Mengacu pada patokan Rp 2.450 per saham, total kebutuhan dana guna menyerap seluruh saham publik dalam penawaran tender itu Rp 1,28 triliun.

Melalui Sabre Systems International Pte Ltd (SSI), APEX kemudian membentuk perusahaan induk yang disokong melalui pinjaman yang diatur Goldman Sach untuk mendanai penawaran tender.

SSI adalah anak perusahaan MIRA yang berkedudukan di Singapura. Mitra Rajasa ingin mendapat kepastian setelah empat bulan negosiasi dengan Medco untuk mengantongi kepemilikan mayoritas dalam perusahaan induk yang dibangun bersama Goldman Sachs dan mitra strategis untuk mengambilalih saham Apexindo itu.

Analis Sinarmas Sekuritas Alfiansyah berharap, Bapepam mempercepat penyelesaian pemeriksaan untuk menghindari risiko yang dihadapi investor publik. Penuntasan pemeriksaan akan mempengaruhi tren harga saham kedua perusahaan di bursa.

Harga saham MIRA akhir pekan lalu ditutup pada level Rp 740 atau naik 4,23% dibandingkan penutupan sebelumnya. Mengacu pada harga saham itu, kapitalisasi pasar MIRA adalah Rp 2,02 triliun.

Bagi MIRA, transaksi material atas pengambilalihan 2,12 miliar saham Apexindo itu tergolong transaksi material karena perbandingan dengan saldo ekuitas mencapai 966% dan terhadap pendapatan mencapai 3.060%.

Akuisisi Apexindo senilai US$ 562 juta atau Rp 5,19 triliun. Padahal, berdasarkan laporan keuangan konsolidasi tahun buku 2007 yang telah diaudit, saldo ekuitas Mitra Rajasa Rp 538,11 miliar dan pendapatan Rp 169,9 miliar. [E1/I3]

Asteria & Ibrahimsyah, Kontributor INILAH.COM

Harga jual Apexindo rugikan pemodal publik

JAKARTA, Bisnis Indonesia: Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) menyatakan pemodal publik kemungkinan besar dirugikan oleh transaksi penjualan saham PT Apexindo Pratama Duta Tbk kepada PT Mitra Rajasa Tbk karena harga divestasi itu terlalu rendah.

Kepala Biro Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Riil Bapepam-LK Nur Haida mengatakan menerima penjelasan secara lisan dari manajemen PT Medco Energi Internasional Tbk atas divestasi anak perusahaan Medco, Apexindo.

Meski otoritas pasar modal masih menunggu laporan tertulis dari Medco, tetapi dia mengingatkan mekanisme akuisisi perusahaan terbuka seharusnya melalui lelang terbuka.

"Kami tetap menunggu laporan resmi secara tertulis. Kami akan menilai harga itu. Apabila di bawah harga wajar, kami akan mempertanyakan hal itu kepada Medco. Pada dasarnya harga akuisisi itu tidak boleh merugikan investor publik," tuturnya akhir pekan lalu.

Bapepam-LK hingga saat ini mengaku belum menerima laporan tertulis tentang divestasi anak perusahaan Medco tersebut, meski pada 9 Juni 2008 Medco telah memenangkan Mitra dalam tender penjualan saham Apexindo.

Perusahaan yang dikendalikan oleh keluarga Panigoro itu sepakat dengan Mitra untuk bertransaksi jual beli saham Apexindo pada harga Rp2.450 per saham.

PT Pertamina menawar saham Apexindo dengan kisaran harga teratas Rp2.625 per saham atau 7,14% lebih tinggi dibandingkan dengan harga jual Apexindo kepada Mitra Rajasa.

Harga saham emiten berkode APEX itu ditutup pada level Rp2.150 pada Jumat pekan lalu, melonjak 10,26% dibandingkan dengan harga penutupan saham sebelumnya.

Pada 28 Juni 2008, Mitra Rajasa mengumumkan bahwa berdasarkan Peraturan No. IX. H. 1 tentang Pengambilalihan Perusahaan Terbuka dan No. IX. F. 1 tentang Penawaran Tender emiten berkode MIRA ini wajib menggelar penawaran tender atas saham publik Apexindo.

Patok harga

Komisaris Utama Mitra Rajasa Tito Sulistio mengatakan perseroan akan mematok harga penawaran tender pada level Rp2.450 atau sama dengan harga pembelian 2,12 miliar saham Apexindo.

"Harga itu termasuk premium karena harga tertinggi selama 90 hari terakhir sebelum pengumuman adalah Rp1.930. Soal kami yang berhasil mengakuisisi Apexindo, saya mau bilang apa, bagi Medco kami adalah yang terbaik."

Saham Apexindo yang tercatat di Bursa Efek Indonesia pada 26 Juni lalu adalah 2,64 miliar. Setelah dikurangi 2,12 miliar saham Medco dan Encore Limited, saham publik yang dapat diserap melalui penawaran tender adalah 524 juta saham.

Apabila mengacu pada patokan Rp2.450 per saham, total kebutuhan dana guna menyerap seluruh saham publik dalam penawaran tender itu Rp1,28 triliun.

Perseroan, lanjutnya, melalui Sabre Systems International Pte Ltd (SSI) atau anak perusahaan yang dibentuk SSI, yaitu perusahaan induk yang akan disokong melalui pinjaman yang diatur oleh Goldman Sach untuk mendanai penawaran tender.

Harga saham Mitra Rajasa ditutup pada level Rp740 atau naik 4,23% dibandingkan dengan penutupan perdagangan hari sebelumnya. Apabila mengacu pada harga saham itu, kapitalisasi pasar Mitra Rajasa mencapai Rp2,02 triliun. (sylviana.pravita@bisnis.co.id)

Oleh Sylviana Pravita R.K.N.

Bisnis Indonesia

Thursday, June 26, 2008

Mitra Rajasa cari US$450 juta untuk membeli rig baru Apexindo, Pertamina merasa diperlakukan tak adil

JAKARTA, Bisnis Indonesia: BUMN migas terbesar di Indonesia PT Pertamina merasa diperlakukan tidak adil oleh PT Medco Energi Internasional Tbk dalam tender divestasi 80,6% saham PT Apexindo Pratama Duta Tbk.

Dirut Pertamina Ari H. Soemarno mengungkapkan keberatannya atas perlakukan itu seusai bertemu dengan Komisi VII DPR kemarin.

"Kami merasa diperlakukan tidak fair, padahal kami mengajukan surat penawaran kepada Medco, tetapi tidak memperoleh panggilan," ujarnya.

Menurut dia, Pertamina merasa harga penawarannya hanya menjadi pembanding dari penawaran yang diajukan oleh PT Mitra Rajasa Tbk. "Setelah tidak ada panggilan, tiba-tiba saja diputuskan pemenangnya."

Pertamina, tuturnya, siap mengikuti kembali tender divestasi saham Apexindo jika proses itu nantinya diulang, mengingat emiten pengeboran migas itu mempunyai nilai strategis untuk Pertamina.

Medco memenangkan Mitra dalam tender penjualan saham Apexindo. Perusahaan yang dikendalikan oleh keluarga Panigoro itu sepakat dengan Mitra untuk bertransaksi jual beli saham Apexindo pada harga Rp2.450 per saham.

Pertamina menawar saham Apexindo dengan kisaran harga teratas Rp2.626 per saham, 7,14% lebih tinggi dibandingkan dengan harga jual Apexindo kepada Mitra Rajasa.

Mitra berencana mencari pendanaan senilai US$450 juta atau setara dengan Rp4,18 triliun guna pembelian dua rig baru bagi Apexindo.

Menurut Komisaris Utama Mitra Tito Sulistio, perseroan optimistis dapat meraih pinjaman baru guna memenuhi kebutuhan pendanaan bagi pengembangan perusahaan yang diakuisisi Mitra Rajasa senilai Rp5,19 triliun itu.

"Kami memikirkan perkembangan perusahaan dan yakin bila kami memiliki visi pengembangan yang bagus, banyak yang tertarik untuk membiayai," ujarnya kepada Bisnis, belum lama ini.

Dia mengatakan perseroan meyakini Apexindo dapat tumbuh signifikan terkait dengan adanya kekuatan keahlian yang dimiliki Apexindo di bidang migas.

Maka, lanjutnya, pengendali perseroan yang baru berencana tidak mengubah susunan direksi di Apexindo.

Namun, Mitra Rajasa akan menempatkan tambahan direksi dan komisaris di Apexindo.

Harga saham emiten berkode APEX ini ditutup di level Rp1.930, menurun 1,03% dibandingkan dengan harga penutupan hari sebelumnya. Apabila mengacu pada harga saham itu, kapitalisasi pasar Apexindo mencapai Rp5,1 triliun. (diena.lestari @bisnis.co.id/sylviana.pravita@bisnis. co.id)

Oleh Sylviana Pravita R.K.N & Diena Lestari

Bisnis Indonesia

Pertamina Anggap Transaksi Apexindo tidak Fair

JAKARTA, Republika -- PT Pertamina (Persero) menilai transaksi pembelian saham atau akuisisi PT Mitra Rajasa Tbk (MIRA) terhadap PT Apexindo Pratama Duta Tbk tidak fair. Karena itu Pertamina masih menunggu penjelasan dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam - LK) atas transaksi tersebut.

Hal tersebut diungkapkan Direktur Utama Pertamina Ari Soemarno usai rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR-RI di Jakarta, Rabu (25/6). Menurut Ari perusahaannya sudah mengajukan penawaran namun tidak diajak berunding atas negosiasi pembelian Apexindo. ''Yang fair itu harusnya ada pembicaraan lisan. Apakah kita boleh menawar atau tidak. Kalau boleh, maka kita ajukan penawaran. Tapi begitu kita menawar tiba-tiba sudah diputuskan,'' papar dia.

Ari merasa, harga yang diajukan Pertamina hanya dijadikan pembanding saja. ''Kita minta Bapepam melihat ini. Karena ada masalah begini. Kita merasa diperlakukan tidak fair,'' tegasnya.

Saat ini Pertamina berharap, Bapepam-LK akan menetapkan supaya para pihak yang terlibat penjualan Apexindo untuk melakukan tender ulang. Ia menyatakan kalau sampai hal itu terjadi, maka Pertamina akan sangat tertarik untuk mengajukan penawaran lagi. ''Tapi terserah Bapepam, bukan otoritas kita. Kita tunggu saja jawaban dari Bapepam,'' tambahnya.

Sebelumnya, Direktur Keuangan Pertamina Frederick Siahaan mengatakan Pertamina sama sekali tidak mendapat pemberitahuan dari Medco Energi terkait transaksi MIRA dan Apexindo. Padahal, Pertamina sangat berkeinginan membeli anak perusahaan Medco yang bergerak dalam bidang jasa pengeboran tersebut. Pasalnya, keberadaan Apexindo akan sangat mendukung bisnis Pertamina. dia

Pertamina Minta Penjualan Saham Apexindo Ditender Ulang

JAKARTA Investor Daily -- PT Pertamina meminta penjelasan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) soal akuisisi 80,57% saham PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) senilai Rp 5,19 triliun oleh PT Mitra Rajasa Tbk (MIRA). Pertamina juga meminta penjualan saham Apexindo ditender ulang.

Menurut Direktur Utama PT Pertamina Ari H Soemarno, pihaknya merasa keberatan sekaligus mempertanyakan transaksi tersebut. Soalnya, Pertamina sudah mengajukan penawaran namun tidak diajak berunding dalam negosiasi pembelian Apexindo.

"Seharusnya yang fair adalah melakukan pembicaraan lisan. Apakah kami boleh menawar atau tidak. Kalau boleh, kami ajukan penawaran. Tapi begitu kami menawar, tiba-tiba sudah diputuskan," kata Ari di Jakarta, Rabu (25/6).

Dia menambahkan, dengan kejadian tersebut, berarti harga yang diajukan Pertamina hanya dijadikan pembanding. "Kami minta Bapepam melihat ini. Kami merasa diperlakukan tidak fair," tandasnya.

Ikut Lagi Penawaran

Pertamina, menurut Ari Soemarno, juga berharap Bapepam-LK menetapkan pihak-pihak yang terlibat penjualan saham Apexindo menggelar tender ulang. Jika itu terjadi, Pertamina siap mengajukan lagi penawaran. "Tapi terserah Bapepam, bukan otoritas kami. Kami tunggu saja jawaban dari Bapepam," paparnya.

PT Pertamina mengajukan penawaran harga Apexindo milik PT Medco Energi International Tbk dan Encore International Pte Ltd hingga Rp 2.625 per lembar. Angka itu tertinggi dari semua peserta.

Dalam surat yang dikirim kepada Dirut Medco Energi Internasional Darmoyo Doyoatmojo pada 17 Juni 2008, Dirut Pertamina Ari Soemarno menjelaskan, Pertamina menghargai 100% saham Apexindo US$ 650-750 juta. Itu berarti, nilai pembelian 80,57% saham Apexindo mencapai US$ 604,28 juta atau setara Rp 5,58 triliun.

“Jika Pertamina terpilih sebagai pemenang, kami siap membayar tunai dalam 60 hari setelah jual beli ditandatangani,” kata Ari Soermarno dalam suratnya.

Selain Pertamina, Northern Offshore Drilling menghargai 100% saham Apexindo US$ 731 juta atau seharga Rp 2.600 per lembar. Kendati Pertamina dan Northern Offshore mengajukan penawaran lebih tinggi, pemegang saham Medco dan Encore International yang dimiliki keluarga Arifin Panigoro tetap memilih Mitra Rajasa sebagai pemenang.

Padahal, Mitra Rajasa menghargai Rp 5,19 triliun pada harga Rp 2.450 atau 20% dari nilai ekuitas perusahaan penyedia jasa rig tersebut. Kedua pihak meneken jual beli saham Apexindo pada 9 Juni 2008.

Menurut Dirut Medco Energi Internasional Darmoyo Doyoatmojo, keputusan perseroan melepas perusahaan jasa pertambangan minyak dan gas bumi itu sudah dipertimbangkan secara matang.

“Banyak yang mengajukan penawaran dengan harga dan persyaratan berbeda. Tapi kami memilih Mitra Rajasa karena tidak ada persyaratan, meskipun harga yang ditawarkan Rp 2.450 per lembar,” tutur Darmoyo kepada Investor Daily, baru-baru ini.

Dia menegaskan, perseroan tidak semata-mata mempertimbangkan harga, melainkan kemudahan dan kecepatan dalam transaksi. “Kami sudah berpengalaman dalam proses tender tahun lalu. Saat itu, hampir semua peserta mengajukan penawar harga tertinggi, tapi ternyata dananya tidak siap,” ujarnya.

Oleh Happy Amanda Amalia

Pertamina Masih Inginkan Apexindo

Jurnal Nasional --- Pertamina merupakan penawar potensial yang memiliki minat tinggi mengakuisisi Apexindo. MEDCO Energi International sebagai induk perusahaan PT Apexindo Pratama Duta Tbk telah menandatangani kesepakatan jual beli 80,6 persen sahamnya kepada PT Mitra Rajasa Tbk. Meski demikian, PT Pertamina masih berharap dapat mengakuisisi Apexindo. "Kalau tender diulang kami siap mengajukan penawaran lagi," kata Direktur Utama (Dirut) Pertamina Ari Soemarno usai Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR di Jakarta, Rabu (25/6).

Pertamina telah melayangkan surat ke Medco yang mempertanyakan proses transaksi saham Apexindo tersebut pada 17 Juni lalu. Surat satu halaman itu juga ditembuskan kepada Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) Ahmad Fuad Rahmany dan Dirut PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Erry Firmansyah.

Menurutnya, langkah itu diambil karena Pertamina menawar saham Apexindo dengan harga lebih tinggi, yakni Rp2.625 per saham. Tapi tanpa diduga, Medco justru menjual ke Mitra yang menawar Rp2.450 per saham. Apalagi, Mitra tak pernah berkecimpung di sektor minyak bumi dan gas. Mitra selama ini bergerak di sektor transportasi. "Jadi surat dikirimkan karena kami merasa diperlakukan tidak fair ," kata Ari.

Dia menjelaskan, sebenarnya Pertamina sudah mengadakan pembicaraan lisan terlebih dahulu dengan Medco terkait kemungkinan membeli Apexindo. Karena diperbolehkan, Pertamina pun mengajukan penawaran. Pertamina sangat berminat mengakuisisi Apexindo karena anak perusahaan Medco ini fokus bergerak di bidang jasa pengeboran minyak (rig). Jika berhasil diakuisisi Pertamina, Apexindo berpotensi ikut mendulang bisnis perseroan. "Namun, jangankan dipilih. Dipanggil pun tidak. Seolah-oleh penawaran kami hanya sebagai pembanding," katanya.

Karena itu, dia berharap Bapepam dapat melihat kejanggalan dalam transaksi ini. Pertamina menyerahkan sepenuhnya apakah ada kesalahan prosedur. "Kami masih tunggu keputusan Bapepam," katanya.

Sebelumnya, kesiapan Pertamina mengakuisisi saham Apexindo tertuang dalam surat Dirut Pertamina Ari Soemarno, bernomor 841/C0000/2008-80 tertanggal 17 Juni 2008, kepada Dirut PT Medco Energi International Tbk Darmoyo Doyoatmojo.

Ari mengatakan, Pertamina merupakan penawar potensial yang memiliki minat tinggi mengakuisisi Apexindo. "Kami juga berasumsi bahwa Pertamina telah memberikan penawaran proposal secara komprehensif dan kompetitif," kata Ari dalam suratnya.

Pertamina berpendapat bahwa harga pembelian Apexindo berkisar antara US$650-750 juta untuk 100 persen saham. Ari juga menilai, nilai modal Apexindo seharusnya tidak berada di bawah US$700 juta untuk 100 persen saham. Demikian pula, harga per saham tidak boleh di bawah Rp2.459 dengan kurs Rp9.245 per dolar AS.

Hal lain yang tercantum dalam surat tersebut adalah kesanggupan Pertamina memenuhi pembayaran secara tunai atas akuisisi 80,6 persen saham Apexindo tersebut dalam jangka waktu 60 hari (dua bulan) setelah diserahkan secara eksklusif ke Pertamina. "Kami percaya bahwa penawaran di atas akan menguntungkan Anda (Medco) dan berharap dapat segera dimaterialkan dalam transaksi," katanya.

by : Adhitya Cahya Utama

Tuesday, June 24, 2008

Pertamina Siap Bayar Tunai Akuisisi Apexindo

JAKARTA, Republika -- Pertamina sangat berminat untuk mengakuisisi PT Apexindo Pratama Duta Tbk. Bentuk keseriusan badan usaha milik negara (BUMN) yang bergerak di bidang pertambangan ini antara lain ditunjukan dengan mengajukan tawaran yang tinggi ke Apexindo.

PT Pertamina (Persero) menyatakan kesiapannya mengajukan penawaran harga penjualan 80,6 persen saham PT Apexindo Pratama Duta Tbk dengan harga maksimal Rp 2.625 per saham atau lebih tinggi dari harga jual kepada PT Mitra Rajasa Tbk sebesar Rp 2.450 per saham.

Kesiapan Pertamina mengakuisisi saham Apexindo tertuang dalam surat Dirut Pertamina Ari Soemarno, bernomor 841/C0000/2008-80 tertanggal 17 Juni 2008, kepada Dirut PT Medco Energi International Tbk Darmoyo Doyoatmojo.

Diketahui pada 9 Juni 2008, Mitra dan Medco Energi International sebagai induk perusahaan Apexindo menandatangani kesepakatan jual beli Apexindo pada harga hanya Rp 2.450 per saham. Dalam surat satu halaman yang ditembuskan kepada Ketua Bapepam-LK Ahmad Fuad Rahmany dan Dirut PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Erry Firmansyah itu, Ari Soemarno menyatakan, Pertamina merupakan penawar potensial yang memiliki minat tinggi mengakuisisi Apexindo. "Kami juga berasumsi bahwa Pertamina telah memberikan penawaran proposal secara komprehensif dan kompetitif," sebut Ari dalam surat yang dokumennya diterima Antara, Ahad.

Pertamina berpendapat bahwa harga pembelian Apexindo berkisar antara 650-750 juta dolar AS untuk 100 persen saham. Ari juga menilai, nilai modal Apexindo seharusnya tidak berada di bawah 700 juta dolar AS untuk 100 persen saham. Demikian pula, harga per saham tidak boleh di bawah Rp 2.459 dengan kurs Rp 9.245 per dolar AS.

Hal lain yang tercantum dalam surat tersebut adalah kesanggupan Pertamina memenuhi pembayaran secara tunai atas akuisisi 80,6 persen saham Apexindo tersebut dalam jangka waktu 60 hari (dua bulan) setelah diserahkan secara eksklusif ke Pertamina. "Kami percaya bahwa penawaran di atas akan menguntungkan Anda (Medco) dan berharap dapat segera dimaterialkan dalam transaksi," tulis Ari.

Sebelumnya Direktur Keuangan Pertamina Frederick Siahaan mengatakan, Pertamina akan melayangkan surat ke Medco yang mempertanyakan proses transaksi saham Apexindo tersebut. Menurut Frederick, Pertamina sangat berminat mengakuisisi Apexindo karena perusahaan yang bergerak di bidang jasa pengeboran itu akan sejalan dengan pengembangan bisnis Pertamina.

Untuk menjawab pertanyaan atas penandatanganan perjanjian transaksi jual beli antara Apexindo dan Mitra Rajasa tersebut, Medco Energi telah melayangkan surat pada 9 Juni 2008 yang ditujukan ke Bapepam-LK dan BEI. Surat bernomor MEI-159/Dir-DD/VI/08 yang ditandatangani Dirut Medco Darmoyo Doyoatmojo ini merupakan laporan atas keterbukaan informasi yang harus segera diumumkan kepada publik dan perturan BEI.

Sejumlah kalangan mempertanyakan transaksi akuisisi saham Apexindo oleh Mitra tersebut, selain karena harga penawaran yang lebih rendah, Mitra juga bukan perusahaan yang bergerak pada sektor migas. Analis PT Sinarmas Sekuritas Alfiansyah mengatakan, Bapepam-LK perlu melakukan pemeriksaan mendalam atas transaksi tersebut demi menghindari kerugian investor publik di pasar modal. "Pemeriksaan bisa saja terkait dengan kejanggalan sumber pendanaan akuisisi tersebut, atau hal lainnya sehingga ada unsur transparansi atau keterbukaan kepada publik," katanya. ant/dia

Monday, June 23, 2008

Pertamina Siap Akuisisi Apexindo

Jakarta, Kompas --- PT Pertamina (Persero) menyatakan kesiapannya mengajukan penawaran harga penjualan 80,6 persen saham PT Apexindo Pratama Duta Tbk dengan harga maksimal Rp 2.625 per saham atau lebih tinggi dari harga jual kepada PT Mitra Rajasa Tbk sebesar Rp 2.450 per saham. Kesiapan Pertamina mengakuisisi saham Apexindo tertuang dalam surat Dirut Pertamina Ari Soemarno tertanggal 17 Juni 2008 kepada Dirut PT Medco Energi International Tbk Darmoyo Doyoatmojo yang dokumennya diperoleh Antara News di Jakarta, Minggu kemarin. Pada 9 Juni 2008, Mitra dan Medco Energi International sebagai induk perusahaan Apexindo menandatangani kesepakatan jual beli Apexindo pada harga Rp 2.450 per saham. Ari menyatakan, Pertamina merupakan penawar potensial yang memiliki minat tinggi mengakuisisi Apexindo. ”Pertamina telah memberikan penawaran proposal secara komprehensif dan kompetitif,” ujar Ari.(antara/gun)

Pertamina tawar Apexindo Rp2.625 per saham

JAKARTA, Bisnis Indonesia: PT Pertamina akhirnya membuka harga penawaran terhadap 80,6% saham PT Apexindo Pratama Duta Tbk. BUMN migas terbesar itu mengajukan harga maksimal Rp2.625 per saham.

Harga penawaran dari Pertamina itu 7,14% lebih tinggi dari kesepakatan harga jual saham emiten pengeboran migas itu kepada PT Mitra Rajasa Tbk senilai Rp2.450 per saham.

Terkait dengan adanya penawaran harga yang lebih tinggi itu, Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) dan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) langsung berinisiatif memeriksa transaksi jual beli saham emiten pengeboran migas yang juga anak perusahaan PT Medco Energi Internasional Tbk.

Bapepam-LK akan memfokuskan pemeriksaan pada transaksi material saham Apexindo, sedangkan KPPU pekan ini mulai menggelar pengawasan (monitoring) hingga tiga bulan ke depan.

"Otoritas pasar modal akan menilai transaksi itu berdasarkan Peraturan Bapepam-LK No. IX. E. 2 tentang Transaksi Material," ujar Kepala Biro Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Jasa Bapepam-LK M. Noor Rachman.

Kesiapan Pertamina mengakuisisi saham Apexindo itu tertuang dalam surat Dirut Pertamina Ari Soemarno bernomor 841/C0000/2008-80 tertanggal 17 Juni 2008 kepada Dirut PT Medco Energi International Tbk Darmoyo Doyoatmojo.

Minat tinggi

Dalam surat satu halaman yang ditembuskan kepada Ketua Bapepam-LK Ahmad Fuad Rahmany dan Dirut PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Erry Firmansyah itu, Ari Soemarno menyatakan Pertamina merupakan penawar potensial yang memiliki minat tinggi mengakuisisi Apexindo.

"Kami juga berasumsi bahwa Pertamina memberikan penawaran proposal secara komprehensif dan kompetitif," ujar Ari dalam suratnya, seperti dikutip Antara.

Pertamina berpendapat bahwa harga pembelian Apexindo berkisar US$650 juta-US$750 juta untuk 100% saham.

"Sehingga, nilai modal Apexindo seharusnya tidak berada di bawah US$700 juta untuk 100% saham. Demikian pula, harga per saham tidak boleh di bawah Rp2.459 dengan kurs Rp9.245 per US$."

Hal lain yang tercantum dalam surat tersebut adalah kesanggupan Pertamina memenuhi pembayaran secara tunai atas akuisisi 80,6% saham Apexindo tersebut dalam jangka waktu 60 hari setelah diserahkan secara eksklusif ke Pertamina.

"Kami percaya bahwa penawaran di atas akan menguntungkan Anda [Medco] dan berharap dapat segera dimaterialkan dalam transaksi," kata Ari.

Komisaris Utama Mitra Rajasa Tito Sulistio tidak bersedia berkomentar terkait dengan penawaran dari Pertamina dan Northern Offshore Drilling yang harganya lebih tinggi. "Saya mau bilang apa, bagi Medco kami adalah yang terbaik."

Analis saham PT Optima Securities Ikhsan Binarto menilai harga saham yang ditawarkan Pertamina jelas lebih menarik dengan mekanisme pembayaran yang lebih cepat dan lebih mudah.

"Namun, bisa jadi lobby Pertamina kurang kepada Medco dan ke depan Medco bila membutuhkan rig akan lebih mudah bagi Medco berhubungan dengan Mitra Rajasa," ujarnya.

Anggota KPPU M. Iqbal mengatakan KPPU mulai mengumpulkan data dan mengundang pihak-pihak terkait untuk dimintai keterangan terkait dengan transaksi tersebut dan menilainya berdasarkan UU No. 5/1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Tidak Sehat.

"Kami berencana menggelar monitoring selama tiga bulan terhadap semua pihak terkait. Tim monitoring akan bekerja memanggil pihak terkait guna menilai apakah ada dugaan pelanggaran UU No.5/1999," ujarnya. (sylviana.pravita@bisnis.co.id)

Oleh Sylviana Pravita R.K.N.

Bisnis Indonesia

Pertamina Tawar Saham Apexindo Rp 5,58 T

JAKARTA, Investor Daily --- PT Pertamina mengajukan penawaran harga PT Apexindo Duta Pratama Tbk (APEX) hingga Rp 2.625 per lembar, tertinggi dari semua peserta.

Nilai pembelian 80,57% saham Apexindo milik PT Medco Energi International Tbk dan Encore International Pte Ltd mencapai US$ 604,28 juta atau setara Rp 5,58 triliun (dengan kurs Rp 9.245).

Dalam suratnya kepada Dirut Medco Energi Internasional Darmoyo Doyoatmojo pada 17 Juni 2008, Presiden dan CEO Pertamina Ari R Soemarno mengatakan, BUMN migas itu menghargai 100% saham Apexindo sekitar US$ 650-750 juta. Itu berarti, nilai pembelian 80,57% saham Apexindo mencapai US$ 604,28 juta.

“Jika Pertamina terpilih sebagai pemenang, kami siap membayar tunai dalam 60 hari setelah jual beli ditandatangani,” kata Ari Soermarno dalam suratnya kepada Medco Energi.

Penawaran tersebut juga disampaikan kepada Chairman Encore International Hilmi Panigoro, Ketua Bapepam-LK A Fuad Rahmany, dan Dirut PT Bursa Efek Indonesia Erry Firmansyah.

Selain Pertamina, Northern Offshore Drilling juga menghargai 100% saham Apexindo US$ 731 juta seharga Rp 2.600 per lembar. Kalau perusahaan yang berbasis di Housten milik konglomerat John Frederiksen dari Norwegia ini membeli 80,57% saham Apexindo, nilainya mencapai US$ 588,96 juta atau setara Rp 5,45 triliun.

Kendati Pertamina dan Norwegia mengajukan penawaran lebih tinggi, pemegang saham Medco dan Encore International yang dimiliki keluarga Arifin Panigoro tetap memilih Mitra Rajasa sebagai pemenang. Padahal, Mitra Rajasa menghargai Rp 5,19 triliun pada harga Rp 2.450 atau 20% dari nilai ekuitas perusahaan penyedia jasa rig tersebut. Kedua pihak sudah menandatangani jual beli saham Apexindo pada 9 Juni 2008.

Sebelumnya, Direktur Keuangan Pertamina Frederick Siahaan mengungkapkan, perseroan segera mengirimkan surat kepada Medco Energi dan Bapepam-LK guna mempertanyakan proses penjualan saham Apexindo.

“Kami belum menerima pemberitahuan secara resmi mengenai transaksi itu. Jadi, kami secepatnya kirim surat kepada Medco Energi dan otoritas pasar modal. Sebab, Pertamina sangat berminat membeli saham Apexindo guna mendukung pertumbuhan bisnis,” ungkap dia, belum lama ini.

Sumber Investor Daily pernah mengungkapkan, Prajogo Pangestu dan Goldman Sachs diduga ikut membeli saham Apexindo lewat Mitra Rajasa. Prajogo yang juga Komisaris Utama PT Barito Pacific Tbk telah menyetorkan dana sebesar US$ 100 juta, sedangkan Goldman US$ 175 juta.

Banyak Syarat

Sementara itu, Dirut Medco Energi Internasional Darmoyo Doyoatmojo mengatakan, jual beli 80,6% saham Apexindo bersifat rahasia. Namun, keputusan perseroan melepas perusahaan jasa pertambangan minyak dan gas bumi itu sudah dipertimbangkan secara matang.

“Banyak yang mengajukan penawaran dengan harga dan persyaratan yang berbeda. Tapi, kami memilih Mitra Rajasa, karena tidak ada persyaratan, meskipun harga yang ditawarkan Rp 2.450 per lembar,” tegas dia kepada Investor Daily, akhir pekan lalu.

Oleh Jauhari Mahardhika dan Karidun Pardosi

Pertamina Tawar Tinggi Apexindo

Jurnal Nasional --- PT PERTAMINA (Persero) siap menawar harga penjualan 80,6 persen saham PT Apexindo Pratama Duta Tbk, milik keluarga Panigoro, dengan harga maksimal Rp2.625 per saham, atau lebih tinggi dari harga jual kepada PT Mitra Rajasa Tbk, Rp2.450 per saham.

Kesiapan Pertamina mengakuisisi saham Apexindo itu, tertuang dalam surat Direktur Utama PT Pertamina, Ari H Soemarno, bernomor 841/C0000/2008-80 pada 17 Juni 2008. Surat Ari tersebut ditujukan langsung kepada Direktur Utama PT Medco Energi International Tbk, Darmoyo Doyoatmojo.

Dalam surat satu halaman yang ditembuskan kepada Ketua Bapepam-LK, Ahmad Fuad Rahmany dan Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Erry Firmansyah, Ari menyatakan Pertamina penawar potensial yang memiliki minat tinggi mengakuisisi Apexindo. "Kami juga berasumsi Pertamina telah memberikan penawaran proposal secara komprehensif dan kompetitif," kata Ari Soemarno dalam suratnya.

Perseroan berpendapat harga pembelian Apexindo berkisar antara US$650-US$750 juta untuk 100 persen saham. Karena itu, nilai modal Apexindo seharusnya juga tak berada di bawah US$700 juta untuk 100 persen saham. "Harga per saham tak boleh di bawah Rp2.459 dengan kurs Rp9.245 per dolar AS."

Hal lain yang tercantum dalam surat ini adalah kesanggupan Pertamina memenuhi pembayaran secara tunai atas akuisisi 80,6 persen saham Apexindo dalam jangka waktu 60 hari (dua bulan), setelah diserahkan secara eksklusif ke Pertamina.

"Kami percaya penawaran di atas akan menguntungkan Anda (Medco) dan berharap dapat segera dimaterialkan dalam transaksi," tulis Ari.

Sebelumnya, Direktur Keuangan Pertamina Frederick Siahaan mengatakan, Pertamina akan melayangkan surat ke Medco yang mempertanyakan proses transaksi saham Apexindo kepada PT Mitra Rajasa Tbk. Pada 9 Juni 2008, Mitra Rajasa dan Medco sudah meneken kesepakatan jual beli Apexindo pada harga Rp2.450 per saham.

Menurut Frederick, Pertamina sangat berminat mengakuisisi Apexindo karena perusahaan yang bergerak di bidang jasa pengeboran itu akan sejalan dengan pengembangan bisnis Pertamina.

Atas penandatanganan perjanjian transaksi jual beli antara Apexindo dan Mitra Rajasa ini, Medco Energi telah melayangkan surat pada 9 Juni 2008 yang ditujukan ke Bapepam-LK dan BEI. Surat bernomor MEI-159/Dir-DD/VI/08 yang ditandatangani Dirut Medco Darmoyo Doyoatmojo ini merupakan laporan atas keterbukaan informasi yang harus segera diumumkan kepada publik dan perturan BEI.

Sejumlah kalangan mempertanyakan transaksi akuisisi saham Apexindo oleh Mitra ini. Selain harga penawaran lebih rendah, Mitra juga bukan perusahaan yang bergerak di sektor migas.

Analis PT Sinarmas Sekuritas Alfiansyah mengatakan, Bapepam-LK perlu memeriksa mendalam atas transaksi ini demi menghindari kerugian investor publik di pasar modal.

"Pemeriksaan bisa saja terkait dengan kejanggalan sumber pendanaan akuisisi tersebut, atau hal lain hingga ada unsur transparansi atau keterbukaan kepada publik," ucap dia.

Selain dorongan agar ada investigasi oleh Bapepam-LK terkait wajar atau tidaknya transaksi tersebut, pihak terkait lainnya yang harus turun tangan adalah Ditjen Pajak dan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU).

Peran Ditjen Pajak adalah memeriksa laporan keuangan Mitra Rajasa dan kemampuan keuangan emiten yang bergerak pada jasa transportasi darat ini. KPPU memeriksa sisi transaksi akuisisinya, apakah melanggar UU No 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Tidak Sehat. "KPPU akan mengamati proses akuisisi itu. Monitoring atau pemeriksaan bisa dilakukan atas inisiatif sendiri maupun laporan pihak lain," kata anggota KPPU, M. Iqbal.

by : Turyanto

Sunday, June 22, 2008

Pertamina Siap Beli Apexindo Lebih Tinggi

JAKARTA, MINGGU, Kompas Cyber Media - PT Pertamina (Persero) menyatakan kesiapannya mengajukan penawaran harga penjualan 80,6 persen saham PT Apexindo Pratama Duta Tbk dengan harga maksimal Rp 2.625 per saham atau lebih tinggi dari harga jual kepada PT Mitra Rajasa Tbk sebesar Rp 2.450 per saham.

Kesiapan Pertamina mengakuisisi saham Apexindo tertuang dalam surat Dirut Pertamina Ari Soemarno, bernomor 841/C0000/2008-80 tertanggal 17 Juni 2008, kepada Dirut PT Medco Energi International Tbk Darmoyo Doyoatmojo seperti dikutip Antara, Minggu (22/6).

Pada 9 Juni 2008, Mitra dan Medco Energi International sebagai induk perusahaan Apexindo menandatangani kesepakatan jual beli Apexindo pada harga hanya Rp 2.450 per saham. Dalam surat satu halaman yang ditembuskan kepada Ketua Bapepam-LK Ahmad Fuad Rahmany dan Dirut PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Erry Firmansyah itu, Ari Soemarno menyatakan, Pertamina merupakan penawar potensial yang memiliki minat tinggi mengakuisisi Apexindo. "Kami juga berasumsi bahwa Pertamina telah memberikan penawaran proposal secara komprehensif dan kompetitif," sebut Ari dalam suratnya.

Pertamina berpendapat bahwa harga pembelian Apexindo berkisar antara 650-750 juta dollar AS untuk 100 persen saham. Ari juga menilai, nilai modal Apexindo seharusnya tidak berada di bawah 700 juta dollar AS untuk 100 persen saham. Demikian pula, harga per saham tidak boleh di bawah Rp 2.459 dengan kurs Rp 9.245 per dollar AS.

Hal lain yang tercantum dalam surat tersebut adalah kesanggupan Pertamina memenuhi pembayaran secara tunai atas akuisisi 80,6 persen saham Apexindo tersebut dalam jangka waktu 60 hari (dua bulan) setelah diserahkan secara eksklusif ke Pertamina. "Kami percaya bahwa penawaran di atas akan menguntungkan Anda (Medco) dan berharap dapat segera dimaterialkan dalam transaksi," tulis Ari.

Sebelumnya Direktur Keuangan Pertamina Frederick Siahaan mengatakan, Pertamina akan melayangkan surat ke Medco yang mempertanyakan proses transaksi saham Apexindo tersebut.

Menurut Frederick, Pertamina sangat berminat mengakuisisi Apexindo karena perusahaan yang bergerak di bidang jasa pengeboran itu akan sejalan dengan pengembangan bisnis Pertamina.

Pertanyakan

Atas penandatanganan perjanjian transaksi jual beli antara Apexindo dan Mitra Rajasa tersebut, Medco Energi telah melayangkan surat pada 9 Juni 2008 yang ditujukan ke Bapepam-LK dan BEI.

Surat bernomor MEI-159/Dir-DD/VI/08 yang ditandatangani Dirut Medco Darmoyo Doyoatmojo ini merupakan laporan atas keterbukaan informasi yang harus segera diumumkan kepada publik dan perturan BEI.

Sejumlah kalangan mempertanyakan transaksi akuisisi saham Apexindo oleh Mitra tersebut, selain karena harga penawaran yang lebih rendah, Mitra juga bukan perusahaan yang bergerak pada sektor migas.

Analis PT Sinarmas Sekuritas Alfiansyah mengatakan, Bapepam-LK perlu melakukan pemeriksaan mendalam atas transaksi tersebut demi menghindari kerugian investor publik di pasar modal. "Pemeriksaan bisa saja terkait dengan kejanggalan sumber pendanaan akuisisi tersebut, atau hal lainnya sehingga ada unsur transparansi atau keterbukaan kepada publik," katanya.

Selain dorongan agar ada investigasi oleh Bapepam-LK terkait wajar atau tidaknya transaksi tersebut, pihak terkait lainnya yang harus turun tangan adalah Ditjen Pajak dan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU).

Peran Ditjen Pajak adalah memeriksa laporan keuangan Mitra Rajasa dan kemampuan keuangan emiten yang bergerak pada jasa transportasi darat ini. Sedangkan KPPU memeriksa sisi transaksi akuisisinya, apakah melanggar UU No 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Tidak Sehat.

"KPPU akan mengamati proses akuisisi itu. Monitoring atau pemeriksaan bisa dilakukan atas inisiatif sendiri maupun laporan pihak lain," ujar anggota KPPU M. Iqbal.

Medco Pertanyakan Transaksi Jual Beli Apexindo

JAKARTA—Media Indonesia: Medco Energi melayangkan surat ke Bapepam-LK untuk mempertanyakan penandatanganan perjanjian transaksi jual beli antara Apexindo dan Mitra Rajasa. Surat itu telah disampaikan pada 9 Juni 2008 yang ditujukan ke Bapepam-LK dan BEI.

Surat bernomor MEI-159/Dir-DD/VI/08 yang ditandatangani Dirut Medco Darmoyo Doyoatmojo ini merupakan laporan atas keterbukaan informasi yang harus segera diumumkan kepada publik dan perturan BEI.

Sejumlah kalangan mempertanyakan transaksi akuisisi saham Apexindo oleh Mitra tersebut, selain karena harga penawaran yang lebih rendah, Mitra juga bukan perusahaan yang bergerak pada sektor migas.

Analis PT Sinarmas Sekuritas Alfiansyah mengatakan, Bapepam-LK perlu melakukan pemeriksaan mendalam atas transaksi tersebut demi menghindari kerugian investor publik di pasar modal.

"Pemeriksaan bisa saja terkait dengan kejanggalan sumber pendanaan akuisisi tersebut, atau hal lainnya sehingga ada unsur transparansi atau keterbukaan kepada publik," katanya.

Selain dorongan agar ada investigasi oleh Bapepam-LK terkait wajar atau tidaknya transaksi tersebut, pihak terkait lainnya yang harus turun tangan adalah Ditjen Pajak dan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU).

Peran Ditjen Pajak adalah memeriksa laporan keuangan Mitra Rajasa dan kemampuan keuangan emiten yang bergerak pada jasa transportasi darat ini. Sedangkan KPPU memeriksa sisi transaksi akuisisinya, apakah melanggar UU No 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Tidak Sehat.

"KPPU akan mengamati proses akuisisi itu. Monitoring atau pemeriksaan bisa dilakukan atas inisiatif sendiri maupun laporan pihak lain," ujar anggota KPPU M. Iqbal. (Ant/OL-2)

Thursday, June 19, 2008

Belum Ditemukan Pelanggaran dalam Akuisisi Apexindo

Jakarta, Investor Daily --- Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) belum menemukan pelanggaran dalam proses akuisisi 80,57% saham PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) leh PT Mitra Rajasa Tbk (MIRA).

“Murah atau mahalnya transaksi bukan urusan kami. Bapepam hanya mengawasi apalah ada keterbukaan informasi yang dilanggar atau tidak. Tapi, sejauh ini, belum ada,” kata Ketua Bapepam-LK Fuad Rahmany di Jakarta, Rabu (18/6).

Menurut dia, Bapepam akan campur tangan jika menemukan kecurangan dalam menyampaikan informasi kepada publik.

Sebelumnya, Pertamina yang merupakan salah satu penawar saham Apexindo akan menyampaikan surat kepada Medco Energi Internasional Tbk dan Encore International Pte Ltd milik keluarga Panigoro terkait penjualan Apexindo. Surat itu juga akan ditembuskan ke Bapepam.

Pertamina telah menawar saham Apexindo lebih tinggi dari Mitra Rajasa yang hanya Rp 2.450 per saham. Begitu juga dengan Northern Drilling Company yang menghargai Apexindo Rp 2.600 per saham. Namun, Medco dan Encore melepasnya ke Mitra Rajasa dengan pertimbangan kemudahan dan kecepatan pembayaran. Total transaksinya Rp 5,19 triliun. (jau)

Wednesday, June 18, 2008

Soal Apexindo, Bapepam Tak Mau Ikut Campur

JAKARTA, okezone.com - Bapepam-LK menegaskan kasus penjualan saham PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) oleh PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) kepada PT Mitra Raharja Tbk (MIRA), bukanlah urusan Bapepam sebagai regulator.

Kepala Babepam-LK Fuad Rahmany mengatakan, pada dasarnya Bapepam tidak boleh ikut campur urusan operasional emiten, mengingat masing-masing emiten mempunyai pemegang saham.

"Kita nggak boleh ikut-ikutan di operasional emiten, jadi transkasi itu buakan urusan kita," ujarnya.

Sebelumnya, Ketua Masyarakat Investor Sekuritas Seluruh Indonesia (MISSI) Murdani meminta Bapepam untuk menelaah lebih lanjut harga akusisi Apexindo.

Pasalnya harga saham yang disetujui Rp2.450 per saham kepada Mitra Rajasa dinilai rendah oleh pembeli lainnya. Sehingga berpotensi merugikan kepentingan publik di Medco Energi.

Menurut Fuad, Bapepam lebih mengedapankan keterbukaan atau transparansi apalagi emiten atau perusahaan yang berbentuk perusahaan.

"Jual beli para pihak bukan urusan kita. Kalau ada indikasi persaingan usaha itu urusan KPPU," ujar Fuad.

Seperti diketahui, Medco Energi dan MIRA menandatangani kesepakatan jual beli Apexindo dengan harga Rp2.450 per saham. MIRA akan membeli 80,6 persen saham Apexindo dengan nilai total Rp5,16 triliun. Saham itu terdiri dari 1,28 miliar saham (48,87 persen) Apexindo milik Medco dan 835 juta saham (31,7 persen) milik Encore. Proses akuisisi Apexindo oleh MIRA mulai dicermati oleh KPPU. (Arif Sinaga/Trijaya/rhs)

Ditjen Pajak akan periksa Mitra Rajasa

JAKARTA, Bisnis Indonesia: PT Mitra Rajasa Tbk akan diperiksa Ditjen Pajak pekan ini terkait dengan laporan keuangan perseroan dan kemampuan emiten itu mengakuisisi PT Apexindo Pratama Duta Tbk senilai Rp5,19 triliun.

Pemeriksaan Ditjen Pajak kepada Mitra Rajasa itu seiring dengan rencana pemeriksaan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) dan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) kepada emiten ini.

"Tampaknya begitu. Namun yang pasti, kami akan menyampaikan bahwa pendanaan itu berasal dari utang dan selama ini kami taat pajak," ujar Komisaris Utama Mitra Rajasa Tito Sulistio setelah melaporkan detail penawaran tender ke Bapepam-LK, kepada Bisnis, kemarin.

Dia mengatakan guna pembiayaan itu dalam dua pekan Mitra Rajasa akan memfinalisasi seleksi atas tiga mitra strategis.

Mitra strategis yang akan digandeng dalam pembentukan anak perusahaan Sabre Systems International Pte Ltd dengan pendanaan berkisar Rp2,6 triliun guna mengambil alih saham Apexindo.

Kinerja konsolidasi Mitra Rajasa triwulan I (Rp miliar)

2008 2007

Pendapatan 65,56 27,89

Beban langsung jasa (37,93) (23,73)

Laba kotor 27,62 4,15

Beban usaha (4,86) (1,96)

Laba usaha 22,76 2,18

Beban lain-lain-Bersih (6,3) (1,82)

Laba sebelum taksiran pajak

penghasilan 16,45 0,35

Taksiran pajak penghasilan

Pajak kini (0,155) -

Pajak tangguhan (0,225) (0,067)

Laba bersih 16,07 0,29

Sumber : Mitra Rajasa

Sabre Systems International adalah suatu perusahaan yang dimiliki Mitra Rajasa secara langsung ataupun tidak langsung sebesar 100% dan berkedudukan di Singapura.

"Anak perusahaan Sabre itu berkedudukan di Singapura juga. Kami akan memfinalisasi pada pekan depan atau paling lambat dua pekan ke depan. Ada fund manager, bank investasi, dan perusahaan migas yang akan kami finalisasi."

Dia menuturkan perseroan siap menggelar penawaran tender pada medio pertengahan Agustus hingga pertengahan September mendatang.

Tito mengatakan perseroan akan mematok harga penawaran tender pada posisi Rp2.450 atau sama dengan harga pembelian saham Apexindo.

"Harga itu sudah premium karena harga tertinggi selama 90 hari terakhir sebelum pengumuman di surat kabar 2 Juni 2008 adalah Rp1.930. Itu mengacu Peraturan Penawaran Tender Bapepam-LK tentang Pengambilalihan Perusahaan Terbuka dan Penawaran Tender," ujarnya.

Dia menuturkan guna pembiayaan sisa saham publik yang akan dibeli Mitra Rajasa, saat ini perseroan masih menunggu revisi peraturan penawaran tender Bapepam-LK yang akan difinalisasi dalam waktu dekat.

Meski demikian, perseroan mengaku siap dalam hal pembiayaan penawaran tender dan disokong oleh Goldman Sachs. "Yang jelas, kami didukung 100% oleh bank investasi terbaik. Kami juga melaporkan ke Bapepam-LK dari sisi finansial, hukum dan administrasi," ujarnya.

Dia menolak berkomentar terkait dengan laporan PT Pertamina (Persero) yang meminta penjelasan dari PT Medco Energi Internasional Tbk, penjual Apexindo, dan mempertanyakan kepada Bapepam-LK atas penjualan 80,6% saham Apexindo kepada Mitra Rajasa,

Namun, dia menampik kabar bahwa di balik penjualan Apexindo kepada Mitra Rajasa itu justru ada Medco Energi. "Kalau Medco ada di balik ini, tentunya bisa kami selesaikan dalam sepekan."

Harga saham Apexindo kemarin ditutup menurun 4,71% ke level Rp2.025 per saham dari hari sebelumnya Rp2.125. (sylviana.pravita@bisnis.co.id)

Oleh Sylviana Pravita R.K.N.

Bisnis Indonesia

Medco Belum Laporkan Penjualan Apexindo

Jurnal Nasional --- BADAN Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) menyatakan belum menerima laporan resmi dari PT Medco Energi International Tbk atas penjualan 80,6 persen saham anak usahanya, PT Apexindo Duta Pratama Tbk sampai Senin 16 Juni kemarin. Padahal, sesuai aturan pemegang otoritas pasar modal itu, Medco mestinya harus langsung menyerahkan hasil transaksi setelah proses akuisisi berakhir pada pekan lalu.

Kepala Biro Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Riil Bapepam-LK, Nurhaida mengatakan, hingga kemarin pihaknya belum mendapat laporan dari Medco soal hasil transaksi penjualan Apexindo ke PT Mitra Rajasa Tbk. Karena itu, dia belum bisa memastikan, apakah Medco telah menyalahi aturan atau tidak dalam proses penjualan anak usahanya tersebut.

"Laporannya belum diserahkan. Dokumen transaksi materialnya kami juga belum terima. Jadi Bapepam tak bisa memberi tanggapan atas kemungkinan Medco melakukan transaksi yang menyalahi aturan," kata Nurhaida di Jakarta, Selasa (16/6).

Menurut dia, Medco seharusnya segera menyerahkan dokumen transaksi tersebut, terutama terkait besaran harga akuisisi, dan perubahan kegiatan usaha pasca akuisisi. Aturan ini sesuai keputusan Ketua Bapepam-LK Kep-02/PM/2001, nomor IXE2 tentang transaksi material. Karenanya, wajib bagi Medco melaporkan semua transaksi materialnya.

Tapi, kata Nurhaida, terhitung sejak pelepasan 80,6 persen saham Apexindo pekan lalu, maka perusahaan milikArifin Panigoro ini masih memiliki batas waktu penyerahan dokumen transaksi sampai dua pekan ke depan. "Kami masih tunggu."

Sementara itu hingga kemarin Bapepam-LK masih menelaah dokumen transaksi PT Mitra Rajasa Tbk, sebagai pengendali baru saham Apexindo.

Nurhaida menyatakan, perusahaan yang selama ini bergerak di sektor transportasi tersebut, sudah melaporkan dokumen terkait transaksi materialnya. "Masih kami kaji, termasuk besaran harga dan dana pinjaman yang digunakan untuk akuisisi," katanya.

Seperti diketahui sebelumnya, Medco dan Mitra Rajasa sudah menandatangani kesepakatan jual beli Apexindo dengan harga Rp2.450 per saham, atau lebih tinggi dari harga penutupan pada 9 Juni 2008 lalu di level Rp2.200 per saham.

Komposisi kepemilikan saham di Apexindo sebelum Mitra Rajasa masuk terdiri dari Medco 48,9 persen dan Encore International 51,1 persen. Total saham yang beradar di Apexindo sendiri mencapai 2,64 miliar, terdiri dari saham Medco sebanyak 1.287.045.106 lembar dan Encore 835 juta.

Selama ini, Apexindo merupakan salah satu pemain utama di bisnis penyewaan jasa pengeboran minyak (rig).

Medco sebenarnya telah beberapa kali menawarkan saham Apexindo ke investor asing. Namun, akhirnya Mitra Rajasa berhasil mengalahkan sejumlah peminat Apexindo. Setidaknya, terdapat empat pihak yang telah menawar Apexindo antara lain Abacus Capital, Recapital Adviory, Texas Pacific Group, dan Bormindo Nusantara.

Keberhasilan Mitra Rajasa tersebut mengejutkan banyak pihak, termasuk PT Pertamina. Sebab, Mitra Rajasa selama ini hanya fokus bergerak ke sektor jasa transportasi, bukan pemain bisnis minyak dan gas (Migas).

by : Turyanto

Tuesday, June 17, 2008

Pertamina persoalkan penjualan Apexindo

JAKARTA, Bisnis Indonesia: PT Pertamina segera meminta penjelasan dari PT Medco Energi Internasional Tbk dan mempertanyakan kepada Bapepam-LK atas penjualan 80,6% saham PT Apexindo Pratama Duta Tbk kepada PT Mitra Rajasa Tbk.

Direktur Keuangan Pertamina Ferederick ST Siahaan mengatakan dalam proses penjualan Apexindo, Pertamina menawar harga saham perusahaan pengeboran itu dengan harga tinggi.

Namun, Pertamina hingga kini belum memperoleh pemberitahuan resmi tentang transaksi tersebut dari pemegang saham Apexindo, yakni PT Medco Energi Internasional Tbk dan Encore International Ltd.

"Sebagai penyedia jasa pengeboran, bisnis ini akan mendorong bisnis inti dari perusahaan," ujarnya di sela-sela rapat dengar pendapat antara Komisi VII DPR dan Pertamina, kemarin.

Medco, Encore, dan Mitra Rajasa menandatangani kesepakatan jual beli saham Apexindo dengan PT Mitra Rajasa Tbk pada harga Rp2.450 per saham pada 9 Juni.

Mitra berkomitmen untuk membeli 80,6% saham perusahaan pengeboran itu di level Rp2.450 per saham atau senilai total Rp5,16 triliun. Harga divestasi Rp2.450 per saham itu premium 11,36% dibandingkan dengan harga penutupan saham Apexindo kemarin Rp2.200.

Namun, harga jual Apexindo itu hanya premium Rp50 per saham atau 2,08% dibandingkan dengan harga beli saham Apexindo oleh Encore International Ltd dari dua pemegang saham sebelumnya Rp2.400.

Biasanya, penjualan saham dalam jumlah gelondongan dihargai premium dibandingkan dengan harga pasar. Itu wajar terjadi mengingat pembeli saham dalam jumlah besar memperoleh berbagai macam hak seperti menempatkan orang di perusahaan yang dibeli.

Norico Gaman, Kepala Riset BNI Securities, mengatakan pada umumnya pembeli lebih dari 50% saham bisa memberikan harga premium 15%-30% dari harga pasar, kecuali ada transaksi yang sesuai dengan kesepakatan dan ada sesuatu yang disembunyikan, sehingga nilai premiumnya tidak maksimal.

Menurut dia, kondisi Mitra Rajasa kini belum memungkinkan untuk membeli saham Apexindo kecuali ada pihak ketiga yang bersedia mendanai transaksi itu.

"Siapa di balik penopang pembiayaan Mitra Rajasa harus ditelusuri. Apakah pemberi dana itu terkait dengan Medco dan Encore, sehingga penjual bersedia melepas saham Apexindo dengan harga yang tidak terlalu tinggi?" tuturnya.

Harga saham Apexindo kemarin ditutup menurun ke posisi Rp2.125 per saham dari penutupan hari sebelumnya Rp2.175.

Harga Rp2.600

Belum lama ini, sumber Bisnis mengungkapkan Northern Offshore Drilling, sebuah perusahaan milik konglomerat asal Norwegia, menawar saham Apexindo senilai Rp2.600 per saham atau total US$731 juta melalui pembayaran tunai.

Pertamina juga dikabarkan menawar Apexindo pada kisaran harga yang sama.

Kepala Biro Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Riil Bapepam-LK Nuraida mengatakan hingga kemarin Medco belum menyerahkan laporan atas divestasi Apexindo.

"Segera setelah laporan itu masuk, kami akan menilai wajar atau tidaknya transaksi ini karena tergolong material."

Mengenai wajar atau tidaknya divestasi anak perusahaan Medco tersebut, Bapepam-LK akan meminta penilai independen untuk menilai kewajaran transaksi tersebut.

Komisaris Utama Medco Hilmi Panigoro dan Komisaris Utama Mitra Rajasa Tito Sulistio enggan berkomentar terkait dengan hal itu.

Presiden Direktur Apexindo Hertriono Kartowisastro mengatakan pihaknya tidak dilibatkan dalam transaksi tersebut. (diena.lestari@bisnis.co.id/sylviana.pravita@bisnis.co.id/wisnu.wijaya@bisnis.co.id)

Oleh Diena Lestari, Sylviana Pravita R.K.N., & Wisnu Wijaya

Bisnis Indonesia