Thursday, November 10, 2005

Harga Minyak Angkat Bisnis Rig Apexindo

Jakarta, Investor Daily --- Meskipun sempat turun, harga minyak mentah saat ini menguntungkan bagi perusahaan minyak karena ada pendapatan extra sebagai dampak harga minyak yang tinggi . Karena itu perusahaan minyak juga baerusaha memacu produksi dengan mengembangkan dan membuka lapangan minyak baru.

Imbasnya perusahaan jasa pengeboran sumur migas pun juga kebanjiran order dan tarif sewa alat pengeboran (rig) juga terdongkrak naik. Salah satu yang beruntung ialah PT Apexindo Pratama Duta Tbk (Apexindo) selaku perusahaan pengeboran terbesar di Indonesia. Berikut wawancara wartawan Investor Daily Tri Listiyarini dengan Direktur Utama Apexindo Hertriono Kartowisastro, belum lama ini.

Bagaimana anda melihat kondisi harga minyak terkini ?

Jelas, kenaikan harga minyak saat ini merupakan kesempatan bagi produsen atau perusahaan minyak untuk meraih keuntungan sebesar- besarnya. Mereka bisa memproduksi lapangan atau cadangan minyak yang mereka miliki sebesar –besarnya. Upaya ini tentunya mengharuskan adanya pengeboran. Boleh dibilang, setelah sekian bisnis minyak di bawah tangan, kini berada diatas angin .

Kira–kira fenomena seperti ini akan bertahan sampai kapan ?

Mungkin bukan pada posisi saya bicara harga minyak. Tetapi kalau bicara Medco Group saya bisa sampaikan. Harga yang tercapai pada Agustus pada kisaran di atas US$ 50 per barel dan pada dua bulan penghabisan tahun ini pasti akan naik lagi, tahun 2006 akan naik turun, dan prediksi Medco Group harga minyak tetap di atas US$ 50 per barel sampai 2007.

Lalu apa imbasnya bagi perusahaan pengeboran ?

Sangat menguntugkan. Saat ini biaya mengangkat minyak dari dalam bumi (lifting cost) masih di bawah US$ 10 per barel, jadi kebayang marginnya masih cukuup besar. Jadi ini masih sangat atraktif bagi perushaan minyak untuk tetap melakukan explorasi atau menemukan cadangan yang baru. Dengan harga di atas US$ 50 per barel, jadi satu hal yang menguntungkan .

Apa pengaruhnya bagi Apexindo ?

Kami sekarang sedang memperbaiki rig yang dulu sudah kami anggap mati. Karena kami berpikir dengan haraga minyak di atas US$ 50 per barel, perusahaan jasa pengeboran sangat dicari. Saat ini utilisasi rig perusahaan pengeboran naik karena kebutuhan yang meningkat, selanjutnya hak tarif atau sewa harian rig juga ikut naik. Itu bukan hanya bagi kami, tetapi juga buat perusahaan yang sejenis dengan kami .

Bagaimana kondisi utilisasi rig perseroan saat ini ?

Kalau rig lepas pantai (offshore) sudah 100% terpakai. Sehingga untuk saat ini kami mengandalkan keberadaan rig darat (onshore) saja . Utilisasi darat akan meningkat dari 47 % tahun lalu menjadi 52 % tahun ini, dan akan meningkat lagi menjadi 72 % pada tahun 2006. Rig darat kami yang masih belum terkontrak denga siapa pun yakni masih tiga, yakni rig lima ( 2.000 tenaga kuda ) , rig delapan ( 1.000 tenaga kuda ) dan rig 12 ( 600 tenaga kuda ) . Itupun saat ini juga mengikuti tender didalam maupun diluar negeri.

Apakah Apexindo berniat untuk menambah rig baru ?

Untuk rig darat, sementara kita tidak ada penambahan sampai kami bisa terpakai 100 % tahun 2007 atau 2008 mendatang. Sementara rig lepas pantai akan ada penambahan rig jenis jack up baru pada akhir tahun 2006 mendatang, itu bisa langsung kerja. Kami juga berencana membuat satu rig jack up lagi di Singapura yang diharapkan langsung bisa kerja pada 2008. Untuk membuat rig itu, kami akan menggandengan perusahaan yang sudah memiliki rig tapi bukan operator dengan biaya US$ 140- 160 juta .

Itu berarti perseroan baru akan menambah rig darat setelah 2008 ?

Iya. Atmosfer bisnis rig darat masih belum terlalu kondusif. Itu berbeda dengan rig lepas pantai yang tidak berpikir mengenai pembukaan lahan dan tidak berpikir bagaimana tantangan masyarakat pasca otonomi daerah. Tapi, saat ini bisnis rig darat mulai membaik, meski belum seperti rig lepas pantai. Di sisi lain masuknya rig darat asal Cina yang yang menawarkan harga murah membuat kami kalah bersaing.

Bukankah persaingan persewaan bisa mendongkrak harga sewa rig darat, selain karena faktor harga minyak?

Oh iya. Misalnya sewa rig darat kami untuk Vico Indonesia pada 2 tahun yang lalu sewanya hanya US$ 15.000 per hari, sekarang kami minta naikkan menjadi US$ 25 .000 per hari. Lalu sewa untuk Unocal Indonesia juga naik menjadi US$ 22,000 per hari menjadi 29 .000 per hari . Untuk krig darat yang kan kami tawarkan ke Amerada Hess juga dimungkinkan naik dari US$ 17.000 – 18.000 per hari . Tapi kami juga berprinsip, lebih aman kontrak yang tidak terlalu besar untungnya tapi juga bisa berjangka panjang untuk secure bisnis kami .

Untuk rig lepas pantai, apakah kenaikan sewanya juga signifikan ?

Iya, untuk rig jenis jack up Rani Woro kami sewakan US$ 52.000 per hari baik di Timur Tengah maupun di Teluk Persia, naik hingga 40%- 50 % menjadi US $ 80.000 per hari. Sementara untuk jenis biasa yang bernama Raisis dan Yunani rata – rata naik 20% .

Apakah Apexindo berniat expansi lagi keluar negeri ?

Pasti. Kami mendapat tawaran dari Nigeria dan Sudan untuk rig darat. Tapi kami akan lihat dulu, apakah margin yang kami peroleh akan menyamai ketika rig kami di operasikan di sini , karena mobilisasinya sangat tinggi. Untuk saat ini kami akan expansi ke Asia terutama ke AsiaTenggara, karena kami bisa mengontrol biaya yang harus dikeluarkan. Kami mendapat tawaran dari Petronas, kami juga tengah mengikuti tender di Thailand, Bangladesh, dan India.

Kedepan, apa keinginan dan harapan anda selaku pengusaha jasa pengeboran ?

Kami ingin menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Sekarang rig Cina tidak memikirkan pengembalian biaya rig, karena tidak pernah ada pinjaman dan di subsidi pemerintah mereka. Kalau kami harus bersaing dengan cara komersial , sama saja menggali kuburan sendiri. Kami hanya bisa menunjukan prestasi supaya dilihat oleh perushaan – perusahaan minyak besar, yang lebih mencari pengeboran yang handal dan berpengalaman.