Friday, December 22, 2006

2007, Total Indonesie Investasi US$ 2,2 M

JAKARTA, Investor Daily Online --- Pada 2007, Total E&P Indonesie akan menyiapkan dana investasi US$ 2,2 miliar. Dana itu akan digunakan untuk meningkatkan produksi gas alam Blok Mahakam di Kalimantan Timur, dari 2,640 miliar kaki kubik per hari (billion cubic feet per day/bcfd) pada tahun ini.

“Rinciannya, US$ 1,6 miliar untuk belanja modal (capital expenditure/capex), US$ 500 juta untuk biaya operasional (operational expenditures), dan US$ 100 juta untuk membiayai eksplorasi dan eksploitasi Blok Mahakam,” ujar President Director and General Manager Total E&P Indonesie Phillipe Armand di Balikpapan, Rabu (20/12).

Menurut dia, sebagian besar capex akan akan digunakan mengembangkan lapangan gas Tunu, Peciko, Sisi, dan Nubi. Khusus untuk lapangan gas Sisi dan Nubi, Total menyiapkan dana investasi pengembangan US$ 500 juta agar segera dapat optimal memproduksi gas.

Dengan dana investasi tersebut, lanjut dia, Total akan tetap menjadi produsen gas terbesar di Indonesia. Total berusaha mempertahankan produksi gas alam sebesar 2,6 bcfd dan minyak mentah serta kondensat 70-80.000 barel per hari.

“Pendapatan kami kotor tahun 2006 ini sekitar US$ 9 miliar, dari tahun 2005 mencapai US$ 7,4 miliar,” imbuhnya.

Vice President (VP) Drilling, Well Service & Logistic Total E&P Indonesie Darto Sayogyo mengatakan, total sumur eksplorasi yang akan dibor pada 2007 sebanyak 122 dari tahun ini sebanyak 116 sumur. Lokasi sumur tersebar di lapangan Tunu, Mahakam, Tambora, Handil, Saliki, Peciko, Bekapai, Sisi, dan Nubi.

“Untuk membantu pengeboran pada tahun depan, kami akan mendatangkan rig milik Apexindo jenis jack up. Sementara untuk 2008, kami akan datangkan rig dari Afrika yang kini sedang dalam tahap tender,” jelasnya.

VP Field operation Total E&P Indonesie Hardy Pramono menambahkan, produksi gas untuk 2007 ditargetkan bisa mencapai 2.600 mmscfd atau sedikit turun dibandingkan realiasi tahun ini 2.642 mmscfd. Produksi minyak mentah dan kondensat diperkirakan sama dengan tahun ini mencapai 60.000-62.000 bph.

Hardy memaparkan, pada 2006, produksi terbesar gas Total dikontribusi dari Lapangan Peciko dan Tunu. Lapangan Peciko memproduksi gas 1,150-1,200 bcfd dan minyak mentah 23.000-26.000 bph. Lapangan Tunu dan Tambora memproduksi gas 1,450-1,500 bcfd dan minyak mentah 30.000 bph.

Lapangan Bekapai memproduksi minyak mentah 1.500-2.000 bph dan gas 11.000-12.000 mmscfd. Sementara Lapangan Handil memproduksi gas 110-120 mmscfd dan minyak mentah 21-25.000 bopd.

“Sumur harus terus di-maintenance agar produksinya stabil. Kami punya perimbangan antara yangg diproduksi dengan reserves yang ditemukan,” jelasnya. Menurut dia, lapangan gas di South Mahakam juga sudah bisa dieksploitasi pada 2008 atau 2009 dan diperkirakan mampu memproduksi gas 100-300 mmscfd.

Sebelumnya, Corporate Communications Manager Total E&P Indonesie Ananda Idris pernah menyampaikan, pada 2006 capex Total E&P mencapai US$ 1,3-1,5 miliar, untuk mengembangkan lapangan gas Sisi dan Nubi. “Investasi kita untuk pengembangan Sisi dan Nubi itu sebenarnya tak jauh beda dengan pada 2005 yang US$ 1 miliar,” katanya.

Pengembangan Lapangan Sisi dan Nubi untuk mempertahankan kontribusi pasokan gas Blok Mahakam sesuai komitmen kontrak ke Kilang LNG Bontang di Kalimantan Timur 2,5-2,6 bcfd. Kedua lapangan diharapkan mampu memproduksi gas sebanyak 300 mmscfd mulai 2007/2008.

Namun, Total masih mengandalkan produksi gas dari Lapangan Peciko dan Tunu yang mulai berproduksi tahun 2000 dan 1990 dan diharapkan masih bisa berproduksi hingga 15-20 tahun ke depan. Saat ini, Blok Mahakam masih mengontribusi pasokan gas sebesar 70% dari kapasitas Kilang LNG Bontang, untuk diekspor ke Jepang, Taiwan, dan Korea Selatan.

Total bersama dengan Inpex Jepang memiliki saham 50:50 di Blok Mahakam, dengan Total sebagai operator. Total masuk ke blok tersebut pada 1970 karena undangan dari Japex untuk mengekplorasi bersama. Kemudian, Japex berubah nama menjadi Inpex. (ari)