Sunday, October 9, 2005

Lembaga Keuangan Berebut Danai Cepu

JAKARTA, Republika -- Pertamina mengakui banyak lembaga keuangan -- baik dalam maupun luar negeri -- yang menawarkan diri mendanai pengelolaan Blok Cepu. Lembaga keuangan asing yang telah menyatakan minatnya antara lain Citigroup, JP Morgan, Goldman Sach, UBS, HSBC, dan JBIC. Sementara dari dalam negeri, antara lain Bank Mandiri dan Bank BNI.

''Mereka semua akan mengikuti beauty contest, sehingga didapat sumber pembiayaan yang murah,'' kata Dirut Pertamina, Widya Purnama, di Jakarta, kemarin (7/10).

Untuk tahap awal, lanjut Widya, pengelolaan Blok Cepu membutuhkan 500 juta dolar AS. Dana tersebut akan dipakai antara lain untuk pembebasan lahan, survai, pemasangan pipa dan pembuatan sumur.

Mengenai pembayaran pinjaman, menurut dia, Pertamina akan membayar melakukannya dari hasil minyak yang didapat. ''Pendeknya, kita usahakan mengeluarkan uang seminimal mungkin,'' katanya.

Mengenai joint operation agreement (JOA) dengan ExxonMobil, Widya mengatakan, pihaknya telah merampungkan drafnya, kemudian dinegosiasikan dengan ExxonMobil dan Tim Pemerintah yang direncanakan pada 10 Oktober mendatang.

''Kita berharap Oktober ini JOA-nya selesai. Setelah itu, dibuat POD (plan of development) dan selanjutnya membuat work and programme budget yang akan dibahas BP Migas,'' jelas Widya. Ia memperkirakan, semuanya rampung sesudah Lebaran atau sekitar Nopember 2005.

''Jadi kita bisa ngebor di Blok Cepu paling cepat Desember 2005, atau paling lambat awal tahun 2006,'' katanya. Jika semua rencana berjalan lancar, pertengahan 2008 akan menjadi puncak produksi Blok Cepu.

Menurut Widya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga sudah tidak sabar dan telah memerintahkan Pertamina agar segera mengembangkan Blok Cepu. ''Pekan depan, kita dan pemda setempat akan dipanggil Presiden. Setelah itu, kita buat BUMD-nya,'' ujar Widya.

Apexindo
Sementara, Apexindo Pratama Duta (APEX) menyatakan telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan PT Petrogas Wira Jatim. Kerja sama antara Apexindo dengan BUMD Provinsi Jatim yang bergerak di bidang minyak dan gas ini, bertujuan untuk ikut mengelola ladang yang berada di wilayah kerja pemerintah di Jatim.

Demikian penjelasan Hertriono Kartowisastro, dirut Apexindo, dalam siaran persnya ke BEJ, Jumat (7/10). Lebih lanjut ia katakan, kerja sama ini memberi peluang bagi Apexindo untuk meningkatkan utilisasi rig (anjungan minyak) miliknya, terutama rig darat, mengingat Provinsi Jatim merupakan daerah penghasil migas terbesar ketiga di Indonesia setelah Kaltim dan Riau. Jatim memiliki ladang minyak dengan cadangan sangat besar seperti di Blok Cepu, Blok Jeruk, dan lain-lain.

Sementar Abdul Muid, dirut Petrogas, menyatakan, sebagai BUMD Jatim, diharapkan dapat melaksanakan fungsi kedaerahannya melalui kegiatan-kegiatan usaha, khususnya di bidang migas. ''Kerja sama ini memberi kesempatan bagi Apexindo untuk memberdayakan armada pengeboran untuk membantu meningkatkan kemampuan perusahaan daerah, yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan Pemda Jatim,'' kata Abdul Muid.

Sebelumnya, Apexindo berhasil melaksanakan penawaran saham terbatas I tahun 2005 sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan dan mengumpulkan dana sebesar Rp 460,6 miliar. Dana tersebut telah digunakan Apexindo untuk melunasi sebagian utang kepada Medco Energi Finance Overseas BV (MEFO) sehubungan dengan joint financing dalam rangka pembangunan rig Raissa dan rig Yani.

Pada kuartal II tahun ini, Apexindo mencatatkan laba bersih sebesar Rp 1,5 miliar dibandingkan dengan rugi bersih yang dicatatkan pada 2004 sebesar Rp 31,9 miliar. Sementara dari pendapatan usaha, naik tipis 4,1 persen menjadi Rp 490,3 miliar, dibanding periode yang sama 2004 yaitu Rp 471,0 miliar.

( c25/c22 )