Saturday, July 29, 2006

ALCO pastikan beli Apexindo

JAKARTA, Bisnis Indonesia: Aban Loyd Chiles Offshore Ltd (ALCO) memasuki tahap lanjutan untuk membeli 32,152% saham PT Apexindo Pratama Duta Tbk senilai US$550 juta kendati PT Medco Energi International Tbk, pemegang saham mayoritas Apexindo, masih membuka kesempatan kepada pihak lain untuk berkompetisi dalam transaksi tersebut.

Koran Times of India melaporkan ALCO, perusahaan pengeboran minyak asal India, memastikan rencana pembelian saham Apexindo dengan harga perkiraan US$550 juta atau sekitar Rp5 triliun, tulis Bloomberg.

Koran itu melaporkan ALCO berencana menjual sebagian saham miliknya yang ada di unit Singapura untuk mendanai akuisisi tersebut. ALCO berniat mengumpulkan dana US$200 juta melalui opsi menjual saham unit usahanya tersebut atau menerbitkan obligasi dalam denominasi mata uang asing.

Pada 18 Mei, ALCO melaporkan rencana pembelian saham perusahaan pengeboran Indonesia kepada National Stock Exchange India. Dalam pengumuman terpisah ke Bursa Efek Jakarta pada 31 Mei, ALCO menyatakan akan membeli 32,152% saham Apexindo.

Pernyataan ALCO ini berbeda dari niat Medco sebelumnya yang akan melepas seluruh sahamnya di Apexindo sebanyak 51,78%.

Isu masuknya ALCO mengerek saham Apexindo hingga menyentuh rekor Rp1.760 pada penutupan perdagangan Kamis lalu. Namun harga saham itu kemarin terkoreksi Rp40 menjadi Rp1.720.

Transaksi saham Apexindo sempat naik tajam pada Kamis dengan volume 22,63 juta lembar. Tetapi kemarin volume transaksi saham perusahaan penyewa rig (alat pengebor migas) ini turun menjadi 2,16 juta lembar.

Kinerja dan prediksi kinerja PT Apexindo Pratama Duta Tbk

2005 2006* 2007*

Pendapatan (Rp miliar) 1.135,6 1.247,1 2.236,5

Pertumbuhan pendapatan (%) 11,2 9,8 79,3

EBITDA (Rp miliar) 459,9 495,5 908,3

Pertumbuhan EBITDA (%) 38,4 7,7 83,3

Laba bersih (Rp miliar) (43,1) 133,2 321,5

Earning per share (Rp) (16,7) 51,6 124,5

Sumber: Danareksa Sekuritas

* = perkiraan

Dirut Medco Energi International Tbk (Medco) Hilmi Panigoro mengatakan Medco sudah menerima penawaran itu. "Tapi kami belum mengambil keputusan karena harus mempelajari lebih lanjut," ujarnya kepada Bisnis.

Dia mengakui dalam penawaran yang diterima, ALCO belum menyebutkan berapa harga yang disanggupi oleh pembeli tersebut. "Boleh saja mereka sebagai pembeli menyebut angka itu. Tapi kami belum mengambil keputusan."

Berkompetisi

Helmi melanjutkan kendati ALCO sangat serius untuk membeli saham Apexindo, Medco akan tetap memberi kesempatan kepada pihak lain berkompetisi dalam transaksi tersebut untuk mencari penawaran terbaik.

Namun, Sekretaris Perusahaan Apexindo Ade. R. Satari mengaku tidak mengetahui rencana pembelian saham Apexindo itu. "Waktu itu pernah disebutkan bahwa Aban Loyd sebagai pihak yang berminat membeli, tetapi kelanjutannya kami tidak tahu."

Hingga Kamis, katanya, belum ada informasi apa pun terkait pelaksanaan transaksi tersebut.

Sekretaris Perusahaan PT Medco Energi Internasional Tbk Andy Karamoy juga mengaku belum mendapat informasi apapun mengenai pembelian saham Apexindo.

Medco, yang bergerak dalam bidang pengeboran minyak dan gas, menguasai 51,78% saham Apexindo. Pemegang saham Apexindo lainnya per 30 Juni 2006 adalah Asian Opportunities Fund I Segregated 15,8%, dan CLSA Ltd yang mewakili kliennya memegang 15,8%.

Menurut Sebastian Tobing, analis pertambangan dari Trimegah Securities, pembelian US$550 juta itu akan setara dengan Rp1.950 per saham. Diharapkan transaksi itu akan berdampak positif bagi pemegang saham Medco.

Medco akan berpeluang membeli ladang migas baru atau mengembangkan ladang yang ada setelah transaksi itu.

"Rumor penjualan saham Apexindo ini sudah cukup lama. Kalau hal itu terjadi, tujuan Medco lebih fokus ke bisnis pengeboran minyak akan tercapai."

Sedangkan analis Danareksa Sekuritas Bonny Setiawan memperkirakan akuisisi 53% saham Apexindo akan selesai pada akhir bulan ini dengan harga premium.

Dengan akuisisi itu, Apexindo akan mempunyai sinergi teknis meski bukan dalam dukungan finansial. "Apexindo membutuhkan tambahan dana jika mereka memutuskan menambah jack-up rig lagi pada 2008, dan tambahan pinjaman ini tampaknya akan datang dari ALCO."

Menurut Kepala Divisi Pencatatan Sektor Riil BEJ Yose Rizal, bursa menunggu kabar lebih lanjut tentang realisasi transaksi itu. Jika transaksi terjadi, ALCO diperkirakan wajib melakukan penawaran tender. (Pudji.Lestari@Bisnis.co.id & abraham.runga@bisnis.co.id)

Oleh Pudji Lestari & Abraham Runga

Bisnis Indonesia

Tuesday, July 25, 2006

Harga Minyak Cenderung Melesat, Saham Medco Berpeluang Menguat Hingga 20%

JAKARTA, Investor Daily --- Trimegah Securities memperkirakan harga saham PT Medco Energi International Tbk berpeluang menguat hingga 20%% menyusul kenaikan harga minyak mentah dunia yang menembus US$ 75 per barel.

Analis Trimegah Securities Sebastian Tobing mengatakan, tingginya harga minyak mentah dunia belum tercermin di harga saham Medco saat ini. Fluktuasi harga minyak, lanjut dia, telah dimulai semenjak bulan Januari tahun ini di level US$ 70 per barel.

“Harga saham Medco belum naik banyak, padahal tingginya harga minyak mentah dunia mendukung potensi kenaikan harga hingga akhir tahun mencapai 20% di level Rp 4.500,” kata dia kepada Investor Daily di Jakarta, akhir pekan lalu.

Pada perdagangan Senin (24/7), harga saham perusahaan pertambangan tersebut terkoreksi tipis Rp 25 menjadi Rp 3.525. Frekuensi transaksi sebanyak 127 kali dengan volume 1,65 juta saham bernilai Rp 5,79 miliar.

Menurut Sebastian, pelaku pasar saat ini masih mencermati sentimen negatif yang mengimbas Medco, dimana potensi ladang Jeruk yang dimiliki ternyata berada di bawah perkiraan perusahaan. Dia merekomendasikan investor untuk mencermati saham Medco sebagai investasi jangka panjang dengan rentang waktu 3-6 bulan.

Medco adalah perusahaan pertambangan yang memfokuskan usaha pada penambangan minyak. Sebastian mengemukakan, kenaikan harga minyak mentah dunia akan berdampak positif terhadap kinerja Medco mengingat besarnya permintaan minyak dunia.

Tim analis dari Credit Suisse mengemukakan, pendapatan dan laba bersih Medco tahun ini bisa mencapai masing-masing US$ 816,90 juta dan US$ 106,6 juta atau naik 23% dan 42% dibandingkan perolehan tahun 2005 sebesar US$ 659,1 juta dan US$ 74,7 juta. Pertumbuhan kinerja itu didukung oleh jalannya akuisisi untuk peningkatan produksi perusahaan.

Selain Medco, Sebastian juga menilai saham anak perusahaan Medco yang bergerak di bidang kontraktor pertambangan minyak yakni PT Apexindo Pratama Tbk akan terimbas positif dari kenaikan harga minyak mentah dunia.

Dia menilai, tingginya harga minyak secara tidak langsung akan meningkatkan kebutuhan akan jasa pengeboran minyak dan gas. “Semakin banyak eksplorasi, akan semakin banyak pula kontrak pengeboran yang didapatkan perusahaan, “kata dia. (c87)

Wednesday, July 19, 2006

Apexindo Garap Blok Kangean

Jakarta, Republika --- PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) mendapatkan Kontrak Jasa Pemboran Darat dari EMP Kangean Ltd untuk proyek pemboran di Blok Kangean, Jawa Timur. Nilai pekerjaan yang didapatkan oleh rig 8 Apexindo ini adalah sekitar 2, 9 juta dolar AS untuk periode tujuh bulan dan akan dimulai di bulan Juli 2006.

Direktur Utama Apexindo, Hertriono Kartowisastro, mengatakan rig 8 berada dalam status idle cukup lama karena perseroan belum berhasil mendapatkan kontrak yang sesuai untuk rig 8. Rig 8 akhirnya berhasil mendapatkan pekerjaan yang sesuai dari EMP untuk membantu proyek pemboran di Blok Kangean.

“Keberhasilan ini akan berpengaruh positif terhadap tingkat utilisasi rig darat kami,” kata Hertriono di Jakarta, kemarin (18/7).

Menurutnya, keberhasilan perseroan mendapatkan kontrak untuk rig 8 menunjukan bahwa walaupun persaingan pasar pemboran darat ketat tetapi Apexindo tetap dapat berpartisipasi. erd

Tuesday, July 18, 2006

Medco Kerjakan Anjungan Migas di East Cameron

Jakarta, Investor Daily --- PT Medco Energi Internasional Tbk (MedcoEnergi) melalui anak usaha, MedcoEnergi US LLC (MedcoEnergi US), telah mendirikan anjungan lepas pantai dan fasilitas produksi baru di Teluk Mexico.

Platform baru ini terletak di Blok East Cameron 318, sekitar 105 miles SSW dari Intracoastal City Louisiana, dengan berat lebih dari 1800 ton dan berdiri di laut dengan kedalaman 229.

Direktur Utama MedcoEnergi Hilmi Panigoro mengatakan, setelah pembangunan selesai, produksi dari proyek di East Cameron diharapkan dapat menggandakan produksi bersih dari MedcoEnergi US menjadi lebih dari 30 mmcfd. Medco Energi US memiliki 75% partisipasi modal dan mengoperasikan proyek pengembangan East Cameron 318.

“Tambahan pendapatan tersebut akan memberikan kontribusi yang visibel bagi kelangsungan operasi dan perkembangan MedcoEnergi, serta memberikan hasil yang nyata dan memberikan dampak positif terhadap peningkatan peran MedcoEnergi US sebagai perusahaan energi ukuran menengah yang aktif di Teluk Mexico,” papar Hilmi, Senin (17/7).

Menurut Hilmi, kombinasi dari fasilitas pengeboran dan produksi ini mempunyai 6 titik pengeboran, fasilitas pemrosesan berkapasitas 50 mmcfd, 1400 HP gas kompresor dan sarana tinggal untuk 10 operator. Sarana tinggal ini akan menjadi fasilitas pelayanan bagi Group MedcoEnergi dan pihak ketiga lainnya di area tersebut.

Apexindo Dapat Kontrak

Sementara, anak usaha MedcoEnergi lainnya, PT Apexindo Pratama Duta Tbk (Apexindo) berhasil mendapatkan Kontrak Jasa Pemboran Darat dari EMP Kangean Ltd. untuk proyek pemboran di Blok Kangean Jawa Timur. Nilai pekerjaa yang didapatkan dari rig 8 itu senilai US$ 2,9 juta untuk periode tujuh bulan dan akan dimulai Juli 2006.

Direktur Utama Apexindo Hertriono Kartowisastro mengatakan, rig 8 berada dalam status idle cukup lama karena perseroan belum berhasil mendapatkan kontrak yang sesuai untuk rig 8. (ari)

Apexindo Garap Blok Kangean

Jakarta, detik.com - PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) mendapatkan kontrak jasa pemboran darat untuk Rig 8 dari EMP Kangean Ltd untuk pemboran di Blok Kangean, Jawa Timur.

"Nilai pekerjaan yang didapatkan oleh Rig 8 Apexindo ini adalah sekitar US$ 2,9 juta untuk periode 7 bulan yang akan dimulai bulan Juli 2006," kata Sekretaris Perusahaan Apexindo Ace R Satari dalam pengumumannya ke Bursa Efek Jakarta (BEJ), Selasa (18/7/2006).

Saat ini rig 8 masih dalam proses mobilisasi ke lokasi pemboran. Rig 8, menurut Satari, telah berada dalam status idle yang cukup lama karena tidak ada kontrak yang sesuai.

Hingga saat ini pendapatan Apexindo masih lebih banyak dikontribusi dari segmen pemboran lepas pantai.

Namun dengan kontrak yang didapat Apexindo untuk rig 2, rig 15 dan rig 8, menurut Satari, membuktikan potensi pemboran darat masih potensial.(ir)

Apexindo dapat kontrak US$2,9 juta

JAKARTA, Bisnis Indonesia: Rig 8 PT Apexindo Pratama Duta Tbk mendapatkan kontrak pengeboran darat senilai US$2,9 juta dari EMP Kangean Ltd. untuk proyek pengeboran di Blok Kangean, Jawa Timur.

Dalam siaran pers dari Apexindo disebutkan proyek itu mempunyai periode tujuh bulan dan akan dimulai pada Juli tahun ini. Rig 8 berada dalam status menganggur cukup lama karena Apexindo belum mendapatkan kontrak yang sesuai dengan rig tersebut.

"Kami gembira karena rig 8 akhirnya berhasil mendapatkan pekerjaan yang sesuai dari EMP untuk membantu proyek pemboran di Blok Kangean. Apexindo juga berhasil mendapat kontrak untuk rig 2 dan rig 15," tutur Hertriono Kartowisastro, Direktur Utama Apexindo. (Bisnis/wiw)

Apexindo Dapat Kontrak Pemboran Blok Kangean US$ 2,9 Juta

JAKARTA, investorindonesia.com --- PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) mendapatkan Kontrak Jasa Pemboran Darat dari EMP Kangean Ltd untuk proyek pemboran di Blok Kangean, Jawa Timur. Nilai pekerjaan yang didapatkan Rig 8 Apexindo tersebut sekitar US$ 2,9 juta untuk periode 7 (tujuh) bulan dan akan dimulai di Juli 2006.

Menurut Direktur Utama Apexindo, Hertriono Kartowisastro di Jakarta, Selasa, Rig 8 berada dalam status idle cukup lama karena Perseroan belum berhasil mendapatkan kontrak yang sesuai untuk Rig 8. Rig 8 akhirnya berhasil mendapatkan pekerjaan yang sesuai dari EMP untuk membantu proyek pemboran di Blok Kangean.

"Keberhasilan ini tentunya akan berpengaruh positif terhadap tingkat utilisasi rig darat kami," kata Hertriono.

Menurut dia, keberhasilan perseroan mendapatkan kontrak untuk Rig 8 menunjukkan bahwa walaupun persaingan pada pasar pemboran darat semakin ketat tetapi Apexindo tetap dapat berpartisipasi pada segmen tersebut.

"Saat ini, Rig 8 masih dalam proses mobilisasi ke lokasi pemboran yang ditunjuk dan diharapkan dapat segera mulai beroperasi," tambahnya.

"Hingga saat ini kontribusi Pendapatan Apexindo lebih banyak diberikan oleh segmen pemboran lepas pantai. Dengan keberhasilan Perseroan mendapatkan kontrak ini membuktikan bahwa potensi pasar pemboran darat masih cukup menjanjikan," jelasnya.

Sementara itu Agustinus B Lomboan, Direktur Keuangan Apexindo menegaskan, perseroan akan terus secara aktif mengikuti tender pemboran darat maupun laut, memantapkan posisi Apexindo sebagai kontraktor pemboran terkemuka, tidak hanya untuk segmen pemboran lepas pantai tapi juga untuk pemboran darat, di Indonesia serta wilayah Asia Tenggara. (ant)

PT Apexindo Lands Contract from EMP Kangean for Rig 8

Rigzone.com --- PT Apexindo 7/18/2006 --- PT Apexindo Pratama Duta Tbk has successfully obtained an onshore drilling contract from EMP Kangean Ltd. for a project at Kangean Block, East Java. The contract is valued at US $2.9 million for a seven month period which will commence on July 2006.

Rig 8 has been idle for a period of time since the company has not been able to obtain a suitable contract for this particular rig. "We are glad that Rig 8 has finally found a suitable project from EMP to support their drilling project at Kangean Block. As we mentioned in our previous release, Apexindo also succeeded to achieve contracts for Rig 2 and Rig 15. These continuous success will give a positive impact on our onshore utilization rate", explains Hertriono Kartowisastro, Apexindo's President Director.

Apexindo's success in obtaining contract for Rig 8 demonstrates that even though the competition on land drilling market is very tight, Apexindo is still competing in this particular segment. Currently, Rig 8 is still in the mobilization process to the designated drilling location and is expected to operate immediately.

Up to today, the Company's largest revenue contribution comes from the offshore rig segment. The Company's success to get the new contract proves that land drilling market is still promising. Agustinus B. Lomboan, Apexindo's Finance Director explains, "We will always be actively participating in land and offshore drilling tenders, to ensure Apexindo's position as the leading drilling contractor, not only in the offshore drilling segment but also in the land drilling segment, in Indonesia and South East Asia Region."

Monday, July 17, 2006

Apexindo Incar Laba Bersih Rp 230 Miliar

Jakarta, Investor Daily --- PT Apexindo Pratama Duta Tbk (Apexindo) optimistis membukukan laba bersih tahun ini, menyusul peningkatan target utilisasi rig darat (onshore) perseroan. Analisis memperkirakan, laba bersih 2006 kontraktor rig pertambangan minyak tersebut bisa mencapai Rp 230 miliar setelah merugi Rp 43 miliar di tahun 2005.

Direktur Keuangan Apexindo Agustinus B Lomboan menjelaskan, peningkatan utilisasi onshore berdampak positif terhadap kinerja perseroan. Utilisasi onshore Apexindo tahun ini diperkirakan meningkat menjadi 70% dibandingkan tahun sebelumnya 51%.

“Laba usaha otomatis akan naik signifikan mengingat margin dari onshore saat ini telah meningkat menjadi 30% dibandingkan tahun sebelumnya 15%,” jelas dia kepada Investor Daily di Jakarta, akhir pekan lalu.

Menurut dia, peningkatan margin onshore akan melengkapi margin rig laut (offshore) yang stabil di posisi 55-60% dan akan bertambah di 2007. Dia menjelaskan, laba bersih perusahaan hingga Juni 2006 telah bertambah sekitar Rp 50 miliar atau US$1,5 juta per bulan dari perolehan kuartal pertama Rp 149,43 miliar.

Selain peningkatan margin, lanjut Agustinus, perusahaan memperoyeksikan pertumbuhan pendapatan lebih dari 20% didukung oleh meningkatnya volume penjualan. “Banyaknya kontrak perseroan untuk rig darat otomatis akan meningkatkan volume penjualan. Pendapatan diperkirakan bisa meningkat lebih dari 20% bila nilai tukar rupiah stabil,” jelasnya.

Analis Kim Eng Securities Andrey Wijaya dalam ulasannya tentang Apexindo menjelaskan, kontrak baru berpeluang meningkatkan penjualan perseroan sekitar 20% tahun ini seiring dengan peningkatan tingkat pemakaian (day rates) rig offshore dan onshore masing-masing sekitar 36% dan 39%.

“Tahun lalu, rig offshore dan onshore masing-masing mengkontribusi 76% dan 24% penjualan,” jelas Andrey.

Menurut dia, pendapatan perusahaan 2006 dan 2007 akan meningkat masing-masing 20% dan 46% seiring penambahan volume penjualan. Dia memperkirakan, pendapatan dan laba bersih perusahaan tahun ini bisa mencapai Rp 1,36 triliun dan Rp 230 miliar. Sedangkan pada 2007 akan mencapai sekitar Rp 1,99 triliun dan Rp 510 miliar.

Hingga kuartal pertama 2006, anak perusahaan PT Medco Energi Tbk (Medco) tersebut telah membukukan pendapatan Rp 300,08 miliar atau naik 23% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 243,43 miliar. Laba bersih tercatat Rp 149,43 miliar setelah merugi Rp 5,26 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. (c87)

Saturday, July 15, 2006

Utilisasi Rig Apexindo Naik 70 Persen

Jakarta, Republika --- PT Apexindo Pratama Duta Tbk memproyeksikan peningkatan utilisasi rig darat menjadi 70 persen pada tahun ini. Utilisasi rig hanya mencapai 51 persen pada tahun lalu.

“Optimalisasi rig berhubungan dengan kontrak baru maupun perpanjangan kontrak perseroan,” kata Hertriono Kartowisasto, Dirut Apexindo, dalam laporan ke BEJ Kamis, (13/7).

Perusahaan jasa penyewaan rig itu telah memenangkan tender untuk rig 15 dari Medco E&P Indonesia di Tarakan, Kalimantan Timur, senilai 19 juta dollar AS.

Selain itu, perseroan juga telah mendapatkan perpanjangan kontrak untuk satu sumur JOB Pertamina-Medco di Tiaka Sulawesi senilai 1,9 juta dolar. una

Friday, July 14, 2006

Apexindo Targetkan Utilisasi Rig Darat 70%

Jakarta, detik.com - PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) memproyeksikan utilisasi rig darat perseroan pada tahun 2006 akan meningkat menjadi 70 persen, dibanding tahun lalu sebesar 51 persen.

"Kita optimistis target utilisasi untuk rig darat tahun ini tampaknya dapat tercapai. Hal ini seiring dengan berhasilnya perseroan mendapatkan kontrak baru maupun kontrak perpanjangan akan mampu memaksimalkan kinerja rig darat perseroan," kata Direktur Utama Apexindo Hertriono Kartowisastro dalam penjelasannnya ke Bursa Efek Jakarta (BEJ), Jumat (14/7/2006).

Dijelaskan juga, perseroan telah memenangkan tender untuk Rig 15 dari Medco E&P Indonesia di Tarakan, Kalimantan Timur senilai US$ 19 juta.

Selain itu, perseroan juga telah mendapatkan perpanjangan kontrak untuk satu sumur dari JOB Pertamina-Medco di Tiaka Sulawesi senilai US$ 1,9 juta.

Sementara Direktur Keuangan Apexindo, Agustinus Lomboan menambahkan, dengan target utilisasi rig darat ini diharapkan akan meningkatkan profitabilitas perseroan tahun ini.(ir)

Thursday, July 13, 2006

Utilisasi Rig Darat Apexindo Naik 70%

Jakarta, Investor Daily --- PT Apexindo Pratama Duta Tbk (Apexindo) memperkirakan, utilisasi rig darat (onshore) perseroan pada tahun ini akan meningkat hingga 70%, sementara realisasi tahun lalu sebesar 51%.

Direktur Utama Apexindo Hertriono Kartowisastro mengatakan, keberhasilan perseroan mendapatkan kontrak-kontrak untuk rig darat, baik kontrak baru maupun perpanjangan akan mampu memaksimalkan kinerja rig darat perseroan. “Kami optimistis target utilisasi untuk rig darat pada tahun ini hingga 70% bisa tercapai,” katanya, Rabu (12/7).

Dia mengatakan, perseroan telah menerima surat keputusan memenangi tender rig 15 senilai US$1,9 juta dari PT Medco E&P Indonesia guna mengerjakan pemboran di Tarakan Kalimantan Timur untuk periode enam bulan. Menurut dia, pekerjaan dimulai bulan ini dan diharapkan selesai Desember 2006. Sebelumnya, rig 15 bekerja di lokasi Mamberungan Kalimantan Timur untuk PT Medco E&P Indonesia juga.

Hertriono menuturkan, perseroan juga telah mendapatkan perpanjangan kontrak satu sumur dari JOB Pertamina-Medco Tomori di Tiaka Sulawesi dengan nilai US$ 1,9 juta untuk rig 2. Saat ini, rig 2 sedang mengerjakan pemboran dan dijadwalkan selesai Oktober 2006.

Rig 2 telah bekerja di beberapa lokasi di daerah Sulawesi sejak April 2004 untuk mengerjakan kontrak well by well dan hingga saat ini telah menyelesaikan tujuh buah sumur.

Sementara Direktur Keuangan Apexindo Agustinus B Lomboan mengatakan, dengan target utilisasi rig darat yang meningkat dari tahun sebelumnya, otomatis profitabilitas perseroan tahun ini juga akan mengalami peningkatan. “Perseroan selalu berusaha memaksimalkan tingkat utilisasi armadanya guna meningkatkan volume pendapatan,” paparnya. (ari)

Pendapatan Apexindo naik tahun ini

JAKARTA, Bisnis Indonesia: Pendapatan dan laba bersih PT Apexindo Pratama Duta Tbk tahun ini diperkirakan meningkat dibandingkan tahun lalu seiring dengan kenaikan utilisasi rig darat sebesar 70%.

Agustinus B. Lomboan, Direktur Keuangan Apexindo, menjelaskan perseroan selalu berupaya memaksimalkan tingkat utilisasi armada pengeborannya guna menaikkan volume pendapatan.

"Kami belum menghitung seberapa besar peningkatan pendapatan dan laba bersih Apexindo tahun ini. Yang pasti peningkatannya akan signifikan dibandingkan perolehan 2005," ujarnya, kemarin.

Tingkat utilisasi rig darat Apexindo tahun ini ditargetkan naik 70% dibandingkan pencapaian tahun lalu 51%.

Dalam siaran pers kemarin, Hertriono Kartowisastro, Direktur Utama Apexindo, menambahkan perseroan optimistis target utilisasi rig darat tahun ini dapat dicapai.

Apexindo telah menerima surat keputusan memenangkan tender untuk rig 15 dari PT Medco E&P Indonesia senilai US$1,9 juta untuk mengerjakan pengeboran di Tarakan, Kalimantan Timur dalam waktu enam bulan. (Bisnis/wiw)

Kenaikan Utilitas Rig Apexindo

Jakarta, Media Indonesia --- PT Apexindo Pratama Duta Tbk menargetkan pemanfaatan rig (anjungan pemboran migas) darat perseroan tahun ini meningkat menjadi 70%. Direktur Utama Apexindo Hertriono Kartowisastro menyampaikan hal itu dalam siaran pers yang dikeluarkan di Jakarta, kemarin. “Kami optimistis target utilisasi untuk rig darat tahun ini dapat dicapai. Harapan kami, keberhasilan perseroan mendapatkan kontrak-kontrak untuk rig darat, baik kontrak baru maupun kontrak perpanjangan akan mampu memaksimalkan kinerja rig darat perseroan,” paparnya. Apexindo telah menerima surat keputusan memenangkan tender untuk rig 15 dari PT Medco E&P Indonesia untuk mengerjakan pemboran di Tarakan, Kalimantan Timur. Adapun nilai kontrak yang didapat sebesar US$ 1,9 juta untuk periode enam bulan. Pekerjaan pengeboran darat itu dimulai bulan ini dan diharapkan selesai pada Desember 2006. Sebelumnya, rig 15 bekerja di lokasi Mamberungan, Kalimantan Timur untuk PT Medco E&P Indonesia. Menurut Hertriono, Apexindo juga telah mendapatkan perpanjangan kontrak untuk satu sumur dari JOB Pertamina-Medco Tomori di Tiaka, Sulawesi dengan nilai US$ 1,9 juta. (Ndy/E-3)

Apexindo Expects Improvement in its Onshore Rig Utilization Rate

Rigzone.com, PT Apexindo 7/13/2006 --- PT Apexindo Pratama Duta Tbk expects the utilization rate of its onshore fleet will improve at the end of the 2006. The Company has set the target of 2006 onshore utilization of 70%, or higher as compared to the 51% as achieved in 2005.

Hertriono Kartowisastro, the Company's President Director explains "We are optimistic that the target of the onshore utilization rate in 2006 will be achieved. We are expecting that Apexindo's success to obtain new contracts or contract extensions for its onshore rigs will maximize the performance of our onshore fleet".

Apexindo has received an Appointment Letter for Rig 15 from PT Medco E&P Indonesia to conduct a drilling project at Tarakan, East Kalimantan. The value of the contract is USD 1.9 million for a 6 month period. The project will commence in July 2006 and is expected to be completed in December 2006. Previously, Rig 15 worked in Mamberungan, East Kalimantan to support PT Medco E&P Indonesia.

Meanwhile, Apexindo has also received a contract extension for 1 (one) well from JOB Pertamina – Medco Tomori at Tiaka, Sulawesi with amount of USD 1.9 million. Currently, Apexindo Rig 2 is in the process to work on the project and scheduled to complete around October 2006. Rig 2 has been drilling at several location in Sulawesi since April 2004 to work on several "well to well" contract and up to now it has managed to accomplish 7 (seven) wells. Agustinus B. Lomboan, Apexindo's Finance Director added "The Company is always strives to maximize the utilization of its fleets in order to support the Company's Revenue. With higher target on our onshore utilization rate compare to the previous year, will automatically increase Company's profitability in 2006".

Monday, July 10, 2006

Apexindo Bayar Kupon Rp 21,9 M

JAKARTA, Jawa Pos - PT Apexindo Pratama Duta Tbk bakal membayar kupon bunga obligasi ke-5 dan cicilan fee ijarah Apexindo Pratama Duata I 2005 senilai Rp 21,9 miliar yang jatuh tempo pada 10 Juli 2006. Dirut Apexindo Hertiono Kartowsiastro mengatakan, total pembayaran tersebut terdiri dari kopon obligasi Rp 14,916 miliar dan cicilan fee ijarah Rp 6,986 miliar. "Dana pembayaran segera kami transfer ke Kustodian Sentral Efek Indonesia sebagai agen pembayaran," ujarnya kepada BEJ akhir pekan lalu.

Berdasarkan data yang tercatat di KSEI, pembayaran kupon ini dilakukan pada 10 Juli 2006 kepada pemegang obligasi yang tercatat (recording date) pada 29 Juni 2006. Obligasi ini memiliki jangka waktu 5 tahun dan kupon maupun cicilan fee ijarah 12,25 persen. Pada Februari 2005, perusahaan pemboran di bidang eksplorasi panas bumi itu menerbitkan obligasi Rp 750 miliar untuk membangun jack up rig dan melunasi utang.

Obligasi yang mendapatkan peringkat A- (stable outlook) dari lembaga pemeringkat PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) terdiri dari dua jenis obligasi. Yaitu obligasi Apexindo Pratama Duta I 2005 dengan tingkat bunga tetap dan obligasi syariah ijarah Apexindo Pratama Duta I 2005. (aan)

Saturday, July 8, 2006

Apexindo Bayar Bunga Obligasi

JAKARTA, Koran Tempo -- PT Apexindo Tbk. menyiapkan dana sebesar Rp 21,903 miliar untuk pembayaran bunga Obligasi Apexindo Pratama Duta I Tahun 2005 dan ijarah obligasi syariah Apexindo Pratama Duta I Tahun 2005. Pembayaran bunga dan ijarah jatuh pada 10 Juli 2006. "Kami telah siapkan dana dan akan ditransfer ke Kustodian Sentral Efek Indonesia," kata Direktur Utama Apexindo Hetriono Kartowsiastro dalam laporannya di Bursa Efek Surabaya kemarin.

Bunga dan ijarah dibayarkan setiap 3 bulan dengan tingkat 12,25 persen per tahun. Obligasi Apexindo Pratama Duta I memiliki nilai obligasi Rp 510 miliar. Masa jatuh tempo sampai 8 April 2010 dengan peringkat A-. Nilai obligasi syariah Apexindo Pratama Duta I sebesar Rp 240 miliar. Obligasi jatuh tempo pada 8 April 2010 dengan peringkat A-. Sebagai lembaga penjamin kedua obligasi adalah Bank Mega Tbk. Yuliawati

Apexindo Bayar Bunga Obligasi

Jakarta, Investor Daily – PT Apexindo Pratama Duta Tbk akan membayar kupon bunga obligasi ke-5 dan cicilan fee ijarah Apexindo Pratama Duta I/2005 sebesar Rp 21,9 miliar yang jatuh tempo pada 10 Juli 2006.

Dirut Apexindo Hertriono Kartowisastro dalam keterangan kepada Bursa Efek Jakarta, Jum’at (7/7) mengatakan, pembayaran tersebut terdiri atas kupon obligasi sebesar Rp 14,916 miliar dan cicilan fee ijarah sebesar Rp 6,986 miliar.

“Dana pembayaran ini akan segera kami transfer ke KSEI (Kustodian Sentral Efek Indonesia) sebagai agen pembayaran,” ujarnya.

Berdasarkan data KSEI, pembayaran kupon ini akan dilakukan pada 10 Juli 2006 kepada pemegang obligasi yang tercatat pada 29 Juni 2006. Obligasi tersebut berjangka lima tahun, sedangkan kupon maupun cicilan fee ijarah sebesar 12,25%.

Apexindo menerbitkan obligasi senilai Rp 750 miliar pada Februari 2005 untuk membangun jack up rig dan melunasi utang. Obligasi yang mendapatkan peringkat A- dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) itu terdiri atas dua jenis, yakni obligasi Apexindo Pratama Duta I/2005 dengan tingkat bunga tetap dan obligasi syariah ijarah Apexindo Pratama Duta I/2005. (amu)

Friday, July 7, 2006

Apexindo siap bayar bunga obligasi

JAKARTA, Bisnis Indonesia: PT Apexindo Pratama Duta Tbk telah menyiapkan dana untuk pembayaran kupon bunga kelima dan cicilan fee ijarah ke lima.

Obligasi Apexindo Pratama Duta I/2005 sebesar Rp14,91 miliar dan obligasi syariah ijarah Apexindo Pratama Duta I/2005 sebesar Rp6,98 miliar.

Direktur Utama PT Apexindo Hertriono Kartowisiastro mengatakan sesuai dengan tanggal yang telah ditentukan, maka sejumlah dana sebesar Rp21,9 miliar akan ditransferkan ke PT Kustodian Sentral Efek Indonesia sebagai agen pembayaran. (Bisnis/rni)

Tuesday, July 4, 2006

Penjualan Saham Apexindo Danai Ekspansi Medco

Jakarta, Investor Daily --- Penjualan seluruh saham PT Medco Energi Internasional Tbk di PT Apexindo Pratama Duta Tbk (Apexindo) kepada investor asing akan meningkatkan modal kerja Medco. Dana hasil penjualan juga digunakan mengkusisi sejumlah ladang minyak di Indonesia dan luar negeri.

“Dananya akan dipakai mendanai ekspansi bisnis. Sebab Medco berencana mengakuisisi sejumlah ladang minyak tahun ini dan di masa mendatang,” ujar Chief Financial Officer D Cyril Noerhadi kepada Investor Daily di Jakarta, belum lama ini.

Medco dan Aban Lyod Chiles Offshore Ltd (ALCO) dari India tengah bernegosiasi serius terkait penjualan saham Apexindo. Selain ALCO, Asian Opportunities Fund I (AOF I) dan CLSA Ltd ikut terlibat sebagai investor minoritas di Apexindo. Medco adalah pemegang saham pengendali di perseroan.

ALCO bergerak di bisnis rig lepas pantai sekaligus penyedia jasa pengeboran lepas pantai dan sudah tercatat di bursa.

Mantan Dirut Bursa Efek Jakarta (BEJ) tersebut belum bersedia menjelaskan berapa dana yang akan diraup Medco dari hasil penjualan saham. Namun, berdasarkan harga saham Apexindo, nilai transaksi diduga mencapai Rp 5 triliun. Pada penutupan perdagangan kemarin, harga saham Apexindo stagnan di level Rp 1.400 per lembar, sedangkan harga saham Medco menguat Rp 100 dari Rp 3.725 menjadi Rp 3.825.

“ALCO masih melakukan due dilligence dan belum bisa diinformasikan berapa nilai transaksinya. Yang jelas, Medco akan melepas di atas harga premium,” tandas dia.

Terkait belanja modal Medco tahun ini, dia menegaskan perseroan pasti mengalokasikan senilai US$ 200 juta. Belanja modal tersebut digunakan untuk mempertahankan kapasitas produksi sebanyak 85.000 barrel per day (BPD).

Menurut dia, belanja modal masih bisa dinaikkan dan akan disesuaikan dengan peluang bisnis yang tersedia.

Sebelumnya, Dirut Medco Hilmi Panigoro mengatakan saham Apexindo dilego bukan karena prospek bisnisnya kurang menarik, tapi Medco ingin lebih fokus untuk mengembangkan usaha minyak dan gas.

Apexindo baru-baru ini memperoleh kontrak baru sebesar US$ 22,3 juta dari Star Energy Holdings Pte Ltd dan Magma Nusantara Limited, yang merupakan pengembang utama energi panas bumi di Indonesia. Melalui kontrak tersebut, perseroan akan bekerja untuk mendukung Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Wayang Windu di Jawa Barat. Kontrak kerja Apexindo dimulai pada Agustus 2006. Rig 5 Apexindo mengerjakan proyek pengeboran minimal selama satu tahun. (kp)