Thursday, May 29, 2008

Mitra Rajasa akan gaet pemodal strategis, 80% Biaya akuisisi Apexindo dari utang

JAKARTA, Bisnis Indonesia: PT Mitra Rajasa Tbk segera meraih utang US$560 juta atau setara dengan Rp5,15 triliun dari pinjaman bank dan suntikan dana segar dari mitra strategis.

Pinjaman dan suntikan dari mitra strategis itu untuk membiayai 80% dari kebutuhan biaya akuisisi 80,6% saham PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) senilai US$700 juta.

Dirut Mitra Rajasa Beni Prananto mengatakan struktur pembiayaan akuisisi emiten pengeboran yang juga anak perusahaan PT Medco Energi Internasional Tbk itu akhirnya selesai setelah memperhitungkan kondisi ekuitas perusahaan, syarat, dan kondisi pinjaman bank, suntikan dari mitra strategis, dan bunga pinjaman.

"Dari kebutuhan pinjaman sebanyak 80% atau US$560 juta, mitra strategis membiayai 50% dan selebihnya berasal dari pinjaman bank," ujarnya kepada Bisnis kemarin.

Menurut dia, kekurangan biaya akuisisi itu nantinya dari ekuitas Mitra Rajasa seperti rencana penerbitan obligasi Rp800 miliar dan pengalihan dana pembangunan kapal tanker yang dilengkapi fasilitas penyimpangan produksi (floating production storage & offloading) senilai Rp55 miliar.

Dia menyatakan perseroan sedang memfinalisasi tiga perusahaan yang akan menjadi mitra strategis Mitra Rajasa dalam aksi korporasi itu.

"Saya belum bisa menjelaskan perusahaan apa saja yang menjadi mitra strategis dalam akuisisi Apexindo itu. Kami akan membahas hal ini dalam rapat umum pemegang saham akhir Juni. Medco akan menggelar rapat umum setelah Mitra Rajasa menghasilkan keputusan dalam rapat pemegang saham," tuturnya.

Perseroan juga segera menunjuk tiga bank investasi, yaitu Goldman Sachs, Merrill Lynch, dan Raiffeisen Zentralbank Osterreich AG (RZB) dalam pembiayaan tersebut.

Komut Medco Hilmi Panigoro menambahkan kebutuhan dana untuk akuisisi 80,6% saham Apexindo minimal US$700 juta atau setara dengan Rp6,44 triliun.

"Kami meminta agar mereka mempersiapkan pendanaan minimal US$700 juta dan itu menjadi harga jual minimum yang kami minta karena ada kebutuhan soal biaya penawaran tender," ujarnya. (Bisnis, 26 Mei)

Mitra Rajasa menyatakan serius ingin mengakuisisi 80,6% saham atau 2,11 miliar saham Apexindo milik Medco Energi dan Encore Limited. Mitra Rajasa ingin membeli 1,28 miliar saham (48,9%) Apexindo milik Medco dan 835 juta saham (31,7%) milik Encore. Pengambilalihan saham tersebut untuk pengembangan usaha Mitra Rajasa.

Diminta keterangan

Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) meminta penjelasan Medco Energi karena otoritas pasar modal belum menerima laporan mengenai rencana divestasi Apexindo.

Kepala Biro Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Riil Bapepam LK Nur Haida mengatakan Medco dan Mitra Rajasa pada awal pekan ini dimintai keterangan soal jual beli saham Apexindo.

"Kami meminta keterangan dari Medco dan Mitra Rajasa tentang sejauh mana rencana divestasi dan akuisisi itu karena nilai aksi korporasi ini besar," katanya.

Dia mengatakan otoritas pasar modal akan terus mengamati perkembangan aksi korporasi tersebut.

Sekretaris Perusahaan Mitra Rajasa Imaculata T.M. Watimena mengatakan guna ekspansi, Mitra meraih pinjaman bank Rp73,8 miliar untuk membeli 250 truk pengangkut semen.

Perseroan kemarin memperoleh pinjaman dari Bank Ekonomi senilai Rp33,8 miliar dan pada 7 Mei Bank Windu Kentjana menyetujui pinjaman Rp40 miliar.

"Dana pembelian 250 truk itu totalnya Rp93 miliar," katanya.

Harga saham emiten berkode MIRA itu pada perdagangan kemarin ditutup Rp1.780 atau naik 1,14% dari Rp1.760 pada 27 Mei. Apabila mengacu harga saham itu, kapitalisasi pasar Mitra Rajasa mencapai Rp2,43 triliun. (sylviana.pravita@bisnis.co.id)

Oleh Sylviana Pravita R.K.N.

Bisnis Indonesia

Wednesday, May 28, 2008

Akumulasi Saham Apexindo

Investor Daily -- PT Mitra Rajasa Tbk (MIRA) akan menggelar penawaran tendet minoritas saham publik pada PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) dengan harga Rp 2.425 per saham pada Juli 2008. Rencana itu tengah dimatangkan karena perseroan berpeluang besar mengakuisisi 80% saham Apexindo.

Menurut sumber Investo Daily, Mitra Rajasa segera mengajukan penawaran resmi akuisisi Apexindo dengan harga Rp 2.400 per saham. Sebab, kata dia, harga tersebut sesuai harapan PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) dan Encore Internasional Ltd selaku pihak penjual. Pada perdagangan kemarin, Apexindo ditutup menguat Rp 10 (0,5%) ke level 2.000. (jau)

Monday, May 26, 2008

Medco minta harga jual Apexindo minimal Rp3.050

JAKARTA, Bisnis Indonesia: PT Medco Energi Internasional Tbk menetapkan perusahaan yang akan mengakuisisi anak perusahaannya di bidang pengeboran minyak yaitu PT Apexindo Pratama Duta Tbk membutuhkan pendanaan minimal US$700 juta atau setara dengan Rp6,44 triliun.

"Kami meminta agar mereka mempersiapkan pendanaan minimal US$700 juta dan itu menjadi harga jual minimum yang kami minta karena ada kebutuhan soal biaya penawaran tender," ujar Komut Medco Hilmi Panigoro kepada Bisnis akhir pekan lalu.

PT Mitra Rajasa Tbk menyatakan serius ingin mengakuisisi 80,6% saham atau 2,11 miliar saham Apexindo milik PT Medco Energi Tbk dan Encore Limited. Mitra Rajasa ingin membeli 1,28 miliar saham (48,9%) Apexindo milik Medco dan 835 juta saham (31,7%) milik Encore. Pengambilalihan saham tersebut ditujukan untuk pengembangan usaha Mitra Rajasa.

Apabila dihitung dari dana minimal Rp6,44 triliun, berarti Medco menetapkan harga jual minimal Apexindo Rp3.052 atau dibulatkan Rp3.050 per saham, premium 1,5 kali lipat dari harga penutupan saham Apexindo Jumat pekan lalu Rp1.930 per saham, menurun dari penutupan sebelumnya Rp1.980. Harga saham Mitra Rajasa Jumat pekan lalu ditutup menurun 1,25% menjadi Rp1580 dari perdagangan hari sebelumnya yaitu Rp1.600.

Mitra Rajasa saat ini bersaing ketat dengan investor asal Timur Tengah dan Eropa yang juga berminat mengakuisisi Apexindo.

Hilmi menambahkan Medco segera memfinalisasi akuisisi tersebut setelah Mitra Rajasa mengantongi pembiayaan.

"Sejauh ini kami menilai yang sangat serius dalam akuisisi ini adalah Mitra Rajasa. Setelah mereka siap secara pendanaan. Kami akan bertemu sekali lagi dan memfinalisasi ini," tuturnya.

Encore membeli saham Apexindo dari dua perusahaan pengelola dana Asia di level Rp2.400 per saham. Encore merupakan perusahaan induk dari emiten migas Medco Energi.

Perusahaan asal Timur Tengah dan Eropa itu, katanya, dinilainya kurang serius dalam akuisisi itu. Dalam divestasi saham Apexindo, beberapa perusahaan yang berminat membeli perusahaan pengeboran itu yakni Abacus Capital, Recapital Advisory, Texas Pacific Group, dan Bormindo Nusantara.

Komisaris Utama Mitra Rajasa Tito Sulistio menambahkan keseriusan emiten berkode MIRA itu ditunjukkan dengan mempersiapkan pendanaan dari bank investasi dan dimungkinkan pula dari mitra strategis.

"Insya Allah, kami siap memfinalisasi pendanaan US$700 juta ini dalam waktu dekat. Setelah pendanaan siap, kami segera menggelar rapat umum pemegang saham. Kami juga telah menyampaikan hal ini kepada Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan," katanya. (sylviana.pravita@bisnis.co.id)

Oleh Sylviana Pravita R.K.N.

Bisnis Indonesia

Wednesday, May 21, 2008

Divestasi Apexindo belum pasti

JAKARTA, Bisnis Indonesia: PT Medco Energi Internasional Tbk belum memutuskan kepastian penjualan saham PT Apexindo Pratama Duta Tbk kepada sejumlah calon pembeli.

Direktur Keuangan Medco Darwin Cyril Noerhadi mengatakan pada saat ini perseroan menerima sejumlah penawaran dari calon pembeli saham Apexindo termasuk PT Mitra Rajasa Tbk.

"Namun, saat ini perseroan masih dalam taraf negosiasi mengenai ketentuan-ketentuan komersial dengan para calon pembeli tersebut dan belum terdapat keputusan yang pasti apakah perseroan akan melakukan penjualan saham Apexindo dengan salah satu calon pembeli," tuturnya dalam keterbukaan informasinya pada Senin pekan ini.

Dengan demikian, Medco belum dapat menyampaikan informasi mengenai calon pembeli yang terpilih kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagaimana disyaratkan dalam Peraturan No. I-E mengenai Kewajiban Penyampaian Informasi.

"Apabila Medco telah memperoleh kesepakatan yang pasti dengan salah satu calon pembeli maka perseroan akan segera menyampaikan informasi tersebut kepada BEI dalam rangka menaati peraturan BEI tersebut di atas." (Bisnis/pul)

Friday, May 16, 2008

Medco butuh US$1,3 miliar untuk tujuh proyek utama

JAKARTA, Bisnis Indonesia: PT Medco Energi Internasional Tbk membutuhkan dana investasi sebesar US$1,3 miliar untuk mengembangkan tujuh proyek pengembangan utama dalam tiga tahun ke depan.

Komisaris Utama Medco Hilmi Panigoro mengatakan kebutuhan dana tersebut akan ditutup dari gabungan ekuitas dan pendanaan proyek, yang berasal dari mitra strategis. Medco memang kerap menggandeng mitra strategis dalam mengembangkan bisnisnya.

Tujuh proyek yang dimaksud adalah pengembangan proyek LNG Senoro-Toili, Sulawesi Tengah; realisasi gas di Blok A, Nanggroe Aceh Darussalam; realisasi gas di Lematang, Sumatra Selatan, serta pengembangan minyak dan gas ikutan di Blok 47, Libia.

Selain itu, ada pula proyek enhanced oil recovery di Rimau, Sumatra Selatan; pengembangan proyek panas bumi Sarulla, Sumatra Utara, dan pengoperasian kilang etanol di Lampung.

"Untuk ketujuh proyek itu dalam tiga tahun ke depan kami membutuhkan dana US$1,3 miliar. [Sumbernya] gabungan antara internal dan project financing, dengan porsi 30% ekuitas dan pendanaan 70%," tuturnya kepada pers seusai rapat umum pemegang saham tahunan dan luar biasa (RUPST & LB) Medco, kemarin.

Rapat tersebut menyetujui pengunduran diri Hilmi dari jabatannya sebagai direktur utama perseroan, untuk kemudian menempati posisi sebagai komisaris utama. Sebagai gantinya, direktur utama kini dijabat oleh Darmoyo Doyoatmojo.

Selain itu, kakak tertua Hilmi, yakni Arifin M. Panigoro bersama dengan Sudono N.S. juga mengundurkan diri dari dewan komisaris. Rashid I. Mangunkusumo juga mundur dari jajaran direksi.

Hal ini karena perseroan kini mempunyai kebijakan baru untuk membatasi usia anggota dewan direksi sampai 60 tahun dan 70 tahun untuk posisi di dewan komisaris perusahaan.

Meskipun batasan umur itu tidak menjadi kendala bagi Hilmi, dia mundur dengan alasan peningkatan standar tata kelola perusahaan yang baik. "Saya ingin direksi lebih independen, bukan terdiri dari pemegang saham pengendali," ujar Hilmi.

Beli kembali

Rapat juga menyetujui rencana Medco untuk membeli kembali sebanyak 3,29% saham perseroan di pasar dengan batas harga Rp9.000 per saham, dan total cadangan dana US$80 juta.

Dalam kesempatan itu, Dirut Medco Darmoyo Doyoatmojo mengatakan pemegang saham memutuskan untuk tidak membagikan dividen karena perolehan laba tahun lalu relatif kecil, yakni US$6,5 juta dibandingkan dengan pembukukan 2006 sebesar US$38,2 juta.

Perseroan juga tidak lagi memakai jasa penasihat keuangan dalam proses divestasi PT Apexindo Pratama Duta Tbk.

"Sebagai dampak dari krisis keuangan yang terjadi baru-baru ini, kini kami tidak melakukan formal auction [penawaran resmi], tapi menjual langsung," katanya.

Dia menilai kebutuhan investasi Apexindo pada masa datang akan menjadi tanggung jawab pemilik barunya nanti, jika unit pengeboran migas itu berhasil dilego.

Sebelumnya, Apexindo mengatakan membutuhkan dana sebesar US$450 juta untuk menambah dua rig baru guna menopang pertumbuhan.

Harga saham Medco ditutup turun Rp150 atau 3% menjadi Rp4.850 pada perdagangan kemarin. Saham Apexindo bahkan tergerus lebih dalam sebesar 4,94% atau Rp100 menjadi Rp1.925.

Yani Panigoro, Direktur Medco Group sekaligus Komisaris Medco, mengatakan Medco Holding ingin menginvestasikan US$50 juta dalam rangka ekspansi seperti mengembangkan unit usaha pertambangan dan perkebunan.

Medco Agro, katanya, dapat mengakuisisi lahan hingga 1 juta ha dari saat ini 200.000 ha di Papua. Medco Mining juga membelanjakan US$10 juta untuk membeli kuasa pertambangan batu bara dan besi di Sumatra dan Kalimantan. (pudji.lestari@bisnis.co.id)

Oleh Pudji Lestari

Bisnis Indonesia

Thursday, May 15, 2008

Divestasi mundur, Apexindo kehilangan potensi US$300 juta

JAKARTA, Bisnis Indonesia: Ketidakpastian proses divestasi 80,6% saham PT Apexindo Pratama Duta Tbk oleh induknya PT Medco Energi Internasional Tbk membuat perusahaan pengeboran migas kehilangan potensi pendapatan US$300 juta atau setara Rp2,76 triliun.

Presdir Apexindo Hertriono Kartowisastro mengatakan perseroan absen dari dua tender proyek pengeboran migas, menyusul tertundanya penjualan saham Apexindo milik Medco Energi.

Dia menjelaskan tender tersebut adalah yang digelar oleh Total Brunei dan Total Indonesie pada Desember 2007. Perseroan memilih absen dari tender karena khawatir calon pemegang saham Apexindo yang baru tidak sejalan dengan rencana bisnis perseroan.

"Kalau memenangi tender dan kami tidak bisa menjamin dapat mengantar rig itu nanti pada pertengahan 2009, hal itu akan menodai reputasi kami di pasar. Kami bisa dimasukkan daftar hitam [black list], apalagi kami ini perusahaan kecil," ujarnya saat berdiskusi dengan redaksi Bisnis Indonesia dalam kunjungannya, kemarin.

Di samping itu, katanya, dalam proses tender pengeboran, Apexindo juga harus mendapat persetujuan dari Medco selaku pemegang saham pengendali. Sayangnya, Medco sudah berniat untuk melepas kepemilikannya di Apexindo sejak 2006.

Dalam kesempatan itu, Hertriono didampingi pula oleh Direktur Keuangan Apexindo Agustinus Lomboan dan Sekretaris Perusahaan Ade R. Satari beserta staf.

Kendati demikian, Hertriono mengatakan Apexindo akan berupaya untuk tetap mengikuti tender. "Kami akan ikut semuanya sampai ke hitung-hitungan, tetapi ya lihat perkembangan dalam dua bulan ini lah."

Dua kali tender

Dengan kegagalan Apexindo mengikuti dua kali tender tersebut, Agustinus menambahkan perseroan kehilangan potensi pendapatan hingga US$300 juta. Ini dihitung dari perkiraan tarif rata-rata US$30.000 per hari untuk dua rig [anjungan pengeboran migas] selama tiga tahun, rata-rata masa kontrak yang diraih oleh perseroan.

"Nilai kontrak ini [US$30.000] masih lebih kecil dibandingkan dengan nilai kontrak yang diperoleh perusahaan asing sebesar US$35.000-US$40.000 per hari. Kalau misalnya kami meraih US$175.000-US$185.000 [termasuk biaya] per hari saja, ada arus kas bebas US$145.000."

Ketidakpastian divestasi saham Apexindo juga membuat manajemen menunda rencana penambahan jack-up rig, yang sudah direncanakan sejak tahun lalu. Manajemen Apexindo mengharapkan pada akhir tahun ini dan awal 2009, kegiatan bisnis bisa berjalan normal kembali karena kalau tidak maka bakal terjadi stagnasi.

Menurut Agustinus, pertumbuhan perseroan dari kontrak yang didapat bakal flat pada 2010, sehingga diperoleh kontrak baru untuk mempertahankan pertumbuhan pendapatan sebesar 27% dan laba bersih 52% sebagaimana pada tahun lalu. (sylviana.pravita@bisnis.co.id/pudji.lestari@bisnis.co.id)

Oleh Sylviana Pravita R.K.N. & Pudji Lestari

Bisnis Indonesia

Wednesday, May 14, 2008

Batal IPO, Medco Global dilego ke pemodal strategis

JAKARTA, Bisnis Indonesia: PT Medco Energi Internasional Tbk membatalkan rencana penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) 40%-45% saham subholding Medco Global Plc. dan menawarkan saham itu kepada tiga pemodal strategis.

Presiden Direktur Medco Energi Hilmi Panigoro mengatakan langkah itu ditempuh menyusul kondisi pasar finansial yang tidak menentu, sehingga opsi penjualan kepada mitra strategis diputuskan sebagai skema yang paling menguntungkan.

"IPO bertujuan untuk meraup dana dari publik yang ingin menginvestasikan dananya. Namun, cara untuk meraup dana kan bisa dilakukan dengan cara lain di luar IPO, yaitu mencari strategic partner [penjualan kepada mitra strategis]," katanya kemarin.

Menurut dia, Medco kini bernegosiasi dengan tiga pemodal strategis. Namun, dia tidak bersedia menyebutkan identitas ketiga pemodal strategis tersebut.

"Yang jelas kami mengharapkan penjualan kepada strategic partner bisa terwujud pada tahun ini seperti halnya pelaksanaan IPO yang sebelumnya juga dijadwalkan pada tahun ini," tuturnya.

Valuasi Medco Global, katanya, berada di kisaran US$1 miliar. Apabila mengacu pada angka itu, nilai subholding, anak perusahaan Medco yang mengendalikan dan mengelola aset migas di luar negeri itu, mencapai US$400 juta-US$450 juta.

"Sejauh ini, patokan yang paling valid untuk menentukan valuasi Medco Global adalah dengan melihat Varenex di Libya, yaitu sebesar US$600 juta. Itu baru di Libya, belum lagi di Oman dan negara-negara lainnya, sehingga nilai valuasi subholding itu US$1 miliar," tuturnya.

Ikhsan Binarto, analis saham PT Optima Securities, mengatakan penjualan kepada investor strategis lebih bagus dibandingkan dengan IPO ketiga pasar sedang bergejolak. "Pemodal strategis bisa masuk ke level manajemen Medco Global."

Medco Energi juga berencana membeli kembali (buy back) 3,29% sahamnya di pasar dengan menyiapkan dana US$80 juta. Medco memiliki 6,71% saham yang disimpan sebagai treasury yang digunakan sebagai instrumen prinsipal dalam penerbitan obligasi tukar dengan opsi jual pada 2009 dan jatuh tempo pada 2011.

Anak perusahaan Medco Energi, yakni PT Apexindo Pratama Duta Tbk membagikan dividen sebesar US$21,8 juta, atau setara US$0,00826 per saham.

Para pemegang saham dalam RUPST kemarin juga menyetujui rencana perusahaan pengeboran itu untuk buy back sahamnya maksimal 10% senilai dengan nilai US$57 juta. (wisnu.wijaya@bisnis.co.id)

Oleh Bambang P. Jatmiko & Wisnu Wijaya

Bisnis Indonesia

Medco Batalkan IPO Anak Usaha

JAKARTA, Koran Tempo -- PT Medco Energi Internasional Tbk. mengkaji pembatalan penawaran umum saham perdana (IPO) Medco Global, anak usaha yang mengelola aset-aset di luar negeri.

Presiden Direktur Medco Hilmi Panigoro mengatakan langkah pembatalan tersebut dikaji mengingat kondisi pasar yang kurang kondusif. "Kami menunda rencana IPO dan private placement Medco Global. Kalau perlu opsi tersebut diganti, seperti strategic partner," ujarnya di Jakarta kemarin.

Dia mengatakan, dalam persiapan mencari mitra strategis, perseroan telah melakukan pembicaraan dengan tiga investor asing. "Kami mentargetkan tahun ini (negosiasi dengan mitra strategis) selesai," dia menambahkan.

Tahun lalu Medco berencana melakukan IPO Medco Global di bursa London. Rencananya, perseroan akan melepas 40-45 persen saham perusahaan yang nilainya ditaksir mencapai US$ 1 miliar. Manajemen Medco saat itu mentargetkan pelaksanaan IPO bisa rampung pada akhir 2007. Namun, pelaksanaan aksi korporasi itu tak kunjung terealisasi.

Dalam kesempatan yang sama, Hilmi juga menyampaikan informasi soal pelepasan saham 80 persen PT Apexindo Pratama Duta Tbk. Di perusahaan pengeboran minyak lepas pantai ini, perseroan menguasai 48,9 persen. Sedangkan 31,7 persen saham dikuasai Encore Limited dan sisanya milik publik. PT Mitra Rajasa Tbk. sebelumnya telah menyampaikan minatnya membeli saham milik Medco dan Encore.

Hilmi menjelaskan, saat ini perseroan tengah melakukan pembicaraan serius dengan dua investor yang berasal dari Eropa dan Amerika Serikat. Dua investor baru ini, menurut dia, menambah daftar peminat Apexindo yang lain, yaitu Texas Pacific Group, Recapital Advisory, Bormindo Nusantara, dan Abacus Capital.

Dia enggan menjelaskan berapa harga penawaran yang masuk. "Yang jelas di atas Rp 2.400 per lembar" katanya. Proses penawaran ini, ujar dia, tidak formal dan tidak ada proses tender.

Menurut dia, dana dari hasil rencana itu akan dipakai untuk memfokuskan kegiatan usaha perseroan di bidang eksplorasi dan produksi. "Target kami pada kuartal ketiga 2008 proses penjualan itu bisa terlaksana," tuturnya.

Dalam rapat umum pemegang saham tahunan Apexindo kemarin sore, disetujui pembagian dividen US$ 21,8 juta atau US$ 0,00826 (Rp 75) per lembar saham. SORTA TOBING

Medco Global Batal Lakukan IPO

JAKARTA, Republika -- Anak perusahaan PT Medco Energi Internasional Tbk yang mengoperasikan ladang minyak di luar negeri, Medco Global, membatalkan rencana go public di Bursa London tahun ini. Medco Energi lebih memilih menjual sebagian saham anak perusahaannya itu kepada mitra strategis mereka.

Presiden Direktur Medco Energi, Hilmi Panigoro, mengatakan, tujuan utama go public atau initial public offering (IPO) adalah mendapatkan dana masyarakat yang ingin berinvestasi di sektor energi. Namun karena kondisi pasar global yang sedang bergejolak, Medco Energi memutuskan tidak melanjutkan IPO dan melanjutkan pencarian dana eksternal lewat opsi lain.

''IPO Medco Global kami tunda dulu karena perlu mengganti opsi. Kami bisa saja melepas 40-45 persen saham ke strategic partner, kata Hilmi, usai rapat umum pemegang saham PT Apexindo Pratama Duta Tbk, Selasa (13/5). Menurut Hilmi, saat ini pihaknya telah berbicara dengan sedikitnya tiga investor. "Kami memang mengambil pemain-pemain besar,'' kata Hilmi.

Total nilai aset Medco Global menurut Hilmi sekitar 1 miliar dolar AS. Nilai blok migas Verenex di Libya saja, kata Hilmi, sudah mencapai 600 juta dolar AS. Dia berharap penjualan sebagian saham Medco Global itu bisa terlaksana tahun ini. Pasalnya, jadwal IPO pun dari semula memang jatuh pada tahun ini.

Selain Medco Global, Hilmi juga sedang menegosiasikan penjualan anak perusahaan yang lain, yakni Apexindo Pratama Duta yang bergerak dalam jasa pemboran migas. Medco Energi akan melepas kepemilikan 80,6 persen saham di Apexindo, yang terdiri dari 48,9 persen saham Medco Energi dan 31,7 persen saham milik Encore Ltd, induk perusahaan Medco Energi.

Sebelumnya sudah ada empat pihak yang menawar Apexindo. Keempatnya yakni Abacus Capital, Recapital Adviory, Texas Pacific Group dan Bormindo Nusantara. Kini tercatat datang lagi tiga penawar baru, yaitu PT Mitra Rajasa Tbk dan dua perusahaan asing, satu dari Amerika Serikat dan satu dari Eropa.

Belum jelas berapa tawaran harga saham dari Mitra, namun perkiraan harga 80,6 persen saham Apexindo itu sekitar Rp 450-550 juta dolar AS. Hilmi menegaskan, pihaknya tidak akan melepas Apexindo dengan harga kurang dari Rp 2.400 per lembar. Bulan Maret lalu harga saham Apexindo sempat jatuh hingga Rp 1.400 per lembar. Namun kemarin saham itu telah diperdagangkan pada kisaran Rp 2.000 per lembar.

Abacus yang pernah menawar Rp 2.450 per lembar saham, menurut Hilmi, belum secara resmi menyatakan mundur dari penawaran. ''Saya tidak bisa ngomong berapa harga penawaran atau yang kita inginkan. Yang jelas lebih dari itu,'' ujar dia.

Upaya melepas Apexindo sebagai bagian dari strategi bisnis Medco Energi Internasional untuk fokus sebagai produsen minyak dan tidak lagi mengurusi bisnis jasa migas. Dengan tambahan dana yang besar, Medco Energi bisa melanjutkan eskpansi usaha serta membiayai berbagai proyek energi yang sudah ada.

Selama dua tahun ini Medco kurang beruntung dengan adanya kesalahan pemboran di Sidoarjo (lumpur Lapindo) dan rendahnya deposit tiga ladang gas di Teluk Mexico, Amerika Serikat. Laba bersih Medco Energi Internasional pada 2007 lalu hanya 6,5 juta dolar AS. Jumlah itu turun dari 2006 yang tercatat 35 juta dolar AS. Namun pada kuartal pertama 2008 ini kinerja Medco Energi sudah membaik.

''Laba bersih pada kuartal ini 23 juta dolar AS. Itu dengan harga minyak 90-104 dolar AS per barrel,'' kata Hilmi. Dia memastikan tahun ini kinerja Medco akan makin baik karena harga minyak terus naik. ''Tahun ini labanya kalikan saja empat. Bisa lebih dari 90 juta dolar AS,'' ujar dia.

Sementara Direktur Utama Apexindo, Hertiono Kartowisastro, berharap siapa pun pemilik baru nanti bisa memberikan gelontoran modal untuk pengembangan usaha Apexindo. ''Kinerja kita sudah bagus, kita ingin berkembang terus dengan bagus,'' ujar Hertiono.

Kuartal pertama 2008, emiten berkode APEX ini membukukan laba bersih 10,2 juta dolar AS atau naik 73 persen dari periode yang sama 2007. Sepanjang 2007, laba bersihnya 34,3 juta dolar AS atau naik 8,9 persen dari 2006. rto

Apexindo Akan Bangun Rig USD150 Juta

JAKARTA (SINDO) – PT Apexindo Pratama Duta Tbk berencana membangun anjungan minyak (rig) akhir tahun ini.Untuk pembangunan tersebut perseroan membutuhkan dana USD150 juta.

Presiden Direktur Apexindo Hertriono Kartowisastro mengatakan, rencana pembangunan rig tersebut tergantung dari ada tidaknya perubahan status kepemilikan saham perseroan. ”Artinya, jika saham Apexindo jadi dilepas oleh Medco dan pemegang saham baru menyetujui, rencana itu baru bisa dilaksanakan,” ujarnya seusai rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) di Jakarta kemarin.

Hetriono mengatakan, perseroan tahun ini menganggarkan belanja modal USD10 juta untuk pengembangan usaha. Dana tersebut bisa membengkak berlipat kali jika pemegang saham menyetujui rencana pembangunan rig baru. ”Tergantung dari pemilik baru nanti,” imbuhnya. Terkait rencana pelepasan Apexindo, Presiden Direktur Medco Energi Internasional Hilmi Panigoro mengungkapkan, proses negosiasi terus berjalan. Hingga kini, selain PT Mitra Rajasa Tbk, ada dua perusahaan luar negeri yang menyatakan minat, yaitu dari Eropa dan Amerika Serikat, ”Yang pasti, Mitra Rajasa belum menyatakan minatnya secara resmi,” kata Hilmi yang juga menjabat Komisaris Utama Apexindo.

Menurut Hilmi, dalam pelepasan 80% saham Apexindo, yang terdiri atas 48% saham Medco dan 32% saham Encore Limited, harga yang ditawarkan setidaknya di atas pembelian Encore sebesar Rp2.400. ”Saya harap proses pelepasan Apexindo selesai pada kuartal ketiga,”imbuhnya. Kepala Riset Sarijaya Securities Danny Eugene mengatakan, Apexindo adalah perusahaan yang baik secara fundamental dan operasional. Namun,jika dikonsolidasikan dengan Medco, Apexindo sulit bergerak, termasuk untuk mencari pinjaman. Pasalnya, rasio utang terhadap modal Medco terlalu tinggi.

”Jika dilepas, Apexindo akan lebih bagus karena bisa ekspansi,” katanya. Pada rapat kemarin, pemegang saham Apexindo juga menyetujui pembagian dividen tunai sebesar USD0,00826 per saham atau Rp76 per saham (dengan asumsi Rp9.200 per dolar Amerika Serikat). Total dividen yang dibagikan mencapai USD21,8 juta atau 63% dari laba 2007 sebesar USD34,3 juta. Pemegang saham juga menyetujui rencana perseroan membeli kembali sahamnya (buyback). Pelaksanaan buyback maksimal 10% dari jumlah saham yang diterbitkan dengan jangka waktu 18 bulan sejak RUPST. (nunung ahniar)

Terkait Divestasi Apexindo, Medco Targetkan US$ 550 Juta

JAKARTA, Investor Daily --- PT Medco Energi International Tbk (MEDC) dan Encore International Ltd milik keluarga Panigoro akan melepas 80,6% saham PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) pada harga minimal Rp 2.400.

Total dana yang dihimpun dari hasil penjualam saham Apexindo itu berkisar US$ 550 juta (Rp 5 triliun). “Kami tidak mau menjual Apexindo di bawah Rp 2.400 karena dibeli seharga Rp 2.400,” kata Dirut Medco Energi International Hilmi Panigoro usai RUPS Apexindo di Jakarta, Selasa (13/5).

Hilmi menegaskan, perseroan masih bernegosiasi dengan dua penawar lain selain PT Mitra Rajasa Tbk. Kedua investor itu adalah dari Amerika Serikat dan Eropa.

Negosiasi harga dengan tiga calon pembeli diharapkan rampung pada kuartal III-2008. Sebab, tender yang pernah diikuti oleh Abacus Capital Ltd dan PT Bormindo Nusantara sudah dihentikan akibat masalah pendanaan.

Menurut dia, Medco bakal menggunakan dana hasil penjualan saham Apexindo guna mengembangkan bisnis eksplorasi dan migas di dalam dan luar negeri. Selain itu, Medco juga menjajaki mitra strategis.

Siapkan Dana

Direktur Mitra Rajasa Tbk (MIRA) Anton Natakoesoemah mengatakan, pihaknya sanggup menyiapkan dana hingga US$ 550 juta untuk mengakuisisi 80,6% saham Medco dan Encore di Apexindo. “Kami sangat serius untuk akuisisi karena dana sudah tersedia,” kata dia kepada Investor Daily, kemarin.

Anton mengatakan, Mitra Rajasa masih bernegosiasi dengan Medco dan Encore terkait harga pelaksanaan akuisisi. Namun, tidak menutup kemungkinan harga tawaran berkisar Rp 2.400. Sebab, total saham Medco dan Encore yang akan dilepas mencapai 2.122.045.106 lembar.

Presdir Mitra Rajasa Benny Prananto pernah mengatakan, perseroan segera memperoleh dana US$ 370 juta atau sekitar Rp 3,37 triliun untuk mengakuisisi Apexindo. Dana merupakan kombinasi pinjaman bank dan rencana pelepasan saham Sabre Systems International Pte Ltd, anak usaha Mitra Raja di Singapura.

Mitra Rajasa telah memperoleh pinjaman dari bank asing senilai US$ 190 juta. Sedangkan pelepasan saham anak usaha kepada investor strategis ditargetkan sekitar US$ 180 juta. Dengan demikian, jumlah dana yang dihimpun dalam waktu dekat tercatat US$ 370 juta. Sedangkan sisanya diupayakan dari sumber lain.

Komisaris Utama Mitra Rajasa Tito Sulistio mengakui, perseroan menerapkan kombinasi pinjaman bank dan aliansi dengan investor strategis guna mengakuisisi Apexindo. Rencananya, Mitra Rajasa, Sabre Systems, dan investor strategis akan membentuk konsorsium.

Tito menjelaskan, investor strategis tersebut bakal masuk menjadi pemegang saham Sabre Systems dan selanjutnya dijadikan sebagai kendaraan bisnis untuk mengambil alih Apexindo. Mitra Rajasa berharap, akuisisi ini dapat tuntas pada pertengahan tahun ini. Setelah itu, perseroan akan menggelar penawaran tender atas saham publik pada Agustus-September 2008.

Tunda IPO

Mengenai rencana penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham Medco Global di Inggris, Hilmi mengatakan, rencana itu ditunda. Sebab, kondisi pasar global masih bergejolak.

Pelepasan saham anak usaha Medco Energi itu akan diubah menjadi mekanisme mitra strategis. Rencananya, saham Medco Energi pada Medco Global dilepas sekitar 40-45%. “Saat ini, kami masih bernegosisasi dengan tiga mitra strategis dan diharapkan selesai tahun ini,” ujar dia.

Oleh Eva Fitriani dan Jauhari Mahardhika

PT Apexindo Patok Harga Minimal Rp2.400 per Lembar Saham

JAKARTA-- Media Indonesia: Perusahaan pengeboran minyak PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) mematok harga jual minimal Rp 2.400 per lembar dalam rencana pelepasan 80,6% saham kepada para penawar. Namun, merasa tidak tahu-menahu tentang rencana akuisisi sahamnya oleh PT Mitra Rajasa Tbk (MIRA).

"Kami tidak akan melepas Apexindo dengan harga kurang dari Rp2.400 per saham. Abacus Capital yang pernah menawar Rp2.450 per saham hingga saat ini juga belum menyatakan mundur dari panawaran. Saya tidak bisa bicara berapa harga yang kami inginkan, yang jelas di atas Rp2.400," ujar Dirut Medco, Hilmi Panigoro selaku pemegang saham mayoritas, di Jakarta, Selasa (13/5).

Meski demikian, hingga kini belum ada proses penawaran Apexindo secara resmi. Sebab hal tersebut dilakukan secara langsung dengan investor yang berminat.

Saat ini, Medco sedang berencana melepas kepemilikan sahamnya di Apexindo. Komposisi kepemilikan saham di Apexindo saat ini terdiri dari Medco sebesar 48,9% dan Encore International sebesar 51,1%. Dalam rencana pelepasan saham APEX yang sebesar 80,6%, MEDC akan melepas seluruh kepemilikannya yang sebesar 48,9% dan Encore akan melepas sekitar 31,7%. Nilai akuisisi 80,6% saham Apexindo tersebut ditaksir mencapai US$450 - US$550 juta.

"Alasan Medco melepas seluruh kepemilikan saham kami di Apexindo, karena kami berencana fokus pada industri produsen minyak dan tidak lagi mengurusi bisnis jasa migas," tambahnya.

Dalam hal ini, Medco akan memperoleh tambahan dana cukup besar yang rencananya akan digunakan untuk eskpansi usaha serta membiayai berbagai proyek energi yang sudah ada.

Namun menurut Hilmi hingga saat ini belum ada penawaran secara resmi terhadap penawaran Apexindo. Baik itu dari PT Mitra Rajasa Tbk (MIRA) maupun dari dua perusahaan asal Amerika Serikat dan Eropa yang juga dikabarkan berencana mengambil alih APEX. Sebelumnya sudah ada empat pihak yang menawar Apexindo antara lain Abacus Capital, Recapital Adviory, Texas Pacific Group dan Bormindo Nusantara.

Sementara itu, Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tahunan Apexindo memutuskan membagikan dividen tunai sebesar US$21,8 juta atau 2,8% dari perolehan laba bersih tahun 2007 yang mencapai US$770,481 juta. Sehingga, para pemegang saham memperoleh dividen sebesar US$ 0,00826 per saham (sekitar Rp 75 dengan kurs 9.200).

RUPS juga menyetujui buy back 10% dari seluruh saham yang diterbitkan perseroan. Dana yang dipakai maksimal sebesar US$57 juta yang diambil dari saldo laba ditahan. Jangka waktu pelaksanaan buy back selama 18 bulan sejak disetujui RUPS. Direktur Keuangan Apexindo Agustinus B Lomboan menegaskan, buy back tersebut tidak terkait dengan rencana akuisisi oleh MIRA.(DW/Ant/OL-03)

Penulis : Dwi Tupani

Tuesday, May 13, 2008

Dividen Apexindo Capai US$ 21,8 Juta

INILAH.COM, Jakarta - PT Apexindo Pratama Duta Tbk memutuskan membagi divide tunai sebesar 0,00826 per saham. Total dana yang dikeluarkan mencapai 21,8 juta dolar AS.

Dana itu merupakan 2,8% dari perolehan laba bersih Apexindo selama 2007 yang sebesar 770,481 juta dolar AS. Dalam RUPST di Jakarta, Selasa (13/5), juga disetujui buy back sebesar 10% saham dengan dana sekitar 57 juta dolar AS.

Dirut PT Medco Energy, induk perusahaan Apexindo, Hilmi Panigoro, juga mengatakan, pihaknya berencana menjual saham Apexindo sebesar 82,6% yang terdiri dari saham Medco Energy 48,9% dan 31,7% saham Encore Limited yang merupakan induk perusahaan.

Dikatakannya, saat ini sudah ada 3 perusahaan baru yang berminat, salah satunya Mitra Rajasa, dan dua lainnya asal Eropa dan AS.

"Saat ini belum ada penawaran khusus tentang ini, tapi perusahaan tidak akan melepas jika harga di bawah Rp 2.400 per lembar," katanya.[L5]

SAMSUL MAARIF

Apexindo Bagi Dividen USD21 Juta

JAKARTA, okezone.com - PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) membagikan dividen tunai sebesar USD0,00826 per saham atau Rp76 per lembar saham (dengan asumsi Rp9.200 per USD). Angka itu mencapai USD21 juta atau 63 persen dari laba perseroan tahun 2007 sebesar USD34,3 juta.

"Pemberian dividen yang lebih tinggi pada tahun ini dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ini merupakan wujud dari komitmen perseroan untuk senantiasa memberikan nilai tambah kepada pemegang saham," kata Direktur Keuangan Apexindo Agustinus B Lomboan seusai RUPST di Graha Niaga, Jalan Jenderal Sudirman, Selasa (13/5/2008) sore ini.

Pemegang saham juga menyetujui rencana perseroan untuk melakukan pembelian kembali saham (buyback). Pelaksanaan buyback maksimal 10 persen dari jumlah saham yang diterbitkan, dengan dana kas yang akan dicadangkan sebesar maksimal USD57 juta diambil dari saldo di tahan. Jangka waktu pelaksanaan pembelian kembali saham tersebut maksimal 18 bulan sejak dilaksanakannya RUPS.

RUPST juga menyetujui tingkat kompensasi dan remunerasi untuk direksi dan dewan komisaris pada 2007 maksimal USD2,35 juta. (Nunung Ahniar/Sindo/hsp)

Hilmi: Divestasi Apexindo Masih Berjalan

JAKARTA, okezone.com - Terkait dengan rencana pelepasan saham PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) oleh PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), Presiden Direktur Medco Energi Hilmi Panigoro mengatakan sampai saat ini proses negosiasi tengah berjalan.

Dia mengatakan, ada tiga pihak baru yang menyatakan minatnya terhadap Apexindo, yaitu dua pihak dari perusahaan luar negeri yaitu Eropa dan Amerika, sementara satu perusahaan berasal dari lokal, yaitu PT Mitra Rajasa Tbk (MIRA).

"Kita masih negosiasi, tapi dari Mitra Rajasa belum menyatakan minatnya secara resmi," kata Hilmi yang juga Komisaris Utama Apexindo itu, usai RUPST di Jakarta, Selasa (13/5/2008).

Menurutnya, dalam pelepasan 80 persen saham Apexindo, terdiri dari 48 persen saham milik Medco dan 32 persen saham milik Encore Limited, harga yang ditawarkan setidaknya di atas pembelian Encore, sebesar Rp2.400 per saham. Dia mengharapkan proses pelepasan Apexindo selesai pada kuartal tiga 2008. (Nunung Ahniar/Sindo/hsp)

Apexindo Bagi Dividen US$ 21,8 Juta

Jakarta, detikFinance - Perusahaan jasa tambang PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) membagikan dividen tunai sebesar US$ 0,00826 per saham (sekitar Rp 75 dengan kurs 9.200) kepada pemegang sahamnya.

Total dividen yang dibagikan sebesar US$ 21,8 juta atau 2,8% dari perolehan laba bersih tahun 2007 yang mencapai US$ 770,481 juta.

Demikian hasil RUPS Apexindo yang berlangsung di Graha Niaga, Jalan Sudirman, Jakarta, Selasa (13/5/2008).

RUPS juga menyetujui buy back 10% dari seluruh saham yang diterbitkan perseroan. Dana yang dipakai maksimal sebesar US$ 57 juta yang diambil dari saldo laba ditahan. Jangka waktu pelaksanaan buy back selama 18 bulan sejak disetujui RUPS.

( ir / ddn )

Indro Bagus SU - detikFinance

Apexindo Dijual Minimal Rp 2.400

Jakarta, detikFinance - PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) mematok harga jual minimal Rp 2.400 per lembar dalam rencana pelepasan 80,6% saham kepada penawar-penawarnya.

"Kami tidak akan melepas saham APEX dibawah harga Rp 2.400 per lembar," tegas Presiden Direktur PT Medco Energi Tbk (MEDC) selaku induk usaha APEX, Hilmi Panigoro, usai RUPST di Graha Niaga, Jalan Sudirman, Jakarta, Selasa (13/5/2008).

Saat ini, MEDC sedang berencana melepas kepemilikan sahamnya di APEX. Komposisi kepemilikan saham di APEX saat ini terdiri dari MEDC sebesar 48,9% dan Encore International sebesar 51,1%.

Dalam rencana pelepasan saham APEX yang sebesar 80,6%, MEDC akan melepas seluruh kepemilikannya yang sebesar 48,9% dan Encore akan melepas sekitar 31,7%.

"Alasan kami melepas seluruh kepemilikan saham kami di APEX, karena kami (MEDC) berencana fokus pada industri produsen minyak dan tidak lagi mengurusi bisnis jasa migas," ulas Hilmi.

Melalui pelepasan saham tersebut, MEDC akan memperoleh tambahan dana cukup besar yang rencananya akan digunakan untuk eskpansi usaha serta membiayai berbagai proyek energi yang sudah ada.

Namun menurut Hilmi hingga saat ini belum ada penawaran secara resmi terhadap penawaran APEX. Baik itu dari PT Mitra Rajasa Tbk (MIRA) maupun dari dua perusahaan asal Amerika Serikat dan Eropa yang juga dikabarkan berencana mengambil alih APEX.

"Belum ada penawaran secara resmi. Namun memang ada dua penawar lagi yang mau maju selain MIRA, satu dari Amerika Serikat, satu lagi dari Eropa," ungkap Hilmi.

Sebelumnya sudah ada empat pihak yang menawar Apexindo antara lain Abacus Capital, Recapital Adviory, Texas Pacific Group dan Bormindo Nusantara.

Menurut Hilmi, Abacus yang pernah menawar Rp 2.450 per lembar saham juga belum secara resmi menyatakan mundur dari penawaran. Jadi hingga saat ini, pihaknya belum dapat memberikan informasi mengenai pihak penawar yang akan mengambil alih APEX.

Mengenai nilai akuisisi 80,6% saham APEX ditaksir mencapai US$ 450-550 juta.

Sementara Direktur Utama APEX, Hertiono Kartowisastro, berharap siapa pun pemilik baru perusahaannya nanti, diharapkan bisa memberikan gelontoran modal untuk pengembangan usaha APEX.

"Kinerja kita sudah bagus, kita ingin berkembang terus dengan bagus," ujarnya.

( dro / ddn )

Indro Bagus SU - detikFinance

Apexindo Tidak Tahu Rencana Akuisisi oleh Mira

JAKARTA, investorindonesia.com --- Perusahaan pengeboran minyak PT Apexindo Pratama Duta Tbk merasa tidak tahu-menahu tentang rencana akuisisi sahamnya oleh PT Mitra Rajasa Tbk (MIRA).

"Perseroan mengetahui rencana akuisisi atas saham perseroan yang dimiliki PT Medco Energi Internasional Tbk dan Encore International dari media massa. Hingga saat ini perseroan belum pernah menerima pemberitahuan resmi dari MIRA mengenai rencana akuisisi tersebut," kata Direktur Keuangan Apexindo, Agustinus B. Lomboan di Jakarta, Selasa, seperti dilansir Antara.

Sebelumnya di pasar saham beredar rumor kuat bahwa MIRA akan mengakuisisi saham Apexindo. Kabar yang beredar saham Apexindo ini akan dibeli pada harga Rp 2.400.

Pada penutupan perdagangan saham hari ini Apexindo ditutup pada level Rp 2.000 per saham.

Mengenai rencana pemegang saham pengendali (Medco) yang akan melakukan buy back (pembelian kembali) sebanyak 10 %, Agustinus mengatakan hal itu tidak terkait dengan rencana akuisisi oleh MIRA.

Sementara itu Dirut Medco, Hilmi Panigoro selaku pemegang saham mayoritas, mengatakan, hingga kini belum ada proses penawaran Apexindo secara resmi, karena dilakukan secara langsung dengan investor yang berminat.

"Kami tidak akan melepas Apexindo dengan harga kurang dari Rp 2.400 per saham," katanya.

"Abacus Capital yang pernah menawar Rp 2.450 per saham hingga saat ini juga belum menyatakan mundur dari panawaran. Saya tidak bisa bicara berapa harga yang kami inginkan, yang jelas di atas Rp 2.400," tambahnya. (*)

Capex Apexindo USD10 Juta

JAKARTA, okezone.com - PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) menganggarkan belanja modal (capital expenditure) sebesar USD10 juta. Namun dana itu bisa bertambah jika Apexindo disetujui untuk membangun rig oleh pemilik saham baru.

"Tergantung dari pemilik baru nanti, tapi pemegang saham baru Apexindo tentunya membeli untuk mendapatkan keuntungan," kata President Director Apexindo Hertriono Kartowisastro seusai RUPST di Jakarta, Selasa (13/5/2008).

Menurutnya dengan rencana penjualan Apexindo, manajemen akan tetap bekerja secara professional agar Apexindo dapat lebih berkembang.

Awalnya Apexindo berencana membangun rig pada akhir tahun, namun dengan rencana penjualan itu maka rencana itu dapat berjalan jika disetujui pembeli baru Apexindo. Untuk pembuatan rig sendiri, membutuhkan dana sekira USD150 juta. (Nunung Ahniar/Sindo/hsp)

Friday, May 9, 2008

HARGA AKUISISI APEXINDO RP 1.900-2.400, Mitra Rajasa Peroleh Dana US$ 370 Juta

JAKARTA, Investor Daily --- PT Mitra Rajasa Tbk (MIRA) segera memperoleh dana sebesar US$ 370 juta atau sekitar Rp 3,37 triliun untuk mengakuisisi 80,6% saham PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX).

Dana tersebut merupakan kombinasi pinjaman bank dan pelepasan saham Sabre Systems International Pte Ltd, anak usaha perseroan di Singapura.

Presdir Mitra Rajasa Benny Prananto mengatakan, perseroan siap melego saham Sabre Systems kepada asing. Namun, ia belum dapat menyebutkan identitas dan besaran saham yang dilepas karena masih dalam penjajakan. Pascapelepasan saham, Mitra Rajasa tetap menjadi pemegang saham mayoritas.

“Dengan pelepasan saham Sabre dan kas internal, total dana yang akan diperoleh sebesar US$ 180 juta,” kata dia di Jakarta, Kamis (8/5).

Mitra Rajasa kini menguasai 99% saham Sabre Systems. Perusahaan memiliki FPSO Sea Good 101, fasilitas pengeboran minyak di Ladang Oyong, lepas pantai Madura, Jatim.

Seiring rencana akuisisi Apexindo, harga saham Mitra Rajasa kemarin menguat dari Rp 1.400 menjadi Rp 1.520 per lembar. Bahkan harga sempat menyentuh Rp 1.560. Nilai transaksinya mencapai Rp 233,7 miliar. Harga saham Apexindo juga menguat dari Rp 1.920 menjadi Rp 2.040 per lembar. FPSO 101 mampu memproduksi minyak sebanyak 8.000-10.000 barel per hari.

Kapasitas penyimpanan mencapai 40.000 barel. Santos Pty Ltd yang merupakan listed company di Australia sudah mengontrak selama enam tahun. Nilai kontraknya tercatat US$ 78,02 juta.

Benny menegaskan, penjualan saham Sabre yang memiliki FPSO 101 merupakan salah satu strategi guna menggalang dana akuisisi Apexindo. Selain itu, perseroan telah memperoleh pinjaman dari bank asing sebesar US$ 190 juta. Dengan demikian, total dana yang dihimpun mencapai US$ 370 juta. “Sisanya masih dicari berupa pinjaman bank karena nilai akuisisi berkisar US$ 450-550 juta,” ujar dia.

Komisaris Utama Mitra Rajasa Tito Sulistio mengakui, perseroan menerapkan kombinasi pinjaman bank dan aliansi dengan investor strategis untuk mengakuisisi Apexindo. Rencananya, Mitra Rajasa, Sabre, dan investor strategis akan membentuk konsorsium.

Tito mengatakan, investor strategis itu akan masuk sebagai pemegang saham Sabre yang nantinya menjadi kendaraan bisnis untuk mengambil alih Apexindo. Mitra Rajasa berharap, akuisisi dapat tuntas pertengahan tahun ini. Setelah itu, perseroan berniat menggelar penawaran tender atas saham publik pada Agustus-September 2008.

Tunggu Penawaran Resmi

Mitra Rajasa berniat membeli 48,9% saham PT Medco Energi International Tbk dan 31,7% saham Encore International Ltd milik keluarga Panigoro pada Apexindo. Jumlah saham yang akan dibeli sebanyak 2.122.045.106 itu mencapai US$ 450-550 juta. Dengan begitu, harga akuisisi pengeboran migas tersebut berkisar Rp 1.900-2.400 per lembar.

Sebelumnya, Presdir Medco Energi International Hilmi Panigoro mengakui, Mitra Rajasa dan Medco sudah membahas rencana akuisisi Apexindo. Namun, pihaknya masih menunggu pengajuan penawaran resmi.

Analis BNI Securities Norico Gaman mengatakan, Apexindo memiliki prospek usaha yang sangat menjanjikan seiring booming sektor minyak dan gas bumi. Kontrak yang diperoleh perseroan berpotensi meningkat karena melambungnya harga minyak mentah di dunia.

Dia mengatakan, akuisisi Apexindo dapat terealisasi bila Mitra Rajasa menggandeng investor strategis yang siap menyediakan dana.

Tahun ini, Mitra Rajasa juga berencana membangun FPSO Sabre 201 senilai US$ 45 juta. Dana diambil dari kas internal yang merupakan hasil emisi obligasi senilai Rp 800 miliar. FPSO kedua itu diharapkan rampung pada 2010. FPSO Sabre 201 memiliki kapasitas penyimpanan minyak sebanyak 150.000-300.000 barel. Setiap hari, FPSO tersebut mampu memproduksi minyak hingga 20.000 barel. Sedangkan gas bumi mencapai 60 juta kubik per hari.

Menurut Benny, pengeboran minyak lepas pantai ini akan dikelola oleh Sabre Offshore Marine Pte Ltd, anak usaha Mitra Rajasa di Singapura.

Stock split

Mitra Rajasa memastikan bahwa perseroan akan memecah nilai sahamnya (stock split) dengan rasio 1 : 5 pada Juni 2008. “Kami akan stock split supaya saham perseroan yang beredar sebesar 41% lebih likuid,” kata Benny. Saham perseroan yang beredar semula hanya 228 juta saham. Namun, setelah rights issue, belum lama ini, sahamnya yang beredar mencapai 1,368 miliar.

Oleh Jauhari Mahardhika

Goldman, Merrill dan RZB siap biayai Mitra Rajasa

JAKARTA, Bisnis Indonesia: Tiga bank investasi, yaitu Goldman Sachs, Merrill Lynch, dan Raiffeisen Zentralbank Osterreich AG (RZB) berebut pembiayaan akuisisi PT Apexindo Pratama Duta Tbk oleh PT Mitra Rajasa Tbk yang pendanaannya digenjot hingga US$550 juta atau setara dengan Rp5,06 triliun.

Sumber Bisnis menyebutkan ketiganya sudah menyatakan serius dan sanggup memenuhi kebutuhan pendanaan tersebut, tetapi pekan depan perseroan baru menentukan bank investasi mana yang akan digandeng.

"Memang ada tiga bank investasi asing yang serius dan segera kami seleksi. Kami mencari US$550 juta dari bank investasi untuk kebutuhan akuisisi ini," ujar Direktur Utama Mitra Rajasa Beni Prananto saat dikonfirmasi.

Dia mengungkapkan selain mencari dana melalui bank investasi, perseroan juga berencana menggandeng mitra strategis guna mengakuisisi Apexindo. "Kami optimistis dapat mengakuisisi Apexindo, karena dari Medco telah memberi 'lampu hijau' bagi kami untuk jalan terus."

Komisaris Utama Mitra Rajasa Tito Sulistio mengatakan perseroan telah menerima surat komitmen dari beberapa bank investasi tersebut.

"Tender offer akan digelar pada September-Oktober. Selain bank investasi, kami juga telah menerima surat pernyataan komitmen dari private equity investor lokal dan internasional," katanya.

Perseroan berencana mengombinasikan pembiayaan dari modal perseroan, pinjaman perbankan dan penerbitan obligasi perseroan. Untuk mengantisipasi akuisisi itu, Mitra Rajasa telah mendongkrak nilai obligasi menjadi Rp800 miliar dari rencana awal Rp600 miliar.

Tito mengatakan selain menerbitkan obligasi itu, Mitra Rajasa juga akan memanfaatkan dana Rp50 miliar dari sisa penawaran umum terbatas untuk membiayai akuisisi itu.

Hasil RUPSLB 27 April itu merupakan tindak lanjut dari RUPS pada 19 Februari 2008 yang menyetujui rencana penerbitan obligasi senilai Rp600 miliar untuk membiayai akuisisi perusahaan minyak dan gas.

Pengembangan usaha

Tujuan pengambilalihan saham tersebut adalah untuk pengembangan usaha Mitra Rajasa.

Ke depan, apabila di antara para pihak telah sepakat atas syarat dan ketentuan mengenai pengambilalihan saham tersebut, pelaksanaan jual beli akan dilakukan dengan memerhatikan peraturan yang berlaku di pasar modal.

Setelah akuisisi selesai dilaksanakan pengendali baru akan melakukan penawaran tender seperti yang diatur pada Peraturan Pasar Modal Nomor IX. F. 1 tentang Pengambilalihan Perusahaan Terbuka.

"Proses akuisisi, kami harap selesai pada pertengahan tahun ini. Dan, proses tender offer akan kami laksanakan sekitar September-Oktober," tutur Tito.

Presdir Medco Hilmi Panigoro menambahkan Mitra Rajasa tengah bersaing dengan tiga perseroan lainnya dalam proses akuisisi Apexindo.

Menurut dia, Medco menargetkan Apexindo dapat didivestasi paling lambat pada triwulan III/2008.

"Kami menyambut baik tawaran dari Mitra Rajasa dan apabila pada akhirnya harganya cocok, maka kami siap melepas Apexindo," ujarnya.

Harga saham Apexindo kemarin ditutup naik 6,25% menjadi Rp2.040 per saham dari penutupan perdagangan sebelumnya Rp1.920.

Mitra Rajasa telah menyampaikan rencana akuisisi 80,6% saham atau 2,11 miliar saham Apexindo milik PT Medco Energi Tbk dan Encore Limited itu ke Bursa Efek Indonesia dan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan.

Rincian dari saham yang akan diakuisisi Mitra Rajasa itu adalah 1,28 miliar saham (48,9%) Apexindo milik Medco dan 835 juta saham (31,7%) milik Encore.

Encore baru saja membeli saham Apexindo dari dua perusahaan pengelola dana Asia di level Rp2.400 per saham. Encore merupakan perusahaan induk dari emiten migas Medco Energi.

Bila dihitung pada harga pembelian Encore, Mitra Rajasa paling tidak harus menyediakan dana tunai Rp5,07 triliun untuk mengakuisisi 80,6% saham Apexindo. Biasanya, pembelian saham dalam jumlah besar dilaksanakan pada harga premium dari harga pasar saat ini. (01) (sylviana.pravita@bisnis.co.id)

Oleh Sylviana Pravita R.K.N.

Bisnis Indonesia

Thursday, May 8, 2008

Pasar Menanti MIRA Akuisisi Apexindo

JAKARTA, okezone.com - Dalam jangka pendek akuisisi yang dilakukan Mitra Rajasa (MIRA) akan memberikan nilai positif tetapi untuk jangka panjang perlu dilihat lagi prospeknya.

Euforia jangka pendek memang menarik untuk saham MIRA, tetapi jika akuisisi batal maka pasar akan melihat lagi dan realistis terhadap MIRA, paparnya ujar Analis Mega Capital Indonesia Felix Sindhunata mengatakan, Jakarta, Kamis (8/5/2008).

Pasar saat ini masih menunggu, proses akuisisi ini. Pasalnya lanjut dia, dari segi ukuran, perusahaan MIRA lebih kecil dibandingkan Apexindo sehingga cukup menarik jika mereka jadi mengakuisisi.

Upaya diversifikasi MIRA ke tambang dinilai Felix cukup bagus, karena saham-saham tambang memang cukup menjanjikan, namun perlu dilihat lagi proses akuisisinya, dananya dari mana.

Saya dengar MIRA berminat membeli di harga 2.400 perlembar saham, tetapi Medco (induk Apexindo) akan melepas sahamnya di level 2.700. Jadi saat ini pasar masih menunggu ini, karena saat ini kan baru proses negosiasi belum pasti harganya, imbuhnya. (Setiawan Ananto/Sindo/rhs)

Mitra Rajasa Tawar Apexindo USD550 Juta

JAKARTA (SINDO)– PT Mitra Rajasa Tbk (MIRA) siap membayar USD550 juta untuk mengakuisisi 80,6% saham PT Apexindo Pratama Duta Tbk.

Presiden Direktur Mitra Rajasa Beni Prananto mengatakan, perseroan sangat serius untuk mengakuisisi Apexindo. ”Saat ini kita sedang adakan due diligence dan dalam proses negosiasi, jadi belum selesai semua,” ujarnya di Jakarta kemarin.

Menurut Beni, perseroan mengajukan harga penawaran di kisaran Rp2.400 untuk setiap saham Apexindo.”Kita akan membeli di harga itu atau kurang lebih 30% di atas pasar. Kalau terlalu mahal, kita nggak sanggup,” imbuhnya. Beni melanjutkan, perseroan mengalokasikan USD60 juta dari dana internalnya untuk akuisisi tersebut, sedangkan sisa kebutuhan dana berasal dari pinjaman.

Menurutnya, perseroan sudah mendapat komitmen pinjaman dari investor private equity dan bank investasi. Sementara itu, Komisaris Utama PT Mitra Rajasa Tbk Tito Sulistio mengatakan bahwa dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) terakhir, disepakati bahwa perseroan akan mengakuisisi Apexindo. Total saham yang akan dibeli mencapai 2,633 miliar atau 80,065 dengan nilai akuisisi antara USD450–550 juta.

Tito menambahkan, secara resmi perseroan telah berminat mengambil perusahaan Apexindo dan jika diperlukan, proses penawaran tender (tender offer) bisa diselesaikan pada periode September – Oktober mendatang. Akuisisi akan dilakukan melalui anak perusahaan MIRA, yaitu SSI.

MIRA sendiri sanggup mendanai sebesar 20% dari total nilai akuisisi, sisanya dari loan dan private equity fund,”ungkapnya. Analis Mega Capital Indonesia Felix Sindhunata mengatakan, dalam jangka pendek, akuisisi yang dilakukan MIRA akan memberikan nilai positif, tetapi untuk jangka panjang perlu dilihat lagi prospeknya. ”Euforia jangka pendek memang menarik untuk saham MIRA, tetapi jika akuisisi batal, pasar akan melihat lagi dan realistis terhadap MIRA,” tuturnya.

Menurut Felix, pasar saat ini masih menunggu proses akuisisi tersebut. Pasalnya, dari segi ukuran, Mitra Rajasa lebih kecil dibandingkan Apexindo sehingga cukup menarik jika akuisisi tersebut terwujud. ”Saya dengar MIRA berminat membeli di harga Rp2.400 per saham, tetapi Medco (induk Apexindo) akan melepas sahamnya di harga Rp2.700. Jadi, saat ini pasar masih menunggu karena saat ini baru proses negosiasi, harganya belum pasti, ”tandasnya. (setiawan ananto)

Mitra Rajasa raih utang beli Apexindo

JAKARTA, Bisnis Indonesia: PT Mitra Rajasa Tbk mengantongi pinjaman US$450 juta-US$500 juta atau setara Rp4,14 triliun-Rp4,6 triliun untuk membiayai akuisisi 80,6% saham PT Apexindo Pratama Duta Tbk.

Sumber Bisnis mengatakan pembiayaan akuisisi itu berasal dari dua konsorsium bank investasi asing dan lokal.

Komisaris Utama Mitra Rajasa Tito Sulistio ketika dikonfirmasi membenarkan adanya pinjaman itu yang segera difinalisasi.

"Pembiayaan akuisisi Apexindo akan dibantu oleh beberapa konsorsium bank investasi. Yang satu adalah konsorsium bank investasi asing dan lainnya dari konsorsium lokal," ujarnya kemarin.

Mitra Rajasa menyatakan serius mengakuisisi 80,6% saham atau 2,11 miliar saham Apexindo milik PT Medco Energi International Tbk dan Encore Limited. (sylviana.pravita@bisnis.co.id)

Oleh Sylviana Pravita R.K.N.

Bisnis Indonesia