JAKARTA, Investor Daily --- PT Mitra Rajasa Tbk (MIRA) segera memperoleh dana sebesar US$ 370 juta atau sekitar Rp 3,37 triliun untuk mengakuisisi 80,6% saham PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX).
Dana tersebut merupakan kombinasi pinjaman bank dan pelepasan saham Sabre Systems International Pte Ltd, anak usaha perseroan di Singapura.
Presdir Mitra Rajasa Benny Prananto mengatakan, perseroan siap melego saham Sabre Systems kepada asing. Namun, ia belum dapat menyebutkan identitas dan besaran saham yang dilepas karena masih dalam penjajakan. Pascapelepasan saham, Mitra Rajasa tetap menjadi pemegang saham mayoritas.
“Dengan pelepasan saham Sabre dan kas internal, total dana yang akan diperoleh sebesar US$ 180 juta,” kata dia di Jakarta, Kamis (8/5).
Mitra Rajasa kini menguasai 99% saham Sabre Systems. Perusahaan memiliki FPSO Sea Good 101, fasilitas pengeboran minyak di Ladang Oyong, lepas pantai Madura, Jatim.
Seiring rencana akuisisi Apexindo, harga saham Mitra Rajasa kemarin menguat dari Rp 1.400 menjadi Rp 1.520 per lembar. Bahkan harga sempat menyentuh Rp 1.560. Nilai transaksinya mencapai Rp 233,7 miliar. Harga saham Apexindo juga menguat dari Rp 1.920 menjadi Rp 2.040 per lembar. FPSO 101 mampu memproduksi minyak sebanyak 8.000-10.000 barel per hari.
Kapasitas penyimpanan mencapai 40.000 barel. Santos Pty Ltd yang merupakan listed company di Australia sudah mengontrak selama enam tahun. Nilai kontraknya tercatat US$ 78,02 juta.
Benny menegaskan, penjualan saham Sabre yang memiliki FPSO 101 merupakan salah satu strategi guna menggalang dana akuisisi Apexindo. Selain itu, perseroan telah memperoleh pinjaman dari bank asing sebesar US$ 190 juta. Dengan demikian, total dana yang dihimpun mencapai US$ 370 juta. “Sisanya masih dicari berupa pinjaman bank karena nilai akuisisi berkisar US$ 450-550 juta,” ujar dia.
Komisaris Utama Mitra Rajasa Tito Sulistio mengakui, perseroan menerapkan kombinasi pinjaman bank dan aliansi dengan investor strategis untuk mengakuisisi Apexindo. Rencananya, Mitra Rajasa, Sabre, dan investor strategis akan membentuk konsorsium.
Tito mengatakan, investor strategis itu akan masuk sebagai pemegang saham Sabre yang nantinya menjadi kendaraan bisnis untuk mengambil alih Apexindo. Mitra Rajasa berharap, akuisisi dapat tuntas pertengahan tahun ini. Setelah itu, perseroan berniat menggelar penawaran tender atas saham publik pada Agustus-September 2008.
Tunggu Penawaran Resmi
Mitra Rajasa berniat membeli 48,9% saham PT Medco Energi International Tbk dan 31,7% saham Encore International Ltd milik keluarga Panigoro pada Apexindo. Jumlah saham yang akan dibeli sebanyak 2.122.045.106 itu mencapai US$ 450-550 juta. Dengan begitu, harga akuisisi pengeboran migas tersebut berkisar Rp 1.900-2.400 per lembar.
Sebelumnya, Presdir Medco Energi International Hilmi Panigoro mengakui, Mitra Rajasa dan Medco sudah membahas rencana akuisisi Apexindo. Namun, pihaknya masih menunggu pengajuan penawaran resmi.
Analis BNI Securities Norico Gaman mengatakan, Apexindo memiliki prospek usaha yang sangat menjanjikan seiring booming sektor minyak dan gas bumi. Kontrak yang diperoleh perseroan berpotensi meningkat karena melambungnya harga minyak mentah di dunia.
Dia mengatakan, akuisisi Apexindo dapat terealisasi bila Mitra Rajasa menggandeng investor strategis yang siap menyediakan dana.
Tahun ini, Mitra Rajasa juga berencana membangun FPSO Sabre 201 senilai US$ 45 juta. Dana diambil dari kas internal yang merupakan hasil emisi obligasi senilai Rp 800 miliar. FPSO kedua itu diharapkan rampung pada 2010. FPSO Sabre 201 memiliki kapasitas penyimpanan minyak sebanyak 150.000-300.000 barel. Setiap hari, FPSO tersebut mampu memproduksi minyak hingga 20.000 barel. Sedangkan gas bumi mencapai 60 juta kubik per hari.
Menurut Benny, pengeboran minyak lepas pantai ini akan dikelola oleh Sabre Offshore Marine Pte Ltd, anak usaha Mitra Rajasa di Singapura.
Stock split
Mitra Rajasa memastikan bahwa perseroan akan memecah nilai sahamnya (stock split) dengan rasio 1 : 5 pada Juni 2008. “Kami akan stock split supaya saham perseroan yang beredar sebesar 41% lebih likuid,” kata Benny. Saham perseroan yang beredar semula hanya 228 juta saham. Namun, setelah rights issue, belum lama ini, sahamnya yang beredar mencapai 1,368 miliar.
Oleh Jauhari Mahardhika