Thursday, October 6, 2005

Investasi Indosat Dibiayai Dana Internal

Jakarta, Kompas - Dalam lima tahun ke depan, PT Indosat Tbk tidak membutuhkan pinjaman dana dari luar untuk pengembangan investasi. Sesuai dengan pengelolaan keuangan perusahaan, mulai tahun depan Indosat akan memiliki kelonggaran dana internal sehingga dapat digunakan untuk membiayai investasi. Demikian dikemukakan Direktur Utama Indosat Hasnul Suhaimi di Jakarta, Selasa (4/10)

Saat ini total utang Indosat mencapai Rp 13 triliun. Pada April 2006, salah satu seri obligasi Indosat senilai Rp 1 triliun akan jatuh tempo. Namun, dari jumlah yang jatuh tempo tersebut, sebanyak Rp 48 miliar telah dibeli kembali pada harga 101 ketika harga obligasi sedang jeblok beberapa bulan lalu.

Setiap tahunnya, kami akan mulai melunasi utang sehingga ke depan Indosat akan semakin memiliki kelonggaran dari aliran dana internal, katanya.

Menurut Direktur Pemasaran untuk Korporasi Wahyu Wijayadi, tahun ini adalah puncak kegiatan investasi Indosat, di mana Indosat membangun sistem utama jaringan telekomunikasi, menambah stasiun transmisi, serta meningkatkan jangkauan dan kapasitas. Mulai tahun depan kami tinggal meningkatkan kapasitas jaringan. Kebutuhan investasinya semakin mengecil, katanya.

Apexindo

Secara terpisah, Direktur Keuangan PT Apexindo Pratama Duta Tbk Agustinus B Lomboan mengabarkan bahwa penerbitan saham baru terbatas (right issue) telah terlaksana dengan harga Rp 550 per saham. Dari kegiatan ini, Apexindo mengumpulkan dana sebesar Rp 460,680 miliar.

Dana hasil penerbitan saham tersebut telah digunakan untuk melunasi sebagian utang kepada Medco Energi Finance Overseas BV. Utang itu terkait dengan kerja sama pembiayaan dalam pembangunan anjungan pengeboran lepas pantai Raissa dan Yani.

Melalui proses penawaran saham baru secara terbatas tersebut, Sea Drill Ltd, melalui Abacus Capital International Ltd selaku pembeli siaga, telah membeli hak PT Medco Energi Internasional Tbk.

Abacus telah resmi menjadi pemegang saham terbesar kedua Apexindo dengan menguasai 32,3 persen saham. Medco masih menjadi pemegang saham mayoritas, dengan menguasai 52,4 persen. Sisanya dimiliki publik.

Petrosea

PT Petrosea Tbk bekerja sama dengan Renison Consolidated Mines NL melaporkan telah memulai pekerjaan tambang emas Tom̢۪s Gully di Australia. Rencananya, tambang tersebut sudah memproduksi emas pada Maret 2006. Tambang tersebut diperkirakan menghasilkan sekitar 45.000 ons emas setiap tahun dari 250.000 ton are yang diproses tiap tahunnya.

Presiden Direktur PT Petrosea John Sheridan mengatakan, ini merupakan kerja sama pertambangan pertama perseroan di luar Indonesia. (anv/TAV)

SeaDrill buys 32.3% stake in Apexindo

JAKARTA, The Jakarta Post: SeaDrill Ltd., an oil-rig owner controlled by Norwegian billionaire John Fredriksen, has officially acquired a 32.3 percent stake in oil drilling firm PT Apexindo Pratama Duta through a rights issue for Rp 460.7 billion (about US$45.9 million).

In a release on Tuesday, the publicly listed company, a subsidiary of the country's largest locally controlled oil and gas firm PT Medco Energi Internasional, said the proceeds would be used to repay part of its debts to Medco Energi Finance Overseas BV.

According to the company's website, Apexindo recorded a net income of Rp 1.5 billion in the year's second quarter, a jump from Rp 34.9 billion in net losses it booked in the corresponding period the previous year.

The acquisition mean's the company's parent company Medco still holds the majority of shares, with a 52.4 percent stake, while the public investors control the remaining 15.3 percent. -- JP