Wednesday, December 7, 2005

Saham Apexindo Cenderung Mendatar

Jakarta, Bisnis Indonesia --- Saham PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) diperkirakan bergerak mendatar (sideways) pada perdagangan jangka pendek. Arah mendatar saham Apex ditopang faktor teknis, meskipun secara fundamental masih menjanjikan.

”Beberapa indikator teknis menunjukan trend mendatar pada saham ini, kata Analysis PT Bapindo Bumi sekutaris Harry Kurniawan kepada Investor Daily di Jakarta Senin ( 5/12).

Pada perdagangan kemarin. Saham Apex ditutup terkoreksi Rp 30 ke level Rp 700 saham sektor minyak dan gas itu ditransaksikan hanya empat kali dengan volume transaksi sebanyak 37.500 unit saham senilai Rp 26, 4 juta .

Menurut Harry secara teknis indikator relative strength index (RSI) untuk lima dan sepuluh hari untuk menunjukan saham Apexindo Pratama bergerak dalam trend mendatar untuk jangka pendek. “Arah mendatar juga terbaca dari indikator lain, seperti moving evarage convergence divergence (MACD),“ kata Harry.

Dia mengakui, pergerakan yang cenderung sideways didalam saham APEX juga di dukung volume transaksi yang kecil sejak awal Oktober 2005, apalagi saham APEX juga tidak termasuk likuid setelah kepemilikian publik hanya 5% dari sebelumnya 11,5% akibat right isue. “Namun, kalau melihat trend jangka panjang, saham ini masih menguat, “ujarnya.

Kendati demikian lanjut Harry, secara fundamental saham Apexindo Pratama masih menjanjikan, karena kinerja perusahaan diperkirakan kembali positif tahun ini setelah retrukturisasi utang. Laba bersih perseroan tahun 2004 minus Rp 27,1 miliar, sedangkan tahun sebelumnya mencapai 52,7 miliar. “Hingga kuartal III 2005 laba bersih perseroan sudah terbukukan Rp 3,3 miliar ,“ ujarnya.

Dia menambahkan pertumbuhan earning per share ( EPS ) Apexindo diperkirakan juga bergerak positif mejadi Rp 4-5 per lembar saham untuk tahun ini setelah tahun sebelumnya minus Rp 16. Namun valuasi saham APEX cukup mahal jika di bandingkan dengan emiten sejenis karena price to earning ratio (PER) mencapai 350 kali, dengan price to book value ( PBV ) 1,22 kali. Sedangkan PER Medco Energi (MEDC) hanya 12,2 kali,” jelasnya.

Sedangkan analisis PT Sari Jaya Permana Sekutaris M Alfatih mengatakan sejak pertengahan tahun 2004 saham APEX mulai naik. Namun selama tahun 2005 pergerakannya bergerak fluktuatif antara 550 – 900. “Kalau jangka pendek, saham ini masih tertekan. Tapi untuk jangka panjang berpotensi menguat.” ujarnya.

Pendapatan US$ 120 juta

Sementara itu Manajemen PT Apexindo Pratama Duta menargetkan pendapatan sekitar US$ 120 juta pada tahun 2005. Jumlah tersebut melebihi target pendapatan perseroan akhir tahun ini sebesar US$ 110 juta .

“Saya tidak bisa memberikan yang pastinya, tapi diperkirakan sekitar itu (US$ 120 juta) , kata Direktur Keuangan Apexindo Agustinus B Lomboan kepada Investor di Jakarta belum lama ini.

Menurut dia kenaikan pendapatan ini ditopang oleh dua faktor, pertama, dayrate dari empat rig jenis submersible barge Apexindo diperkirakan naik 15% – 20% di tahun depan adanya kontrak baru. Keduanya dikontrak oleh Total E & P Indonesia untuk pengeboran di Tunu, Kalimantan Timur untuk jangka waktu Maret 2006 – Maret 2009. Total nilai kedua kontrak itu mencapai US$ 98,9 juta.“Terkait dua kontrak itu saat ini kami masih menunggu keputusan BP Migas,” imbuh Agus.

Kedua rig Rani Woro yang beroperasi di Teluk Persia akan memperolah kontrak baru pada tahun 2006. Perseroan berharap dapat memperoleh harga sewa harian lebih tinggi dibandingkan dengan harga sewa Statoil sebesar US$ 51 ribu. Perseroan sedang bernegosiasi dengan calon penyewa yang baru untuk memperoleh harga sewa sesuai harga pasar US$ 80 ribu.

Rig Raniworo dikontrak oleh Statoil sejak Desember 2003 senilai US$ 50 juta. Tapi Statoil belum lama ini memutuskan tidak memperpanjang kontraknya yang akan berakhir pada Januari 2006, karena itu Apexindo berkesempatan untuk mencari kontrak yang baru dengan harga sewa yang sesuai harga pasar yang terus meroket .

Hingga kuratal III 2005, pendapatan perseroan tercatat Rp 798,93 miliar atau naik 6% di banding periode sama tahun lalu sebesar Rp 755, 63 miliar .

Per 30 September tahun ini EBITDA perseroan naik 27% menjadi Rp 324,53 miliar dari sebelumnya Rp 255,07 miliar. Kenaikan terbesar terjadi pada kuartal III dengan sumbangan EBITDA sebesar Rp 129, 68 miliar .

“Sehingga posisi laba bersih tahun 2006 kami diperkirakan di atas US$ 10 juta,“ ujar Agus.

Rekomendasi

Harry merekomendasikan acumulate trading buy saham APEX untuk jangka pendek, namun pada jangka panjang, dia menyarankan hold. “Support saham in di level Rp 700 dan resistance Rp 750 ,” ujarnya .

Sedangkan Alfatih merekomendasikan wait end see saham sektor minyak gas tersebut dalam jangka pendek. Tapi untuk jangka menengah dan panjang dia menyarankan beli support pertama saham APEX di level Rp 700 dan kedua Rp 600. Sedangkan resistanse pertama pada Rp 750 dan kedua Rp 800,“ jelasnya. (asp)