Monday, February 4, 2008

SAHAM APEXINDO

Bisnis Indonesia, FOTO: SAHAM APEXINDO: Sejumlah karyawan PT Apexindo Pratama Duta Tbk melakukan pengeboran minyak di Sukabumi, Jawa Barat, belum lama ini. Anak usaha PT Medco Energi Internasional Tbk tersebut membuat target baru soal divestasi 51,37% saham yang sempat mundur. Penjualan saham perusahaan pengeboran itu ditargetkan tuntas pada triwulan I tahun ini.

Kuartal I, Divestasi Apexindo

JAKARTA (SINDO)- Divestasi 51,4% saham Apexindo Tbk oleh PT Medco Energi Internasional Tbk ditargetkan selesai pada kuartal I/2008.

Target itu mundur dari target awal yaitu akhir 2007, karena belum tercapainya negosiasi dengan calon pembeli. “Tadinya lami berencana akhir tahun tapi terpaksa mundur,”ujar Pemilik Usaha Medco Arifin Panigoro di Jakarta baru-baru ini. Pelepasan Apexindo itu dilakukan agar Medco dapat fokus di minyak, mengingat Apexindo adalah perusahaan jasa.

Menurut Arifin, sebenarnya sudah ada dua investor luar yang berminat, namun negosiasi harga belum menemukan titik temu. “Biasalah tarik-tarikan harga, karena itu (Apexindo) kan perusahaan bagus, kalau harganya tidak bagus ya tidak akan kita lepas,” tuturnya. Seperti diketahui, Medco menunda menggelar RUPSLB akhir tahun lalu karena belum tercapai kesepakatan dengan calon pembeli Apexindo.

Dua calon pembeli yaitu Abacus Capital dan PT Bormindo Nusantara masih bersaing untuk membeli perusahaan pengeboran itu. Ketidaksepakatan itu dikarenakan harga penawaran yang diajukan Medco sebesar Rp2.700 per saham dinilai terlalu mahal.
Selain penjualan Apexindo, Medco juga tengah merambah bisnis gas alam cair (LNG) di tahun ini yang diharapkan selesai pada 2010.

Dia menuturkan pendirian perusahaan terbatas PT Donggi Senoro LNG berkapasitas 2 juta ton per tahun itu bekerjasama dengan PT Medco LNG Indonesia, Mitshubishi Corporation dan Pertamina Energy Services Pte.Ltd. Dia menjelaskan pengerjaan di hulu (upstream) dikerjakan oleh Medco dan Pertamina, namun untuk pengerjaan kilang, Mitsubishi menjadi pihak mayoritas.

Proyek tersebut membutuhkan investasi sebesar USD1 miliar, namun porsi Medco masih dalam tahap negosiasi. “Negosiasinya belum selesai, sedang dirundingkan” kata dia. Direktur Pertumbuhan Medco Rashid I Mangunkusumo mengatakan, porsi kepemilikan Medco Energy dalam Donggi Senoro LNG sebesar 20%. Sementara modal dasar yang ditempatkan sebesar USD20 juta, sehingga Medco memenuhi kewajiban sebesar USD4 juta.

Saat ini perseroan bersama dengan Mitshubishi dan Pertamina sedang pada tahap negosiasi untuk mendiskusikan rencana pembiayaan, desain, rekayasa, pengembangan, konstruksi, pengujian sampai pengoperasian kilang. Arifin menambahkan Medco juga akan mengaktifkan operasi internasional. Yang menjadi fokus adalah tambang di Libya, yang saat ini sedang dalam tahap eksplorasi.

Diharapkan eksplorasi sumur itu selesai akhir tahun ini. Sumur di Libya mempunyai kapasitas 50.000 barel per hari. Namun produksi Medco tidak bertambah karena proses pengeboran hingga minyak dapat keluar membutuhkan waktu sekitar dua tahun. (nunung ahniar)