Wednesday, May 14, 2008

Batal IPO, Medco Global dilego ke pemodal strategis

JAKARTA, Bisnis Indonesia: PT Medco Energi Internasional Tbk membatalkan rencana penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) 40%-45% saham subholding Medco Global Plc. dan menawarkan saham itu kepada tiga pemodal strategis.

Presiden Direktur Medco Energi Hilmi Panigoro mengatakan langkah itu ditempuh menyusul kondisi pasar finansial yang tidak menentu, sehingga opsi penjualan kepada mitra strategis diputuskan sebagai skema yang paling menguntungkan.

"IPO bertujuan untuk meraup dana dari publik yang ingin menginvestasikan dananya. Namun, cara untuk meraup dana kan bisa dilakukan dengan cara lain di luar IPO, yaitu mencari strategic partner [penjualan kepada mitra strategis]," katanya kemarin.

Menurut dia, Medco kini bernegosiasi dengan tiga pemodal strategis. Namun, dia tidak bersedia menyebutkan identitas ketiga pemodal strategis tersebut.

"Yang jelas kami mengharapkan penjualan kepada strategic partner bisa terwujud pada tahun ini seperti halnya pelaksanaan IPO yang sebelumnya juga dijadwalkan pada tahun ini," tuturnya.

Valuasi Medco Global, katanya, berada di kisaran US$1 miliar. Apabila mengacu pada angka itu, nilai subholding, anak perusahaan Medco yang mengendalikan dan mengelola aset migas di luar negeri itu, mencapai US$400 juta-US$450 juta.

"Sejauh ini, patokan yang paling valid untuk menentukan valuasi Medco Global adalah dengan melihat Varenex di Libya, yaitu sebesar US$600 juta. Itu baru di Libya, belum lagi di Oman dan negara-negara lainnya, sehingga nilai valuasi subholding itu US$1 miliar," tuturnya.

Ikhsan Binarto, analis saham PT Optima Securities, mengatakan penjualan kepada investor strategis lebih bagus dibandingkan dengan IPO ketiga pasar sedang bergejolak. "Pemodal strategis bisa masuk ke level manajemen Medco Global."

Medco Energi juga berencana membeli kembali (buy back) 3,29% sahamnya di pasar dengan menyiapkan dana US$80 juta. Medco memiliki 6,71% saham yang disimpan sebagai treasury yang digunakan sebagai instrumen prinsipal dalam penerbitan obligasi tukar dengan opsi jual pada 2009 dan jatuh tempo pada 2011.

Anak perusahaan Medco Energi, yakni PT Apexindo Pratama Duta Tbk membagikan dividen sebesar US$21,8 juta, atau setara US$0,00826 per saham.

Para pemegang saham dalam RUPST kemarin juga menyetujui rencana perusahaan pengeboran itu untuk buy back sahamnya maksimal 10% senilai dengan nilai US$57 juta. (wisnu.wijaya@bisnis.co.id)

Oleh Bambang P. Jatmiko & Wisnu Wijaya

Bisnis Indonesia

Medco Batalkan IPO Anak Usaha

JAKARTA, Koran Tempo -- PT Medco Energi Internasional Tbk. mengkaji pembatalan penawaran umum saham perdana (IPO) Medco Global, anak usaha yang mengelola aset-aset di luar negeri.

Presiden Direktur Medco Hilmi Panigoro mengatakan langkah pembatalan tersebut dikaji mengingat kondisi pasar yang kurang kondusif. "Kami menunda rencana IPO dan private placement Medco Global. Kalau perlu opsi tersebut diganti, seperti strategic partner," ujarnya di Jakarta kemarin.

Dia mengatakan, dalam persiapan mencari mitra strategis, perseroan telah melakukan pembicaraan dengan tiga investor asing. "Kami mentargetkan tahun ini (negosiasi dengan mitra strategis) selesai," dia menambahkan.

Tahun lalu Medco berencana melakukan IPO Medco Global di bursa London. Rencananya, perseroan akan melepas 40-45 persen saham perusahaan yang nilainya ditaksir mencapai US$ 1 miliar. Manajemen Medco saat itu mentargetkan pelaksanaan IPO bisa rampung pada akhir 2007. Namun, pelaksanaan aksi korporasi itu tak kunjung terealisasi.

Dalam kesempatan yang sama, Hilmi juga menyampaikan informasi soal pelepasan saham 80 persen PT Apexindo Pratama Duta Tbk. Di perusahaan pengeboran minyak lepas pantai ini, perseroan menguasai 48,9 persen. Sedangkan 31,7 persen saham dikuasai Encore Limited dan sisanya milik publik. PT Mitra Rajasa Tbk. sebelumnya telah menyampaikan minatnya membeli saham milik Medco dan Encore.

Hilmi menjelaskan, saat ini perseroan tengah melakukan pembicaraan serius dengan dua investor yang berasal dari Eropa dan Amerika Serikat. Dua investor baru ini, menurut dia, menambah daftar peminat Apexindo yang lain, yaitu Texas Pacific Group, Recapital Advisory, Bormindo Nusantara, dan Abacus Capital.

Dia enggan menjelaskan berapa harga penawaran yang masuk. "Yang jelas di atas Rp 2.400 per lembar" katanya. Proses penawaran ini, ujar dia, tidak formal dan tidak ada proses tender.

Menurut dia, dana dari hasil rencana itu akan dipakai untuk memfokuskan kegiatan usaha perseroan di bidang eksplorasi dan produksi. "Target kami pada kuartal ketiga 2008 proses penjualan itu bisa terlaksana," tuturnya.

Dalam rapat umum pemegang saham tahunan Apexindo kemarin sore, disetujui pembagian dividen US$ 21,8 juta atau US$ 0,00826 (Rp 75) per lembar saham. SORTA TOBING

Medco Global Batal Lakukan IPO

JAKARTA, Republika -- Anak perusahaan PT Medco Energi Internasional Tbk yang mengoperasikan ladang minyak di luar negeri, Medco Global, membatalkan rencana go public di Bursa London tahun ini. Medco Energi lebih memilih menjual sebagian saham anak perusahaannya itu kepada mitra strategis mereka.

Presiden Direktur Medco Energi, Hilmi Panigoro, mengatakan, tujuan utama go public atau initial public offering (IPO) adalah mendapatkan dana masyarakat yang ingin berinvestasi di sektor energi. Namun karena kondisi pasar global yang sedang bergejolak, Medco Energi memutuskan tidak melanjutkan IPO dan melanjutkan pencarian dana eksternal lewat opsi lain.

''IPO Medco Global kami tunda dulu karena perlu mengganti opsi. Kami bisa saja melepas 40-45 persen saham ke strategic partner, kata Hilmi, usai rapat umum pemegang saham PT Apexindo Pratama Duta Tbk, Selasa (13/5). Menurut Hilmi, saat ini pihaknya telah berbicara dengan sedikitnya tiga investor. "Kami memang mengambil pemain-pemain besar,'' kata Hilmi.

Total nilai aset Medco Global menurut Hilmi sekitar 1 miliar dolar AS. Nilai blok migas Verenex di Libya saja, kata Hilmi, sudah mencapai 600 juta dolar AS. Dia berharap penjualan sebagian saham Medco Global itu bisa terlaksana tahun ini. Pasalnya, jadwal IPO pun dari semula memang jatuh pada tahun ini.

Selain Medco Global, Hilmi juga sedang menegosiasikan penjualan anak perusahaan yang lain, yakni Apexindo Pratama Duta yang bergerak dalam jasa pemboran migas. Medco Energi akan melepas kepemilikan 80,6 persen saham di Apexindo, yang terdiri dari 48,9 persen saham Medco Energi dan 31,7 persen saham milik Encore Ltd, induk perusahaan Medco Energi.

Sebelumnya sudah ada empat pihak yang menawar Apexindo. Keempatnya yakni Abacus Capital, Recapital Adviory, Texas Pacific Group dan Bormindo Nusantara. Kini tercatat datang lagi tiga penawar baru, yaitu PT Mitra Rajasa Tbk dan dua perusahaan asing, satu dari Amerika Serikat dan satu dari Eropa.

Belum jelas berapa tawaran harga saham dari Mitra, namun perkiraan harga 80,6 persen saham Apexindo itu sekitar Rp 450-550 juta dolar AS. Hilmi menegaskan, pihaknya tidak akan melepas Apexindo dengan harga kurang dari Rp 2.400 per lembar. Bulan Maret lalu harga saham Apexindo sempat jatuh hingga Rp 1.400 per lembar. Namun kemarin saham itu telah diperdagangkan pada kisaran Rp 2.000 per lembar.

Abacus yang pernah menawar Rp 2.450 per lembar saham, menurut Hilmi, belum secara resmi menyatakan mundur dari penawaran. ''Saya tidak bisa ngomong berapa harga penawaran atau yang kita inginkan. Yang jelas lebih dari itu,'' ujar dia.

Upaya melepas Apexindo sebagai bagian dari strategi bisnis Medco Energi Internasional untuk fokus sebagai produsen minyak dan tidak lagi mengurusi bisnis jasa migas. Dengan tambahan dana yang besar, Medco Energi bisa melanjutkan eskpansi usaha serta membiayai berbagai proyek energi yang sudah ada.

Selama dua tahun ini Medco kurang beruntung dengan adanya kesalahan pemboran di Sidoarjo (lumpur Lapindo) dan rendahnya deposit tiga ladang gas di Teluk Mexico, Amerika Serikat. Laba bersih Medco Energi Internasional pada 2007 lalu hanya 6,5 juta dolar AS. Jumlah itu turun dari 2006 yang tercatat 35 juta dolar AS. Namun pada kuartal pertama 2008 ini kinerja Medco Energi sudah membaik.

''Laba bersih pada kuartal ini 23 juta dolar AS. Itu dengan harga minyak 90-104 dolar AS per barrel,'' kata Hilmi. Dia memastikan tahun ini kinerja Medco akan makin baik karena harga minyak terus naik. ''Tahun ini labanya kalikan saja empat. Bisa lebih dari 90 juta dolar AS,'' ujar dia.

Sementara Direktur Utama Apexindo, Hertiono Kartowisastro, berharap siapa pun pemilik baru nanti bisa memberikan gelontoran modal untuk pengembangan usaha Apexindo. ''Kinerja kita sudah bagus, kita ingin berkembang terus dengan bagus,'' ujar Hertiono.

Kuartal pertama 2008, emiten berkode APEX ini membukukan laba bersih 10,2 juta dolar AS atau naik 73 persen dari periode yang sama 2007. Sepanjang 2007, laba bersihnya 34,3 juta dolar AS atau naik 8,9 persen dari 2006. rto

Apexindo Akan Bangun Rig USD150 Juta

JAKARTA (SINDO) – PT Apexindo Pratama Duta Tbk berencana membangun anjungan minyak (rig) akhir tahun ini.Untuk pembangunan tersebut perseroan membutuhkan dana USD150 juta.

Presiden Direktur Apexindo Hertriono Kartowisastro mengatakan, rencana pembangunan rig tersebut tergantung dari ada tidaknya perubahan status kepemilikan saham perseroan. ”Artinya, jika saham Apexindo jadi dilepas oleh Medco dan pemegang saham baru menyetujui, rencana itu baru bisa dilaksanakan,” ujarnya seusai rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) di Jakarta kemarin.

Hetriono mengatakan, perseroan tahun ini menganggarkan belanja modal USD10 juta untuk pengembangan usaha. Dana tersebut bisa membengkak berlipat kali jika pemegang saham menyetujui rencana pembangunan rig baru. ”Tergantung dari pemilik baru nanti,” imbuhnya. Terkait rencana pelepasan Apexindo, Presiden Direktur Medco Energi Internasional Hilmi Panigoro mengungkapkan, proses negosiasi terus berjalan. Hingga kini, selain PT Mitra Rajasa Tbk, ada dua perusahaan luar negeri yang menyatakan minat, yaitu dari Eropa dan Amerika Serikat, ”Yang pasti, Mitra Rajasa belum menyatakan minatnya secara resmi,” kata Hilmi yang juga menjabat Komisaris Utama Apexindo.

Menurut Hilmi, dalam pelepasan 80% saham Apexindo, yang terdiri atas 48% saham Medco dan 32% saham Encore Limited, harga yang ditawarkan setidaknya di atas pembelian Encore sebesar Rp2.400. ”Saya harap proses pelepasan Apexindo selesai pada kuartal ketiga,”imbuhnya. Kepala Riset Sarijaya Securities Danny Eugene mengatakan, Apexindo adalah perusahaan yang baik secara fundamental dan operasional. Namun,jika dikonsolidasikan dengan Medco, Apexindo sulit bergerak, termasuk untuk mencari pinjaman. Pasalnya, rasio utang terhadap modal Medco terlalu tinggi.

”Jika dilepas, Apexindo akan lebih bagus karena bisa ekspansi,” katanya. Pada rapat kemarin, pemegang saham Apexindo juga menyetujui pembagian dividen tunai sebesar USD0,00826 per saham atau Rp76 per saham (dengan asumsi Rp9.200 per dolar Amerika Serikat). Total dividen yang dibagikan mencapai USD21,8 juta atau 63% dari laba 2007 sebesar USD34,3 juta. Pemegang saham juga menyetujui rencana perseroan membeli kembali sahamnya (buyback). Pelaksanaan buyback maksimal 10% dari jumlah saham yang diterbitkan dengan jangka waktu 18 bulan sejak RUPST. (nunung ahniar)

Terkait Divestasi Apexindo, Medco Targetkan US$ 550 Juta

JAKARTA, Investor Daily --- PT Medco Energi International Tbk (MEDC) dan Encore International Ltd milik keluarga Panigoro akan melepas 80,6% saham PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) pada harga minimal Rp 2.400.

Total dana yang dihimpun dari hasil penjualam saham Apexindo itu berkisar US$ 550 juta (Rp 5 triliun). “Kami tidak mau menjual Apexindo di bawah Rp 2.400 karena dibeli seharga Rp 2.400,” kata Dirut Medco Energi International Hilmi Panigoro usai RUPS Apexindo di Jakarta, Selasa (13/5).

Hilmi menegaskan, perseroan masih bernegosiasi dengan dua penawar lain selain PT Mitra Rajasa Tbk. Kedua investor itu adalah dari Amerika Serikat dan Eropa.

Negosiasi harga dengan tiga calon pembeli diharapkan rampung pada kuartal III-2008. Sebab, tender yang pernah diikuti oleh Abacus Capital Ltd dan PT Bormindo Nusantara sudah dihentikan akibat masalah pendanaan.

Menurut dia, Medco bakal menggunakan dana hasil penjualan saham Apexindo guna mengembangkan bisnis eksplorasi dan migas di dalam dan luar negeri. Selain itu, Medco juga menjajaki mitra strategis.

Siapkan Dana

Direktur Mitra Rajasa Tbk (MIRA) Anton Natakoesoemah mengatakan, pihaknya sanggup menyiapkan dana hingga US$ 550 juta untuk mengakuisisi 80,6% saham Medco dan Encore di Apexindo. “Kami sangat serius untuk akuisisi karena dana sudah tersedia,” kata dia kepada Investor Daily, kemarin.

Anton mengatakan, Mitra Rajasa masih bernegosiasi dengan Medco dan Encore terkait harga pelaksanaan akuisisi. Namun, tidak menutup kemungkinan harga tawaran berkisar Rp 2.400. Sebab, total saham Medco dan Encore yang akan dilepas mencapai 2.122.045.106 lembar.

Presdir Mitra Rajasa Benny Prananto pernah mengatakan, perseroan segera memperoleh dana US$ 370 juta atau sekitar Rp 3,37 triliun untuk mengakuisisi Apexindo. Dana merupakan kombinasi pinjaman bank dan rencana pelepasan saham Sabre Systems International Pte Ltd, anak usaha Mitra Raja di Singapura.

Mitra Rajasa telah memperoleh pinjaman dari bank asing senilai US$ 190 juta. Sedangkan pelepasan saham anak usaha kepada investor strategis ditargetkan sekitar US$ 180 juta. Dengan demikian, jumlah dana yang dihimpun dalam waktu dekat tercatat US$ 370 juta. Sedangkan sisanya diupayakan dari sumber lain.

Komisaris Utama Mitra Rajasa Tito Sulistio mengakui, perseroan menerapkan kombinasi pinjaman bank dan aliansi dengan investor strategis guna mengakuisisi Apexindo. Rencananya, Mitra Rajasa, Sabre Systems, dan investor strategis akan membentuk konsorsium.

Tito menjelaskan, investor strategis tersebut bakal masuk menjadi pemegang saham Sabre Systems dan selanjutnya dijadikan sebagai kendaraan bisnis untuk mengambil alih Apexindo. Mitra Rajasa berharap, akuisisi ini dapat tuntas pada pertengahan tahun ini. Setelah itu, perseroan akan menggelar penawaran tender atas saham publik pada Agustus-September 2008.

Tunda IPO

Mengenai rencana penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham Medco Global di Inggris, Hilmi mengatakan, rencana itu ditunda. Sebab, kondisi pasar global masih bergejolak.

Pelepasan saham anak usaha Medco Energi itu akan diubah menjadi mekanisme mitra strategis. Rencananya, saham Medco Energi pada Medco Global dilepas sekitar 40-45%. “Saat ini, kami masih bernegosisasi dengan tiga mitra strategis dan diharapkan selesai tahun ini,” ujar dia.

Oleh Eva Fitriani dan Jauhari Mahardhika

PT Apexindo Patok Harga Minimal Rp2.400 per Lembar Saham

JAKARTA-- Media Indonesia: Perusahaan pengeboran minyak PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) mematok harga jual minimal Rp 2.400 per lembar dalam rencana pelepasan 80,6% saham kepada para penawar. Namun, merasa tidak tahu-menahu tentang rencana akuisisi sahamnya oleh PT Mitra Rajasa Tbk (MIRA).

"Kami tidak akan melepas Apexindo dengan harga kurang dari Rp2.400 per saham. Abacus Capital yang pernah menawar Rp2.450 per saham hingga saat ini juga belum menyatakan mundur dari panawaran. Saya tidak bisa bicara berapa harga yang kami inginkan, yang jelas di atas Rp2.400," ujar Dirut Medco, Hilmi Panigoro selaku pemegang saham mayoritas, di Jakarta, Selasa (13/5).

Meski demikian, hingga kini belum ada proses penawaran Apexindo secara resmi. Sebab hal tersebut dilakukan secara langsung dengan investor yang berminat.

Saat ini, Medco sedang berencana melepas kepemilikan sahamnya di Apexindo. Komposisi kepemilikan saham di Apexindo saat ini terdiri dari Medco sebesar 48,9% dan Encore International sebesar 51,1%. Dalam rencana pelepasan saham APEX yang sebesar 80,6%, MEDC akan melepas seluruh kepemilikannya yang sebesar 48,9% dan Encore akan melepas sekitar 31,7%. Nilai akuisisi 80,6% saham Apexindo tersebut ditaksir mencapai US$450 - US$550 juta.

"Alasan Medco melepas seluruh kepemilikan saham kami di Apexindo, karena kami berencana fokus pada industri produsen minyak dan tidak lagi mengurusi bisnis jasa migas," tambahnya.

Dalam hal ini, Medco akan memperoleh tambahan dana cukup besar yang rencananya akan digunakan untuk eskpansi usaha serta membiayai berbagai proyek energi yang sudah ada.

Namun menurut Hilmi hingga saat ini belum ada penawaran secara resmi terhadap penawaran Apexindo. Baik itu dari PT Mitra Rajasa Tbk (MIRA) maupun dari dua perusahaan asal Amerika Serikat dan Eropa yang juga dikabarkan berencana mengambil alih APEX. Sebelumnya sudah ada empat pihak yang menawar Apexindo antara lain Abacus Capital, Recapital Adviory, Texas Pacific Group dan Bormindo Nusantara.

Sementara itu, Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tahunan Apexindo memutuskan membagikan dividen tunai sebesar US$21,8 juta atau 2,8% dari perolehan laba bersih tahun 2007 yang mencapai US$770,481 juta. Sehingga, para pemegang saham memperoleh dividen sebesar US$ 0,00826 per saham (sekitar Rp 75 dengan kurs 9.200).

RUPS juga menyetujui buy back 10% dari seluruh saham yang diterbitkan perseroan. Dana yang dipakai maksimal sebesar US$57 juta yang diambil dari saldo laba ditahan. Jangka waktu pelaksanaan buy back selama 18 bulan sejak disetujui RUPS. Direktur Keuangan Apexindo Agustinus B Lomboan menegaskan, buy back tersebut tidak terkait dengan rencana akuisisi oleh MIRA.(DW/Ant/OL-03)

Penulis : Dwi Tupani