Thursday, January 18, 2007

Laba Bersih Rp 400 M, Apexindo Lunasi Utang US$ 8 Juta

JAKARTA, Investor Daily --- PT Apexindo Pratama Duta Tbk akan melunasi utang senilai US$ 8 juta kepada Bank Central Asia (BCA) paling lambat pada Agustus 2007. Dana pelunasan utang bersumber dari kas internal perseroan.

“Prioritas utama adalah pelunasan utang kepada BCA tahun ini, sehingga beban utang perseroan menjadi nihil. Dengan pembayaran kewajiban, kinerja keuangan diharapkan lebih bagus ke depan,” ujar Direktur Keuangan Apexindo Agustinus B Lomboan kepada Investor Daily di Jakarta, Selasa (16/1).

Agustinus mengatakan, Apexindo kini memiliki arus kas sebesar US$ 30 juta, sehingga pelunasan utang tidak sampai mengganggu operasional.

Perseroan bergerak di bidang jasa penyewaan rig lepas pantai dan darat untuk sektor minyak dan gas.

Menurut dia, kewajiban anak usaha PT Medco Energi International Tbk tersebut tinggal obligasi senilai Rp 750 miliar yang akan jatuh tempo pada 2010. “Tidak tertutup kemungkinan percepatan pelunasan surat utang dilakukan, bila arus kas memadai, sehingga beban perseroan tidak ada lagi,” tandas dia.

Mengenai kinerja keuangan akhir tahun 2006, lanjut Agustinus, lebih baik dibandingkan tahun 2005. Sebab, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS cenderung menguat tahun ini.

Perseroan masih merugi sebesar Rp 43,12 miliar tahun lalu. Penyebab utama kerugian adalah selisih kurs. Namun, pada semester pertama 2006 laba bersih meningkat drastis menjadi Rp 191,48 miliar. Sedangkan pada akhir kuartal ketiga 2006, laba bersih tercatat Rp 366 miliar. “Kami optimistis, laba bersih akhir tahun lalu bisa mencapai Rp 400 miliar,” ungkap dia.

Hingga kuartal ketiga 2006, pendapatan tercatat Rp 798,93 miliar atau naik 6% dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 755,63 miliar.

Lebih jauh dia mengungkapkan, kinerja tahun ini diperkirakan lebih bagus di bandingkan pada 2006. Sebab, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS lebih membaik. Selain itu, harga sewa rig darat bisa meningkat sekitar 5-10%. Sedangkan harga sewa lepas pantai naik tajam.

Di samping itu, kata dia, permintaan penyewaan rig lepas pantai dan darat cenderung meningkat seiring banyaknya pengeboran ladang minyak baru tahun ini, termasuk proyek geothermal.

Agustinus memprediksi, pendapatan dapat tumbuh 30% tahun ini daripada tahun lalu. Kontribusi pendapatan terbesar berasal dari jasa penyewaan rig lepas pantai.

Sebagai antisipasi tingginya permintaan jasa rig lepas pantai, Apexindo segera mempercepat pembangunan Rig Soehana. “Mudah-mudahan bisa rampung akhir Maret 2007, sehingga bisa disewakan kepada sejumlah perusahaan minyak,” kata dia.

Pembangunan Rig Soehana yang dilakukan di Singapura itu menelan dana US$ 150 juta.

Perpanjang Kontrak

Guna meningkatkan kinerja keuangan, perseroan akan mengikuti sejumlah tender migas tahun ini dan memperpanjang kontrak kerja selama lima tahun. Nilai perpanjangan kontrak bisa mencapai US$ 160 juta. “Dengan adanya kontrak kerja selama lima tahun, pendapatan perseroan menjadi pasti. Karena selama ini kontrak kerja hanya berlangsung satu atau dua tahun,” ungkap dia.

Sampai akhir Desember 2006, pemegang saham terbesar Apexindo adalah Medco Energi (51,57%), CLSA Ltd (Client A/C) sebesar 15,92%, dan Asian Opportunities Fund Segregated 15,92%. Sedangkan sisanya dimiliki investor publik lainnya.

Sementara itu, Senior Equity Research PT Valbury Securities Danny Eugone mengatakan, usaha perseroan mendapat kontrak jangka panjang menjadi lima tahun menunjukkan kepercayaan semakin tinggi dari nasabah.

“Di Indonesia, Apexindo dikenal sebagai market leader dan memiliki produk berkualitas tinggi. Keberhasilan perusahaan juga ditunjukkan dengan memperlebar bisnis jasa penyewaan rig ke Timur Tengah belum lama ini,” jelasnya.

Dia mengatakan, perseroan berupaya meningkatkan performa peralatan yang disewakan. Pada Januari 2007, Apexindo memiliki rig berteknologi terbaru dan hanya dimiliki beberapa perusahaan penyewa rig terkemuka di dunia.

Namun, lanjut dia, perseroan kini dihantui penurunan harga minyak yang mencapai US$ 51 per barel. Akibatnya, perusahaan pertambangan yang selama ini menyewa jasa rig terpaksa menunda peningkatan produksi dan penjualan. “Otomatis penyewaan terhadap rig perseroan menjadi terhambat,” tandas dia. (rad)

Apexindo Teken Kontrak Pengeboran

JAKARTA, Media Indonesia: Sekretaris Perusahaan PT Apexindo Pratama Duta Ade R Satari dalam penjelasannya ke BEJ di Jakarta, Rabu (17/1), mengatakan kontrak tersebut berupa pekerjaan pemboran darat yang akan dikerjakan oleh Rig 2 di lokasi pemboran Blok Senoro-Toili, Sulawesi. Pekerjaan proyek ini akan berakhir pada 21 April 2007.

Ade mengatakan transaksi ini tidak memerlukan persetujuan para pemegang saham melalui RUPSLB. Hal ini sesuai dengan surat No.304/DIR-IV/03 tanggal 11 April 2002 tentang Permohonan Pengecualian terhadap Transaksi Benturan Kepentingan sehubungan dengan Penyediaan Jasa Pemboran Migas dan surat Bapepam tanggal 25 April 2003 perihal tanggapan atas permohonan pengecualian dari Peraturan No.IX.E.1. (Sdk/OL-03)

Apexindo Peroleh Kontrak

JAKARTA, Koran Tempo -- PT Apexindo Pratama Duta Tbk. memperoleh kontrak pengeboran senilai US$ 3,475 juta (sekitar Rp 30,6 miliar). Sekretaris Perusahaan Apexindo Ade R. Satari mengatakan kontrak pengeboran ini dilakukan dengan JOB Pertamina-Medco. "Ini untuk pengeboran darat yang dikerjakan oleh Rig 2 untuk lokasi pengeboran Blok Senoro," kata dia.

Ade menjelaskan transaksi ini kepada Bursa Efek Jakarta secara tertulis dua hari lalu. Proyek ini diperkirakan rampung pada 21 April nanti. Menurut Ade, transaksi ini tidak memerlukan persetujuan para pemegang saham karena ini sudah diatur dalam ketentuan Bapepam pada April 2004 soal tanggapan atas permohonan pengecualian dari aturan mengenai benturan kepentingan. budiriza

PT APEX Dapat Kontrak Pengeboran

Kompas - PT Apexindo Pratama Duta (APEX) mendapat kontrak senilai 3,476 juta dolar AS untuk pekerjaan pengeboran darat. Sekretaris Perusahaan APEX, Ade R Satari, dalam laporannya ke Bursa Efek Jakarta, Rabu (17/1), mengatakan, penandatanganan kontrak sudah dilakukan dengan JOB Pertamina-Medco E&P Tomon Sulawesi dengan total estimasi maksimum kontrak 3,476 juta dollar AS pada 15 Januari 2007. Kontrak pengeboran darat yang akan dikerjakan di lokasi Blok Senoro-Toili, Sulawesi, akan berakhir 21 April 2007. Transaksi tersebut mengandung benturan kepentingan, karena perseroan dan Medco E&P adalah anak perusahaan Medco Internasional. (ANTARA/OSA)