Thursday, December 29, 2005

Saham Apexindo Cenderung Sideways

Jakarta, Investor Daily --- Saham PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) diperkirakan bergerak mendatar (sideways) pada perdagangan jangka pendek. Saham sektor pertambangan dan energi tersebut kurang likuid di pasar.

Selain kurang likuid, volume transaksi saham Apexindo cenderung sepi sejak awal Oktober 2005, kata analis PT Meridian Capital Indonesia M Habdi kepada Investor Daily di Jakarta, Selasa (27/12). Pada perdagangan kemarin tidak terjadi transaksi pada APEX, sehingga harga saham stagnan pada posisi Rp 720.

Menurut Habdi, secara teknis, indikator Williams%R (W%R) menunjukkan saham Apexindo Pratama mulai oversold, meskipun dari relative strength index (RSI) masih memperlihatkan pola sideways.

Kendati demikian, lanjut Habdi, secara fundamental APEX menjanjikan karena kinerja perusahaan diperkirakan kembali positif tahun ini, terutama setelah adanya restrukturisasi utang. Laba bersih 2004 terbukukan minus Rp 27,1 miliar, sedangkan tahun sebelumnya mencapai Rp 52,7 miliar. Akhir tahun ini, laba bersih bisa mencapai Rp 4,46 miliar, sebab per September 2005 sudah terbukukan Rp 3,3 miliar, ujarnya.

Dia menambahkan, pertumbuhan earning per share (EPS) Apexindo diperkirakan juga bergerak positif menjadi Rp 2-3 per lembar saham untuk tahun ini, setelah tahun sebelumnya minus Rp 16. Namun valuasinya sudah mahal dibanding saham sejenis, karena price to earning ratio (PER) mencapai 360 kali, dengan price to book value (PBV) 1,25 kali. Sedangkan PER ENRG (Energi Mega Persada) hanya 23,87 kali dan PBV 11,94 kali, jelasnya.

Analis PT Aneka Arthanusa Sekurindo Teguh Ramadani juga berpendapat, indikator relative strength index (RSI) memperlihatkan APEX akan melanjutkan pola mendatar. Sebab, posisinya masih di area netral, ujarnya.

Teguh menambahkan, selama ini, investor melirik saham Apexindo ketika saham PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) menguat. Karena mereka berasumsi, kalau MEDC menguat biasanya APEX juga terangkat, kata dia.

Pendapatan US$ 120 Juta

Sementara itu, manajemen Apexindo Pratama Duta menargetkan pendapatan pada 2006 dapat mencapai sekitar US$ 120 juta. Angka tersebut melebihi target pendapatan perseroan akhir tahun ini sebesar US$ 110 juta.

Saya tidak bisa memberi angka pastinya, tapi diperkirakan di sekitar itu (US$ 120 juta), kata Direktur Keuangan Apexindo Agustinus B Lomboan kepada Investor Daily di Jakarta, belum lama ini.

Menurut dia, kenaikan pendapatan itu terutama didorong oleh dua faktor. Pertama, dayrate dua dari empat rig jenis Submersible Swamp Barge Apexindo diperkirakan naik 15-20% pada tahun depan menyusul adanya kontrak baru.

Keduanya dikontrak oleh Total E&P Indonesie untuk pekerjaan pengeboran di Tunu, Kalimantan Timur pada kurun waktu Maret 2006 Maret 2009. Total nilai kedua kontrak itu mencapai US$ 98,9 juta. Terkait dua kontrak itu, saat ini kami masih menunggu keputusan BP Migas, imbuh Agus.

Kedua, rig Raniworo yang beroperasi di Teluk Persia akan memeroleh kontrak baru pada 2006. Perseroan berharap memperoleh harga sewa harian lebih tinggi dibanding harga sewa Statoil sebesar US$ 51 ribu. Perseroan tengah bernegosiasi dengan calon penyewa baru untuk memeroleh harga sewa sesuai harga pasar US$ 80 ribu.

Hingga kuartal III 2005, pendapatan perseroan tercatat Rp 798,93 miliar atau naik 6% dibanding periode sama tahun lalu sebesar Rp 755,63 miliar. Akibatnya, perseroan mematok margin pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortasi (EBITDA) tahun 2006 sebesar 44%. Persentase itu di atas target margin EBITDA akhir tahun ini 41%.

Selain kenaikan dayrate di sejumlah rig, posisi margin EBITDA terangkat karena Apexindo telah merevisi sejumlah pos biaya pada tahun depan. Biaya-biaya itu antara lain, biaya angkutan, akuntan, dan kru pengeboran.

Per 30 September tahun ini, EBITDA perseroan naik 27% menjadi Rp 324,53 miliar dari sebelumnya Rp 255,07 miliar. Kenaikan terbesar terjadi di kuartal III dengan sumbangan EBITDA sebesar Rp 129,68 miliar.

Sehingga posisi laba bersih tahun 2006 kami perkirakan di atas US$ 10 juta, ujar Agus. Beban bunga pada tahun depan akan jauh berkurang sebagai akibat pengembalian hasil rights issue perseroan kepada perusahaan induk Medco Energi Internasional.

Rekomendasi

M Habdi menyarankan investor untuk menghindari dulu APEX untuk jangka pendek. Sedangkan pada jangka menengah maupun panjang, dia menyarankan wait and see. Support saham ini di level Rp 700 dan resistance Rp 950, ujarnya. Sedangkan Teguh merekomendasikan hold APEX dalam jangka pendek, menengah, maupun panjang. Support di level Rp 720 dan resistance Rp 740, jelasnya. (asp)

Tips APEX

Tren

Jangka pendek: mendatar

Jangka menengah-panjang: menguat

Fundamental

Per September 2005, pendapatan naik 6% Rp 798,93 miliar

PER: 360 kali, PBV: 1,25 kali

Teknis

RSI: sideways

W%R: oversold

Rekomendasi

M Habdi:

Jangka pendek: hindari

Menengah-panjang: wait and see

Support: Rp 700, resistance: Rp 950

Teguh Ramadani:

Jangka pendek: hold

Menengah-panjang: hold

Support: Rp 720, resistance: Rp 740