Wednesday, September 27, 2006

PT Apexindo Secures $125 Million in Financing

Rigzone.com, PT Apexindo 9/27/2006 --- PT Apexindo Pratama Duta Tbk has signed a loan facility in the amount of US $125 million for the construction of its newest jackup, Soehanah. This credit facility is an asset based financing, which is based on the asset value and the ability of the asset to generate income. The facility has a tenor of 10 years with a very competitive interest rate scheme at LIBOR+2.15% for the amortized portion, and at 10.5% fixed interest rate for the bullet payment portion.

This credit facility is a syndication credit facility led by Natexis Banques Populaires, as agent, security trustee and book runner with Goldman Sachs LLC, PMA Investment Advisors and Standard Chartered Bank as Joint Mandated Lead Arrangers, and United Overseas Bank Ltd. as Lead Arranger.

This facility is the first loan to obtain a tenor exceeding 7 years from foreign banks achieved by Indonesian company and this certainly is a big attainment for Apexindo. Agustinus B. Lomboan, Finance Director of Apexindo explained, "We would like to thank the credible foreign banks as well as foreign investors, which have given their trust to Apexindo to obtain a very long term loan with competitive interest rates in supporting the growth and business development of the Company".

The Soehanah is able to immediately generate income since the rig has successfully secured a 3 years contract valued at US $170 million with Total E&P Indonesie. Therefore, the cash flow of this asset can immediately be attained which is subsequently utilized to repay the creditors timely or even sooner than scheduled.

Apexindo is an established company, with international reputation and continuously growing. As the commitment in managing the Company based on good corporate governance and accurate business strategy, it is an appropriate decision from bankers or other creditors to provide loans for Apexindo in the future.

Pinjaman Jangka Panjang Apexindo US$125 Juta

JAKARTA, Media Indonesia: PT Apexindo Pratama Duta Tbk (Apexindo) mendapatkan pinjaman jangka panjang US$125 juta untuk pembangunan rig jack up Soehanah. Fasilitas pinjaman telah ditandatangani Senin (25/9).

"Fasilitas kredit yang diperoleh merupakan pembiayaan berdasar nilai aset dan kemampuan aset tersebut menghasilkan pendapatan (asset based financing)," kata Direktur Keuangan Apexindo Agustinus B Lomboan, di Jakarta, Selasa (26/9).

Pinjaman berjangka waktu 10 tahun dengan suku bunga kompetitif, yakni 2,15% di atas LIBOR (London Interbank Offered Rate/bunga pasar antarbank di London) untuk porsi amortisasi dan 10,5% bunga tetap untuk porsi bullet.

"Ini fasilitas kredit sindikasi dipimpin Natexis Banques Populaires sebagai agent, security trustee and book runner. Serta Goldman Sachs LLC, PMA Investment Advisors dan Standard Chartered Bank sebagai Joint Mandated Lead Arrangers, dan United Overseas Bank Ltd. sebagai Lead Arranger," jelas Agustinus.

Kredit berjangka lebih dari 7 tahun dari bank asing ini pertama kalinya diperoleh perusahaan Indonesia. Itu menandakan perbankan dan investor asing kredibel percaya kepada perseroan.

Aset Rig Soehanah yang didanai, jelas Agustinsu sudah langsung menghasilkan pendapatan. Sebab rig telah berhasil mendapat kontrak selama 3 tahun, senilai US$170 juta dengan Total E & P Indonesia.

Dengan demikian, arus kas aset dapat terbentuk yang dapat digunakan mengembalikan pinjaman kepada pihak kreditur secara lancar. Bahkan diperkirakan dapat lebih cepat dari waktunya. (Pia/OL-02).

Bangun Rig Soehanah, Apexindo Peroleh Pinjaman US$ 125 Juta


JAKARTA, Investor Daily --- PT Apexindo Pratama Duta Tbk (Apexindo) telah menandatangani fasilitas pinjaman sebesar US$ 125 juta untuk pembangunan rig jack- up baru bernama Soehanah pada Senin (25/9). Fasilitas kredit ini merupakan asset based financing yaitu pembiayaan berdasarkan nilai aset dan kemampuan aset tersebut untuk menghasilkan pendapatan (income).

Direktur Keuangan Apexindo Agustinus B. Lomboan mengatakan, fasilitas ini berjangka 10 tahun dengan suku bunga sangat kompetitif, yakni LIBOR + 2,15% untuk porsi amortisasi dan 10,5% bunga tetap untuk porsi bullet. “Fasilitas ini adalah fasilitas kredit berjangka lebih dari 7 tahun dari bank asing yang untuk pertama kalinya diperoleh oleh perusahaan Indonesia,” katanya, Selasa (26/9).

Fasilitas Kredit ini merupakan fasilitas kredit sindikasi yang dipimpin oleh Natexis Banques Populaires, sebagai agent, security trustee dan book runner, serta Goldman Sachs LLC, PMA Investment Advisors dan Standard Chartered Bank sebagai Joint Mandated Lead Arrangers, dan United Overseas Bank Ltd. sebagai Lead Arranger.

Aset Soehanah sudah dapat langsung menghasilkan income, karena rig tersebut telah berhasil mendapat kontrak selama 3 tahun senilai US$ 170 juta dengan Total E&P Indonesie. Sehingga arus kas dari aset ini dapat langsung terbentuk yang dapat digunakan untuk mengembalikan pinjaman kepada pihak kreditur secara lancar, bahkan dapat lebih cepat dari waktu yang ditentukan.

Sukses Launch

Sementara Dirut Apexindo Hertriono Kartowisastro mengatakan, rig Soehanah telah sukses melakukan launching test di PPL Shipyard Ltd. Singapura. “Ini menunjukkan proses pembangunan telah mencapai 80%. Penyelesaian Rig Soehanah diharapkan dapat sesuai jadwal dan rig tersebut dapat meninggalkan galangannya pada Januari 2007,” katanya.

Sementara Ong Tian Khiam, Managing Director PPL memastikan akan terus memberikan rig premium berkualitas tinggi kepada para pelanggan, termasuk Apexindo. “Suksesnya launching test ini menunjukkan hasil kerja dan usaha seluruh tim yang telah menjunjung tinggi kualitas dan tingkat keselamatan kerja” tuturnya.

Rig Soehanah dibangun berdasarkan desain Baker Marine Pacific Class 375 Deep Drilling Jack-up yang dapat beroperasi pada kedalaman air 375 kaki dengan kemampuan membor hingga kedalaman 30,000 kaki dan mampu menampung 120 kru. (ari)

Apexindo peroleh pinjaman US$125 juta

JAKARTA, Bisnis Indonesia: PT Apexindo Pratama Duta Tbk berhasil mendapatkan pinjaman bertenor 10 tahun sebesar US$125 juta untuk biaya pembangunan jack-up rig Soehanah.

Direktur Keuangan Apexindo Agustinus Lomboan mengatakan pinjaman baru akan ditarik saat proses pembangunan jack-up rig Soehanah selesai pada awal atau paling lambat akhir Januari 2007.

"Sesuai perjanjian yang sudah kami tanda tangani, dana ini akan digunakan untuk membiayai pembangunan rig. Dimana pinjaman baru dicairkan setelah pembangunan Soehanah selesai pada awal atau selambat-lambatnya akhir Januari 2007," kata Agustinus saat dihubungi Bisnis, kemarin.

Pinjaman itu, jelas Agustinus, terbagi ke dalam dua tranche, yaitu tranche A berupa bullet tranche untuk 40% jumlah pinjaman dengan bunga sebesar 10,5%. Sedangkan tranche B berupa amortisasi dari 60% pinjaman yang diperoleh perseroan.

"Jadi, 40% dari total pinjaman senilai US$125 juta dibayarkan sekaligus pada tahun ke-10. Sedangkan sisanya yang 60% dicicil selama 10 tahun dengan tingkat bunga tiga bulan Libor ditambah margin 2,15% per tahun," paparnya.

Adapun masa jatuh tempo pinjaman ini tidak lebih dari 31 Maret 2017.

Menurut Agustinus, dengan pinjaman ini Apexindo memecahkan rekor pinjaman bertenor paling lama yang pernah diperoleh perusahaan nasional. Di samping itu biaya pinjamannya juga paling murah.

Dia mengklaim, "Kami adalah perusahaan nasional yang pertama kali mendapatkan pinjaman dengan tenor paling lama. Ini merupakan terobosan terbaru."

Lead arranger

Dia mengatakan pengatur utama (lead arranger) pinjaman tersebut ada empat yakni Natexis Singapura, Standard Chartered Singapura, Goldman Sachs Hong Kong, dan PMA, hedge fund asal Hong Kong.

Sedangkan bank yang terlibat hanya satu yakni UOB Singapura, yang mengambil porsi pinjaman sebesar US$20 juta. Sementara selebihnya terbagi merata oleh keempat arranger.

Menurut Agustinus, kelima lembaga keuangan tersebut tidak menjual pinjaman itu kepada pihak lain melainkan menyimpannya sebagai aset perusahaan. "Mereka tidak melakukan sindikasi lagi. Mereka simpan itu [pinjaman] sebagai aset."

Jack-up rig Soehanah diperkirakan tiba di Indonesia sekitar pertengahan Februari-Maret 2007. Adapun biaya pembuatannya mencapai US$150 juta, di mana US$30 juta telah dilunasi terlebih dahulu.

Soehanah merupakan alat pengeboran sekaligus produksi minyak dan gas lepas pantai. Menurut perseroan, jack-up rig ini dibangun dengan standar yang paling mewah. Sementara kemampuan pakainya bisa mencapai 35 tahun.

Meski masih dalam proses pembuatan, Soehanah menjadi satu-satunya penawar atas tender pengeboran yang digelar Total untuk lapangan Sisi dan Nubi, dekat Bontang, Kalimantan Timur, senilai US$200 juta.

Dengan demikian, ketika jack-up rig itu tiba di Indonesia dapat langsung menggarap proyek baru dan menyumbangkan pendapatn bagi perseroan.

Nama Soehanah diambil dari nama ibu Hilmi Panigoro, pendiri PT Medco Energi Internasional, yang merupakan induk perusahaan dari Apexindo.

Terkait dengan kinerja perseroan, Agustinus memperkirakan pada triwulan ketiga ini pendapatan maupun laba yang diperoleh perseroan meningkat signifikan.

"Untuk penjualan saja sudah lebih tinggi 20% dibandingkan perolehan tahun lalu." (pudji.lestari@bisnis.co.id)

Oleh Pudji Lestari

Bisnis Indonesia

Apexindo Dapat Utang Rp 1,13 T

JAKARTA, Republika -- Perusahaan pengeboran minyak PT Apexindo Pratama Duta Tbk mendapatkan pinjaman jangka panjang sebesar 125 juta dolar AS (Rp 1,13 triliun). Fasilitas kredit ini berasal dari sindikasi yang dipimpin Natexis Banques Populaires.

Sebagai agen, Security Trustee dan Book Runner, serta Goldman Sachs LLC. Sedangkan PMA Investment Advisors dan Standard Chartered Bank sebagai joint mandated lead arrangers dan United Overseas Bank Ltd sebagai lead arranger.

Direktur Keuangan Apexindo, Agustinus B Lomboan, mengatakan kesepakatan itu ditandatangani pada 25 September 2006. Agustinus mengatakan dana pinjaman tersebut digunakan untuk membangun rig jack up baru perseroan yang bernama Soehanah.

''Fasilitas kredit ini merupakan asset based financing yaitu pembiayaan berdasarkan nilai aset dan kemampuan aset tersebut untuk menghasilkan pendapatan,'' katanya di Jakarta, kemarin (26/9).

Fasilitas ini berjangka waktu 10 tahun dengan suku bunga sangat kompetitif yaitu LIBOR +2,15 persen untuk porsi amortisasi dan 10,5 persen bunga tetap untuk porsi bullet. Menurut Agustinus, fasilitas ini merupakan fasilitas kredit berjangka lebih dari tujuh tahun dari bank asing yang untuk pertama kalinya diperoleh oleh perusahaan Indonesia.

Dia menambahkan aset rig Soehanah yang didanai ini sudah dapat langsung menghasilkan pendapatan. Pasalnya, rig tersebut telah berhasil mendapat kontrak selama 3 tahun senilai 170 juta dolar AS dengan Total E&P Indonesie. Sementara itu, PT Bakrie Sumatera Plantations (BSP) Tbk, lewat anak usahanya di Belanda, akan menerbitkan Senior Secure Notes sebesar 110 juta dolar AS (Rp 1 triliun). Sekretaris Perusahaan BSP, Fitri Barnas. mengatakan surat utang senior berjaminan itu akan dicatatkan di Bursa Efek Singapura.

''Surat utang itu tidak akan ditawarkan dan atau dijual di Indonesia maupun kepada warga negara dan badan hukum Indonesia,'' kata Fitri. Dalam penerbitan surat utang ini yang akan bertindak selaku joint lead managers (pimpinan kerja sama) adalah Jefferies & Company Inc dan PT Danatama Makmur. Penerbitan surat utang berjangka waktu lebih dari lima tahun ini akan dilakukan melalui anak usahanya, yaitu BSP Finance BV, suatu perseroan terbatas yang didirikan dan diatur menurut hukum Belanda.

(una )

Apexindo Dapat Kredit 125 Juta Dollar AS

Jakarta, Kompas - Perusahaan kontraktor pengeboran minyak dan gas, PT Apexindo Pratama Duta Tbk, memperoleh pinjaman baru senilai 125 juta dollar AS.

Dana tersebut akan digunakan oleh anak perusahaan Medco itu untuk pembayaran pembangunan Rig Soehanah di Singapura.

Pinjaman yang diperoleh Apexindo tersebut merupakan fasilitas kredit sindikasi dari Natexis Banques Populaires dan Standard Chartered Bank, masing-masingsebesar 27,5 juta dollar AS.

Pinjaman juga didapat dari Goldman Sachs LLC dan PMA Investment Advisors, masing- masing sebesar 25 juta dollar AS, dan dari United Overseas Bank Ltd sebesar 20 juta dollar AS.

Direktur Keuangan Apexindo, Agustinus B Lomboan, Selasa (26/9) di Jakarta, mengatakan bahwa total dana yang dibutuhkan untuk membangun Rig Soehanah sebesar 150 juta dollar AS.

Dari jumlah itu, sebesar 30 juta dollar AS telah dibayarkan Apexindo kepada perusahaan kontraktor sebagai uang muka, sedangkan sisanya akan dibayarkan bulan Januari 2007, saat rig tersebut selesai dibangun.

Agustinus menambahkan, fasilitas kredit ini merupakan asset based financing, yakni pembiayaan berdasarkan nilai aset dan kemampuan aset tersebut untuk menghasilkan pendapatan.

Fasilitas ini berjangka waktu 10 tahun dengan suku bunga sangat kompetitif, yaitu tingkat suku bunga Libor (London Interbank Offered Rate) plus 2,15 persen untuk bunga mengambang dan 10,5 persen untuk bunga tetap.

"Fasilitas ini merupakan fasilitas kredit berjangka lebih dari tujuh tahun dari bank asing yang untuk pertama kalinya diperoleh oleh perusahaan Indonesia. Tentunya hal ini merupakan kebanggaan tersendiri bagi Apexindo," kata Agustinus.

Keuntungan perusahaan

Rig Soehanah merupakan rig jack up, yakni rig yang memiliki tiga kaki yang dapat dimasukkan ke dalam laut saat dilakukan pengeboran, dan kaki-kaki tersebut bisa ditarik kembali saat rig akan dipindahkan.

Rig Soehanah merupakan rig jenis jack up kedua setelah Rig Raniworo yang dimiliki Apexindo. Rig Raniworo merupakan rig yang saat ini sedang disewa oleh perusahaan minyak di Timur Tengah. Kedua rig ini menyumbang sekitar 75 juta dollar AS bagi pendapatan perseroan pada tahun 2007.

"Untuk jenis rig lepas pantai, Rig Soehanah merupakan yang keenam yang dimiliki perseroan. Sementara untuk rig darat, saat ini jumlah yang dimiliki sebanyak delapan rig," ujar Agustinus.

Rig Soehanah diperkirakan mulai beroperasi paling cepat pada Februari 2007. Rig tersebut akan langsung menyumbang pada pos pendapatan perseroan sebab sudah mendapat kontrak selama tiga tahun dari Total E&P (perusahaan migas asing) untuk pengeboran di Balikpapan, Kalimantan Timur. Total nilai kontraknya 170 juta dollar AS.

"Dengan demikian, arus kas dari aset ini dapat langsung terbentuk sehingga bisa digunakan untuk mengembalikan pinjaman, bahkan dapat lebih cepat dari waktu yang ditentukan," ungkap Agustinus.

Tahun ini, pendapatan Apexindo bisa meningkat 20 persen, dari 119 juta dollar AS pada akhir 2005 menjadi 140 juta dollar AS pada tahun 2006. "Setiap bulan keuntungan yang kami bukukan 1,5 juta dollar AS sampai 2 juta dollar AS," ucap Agustinus. (TAV)