Tuesday, February 19, 2008

Peringkat Apexindo naik jadi A+

JAKARTA, Bisnis Indonesia: PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) mendongkrak peringkat dan obligasi PT Apexindo Pratama Duta Tbk dari A menjadi A+.

Peningkatan ini disebabkan oleh pendapatan arus kas Apexindo yang kuat, neraca keuangan yang sehat, pertumbuhan yang kuat didukung oleh harga sewa harian yang lebih tinggi, dan tingkat utilisasi yang lebih baik.

"Kinerja operasional yang membaik, kedisiplinan melaksanakan efisiensi, manajemen modal dan biaya, dan industri minyak dan gas yang saat ini menguntungkan membuat perkiraan bisnis kami di masa depan membaik secara signifikan. Kondisi itu ditandai dengan semakin sehatnya neraca keuangan yang memberikan fleksibilitas yang lebih besar untuk pertumbuhan dan profitabilitas yang memuaskan," tutur Agustinus B. Lomboan, Direktur Keuangan Apexindo, dalam siaran pers kemarin.

Peningkatan peringkat itu akan menambah kepercayaan para investor dan kreditor bahwa Apexindo mampu memenuhi tanggung jawab jangka panjang dan jangka pendek. (Bisnis/wiw)

Monday, February 18, 2008

Pefindo Naikkan Peringkat Apexindo Jadi idA+

Ade Hapsari Lestarini - Okezone

JAKARTA - Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) meningkatkan rating PT Apexindo Pratama Duta Tbk (Apexindo) mendapat peringkat idA+ (stable outlook) dari idA.

Selain itu, Pefindo juga menaikan obligasi I-2005 senilai Rp510 miliar menjadi id A+ dari idA dan peringkat obligasi syariah-ijarah senilai Rp240 miliar menjadi id A+(sy) dari id A(sy).

Peringkat tersebut berlaku dari 31 Januari 2008 hingga 1 Januari 2009.

Peningkatan ini disebabkan oleh pendapatan arus kas yang kuat, neraca keuangan yang sehat dan pertumbuhan yang kuat didukung oleh harga sewa harian yang lebih tinggi dan tingkat utilisasi yang lebih baik.

"Kinerja operasional kami yang membaik, didukung kedisiplinan dalam melakukan efisiensi serta keberhasilan manajemen modal dan biaya, ditambah dengan industri minyak dan gas yang saat ini menguntungkan, telah membuat perkiraan bisnis kami di masa depan membaik secara signifikan," komentar Direktur Keuangan Apexindo Agustinus B, Lomboan dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Senin(18/1/2008).

Kepercayaan investor ditambah dengan neraca keuangan yang sehat, menurut dia, akan memberikan fleksibilitas yang lebih besar dalam menyusun strategi pertumbuhan karena investor ikut mendorong kesempatan untuk mendapatkan pembiayaan dari pihak luar yang mungkin dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan. (rhs)

Wednesday, February 13, 2008

Apexindo tak dijual di bawah harga

JAKARTA, Bisnis Indonesia: PT Medco Energi Internasional Tbk tetap menargetkan divestasi PT Apexindo Pratama Duta Tbk tuntas tahun ini, tapi tidak akan memaksakan jika harga tidak sesuai.

Presdir Medco Hilmi Panigoro mengatakan perserooan akan mempertahankan harga jual saham Apexindo, anak usahanya, mengingat prospek perusahaan jasa pengeboran sumur minyak dan gas itu di masa datang masih bagus.

"Kami tetap ingin menuntaskan divestasi Apexindo tahun ini. Namun, saya tidak akan lepas di bawah harga [yang sudah kami tetapkan]. Saya tidak bisa menyebutkan berapa nilainya," ujarnya saat dihubungi Bisnis kemarin.

Kabar yang beredar di pasar menyatakan Medco menawarkan Apexindo pada harga Rp2.700 per saham. Perusahaan migas itu berencana melepas hingga 51,37% kepemilikannya melalui penjualan langsung (placement). Kepemilikan mayoritas itu akan mencerminkan sebanyak 1,35 miliar saham.

Hilmi mengakui memang saat ini calon pembeli tengah kesulitan pembiayaan untuk membeli saham Apexindo.

Menurut dia, pada saat pasar saham tumbang bulan lalu, bank penunjang yang bersedia memberikan bantuan pendanaan kepada calon pembeli Apexindo meminta tambahan waktu.

Hal ini menjadikan negosiasi antara Medco dan calon pembeli terpaksa molor dari jadwal semula.

Semula, perseroan berharap bisa menuntaskan kesepakatan pada Desember 2007. Namun, target penyelesaian divestasi itu ditunda menjadi kuartal I/2008.

Hilmi mengatakan tidak keberatan dengan permintaan tambahan waktu itu karena ketidakpastian pasar juga menunda rencana Medco untuk melepas saham Medco Global dan aksi korporasi lainnya.

"Turbulensi pasar ini menyebabkan valuasi terdiskon, kami tidak ingin gegabah," tuturnya.

Oleh Pudji Lestari
Bisnis Indonesia

Friday, February 8, 2008

Medco Targetkan Divestasi Apexindo Rampung Juni, Tiga investor yang dikabarkan mundur masih tetap berminat

JAKARTA, Koran Tempo -- PT Medco Energi International Tbk. mentargetkan pelepasan 51,39 persen saham PT Apexindo Pratama Duta Tbk. rampung pada Juni mendatang.

Presiden Direktur Medco Energi Hilmi Panigoro mengatakan rencana penjualan saham perusahaan pengeboran minyak dan gas itu dari rencana semula, yaitu pada Februari 2008, karena turbulensi pasar yang tengah terjadi sekarang ini.

"Mundur hingga kuartal kedua 2008. Dalam dua-tiga bulan ke depan bisa selesai. Mudah-mudahan sebelum Juni," katanya kepada Tempo.

Awalnya Medco berencana mengumumkan pemenang pembeli perusahaan gas dan minyak ini pada 26 November 2007. Namun, akhirnya diperpanjang hingga sepekan untuk menambah waktu negosiasi hak serta kewajiban antara penjual dan pembeli.

Medco berencana melepas saham Apexindo dengan harga penawaran Rp 2.700 per lembar. Terakhir calon pembeli Apexindo hanya tersisa tiga, yaitu Abacus Capital, Recapital Investment Bank, dan perusahaan pengeboran, PT Bormindo Nusantara.

Dua calon pembeli lainnya, Essar Oil dari India dan 3i Group Plc., mundur karena menganggap harga permintaan Medco Energi Rp 2.700 per saham terlalu mahal. Adapun Texas Pacific Group mengundurkan diri.

Hilmi mengatakan tiga investor yang dikabarkan mundur itu masih berminat untuk membeli. Namun, mungkin tawaran mereka akan berkurang seiring dengan kondisi pasar yang tengah bergejolak tak menentu. "Mereka masih berminat walau mungkin 'pushing'-nya berkurang akibat adanya turbulensi pasar," kata adik kandung Arifin Panigoro ini.

Analis PT BNI Securities, M. Alfatih, mengatakan harga jual saham Apexindo yang ditawarkan Medco harus lebih tinggi dari harga pasar. Sebab, harga yang akan terbentuk akan mencerminkan potensi Apexindo di masa depan.

Menurut dia, perseroan tidak hanya menjual saham, tapi juga menjual keuntungan yang akan didapat Apexindo pada masa datang. "Kalau saham dijual saat pasar jatuh, Medco bisa rugi karena potensi Apexindo masih bagus," katanya.

Untuk itu, Alfatih melanjutkan, Medco harus jeli mencari momentum yang tepat buat melepas Apexindo agar bisa mendapatkan hasil yang optimal.

Medco Energi berniat menjual kepemilikan sahamnya di Apexindo karena akan memfokuskan bisnisnya pada pengembangan minyak dan gas di sektor hulu.

Medco Energi menguasai 52,4 persen saham Apexindo. Pemegang saham Apexindo lainnya adalah Seadrill Ltd., melalui Abacus Capital International Ltd., sebanyak 32.3 persen dan publik 15,3 persen. ARI ASTRI YUNITA

Wednesday, February 6, 2008

Terkait Divestasi Apexindo, Abacus dan Bormindo Kesulitan Dana

JAKARTA, Investor Daily --- Abacus Capital dan Bormindo Nusantara kesulitan mencari dana pembelian sebesar 51,39% saham PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) pada PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX). Akibatnya, divestasi saham Medco senilai Rp 3 triliun itu menjadi tidak jelas.

Presiden Direktur Medco Energi Internasional Hilmi Panigoro menegaskan, masalah penjualan saham Apexindo kini tergantung pada kedua calon pembeli. “Medco sebenarnya sudah tidak ada masalah, tapi transaksinya justru terganjal fund rising calon pembeli,” kata dia kepada Investor Daily di Jakarta, Selasa (5/2).

Hilmi berharap, kedua calon pembeli saham Apexindo itu dapat menyelesaikan masalah pendanaan dalam waktu dekat. Dengan begitu, finalisasi transaksi Apexindo ini dapat rampung paling lambat pada kuartal II-2008.

Medco semula menginginkan divestasi saham ini bisa selesai pada Desember 2007 atau kuartal I-2008. Tapi, transaksi terpaksa ditunda karena belum ada kesepakatan. Medco juga menghendaki dana tunai untuk pembayaran transaksi, namun Abacus dan Bormindo meminta untuk dibayar bertahap.

Abacus merupakan peserta yang mengajukan penawaran tertinggi sebesar Rp 2.450, meskipun jauh dari permintaan pemegang saham Medco Rp 2.700 per saham. Jika Abacus terpilih, Medco akan meraup dana senilai Rp 3,31 triliun. Sedangkan PT Bormindo menghargai lebih rendah Rp 25 dari Abacus Rp 2.425. Bila Bormindo terpilih, perseroan bakal memperoleh dana Rp 3,28 triliun.

Namun, perbedaan harga tersebut tidak langsung membuat Bormindo gugur. Soalnya, Medco memiliki perhitungan khusus, di antaranya pembayaran tunai, komitmen, dan garansi dari investor baru.

Gelar RUPSLB

Ketika hal itu dikonfirmasikan, Komisaris Bormindo Nusantara Ramdani Basri mengaku kaget dengan pernyataan Hilmi. Namun, Ramdani juga tidak membantahnya. “Saya no comment dulu soal itu,” ujar dia.

Ramdani hanya meminta manajemen Medco segera menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) supaya dapat disetujui pemegang saham terlebih dahulu. Sebab, RUPSLB perseron telah ditunda hingga batas waktu yang belum ditentukan. “Memang, tidak mudah menjadi perusahaan publik. Banyak tahapan yang harus dilalui,” tegas Ramdani.

Sebelumnya, Presiden Direktur Apexindo Hertriono Kartowisastra berharap, divestasi tersebut dapat selesai secepatnya. Dengan demikian, pemegang saham baru segara mengucurkan dana segar untuk keperluan ekspansi.

Kepala Riset Paramitra Alfa Sekuritas Pardomuan Sihombing menilai, terhambatnya jual beli saham Apexindo ini dapat membentuk keraguan bagi investor. Akibatnya, kondisi itu akan memicu tekanan jual Medco.

Sementara itu, pada perdagangan kemarin, saham Medco (MEDC) ditutup melemah Rp 75 dari Rp 3.975 menjadi Rp 3.900. Total volume saham mencapai 8,89 juta lembar senilai Rp 34,82 miliar. “Pelaku pasar mulai bertanya-tanya, apa benar divestasi Apexindo hanya mengerek saham Medco,” kata dia.

Oleh Eva Fitriani dan Jauhari Mahardhika

Monday, February 4, 2008

SAHAM APEXINDO

Bisnis Indonesia, FOTO: SAHAM APEXINDO: Sejumlah karyawan PT Apexindo Pratama Duta Tbk melakukan pengeboran minyak di Sukabumi, Jawa Barat, belum lama ini. Anak usaha PT Medco Energi Internasional Tbk tersebut membuat target baru soal divestasi 51,37% saham yang sempat mundur. Penjualan saham perusahaan pengeboran itu ditargetkan tuntas pada triwulan I tahun ini.

Kuartal I, Divestasi Apexindo

JAKARTA (SINDO)- Divestasi 51,4% saham Apexindo Tbk oleh PT Medco Energi Internasional Tbk ditargetkan selesai pada kuartal I/2008.

Target itu mundur dari target awal yaitu akhir 2007, karena belum tercapainya negosiasi dengan calon pembeli. “Tadinya lami berencana akhir tahun tapi terpaksa mundur,”ujar Pemilik Usaha Medco Arifin Panigoro di Jakarta baru-baru ini. Pelepasan Apexindo itu dilakukan agar Medco dapat fokus di minyak, mengingat Apexindo adalah perusahaan jasa.

Menurut Arifin, sebenarnya sudah ada dua investor luar yang berminat, namun negosiasi harga belum menemukan titik temu. “Biasalah tarik-tarikan harga, karena itu (Apexindo) kan perusahaan bagus, kalau harganya tidak bagus ya tidak akan kita lepas,” tuturnya. Seperti diketahui, Medco menunda menggelar RUPSLB akhir tahun lalu karena belum tercapai kesepakatan dengan calon pembeli Apexindo.

Dua calon pembeli yaitu Abacus Capital dan PT Bormindo Nusantara masih bersaing untuk membeli perusahaan pengeboran itu. Ketidaksepakatan itu dikarenakan harga penawaran yang diajukan Medco sebesar Rp2.700 per saham dinilai terlalu mahal.
Selain penjualan Apexindo, Medco juga tengah merambah bisnis gas alam cair (LNG) di tahun ini yang diharapkan selesai pada 2010.

Dia menuturkan pendirian perusahaan terbatas PT Donggi Senoro LNG berkapasitas 2 juta ton per tahun itu bekerjasama dengan PT Medco LNG Indonesia, Mitshubishi Corporation dan Pertamina Energy Services Pte.Ltd. Dia menjelaskan pengerjaan di hulu (upstream) dikerjakan oleh Medco dan Pertamina, namun untuk pengerjaan kilang, Mitsubishi menjadi pihak mayoritas.

Proyek tersebut membutuhkan investasi sebesar USD1 miliar, namun porsi Medco masih dalam tahap negosiasi. “Negosiasinya belum selesai, sedang dirundingkan” kata dia. Direktur Pertumbuhan Medco Rashid I Mangunkusumo mengatakan, porsi kepemilikan Medco Energy dalam Donggi Senoro LNG sebesar 20%. Sementara modal dasar yang ditempatkan sebesar USD20 juta, sehingga Medco memenuhi kewajiban sebesar USD4 juta.

Saat ini perseroan bersama dengan Mitshubishi dan Pertamina sedang pada tahap negosiasi untuk mendiskusikan rencana pembiayaan, desain, rekayasa, pengembangan, konstruksi, pengujian sampai pengoperasian kilang. Arifin menambahkan Medco juga akan mengaktifkan operasi internasional. Yang menjadi fokus adalah tambang di Libya, yang saat ini sedang dalam tahap eksplorasi.

Diharapkan eksplorasi sumur itu selesai akhir tahun ini. Sumur di Libya mempunyai kapasitas 50.000 barel per hari. Namun produksi Medco tidak bertambah karena proses pengeboran hingga minyak dapat keluar membutuhkan waktu sekitar dua tahun. (nunung ahniar)