Wednesday, June 18, 2008

Soal Apexindo, Bapepam Tak Mau Ikut Campur

JAKARTA, okezone.com - Bapepam-LK menegaskan kasus penjualan saham PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) oleh PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) kepada PT Mitra Raharja Tbk (MIRA), bukanlah urusan Bapepam sebagai regulator.

Kepala Babepam-LK Fuad Rahmany mengatakan, pada dasarnya Bapepam tidak boleh ikut campur urusan operasional emiten, mengingat masing-masing emiten mempunyai pemegang saham.

"Kita nggak boleh ikut-ikutan di operasional emiten, jadi transkasi itu buakan urusan kita," ujarnya.

Sebelumnya, Ketua Masyarakat Investor Sekuritas Seluruh Indonesia (MISSI) Murdani meminta Bapepam untuk menelaah lebih lanjut harga akusisi Apexindo.

Pasalnya harga saham yang disetujui Rp2.450 per saham kepada Mitra Rajasa dinilai rendah oleh pembeli lainnya. Sehingga berpotensi merugikan kepentingan publik di Medco Energi.

Menurut Fuad, Bapepam lebih mengedapankan keterbukaan atau transparansi apalagi emiten atau perusahaan yang berbentuk perusahaan.

"Jual beli para pihak bukan urusan kita. Kalau ada indikasi persaingan usaha itu urusan KPPU," ujar Fuad.

Seperti diketahui, Medco Energi dan MIRA menandatangani kesepakatan jual beli Apexindo dengan harga Rp2.450 per saham. MIRA akan membeli 80,6 persen saham Apexindo dengan nilai total Rp5,16 triliun. Saham itu terdiri dari 1,28 miliar saham (48,87 persen) Apexindo milik Medco dan 835 juta saham (31,7 persen) milik Encore. Proses akuisisi Apexindo oleh MIRA mulai dicermati oleh KPPU. (Arif Sinaga/Trijaya/rhs)

Ditjen Pajak akan periksa Mitra Rajasa

JAKARTA, Bisnis Indonesia: PT Mitra Rajasa Tbk akan diperiksa Ditjen Pajak pekan ini terkait dengan laporan keuangan perseroan dan kemampuan emiten itu mengakuisisi PT Apexindo Pratama Duta Tbk senilai Rp5,19 triliun.

Pemeriksaan Ditjen Pajak kepada Mitra Rajasa itu seiring dengan rencana pemeriksaan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) dan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) kepada emiten ini.

"Tampaknya begitu. Namun yang pasti, kami akan menyampaikan bahwa pendanaan itu berasal dari utang dan selama ini kami taat pajak," ujar Komisaris Utama Mitra Rajasa Tito Sulistio setelah melaporkan detail penawaran tender ke Bapepam-LK, kepada Bisnis, kemarin.

Dia mengatakan guna pembiayaan itu dalam dua pekan Mitra Rajasa akan memfinalisasi seleksi atas tiga mitra strategis.

Mitra strategis yang akan digandeng dalam pembentukan anak perusahaan Sabre Systems International Pte Ltd dengan pendanaan berkisar Rp2,6 triliun guna mengambil alih saham Apexindo.

Kinerja konsolidasi Mitra Rajasa triwulan I (Rp miliar)

2008 2007

Pendapatan 65,56 27,89

Beban langsung jasa (37,93) (23,73)

Laba kotor 27,62 4,15

Beban usaha (4,86) (1,96)

Laba usaha 22,76 2,18

Beban lain-lain-Bersih (6,3) (1,82)

Laba sebelum taksiran pajak

penghasilan 16,45 0,35

Taksiran pajak penghasilan

Pajak kini (0,155) -

Pajak tangguhan (0,225) (0,067)

Laba bersih 16,07 0,29

Sumber : Mitra Rajasa

Sabre Systems International adalah suatu perusahaan yang dimiliki Mitra Rajasa secara langsung ataupun tidak langsung sebesar 100% dan berkedudukan di Singapura.

"Anak perusahaan Sabre itu berkedudukan di Singapura juga. Kami akan memfinalisasi pada pekan depan atau paling lambat dua pekan ke depan. Ada fund manager, bank investasi, dan perusahaan migas yang akan kami finalisasi."

Dia menuturkan perseroan siap menggelar penawaran tender pada medio pertengahan Agustus hingga pertengahan September mendatang.

Tito mengatakan perseroan akan mematok harga penawaran tender pada posisi Rp2.450 atau sama dengan harga pembelian saham Apexindo.

"Harga itu sudah premium karena harga tertinggi selama 90 hari terakhir sebelum pengumuman di surat kabar 2 Juni 2008 adalah Rp1.930. Itu mengacu Peraturan Penawaran Tender Bapepam-LK tentang Pengambilalihan Perusahaan Terbuka dan Penawaran Tender," ujarnya.

Dia menuturkan guna pembiayaan sisa saham publik yang akan dibeli Mitra Rajasa, saat ini perseroan masih menunggu revisi peraturan penawaran tender Bapepam-LK yang akan difinalisasi dalam waktu dekat.

Meski demikian, perseroan mengaku siap dalam hal pembiayaan penawaran tender dan disokong oleh Goldman Sachs. "Yang jelas, kami didukung 100% oleh bank investasi terbaik. Kami juga melaporkan ke Bapepam-LK dari sisi finansial, hukum dan administrasi," ujarnya.

Dia menolak berkomentar terkait dengan laporan PT Pertamina (Persero) yang meminta penjelasan dari PT Medco Energi Internasional Tbk, penjual Apexindo, dan mempertanyakan kepada Bapepam-LK atas penjualan 80,6% saham Apexindo kepada Mitra Rajasa,

Namun, dia menampik kabar bahwa di balik penjualan Apexindo kepada Mitra Rajasa itu justru ada Medco Energi. "Kalau Medco ada di balik ini, tentunya bisa kami selesaikan dalam sepekan."

Harga saham Apexindo kemarin ditutup menurun 4,71% ke level Rp2.025 per saham dari hari sebelumnya Rp2.125. (sylviana.pravita@bisnis.co.id)

Oleh Sylviana Pravita R.K.N.

Bisnis Indonesia

Medco Belum Laporkan Penjualan Apexindo

Jurnal Nasional --- BADAN Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) menyatakan belum menerima laporan resmi dari PT Medco Energi International Tbk atas penjualan 80,6 persen saham anak usahanya, PT Apexindo Duta Pratama Tbk sampai Senin 16 Juni kemarin. Padahal, sesuai aturan pemegang otoritas pasar modal itu, Medco mestinya harus langsung menyerahkan hasil transaksi setelah proses akuisisi berakhir pada pekan lalu.

Kepala Biro Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Riil Bapepam-LK, Nurhaida mengatakan, hingga kemarin pihaknya belum mendapat laporan dari Medco soal hasil transaksi penjualan Apexindo ke PT Mitra Rajasa Tbk. Karena itu, dia belum bisa memastikan, apakah Medco telah menyalahi aturan atau tidak dalam proses penjualan anak usahanya tersebut.

"Laporannya belum diserahkan. Dokumen transaksi materialnya kami juga belum terima. Jadi Bapepam tak bisa memberi tanggapan atas kemungkinan Medco melakukan transaksi yang menyalahi aturan," kata Nurhaida di Jakarta, Selasa (16/6).

Menurut dia, Medco seharusnya segera menyerahkan dokumen transaksi tersebut, terutama terkait besaran harga akuisisi, dan perubahan kegiatan usaha pasca akuisisi. Aturan ini sesuai keputusan Ketua Bapepam-LK Kep-02/PM/2001, nomor IXE2 tentang transaksi material. Karenanya, wajib bagi Medco melaporkan semua transaksi materialnya.

Tapi, kata Nurhaida, terhitung sejak pelepasan 80,6 persen saham Apexindo pekan lalu, maka perusahaan milikArifin Panigoro ini masih memiliki batas waktu penyerahan dokumen transaksi sampai dua pekan ke depan. "Kami masih tunggu."

Sementara itu hingga kemarin Bapepam-LK masih menelaah dokumen transaksi PT Mitra Rajasa Tbk, sebagai pengendali baru saham Apexindo.

Nurhaida menyatakan, perusahaan yang selama ini bergerak di sektor transportasi tersebut, sudah melaporkan dokumen terkait transaksi materialnya. "Masih kami kaji, termasuk besaran harga dan dana pinjaman yang digunakan untuk akuisisi," katanya.

Seperti diketahui sebelumnya, Medco dan Mitra Rajasa sudah menandatangani kesepakatan jual beli Apexindo dengan harga Rp2.450 per saham, atau lebih tinggi dari harga penutupan pada 9 Juni 2008 lalu di level Rp2.200 per saham.

Komposisi kepemilikan saham di Apexindo sebelum Mitra Rajasa masuk terdiri dari Medco 48,9 persen dan Encore International 51,1 persen. Total saham yang beradar di Apexindo sendiri mencapai 2,64 miliar, terdiri dari saham Medco sebanyak 1.287.045.106 lembar dan Encore 835 juta.

Selama ini, Apexindo merupakan salah satu pemain utama di bisnis penyewaan jasa pengeboran minyak (rig).

Medco sebenarnya telah beberapa kali menawarkan saham Apexindo ke investor asing. Namun, akhirnya Mitra Rajasa berhasil mengalahkan sejumlah peminat Apexindo. Setidaknya, terdapat empat pihak yang telah menawar Apexindo antara lain Abacus Capital, Recapital Adviory, Texas Pacific Group, dan Bormindo Nusantara.

Keberhasilan Mitra Rajasa tersebut mengejutkan banyak pihak, termasuk PT Pertamina. Sebab, Mitra Rajasa selama ini hanya fokus bergerak ke sektor jasa transportasi, bukan pemain bisnis minyak dan gas (Migas).

by : Turyanto