Thursday, June 29, 2006

Lima Emiten Tambah Pencatatan Saham di BEJ

JAKARTA, investorindonesia.com --- Sebanyak lima emiten berbagai sektor, yaitu PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX), PT Bank Niaga Tbk (BNGA), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Indosat Tbk (ISAT), Kamis, menambah pencatatan sahamnya di Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang berasal dari hasil konversi opsi.

Menurut Kadiv Pencatatan Sektor Jasa BEJ, Wan Wei Yiong, Perusahaan Gas Negara Tbk mencatatkan 82.500 saham hasil konversi opsi MSOP (Management Stocks Option Plan) tahap II sehingga sahamnya yang tercatat di BEJ menjadi 4.530.756.805 saham, sedangkan MSOP PGAS yang belum dikonversi sejumlah ekuivalen dengan 9.210.337 saham.

Kemudian, kata dia, Apexindo Pratama Duta Tbk mencatatkan 268.000 saham hasil konversi opsi ESOP (Employee Stocks Option Plan) sehingga sahamnya yang tercatat di BEJ menjadi berjumlah 2.612.501.500 saham, sedangkan opsi ESOP APEX yang belum dikonversi sejumlah ekuivalen dengan 47.348.500 saham.

Diikuti Bank Niaga Tbk mencatatkan 3000 saham hasil konversi ESOP sehingga sahamnya yang tercatat di BEJ seluruhnya menjadi 11.838.973.429 saham, sedangkan opsi ESOP Bank Niaga Tbk yang belum dikonversi sejumlah ekuivalen dengan 232.509.774 saham.

Selanjutnya, Bank Mandiri Tbk mencatatkan 26.896 saham hasil konversi opsi MSOP sehingga sahamnya yang tercatat di BEJ menjadi 20.101.543.482 saham, sedangkan opsi MSOP Bank Mandiri yang belum dikonversi sejumlah ekuivalen dengan 67.040.303 saham.

Sedangkan Indosat Tbk mencatatkan 60.000 saham hasil konversi opsi, sehingga jumlah saham ISAT yang tercatat di BEJ seluruhnya menjadi 5.401.278.500 saham, sedangkan opsi Indosat Tbk yang belum dikonversi sejumlah ekuivalen dengan 35.096.500 saham. (ant)

Wednesday, June 28, 2006

Apexindo Wins New Geothermal Contract

Jakarta, The Jakarta Post --- PT Apexindo Pratama Duta has won a new contract valued at US$22.3 million from Star Energy Holding Ltd. And Magma Nusantara Ltd. for geothermal drilling work in West Java, the publicly listed company’s president Hertriono Kartowisastro, revealed Tuesday.

He said Apexindo, a subsidiary of publicly listed PT Medco Energy International that offers oil, gas and geothermal drilling services, would work on development of the Wayang Windu geothermal power plant in Pengalengan, West Java.

He said the project would commence sometime in August 2006. “We will work on the project for a minimum period of 1 year, with an extension option,” he noted. - JP

Aneka Info Proyek dari Majalah TENDER

Tuesday, June 27, 2006

Pendapatan Apexindo diprediksi naik

JAKARTA, Bisnis Indonesia: Pendapatan PT Apexindo Pratama Duta Tbk diperkirakan meningkat, menyusul penandatanganan kontrak baru senilai US$22,3 juta yang berasal dari Star Energy Holdings Pte Ltd dan Magma Nusantara Limited.

Direktur Utama Apexindo Hertriono Kartowisastro mengatakan kontrak kerja Apexindo yang berlokasi di Pengalengan, Jawa Barat akan dimulai pada Agustus 2006. Melalui perjanjian tersebut, emiten pengeboran itu bekerja mendukung pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) Wayang Windu.

"Kontrak yang didapatkan tersebut akan meningkatkan utilisasi rig darat perseroan dan tentunya akan mendukung peningkatan pendapatan, terlebih lagi harga sewa harian yang didapatkan dari perjanjian ini lebih baik dibandingkan sebelumnya," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Bisnis kemarin.

Menurut dia, kontrak baru itu akan membantu perseroan untuk meningkatkan pendapatan dan laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi.

Rig lima Apexindo, kata dia, akan mengerjakan proyek pengeboran untuk jangka waktu minimal selama satu tahun dengan opsi perpanjangan.

Rig lima saat ini masih bekerja untuk joint operating body Pertamina-Amerada Hess Jambi Merang di Jambi dan segera setelah menyelesaikan kegiatan pemboran tersebut, rig tersebut akan dimobilisasi untuk memulai proyek pemboran panas bumi di Jawa Barat.

Apexindo melihat potensi panas bumi sebagai salah satu alternatif sumber energi yang saat ini terus dikembangkan. Bisnis pengeboran panas bumi merupakan kesempatan yang baik bagi manajemen untuk mengembangkan usaha, mengingat kompetensi perusahaan di bidang pengeboran, dan kemampuan memenuhi standar kualitas dan keselamatan internasional.

Sebelumnya, Apexindo juga telah memiliki pengalaman mengerjakan pengeboran panas bumi untuk Unocal Geothermal Indonesia, Karaha Bodas Co., PLN Geothermal Flores, dan terakhir untuk PLTP Gunung Salak yang dikelola oleh Chevron Geothermal Ltd. dengan menggunakan armada Rig 4 milik perseroan.

Namun demikian, kata dia, perseroan tetap selektif dalam memilih proyek-proyek panas bumi yang ada. Apexindo memprioritaskan bekerjasama dengan klien-klien potensial yang sudah memiliki reputasi baik di bidang eksplorasi panas bumi.

"Perseroan selalu berupaya mendapatkan proyek besar dari para pemilik konsensi dan komitmen jangka panjang. Di lain pihak, Apexindo juga selalu berusaha memberikan yang terbaik kepada para pelanggan kami dan mengutamakan tingkat pengoperasian yang aman dan sangat baik," tutur Hertriono.

Oleh Rahayuningsih
Bisnis Indonesia

Apexindo Raih Kontrak USD22,3 Juta

Jakarta, Seputar Indonesia – PT Apexindo Pratama Duta Tbk mendapatkan kontrak baru senilai USD22,3 juta dari Star Energy Holdings Pte Ltd dan Magma Nusantara Limited, yang merupakan pengembang utama energi panas bumi di Indonesia. Demikian dipublikasikan perseroan, kemarin.

Direktur Utama Apexindo Hertriono Kartowisastro mengatakan, kontrak kerja Apexindo itu akan dimulai sekitar Agustus 2006 yang berlokasi di Pangalengan, Jawa Barat. Rig 5 Apexindo akan mengerjakan proyek pengeboran ini untuk jangka waktu minimal selama satu tahun dengan opsi perpanjangan.

Kontrak geothermal ini membuat Rig 5 Apexindo bekerja maksimal pada tahun ini. Saat ini, Rig 5 masih bekerja untuk JOB Pertamina-Amerada Hess Jambi Merang di Jambi. Setelah menyelesaikan kegiatan pengeboran tersebut, Rig 5 segera dimobilisasi untuk memulai proyek penegboran panas bumi di Jawa Barat. (rakhmat)

Thursday, June 8, 2006

Ketika India Menggoda Panigoro

Kontan --- ALCO, perusahaan pengeboran minyak asal India, mengajukan penawaran untuk membeli 51,97% saham PT Apexindo, yang dimiliki PT Medco Energi. Hingga kini Medco belum menyikapi penawaran itu.


PT Medco Energi Internasional Tbk (ENRG) akan melego PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX). Akhir Mei lalu, kabar itu tiba-tiba menyeruak di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Kaget? Tentu saja. Sebab sebagai anak perusahaan Medco, selama ini Apexindo memberikan sumbangan keuntungan lumayan. Sampai dengan akhir triwulan I 2006, misalnya, Apexindo telah membukukan keuntungan Rp 149,4 miliar (lihat tabel). Selain itu, saat ini bisnis penyewaan rig yang digeluti Apexindo juga tengah berkembang pesat.

Tapi kabar itu bukannya mengada-ada lho. Pasalnya, seperti dirilis situs www.rigzone.com (18 Mei 2006), sebuah perusahaan minyak asal India bernama Aban Loyd Chiles Offshore Ltd (ALCO) memang mengaku mengajukan penawaran untuk membeli 1,35 miliar atau 51,97% saham Apexindo yang sekarang dikuasai Medco. Tujuan akusisi ini adalah sebagai sarana investasi jangka panjang (strategic investment) bagi ALCO.

Berita ini klop dengan pernyataan yang disampaikan manajemen Medco, Hilmi Panigoro, Direktur Utama Medco, mengakui pihaknya memang telah menerima penawaran dari ALCO. “Sebagai perusahaan publik, kalau menerima tawaran itu hal yang biasa. Ini artinya minat investor di bidang minyak sangat tinggi, “ ujar Hilmi. Tapi kata Hilmi, Medco saat ini belum memutuskan untuk menerima atau menolak tawaran ALCO tersebut. “Kita belum berencana menjualnya. Kita sedang melakukan evaluasi sekarang,” imbuh Hilmi.

Nilainya bisa mencapai Rp 1,9 triliun

Meskipun rencana akuisisi itu masih belum pasti, para analis dan investor saham sudah mulai sibuk menghitung dampak akuisisi itu terhadap saham Apexindo. Ancang-ancang ini bukan tanpa alasan. “Sepertinya Medco ingin lebih fokus ke eksplorasi minyak, bukan penyewaan rig,” kata Ryan Ariadi Suwarno, analis Dongsuh Kolibindo. Eksplorasi minyak selama ini dikenal sebagai bisnis yang sangat padat modal. Apalagi Medco saat ini mengincar beberapa ladang minyak di Timur Tengah.

Jika Medco menjual saham Apexindo, tentu ia bakal mengantongi dana segar yang lumayan besar. Menurut hitungan KONTAN, berpatokan pada harga saham APEX saat ini (5/6) yang sekitar Rp 1.370 per saham, total duit yang bakal dikantongi bisa mencapai sekitar Rp 1,9 triliun.

Memang sih, jika akusisi benar-benar terjadi, prosesnya bakal membutuhkan waktu lumayan lama. “Biasanya tahap ini butuh waktu satu hingga tiga bulan,” ujar Andrey Wijaya, analis Kim Eng Securities. Tapi seperti biasa, investor dan analis memang selalu ingin bergerak mendahului peristiwa yang sebenarnya.

Nah menurut para analis, masuknya ALCO sebagai pemegang saham akan banyak membawa dampak positif bagi Apexindo. Soalnya selama ini ALCO mempunyai banyak proyek pengeboran minyak di negara-negara Asia Selatan dan Asia Tenggara. APEX tentu bisa kecipratan rezeki dari proyek-proyek itu. Bahkan kedua perusahaan ini dan saling tukar teknologi rig baik itu yang ada di lepas pantai (offshore) maupun di darat (onshore).

Bakal ada tender offer

Yang menarik, jika akuisisi itu benar-benar terjadi, ALCO otomatis juga bakal membeli sisa saham Apexindo di pasar melalui mekanisme tender (tender offer). Soalnya, Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) mewajibkan setiap perusahaan yang membeli saham di atas 25% untuk melakukan tender offer di pasar.

Berapa harga tender offernya? Berpatokan harga tertinggi dalam tiga bulan terakhir, Andrey menghitung harga tender offer itu bisa mencapai Rp 1.850 per saham. Harga segitu jelas menggiurkan, mengingat belakangan ini harga saham APEX cenderung merosot. Terakhir (5/6), ia diperdagangkan di kisaran harga Rp 1.370 per saham.

Melihat prospek itu, jangan heran jika N. Jaganathan, Kepala Analis Eficorp Securities, menyarankan agar investor yang telah memiliki saham APEX tetap mengempitnya (hold). Rekomendasi yang sama juga disampaikan oleh Mustafa Kamil, analis Philips Securities. Ya, hitung-hitung sambil menunggu kepastian soal rencana masuknya ALCO tadi.

Sementara itu, investor yang belum memilikinya masih bisa mengoleksi saham APEX ini. Mumpung ada berita yang bisa mendongkrak harganya. Andrey menghitung, harga saham APEX masih memiliki peluang untuk menguat sampai sekitar Rp 1.750 per saham.

Cuma, sedikit catatan, saham APEX ini dikenal kurang likuid. Pasalnya, jumlah saham yang beredar sangat terbatas, yakni Cuma 7,9%. Jadi, untuk membelinya, investor harus berusaha ekstra keras. Selain itu, jika telah memilikinya, sebaiknya investor juga hanya menyimpannya sampai masa tender offer saja – tentu saja jika proses akuisisi benar-benar terjadi. Pasalnya, pasca tender offer bisa dipastikan bahwa jumlah saham APEX yang ada di pasar akan semakin kering. Ujung-ujungnya, saham APEX hanya akan menjadi saham tidur dan membuat duit investor terjebak di dalamnya.

Kinerja PT Apexindo Pratama Duta Tbk

(dalam miliar rupiah)

Triwulan I (2005)

Triwulan II (2006)

Penjualan Bersih

273,8

300,1

Laba Usaha

(8,3)

204,2

Laba Bersih

(4,6)

149,4

Sumber: Riset KONTAN

Tuesday, June 6, 2006

Apexindo akan catatkan saham ESOP

JAKARTA, Bisnis Indonesia: PT Apexindo Pratama Duta Tbk akan mencatatkan sebanyak 27.500 saham baru hasil konversi employee stock ownership plan (ESOP) di BEJ pada hari ini.

Berdasarkan surat dari Biro Administrasi Efek PT Datindo Entrycom kepada otoritas BEJ pada 2 Juni lalu, emiten penyewaan rig untuk pengeboran migas tersebut telah melaksanakan ESOP sebanyak 27.500 sahamnya.

Kadiv Pencatatan Sektor Riil BEJ Yose Rizal dan Kadiv Perdagangan Supandi menyatakan dengan ESOP tersebut maka saham Apexindo yang tercatat di BEJ seluruhnya berjumlah 2.610.312.500 saham.

Sedangkan ESOP Apexindo yang belum dikonversi jumlahnya setara dengan 49.537.500 saham. (Bisnis/pul)