Wednesday, April 30, 2008

Apexindo Bukukan Marjin Keuntungan Mengesankan pada Kuartal I 2008

JAKARTA, investorindonesia.com --- PT Apexindo Pratama Duta Tbk (Persero) mencatat keuntungan secara signifikan yang ditunjukkan oleh kenaikan EBITDA marjin menjadi 56,7% dari 42,7% pada tahun lalu. Kondisi ini didukung oleh peningkatan EBITDA sebesar US$ 31,8 juta atau melonjak sebesar 106.5 % dari US$ 15,4 juta pada kuartal pertama tahun 2007.

EBITDA yang lebih tinggi disebabkan oleh peningkatan laba operasi secara signifikan sebesar 111,1% menjadi US$ 20,9 juta dibandingkan dengan US$ 9,9 juta pada tahun lalu.

Demikian Laporan Keuangan yang tidak diaudit untuk periode yang berakhir pada 31 Maret 2008 dan 2007 yang diserahkan kepada Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dan Bursa Efek Indonesia (BEI), di Jakarta, Rabu (30/4).

“Marjin keuntungan yang sangat baik telah menempatkan Apexindo menjadi salah satu perusahaan pemboran di dunia yang memiliki profitabilitas yang sangat baik. Kondisi ini menunjukkan kedisiplinan kami dalam menerapkan strategi-strategi Perseroan, di antaranya terus menerapkan efisiensi dan memanfaatkan tingginya permintaan terhadap peralatan pemboran,” kata Agustinus B Lomboan, Direktur Keuangan Apexindo dalam siaran persnya yang diterima investorindonesia.com.

Pada dasarnya, peningkatan profitabilitas didorong oleh peningkatan pendapatan menjadi US$ 56,1 juta atau naik 55,4% dari US$ 36,1 juta yang didukung oleh kontribusi segmen lepas pantai. Kontribusi pendapatan dari segmen lepas pantai meningkat secara meyakinkan sebesar 101,0% untuk tahun ini, yaitu dibukukan pada angka US$ 40,4 juta dibandingkan US$ 20,1 juta pada tahun lalu. Hal ini lebih disebabkan oleh kenaikan harga sewa yang diperoleh melalui beberapa rig lepas pantai – di antaranya Maera, Raniworo, dan Soehanah – dengan kontrak-kontrak barunya, dibandingkan dengan kuartal pertama tahun 2007.

Sementara, tingkat utilisasi lepas pantai naik tipis sebesar 2% dari 87% yang dibukukan tahun lalu. Menurunnya tingkat utilisasi lepas pantai pada kuartal pertama tahun 2008 disebabkan oleh berbagai kondisi seperti Raniworo yang baru saja memulai proyek terbarunya dari Santos pada akhir bulan Januari tahun ini dan Raissa yang harus menjalani drydocking sejak pertengahan Februari hingga pertengahan Maret. Maera juga telah menjalani drydocking sejak pertengahan Maret dan telah selesai pada pertengahan April. (*/gor)

Kuartal I-2008 Pendapatan Apexindo USD56,1 Juta

Hadi Suprapto – Okezone, JAKARTA - PT Apexindo Pratama Duta Tbk untuk periode yang berakhir pada 31 Maret 2008, mencatat peningkatan profitabilitas perseroan. Peningkatan profitabilitas ini, ditunjukkan oleh kenaikan EBITDA marjin sebesar 56,7 persen, sebelumnya 42,7 persen.

Kondisi ini didukung oleh peningkatan EBITDA sebesar USD 31,8 juta atau melonjak sebesar 106,5 persen dari USD 15,4 juta pada kuartal pertama tahun 2007.

EBITDA yang lebih tinggi disebabkan oleh peningkatan laba operasi secara signifikan sebesar 111,1 persen menjadi USD20,9 juta, dibandingkan dengan USD9,9 juta pada tahun lalu.

Direktur Keuangan Apexindo Agustinus B Lomboan mengatakan, pendapatan perseroan sebesar USD56,1 juta, atau naik 55,4 persen dari USD36,1 juta yang didukung oleh kontribusi segmen lepas pantai.

Kontribusi pendapatan dari segmen lepas pantai meningkat secara meyakinkan sebesar 101 persen untuk tahun ini, yaitu sebesar USD40,4 juta.

"Hal ini disebabkan oleh kenaikan harga sewa yang diperoleh melalui beberapa rig lepas pantai, di antaranya Maera, Raniworo, dan Soehanah dengan kontrak-kontrak barunya," katanya. (hsp)

Monday, April 28, 2008

Mitra Rajasa siap akuisisi Apexindo

JAKARTA, Bisnis Indonesia: PT Mitra Rajasa Tbk semakin serius mewujudkan rencananya untuk membeli anak perusahaan Medco, PT Apexindo Pratama Duta Tbk, yang bergerak di bidang minyak dan gas.

Perseroan akan mengalokasikan sisa dana penawaran umum terbatas sebesar Rp50 miliar dan berencana menerbitkan obligasi Rp600 miliar guna pendanaan akuisisi itu.

Menurut Sekretaris Perusahaan Mitra Rajasa Imaculata Wattimena, perseroan telah mengantungi restu dari rapat umum pemegang saham (RUPS) pada 19 Februari 2008 mengenai rencana akuisisi perusahaan minyak dan gas atau di sektor transportasi.

"Pada 30 April nanti, kami akan menggelar RUPS Tahunan dan RUPSLB. Pada RUPSLB a.l. akan dibicarakan tentang persiapan segala sesuatu menuju akuisisi itu, tetapi hingga saat ini kami belum bisa menyebutkan target akuisisi kami," ujarnya kepada Bisnis, kemarin.

Dana sisa rights issue sebesar Rp50 miliar dari Rp531 miliar yang semula akan digunakan untuk pembangunan (floating production storage & offloading/FPSO) kedua akan dialihkan guna pembiayaan akuisisi itu.

"Dana akuisisi juga akan dipenuhi dari penerbitan obligasi senilai Rp600 miliar pada tahun ini, bisa dalam bentuk obligasi dolar, sukuk, atau dalam bentuk obligasi lainnya. Pemegang saham telah menyetujui, meski kami belum memastikan berapa nilai akuisisi itu," tuturnya.

Kendati Imaculata tidak secara eksplisit menyebut Apexindo sebagai target akuisisi, sumber Bisnis memperkirakan bahwa yang diincar adalah PT Apexindo Pratama Duta Tbk.

Saat dikonfirmasi apakah target akuisisi Mitra Rajasa itu adalah anak perusahaan Medco, Presdir PT Medco Energi International Tbk Hilmi Panigoro mengatakan PT Apexindo Pratama Duta Tbk hingga saat ini belum final akan dilepas kepada perusahaan mana.

"[Dengan Mitra Rajasa] Belum, hingga hari ini kami belum menetapkan perusahaan mana yang akan mengakuisisi Apexindo. Apexindo sudah ada rencana kami lepas, tapi tertunda karena adanya turbulensi di pasar. Telah ada pembicaraan, tapi belum final," ujarnya.

Pekan lalu perusahaan milik keluarga Panigoro telah membeli 32% saham perusahaan pengeboran Apexindo senilai Rp2 triliun.

Yani Panigoro, Direktur Encore International Ltd mengatakan Encore membeli saham Apexindo dari dua perusahaan pengelola dana Asia sebesar Rp2.400 per saham. Encore merupakan perusahaan induk dari emiten migas PT Medco Energi Internasional Tbk.

Kedua penjualan saham Apexindo adalah Asia investment Funds SPC A/C Capital Income Fund II Segregated Portfolio 15,85% dan Asian Opportunities Fund I Segregated Portfolio 15,85%.

Akuisisi saham itu memberikan kendali pada keluarga Panigoro terhadap Apexindo yang akan dijual oleh Medco.

Proses penjualan saham Apexindo dimulai oleh Medco dan dibantu penasihat keuangan Credit Suisse sejak tahun lalu. Namun, hingga kini penjualan itu belum terwujud. (sylviana.pravita@bisnis.co.id)

Oleh Sylviana Pravita R.K.N.

Bisnis Indonesia

Tuesday, April 22, 2008

Encore Beli Saham Apexindo

JAKARTA, Koran Tempo -- Encore International Limited membeli 31,7 persen saham PT Apexindo Pratama Duta Tbk.

Sekretaris Perusahaan Apexindo Ade R. Satari, dalam penjelasan tertulis yang disampaikan kepada Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) akhir pekan lalu, mengatakan perseroan telah menerima pemberitahuan resmi dari Encore pada 17 April 2008.

Menurut dia, dengan dibelinya saham Apexindo itu, pemegang saham Apexindo berubah menjadi PT Medco Energi International Tbk. sebesar 48,87 persen, Encore International Limited 31,7 persen, dan masyarakat 19,43 persen.

Sebelumnya, kepemilikan Apexindo dikuasai Medco Energi 48,87 persen, masyarakat 19,43 persen, Asia Investment Fund SPC 15,85 persen, dan Asian Opportunities Fund 15,85 persen.

Direktur Encore Yani Panigoro dalam lampiran penjelasan itu mengatakan Encore adalah pemegang saham tidak langsung Medco Energi sebesar 30,72 persen.

Meski begitu, kata dia, pembelian saham Apexindo oleh Encore ini tidak menyebabkan perubahan pemegang saham pengendali di Apexindo. Karena itu, Encore tidak diwajibkan melakukan penawaran tender seperti diatur dalam Peraturan Bapepam Nomor IX.H.1 tentang Pengambilalihan Perusahaan Terbuka dan No. IX.F.2 tentang Penawaran Tender.

Encore beli saham Apexindo Rp2 triliun

JAKARTA, Bisnis Indonesia: Perusahaan milik keluarga Panigoro membeli 32% saham perusahaan pengeboran yang masih terafiliasi yakni PT Apexindo Pratama Duta Tbk senilai Rp2 triliun.

Yani Panigoro, Direktur Encore International Ltd, seperti dikutip Bloomberg kemarin, mengatakan Encore membeli saham Apexindo dari dua perusahaan pengelola dana Asia sebesar Rp2.400 per saham. Encore merupakan perusahaan induk dari emiten migas PT Medco Energi Internasional Tbk.

Kedua penjualan saham Apexindo adalah Asia investment Funds SPC A/C Capital Income Fund II Segregated Portfolio 15,85% dan Asian Opportunities Fund I Segregated Portfolio 15,85%.

Akuisisi saham itu memberikan kendali pada keluarga Panigoro terhadap Apexindo yang pernah akan dijual oleh Medco untuk memperoleh keuntungan dari lonjakan sewa pengeboran.

Proses penjualan saham Apexindo dimulai oleh Medco dan dibantu penasihat keuangan Credit Suisse sejak tahun lalu. Namun, hingga kini penjualan itu tidak terwujud. Dengan penundaan penjualan itu, berarti Medco telah menunda dua kali divestasi anak perusahaan itu.

"Kami ingin menjual Apexindo sebagai satu paket yang bisa memberikan kendali terhadap saham perusahaan itu. Namun, jika harganya tidak tepat, kami tidak akan melepas saham itu," tutur Yani.

Harga saham emiten pengeboran itu jatuh 35% menjadi Rp1.670 per saham sejak Oktober tahun lalu setelah mencetak rekor Rp2.575. Harga saham Apexindo kemarin melemah ke posisi Rp1.610 dari penutupan sebelumnya Rp1.650 per saham, sedangkan harga saham Medco Energi naik ke Rp4.000 dari level Rp3.900 per saham.

Encore Intenational mempunyai 61% saham di Encore Energy Ltd, sedangkan Mitsubishi memiliki selebihnya. Encore Energy menguasai 51% saham Medco Energi. Dengan pembelian saham Apexindo tersebut, susunan pemegang saham Apexindo berubah menjadi Medco sebanyak 48,87%, Encore 32%, dan publik dengan kepemilikan kurang dari 5% total mencapai 19,43%.

Norico Gaman, Head of Re-search PT BNI Securities, mengatakan keluarga Panigoro sepertinya sayang terhadap Apexindo, apalagi harga minyak sedang meroket.

"Sumbangan Apexindo terhadap laba usaha Medco Energi cukup besar sekitar 20%," tuturnya.

Menurut dia, Medco kemungkinan melihat tidak ada harga yang cocok dari calon pembeli, sehingga saham Apexindo dibeli kembali.

Oleh Wisnu Wijaya

Bisnis Indonesia

Monday, April 21, 2008

Panigoro kuasai lagi Apexindo

JAKARTA, Bisnis Indonesia: Proses divestasi sebanyak 31,70% saham PT Apexindo Pratama Duta Tbk akhirnya dilego kepada Encore International Ltd, yang tak lain adalah pemilik tidak langsung PT Medco Energi Internasional Tbk.

Sekretaris Perusahaan Apexindo Ade R. Satari mengatakan perseroan menerima pemberitahuan resmi dari Encore perihal pembelian 31,7% saham Apexindo melalui surat ke Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) pada 17 April 2008.

"Dengan pembelian saham Apexindo tersebut, maka susunan pemegang saham Apexindo berubah menjadi Medco sebanyak 48,87%, Encore (31,7%), dan publik dengan kepemilikan kurang dari 5% total mencapai 19,43%," katanya dalam laporannya kepada Bursa Efek Indonesia, kemarin.

Adapun pemilik 31,7% saham itu sebelumnya adalah Asia investment Funds SPC A/C Capital Income Fund II Segregated Portfolio 15,85% dan Asian Opportunities Fund I Segregated Portfolio 15,85%.

Dalam suratnya ke Bapepam-LK, Direktur Encore Yani Panigoro mengatakan telah membeli secara langsung sebanyak 835 juta saham Apexindo pada 26 Februari 2008.

"Encore menjadi pemegang saham langsung Apexindo pada penutupan perdagangan 2 April 2008," ujarnya.

Pengendali

Yani menilai pembelian saham Apexindo tidak menyebabkan perubahan pemegang saham pengendali di perusahaan jasa pengeboran sumber minyak dan gas itu. Pemegang saham pengendali tetap Medco sebesar 48,87%.

"Encore tidak diwajibkan melaksanakan penawaran tender sebagaimana diatur dalam Peraturan Bapepam No. IX.H.I tentang Pengalihan Perusahaan Terbuka dan No IX.F.2. tentang Penawaran Tender," paparnya.

Encore merupakan pemegang 60,6% saham Encore Energy. Encore Energy adalah pemilik dari 50,7% saham Medco, induk dari Apexindo.

Namun, pengumuman itu sama sekali tidak menjelaskan nilai jual saham Apexindo tersebut dan juga broker yang terlibat.

Berdasarkan data Bloomberg, pada 2 April terjadi transaksi tutup sendiri (crossing) terhadap sebanyak 149.500 saham Apexindo senilai Rp237,7 juta oleh Kim Eng Securities.

Dalam periode perdagangan yang lebih luas yakni 1-18 April, Kim Eng melakukan crossing terhadap sebanyak 1,18 juta saham berkode APEX itu dengan nilai transaksi Rp1,88 miliar.

Dalam kurun yang sama, lonjakan harga signifikan pada saham APEX hanya terjadi pada 10 April sebesar Rp170 atau 11,18% menjadi Rp1.690. Pada perdagangan Jumat, saham ini justru ditutup turun Rp10 menjadi Rp1.690.

Level harga tersebut sudah turun dari rekor Rp2.500 pada 25 Oktober 2007. Pada saat yang sama, saham Medco naik Rp25 menjadi Rp3.900. (pudji.lestari@bisnis.co.id)

Oleh Pudji Lestari

Bisnis Indonesia

Saturday, April 19, 2008

Apexindo Dapat Kontrak USD32,6 Juta

Ade Hapsari Lestarini – Okezone, JAKARTA - PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) mendapatkan perpanjangan kontrak dari Chevron Geothermal Salak Ltd, untuk proyek pengeboran panas bumi di Gunung Salak, Jawa Barat, melalui salah satu rig darat perseroan, yaitu Rig 4.

Demikian diungkapkan Direktur Utama Apexindo Hetriono Kartowisastro, dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (18/4/2008).

"Nilai kontrak ini sekitar 32,6 juta dolar AS untuk masa dua tahun yang akan berakhir pada Maret 2010," kata Hetriono.

Adapun untuk Rig 4, kata dia, sangat sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan oleh Chevron. Rig tersebut telah bekerja dengan baik di proyek pengeboran panas bumi sejak 2002.

Sementara itu, Direktur Keuangan Apexindo Agustinus Lomboan mengatakan harga sewa harian yang diterima oleh Rig 4 dalam kontrak ini naik sekira 19,1 persen, yang berdampak pada pendapatan sebesar USD32,6 juta selama dua tahun. (hsp)

Friday, April 18, 2008

Apexindo Perpanjang Kontrak Chevron US$ 32,6 Juta

Indro Bagus SU – detikFinance, Jakarta - PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) melalui anak usahanya PT Apexindo Pratama Duta Tbk (Apexindo) memperpanjang kontraknya dengan Chevron Geothermal Salak Ltd senilai US$ 32,6 juta.

Kontrak tersebut merupakan proyek pemboran panas bumi di Gunung Salak, Jawa Barat untuk jangka waktu dua tahun.

"Nilai perpanjangan kontrak tersebut sebesar US$ 32,6 juta untuk masa dua tahun yang berakhir Maret 2010," ungkap Direktur Utama Apexindo, Hetriono Kartowisastro, dalam siaran persnya di Jakarta, Jumat (18/4/2008).

Menurutnya, pendapatan kontrak sebesar US$ 32,6 juta dolar AS ini akan berdampak signifkan pada tingkat profitabilitas perseroan.

Bagi Produksi Minyak dengan Yaman

Sementara itu, PT Medco Yaman Holding Ltd, anak usaha MEDC lainnya yang beroperasi di Yaman mengadakan kerjasama pembagian produksi minyak dengan pemerintah Yaman. Penandatanganan telah dilakukan pada 13 April 2008 lalu.

"Dalam kerja sama tersebut, Medco bersama Oil India Corporation, Oil India Limited dan Yemen General Corporation for Oil and Gas (YOGC) menandatangani perjanjian bagi hasil (PSA) dengan kementerian minyak dan mineral Republik Yemen untuk membatu kegiatan eksploarasi dan pengembangan di blok 82 dan 83," ujar Direktur Pertumbuhan Usaha Korporasi MEDC, Rashid I. Mangunkusumo.

Ia menyatakan, dalam perjanjian tersebut Medco Yemen akan bertindak sebagai operator pada kedua blok tersebut. Sementara pemerintah Yaman akan memiliki partisipasi di PSA melalui YOGC.

"Komposisi dari hak partisipasi pada blok tersebut adalah Medco Yemen mendapat bagian 38,25%, Kuwait Energy 21,25%, Indian Oil 12,75%, Oil India 12,75% dan YOGC 15%," ulasnya.

Sebelumnya, negosiasi dan finalisasi PSA telah diselesaikan pada bulan Desember 2007. Selanjutnya, dokumen tersebut telah diserahkan ke Dewan Ekonomi Tinggi Republik Yaman untuk memperoleh persetujuan dan selanjutnya telah disetujui pada bulan Februari 2008.

"PSA yang telah disepakati tidak akan berlaku efektif sampai persetujuan oleh parlemen yang menetapkan PSA sebagai hukum di Yaman. PSA ini akan diserahkan ke parlemen untuk disetujui dengan proses yang memakan waktu sekitar 3 bulan dari sekarang," tambahnya.

( dro / ddn )

Chevron Perpanjang Kontrak Apexindo

Jurnal Nasional -- PERUSAHAAN eksplorasi minyak dan gas PT Apexindo Pratama Duta Tbk mendapat perpanjangan kontrak dari Chevron Geothermal Salak Ltd untuk proyek pemboran panas bumi di Gunung Salak, Jawa Barat.

“Nilai perpanjangan kontrak tersebut sebesar US$32,6 juta (sekitar Rp300 miliar) untuk masa dua tahun yang berakhir Maret 2010,” kata Direktur Utama Apexindo, Hetriono Kartowisastro di Jakarta, Jumat (18/4). Ia menambahkan, pendapatan kontrak ini akan berdampak signifkan pada tingkat profitabilitas perseroan. (Ant)

Apexindo Buyback 263 Juta Unit Saham

Jakarta, Investor Daily --- PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) berencana membeli kembali (buyback) saham di pasar dengan menyiapkan dana maksimal sebesar US$57 juta atau setara Rp 518,7 miliar. Maksimal saham yang dibeli perseroan mencapai 10% atau 263 juta lembar dari jumlah saham di pasar.

Sampai Maret 2008, perusahaan sudah menerbitkan 2,63 miliar lembar saham. saham tersebut akan disimpan dalam treasury shares. “Melalui buyback ini, jumlah saham perusahaan yang beredar di pasar turun menjadi 2,37 miliar lembar. Total aset juga berkurang menjadi Rp 432,48 juta dari sebelumnya Rp 489,48 juta,” kata Sekretaris Perusahaan Apexindo Pratama Duta Ade R Satari di Jakarta, Kamis (17/4).

Perseroan telah menunjuk PT Bahana Securities sebagai perantara pedagang efek.

Menurut dia, buyback diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah bagi pemegang saham, sehingga laba bersih per saham, imbal hasil ekuitas, dan imbal hasil aktiva dapat tumbuh. “Kami telah berhasil meningkatkan laba bersih dan menjaga likuiditas,” tandas Ade.

Pasca-buyback, komposisi pemegang saham perseroan berubah menjadi PT Medco Energi Internasional Tbk 54,30%, Asian Opportunities Fund I Segregated 17,61%, Asia Investment Funds 17,61%, PT Hertech Kharisma 5,24%, dan publik sebesar 5,24%. (c119)

Thursday, April 17, 2008

Apexindo Buyback Rp 518 Miliar

Jakarta, Investor Daily --- PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) berencana membeli kembali (buyback) sahamnya di pasar dengan menyiapkan dana maksimal sebesar US$57 juta atau setara Rp 518,7 miliar. Maksimal saham yang dibeli perseroan mencapai 10% dari jumlah saham yang beredar, yakni 263 miliar lembar.

Sampai akhir Maret 2008, total saham yang telah diterbitkan perusahaan tercatat 2,63 miliar lembar.

Dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Rabu (16/4), manajemen Apexindo menjelaskan, saham tersebut akan disimpan dalam treasury shares. “Melalui buyback ini, jumlah saham perusahaan yang beredar di pasar naik menjadi 2,37 miliar lembar. Total aset perseroan juga berkurang menjadi Rp 432,48 juta dibandingkan sebelumnya Rp 489,48 juta,” kata Sekretaris Perusahaan Apexindo Ade R Satari.

Perseroan telah menunjuk PT Bahana Securities sebagai perantara pedagang efek.

Selain itu, buyback dilakukan untuk meningkatkan nilai tambah bagi pemegang saham, sehingga laba bersih per saham, imbal hasil aktiva (ROA) akan tumbuh. “Kami telah berhasil meningkatkan laba bersih dan menjaga likuiditas. Selain memiliki arus kas yang kuat, tingkat kewajiban utang (leverage) masih relatif rendah,” tandas Ade.

Pasca-buyback, komposisi pemegang saham perseroan berubah menjadi PT Medco Energi Internasional Tbk (48,87%), Asian Opportunities Fund I Segregated (15,85%), dan Asia Investment Funds (15,85%). Sedangkan perseroan memiliki 10%, PT Hertech Kharisma 4,72%, dan lain-lain sebesar 4,56%. (c119)

Apexindo akan buy back US$57 juta

JAKARTA, Bisnis Indonesia: PT Apexindo Pratama Duta Tbk menganggarkan dana sebesar US$57 juta untuk membeli kembali (buy back) saham perseroan hingga maksimal 10% dari total yang telah dikeluarkan.

Manajemen mengatakan perseroan akan meminta persetujuan soal rencana ini kepada pemegang saham dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) yang akan digelar pada 13 Mei.

Jika persetujuan telah didapat, perseroan akan menunjuk PT Bahana Securities sebagai perantara pedagang efek.

"Rencana transaksi [buy back] merupakan salah satu bentuk usaha perseroan untuk meningkatkan ki-nerja saham perseroan di mana pelaksanaannya akan meningkatkan nilai laba bersih per saham, imbal hasil ekuitas, dan imbal hasil aktiva," jelas perseroan dalam prospektus buy back-nya. (Bisnis/pul)

Wednesday, April 16, 2008

Apexindo Beli Saham Publik 10%

Jakarta, detikfinance - Perusahaan jasa pengeboran tambang, PT Apexindo Pratama Duta Tbk akan melakukan pembelian kembali saham atau buy back sebesar 10% dari seluruh saham yang sudah diterbitkan.

Apexindo menyediakan dana US$ 57 juta yang diambil dari saldo laba ditahan. Perseroan akan menyimpan saham yang dibeli balik itu sebagai treasury stock.

"Perseroan akan menentukan harga pembelian kembali saham sesuai dengan peraturan yang berlaku yaitu harga lebih rendah atau sama dengan harga perdagangan sebelumnya di bursa," jelas manajemen dalam laporan prospektusnya ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (16/4/2008).

Jumlah saham yang telah dikeluarkan per 31 Desember 2007 sebanyak 2.633.665.000 saham. Setelah dibeli balik sebanyak 263.366.500 saham maka jumlah saham beredar tinggal 2.370.298.500 saham.

Saham Apexindo setelah buy back akan dimiliki oleh PT Medco Energi Internasional Tbk 48,87%, Asian Oprtunities Fun I Segregated P 15,85%, Asian Investment Funds SPC A/C Capital 15,85%, PT Hertech Kharisma 4,72%, PT Antareja Hertrindo Kharisma 0,17%, Hertiono Kartowisastro 0,15%, Agustinus R Lomboan 0,15%, publik 4,24% dan saham perseroan di treasury shares 10%.

Untuk transaksi buy back ini akan ditangani oleh PT Bahana Securities. Perseroan akan meminta persetujuan pemegang saham dalam RUPSLB 13 Mei 2008.

Saham Apexindo dengan kode perdagangan APEX pada pukul 14:22 JATS turun Rp 10 menjadi Rp 1.660 per saham.

( ir / ddn )

Irna Gustia - detikFinance

Tuesday, April 15, 2008

Medco Divestasi Aset Anak Usaha

Jakarta, Investor Daily --- PT Medco Energi Internasional Tbk berniat menjual tujuh blok migas yang dikelola melalui anak usahanya tahun ini karena kinerja cenderung memburuk. Ketujuh blok tersebut terdapat di Jeruk (Madura), Kakap (Riau), Rimau dan Lematang keduanya di Sumsel. Sedangkan sisanya berada di Langsa (Aceh Timur), Tuban, dan Bawean, Jatim.

“Ada sekitar tujuh aset yang akan dilepas sebelum kuartal III-2008. Kami sudah sepakat menjadi pemegang saham minoritas pada blok-blok migas itu. Persentase saham yang akan dilepas bervariasi mulai dari 15-30%,” kata Direktur Utama Medco Hilmi Panigoro di Jakarta, belum lama ini.

Namun, Hilmi belum bersedia mengungkapkan total nilai dana yang dihimpun dari penjualan aset. Sebab, proses negosiasi masih berlangsung.

Menurut dia, perseroan juga berencana menggaet investor strategis guna mengembangkan proyek di Senoro, Sulteng. Medco menganggarkan dana senilai US$ 1,4 miliar untuk pengembangan tujuh proyek. Beberapa diantaranya meliputi LNG Senoro, Sarula Geothermal, dan penyelesaian pembangunan blok migas. Pengembangan proyek akan dilakukan dalam lima tahun mendatang.

Ia yakin, kapasitas produksi perseroan berpotensi meningkat tiga kali lipat dalam lima tahun ke depan jika ketujuh blok migas di atas siap beroperasi.

Investor Baru

Lebih jauh dia mengatakan, peminat pembeli saham Medco di PT Apexindo Pratama Duta Tbk bertambah menjadi tiga. Sebelumnya, tinggal Abacus yang berminat membeli saham Apexindo. Namun, keduanya ditengarai kesulitan mencari dana, sehingga penjualan Apexindo belum dapat dilakukan. “Ketiga investor baru ini masih bersaing dengan dua penawar sebelumnya. Satu penawar berasal dari Indonesia dan dua investor asing,” jelas Hilmi.

Dia menegaskan, Medco tidak mau menurunkan harga penawaran di tengah ketidakpastian pasar finansial global saat ini.

Medco sebelumnya bersikukuh melepas saham Apexindo pada harga Rp 2.700. Penawaran tertinggi selama ini tercatat Rp 2.450. (c119/c108)

Jurus Ngebor ala Apexindo

warta ekonomi.com --- Bermodalkan hanya satu rig pada 1992, Apexindo kini muncul sebagai kontraktor pengeboran migas dan panas bumi terkemuka nasional dengan memiliki 16 rig.

Perusahaan yang berdiri pada 20 Juni 1984 ini awalnya hanyalah kontraktor pengeboran migas lepas pantai. Baru pada 2001 Apexindo melebarkan sayap dengan menjamah pengeboran di darat setelah melakukan merger dengan PT Medco Antareja. Tak hanya sampai di situ, untuk memperkuat posisinya sebagai perusahaan terkemuka Indonesia yang menyediakan jasa pengeboran migas dan panas bumi terpadu (darat dan lepas pantai), pada 2002 Apexindo masuk bursa. Anak usaha Grup Medco ini menjadi kontraktor pengeboran nasional pertama dan satu-satunya yang telah mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia.

Saat ini Apexindo memiliki dan mengoperasikan 16 rig, yang terdiri dari: 11 rig pengeboran darat, 4 unit pengeboran perairan dangkal (submersible swamp barge), dan sebuah jack up. Rig pertama milik Apexindo berjenis submersible swamp barge yang dibangun oleh Sembawang Shipyard, Singapura, pada 1992, dan diberi nama “Maera”. Dua tahun kemudian, rig kedua bernama “Raniworo” dan berjenis jack up dibangun oleh NKK, Jepang, dan menyusul submersible swamp barge kedua bernama “Raisis” yang dibangun di La Fayette, AS, pada 1995. Pada 2003 Apexindo kembali menambah kekuatannya dengan dua swamp barge baru, bernama “Raissa” dan “Yani”. Keduanya dibangun di galangan Keppel FELS, Singapura.

Proyek-proyek besar yang berhasil ditangani Apexindo tak hanya berasal dari perusahaan lokal saja. Perusahaan mancanegara seperti dari Brunei, AS, Myanmar, Australia, dan negara-negara Timur Tengah juga sempat merasakan layanan drilling Apexindo. Nama-nama perusahaan pertambangan besar seperti Chevron Geothermal Ltd., Vico Indonesia, Pertamina, Total E&P, Star Energy Holdings Pte. Ltd., Magma Nusantara Ltd., Unocal & Unocal Geothermal Indonesia, Karaha Bodas Co., PLN Geothermal Flores, PEARLOIL (Tungkal) Ltd., Lundin Blora BV, JOB Pertamina–Medco Tomori, ARCO, BP Migas, Stat Oil, Petro China, Exxon Mobile, dan Hess masuk dalam daftar klien Apexindo.

Akhir tahun lalu, Apexindo berhasil menyabet dua kontrak senilai US$34,8 juta dan US$35,7 juta dari perpanjangan kontrak dengan Vico Indonesia. Adapun laba bersih yang berhasil diraupnya per September 2007 sebesar US$23 juta.

SUGENG KURNIAWAN

Friday, April 4, 2008

Asian Opportunities Lepas Kepemilikan di Apexindo

JAKARTA, Okezone - Asian Opportunities Fund I Segregated Portofolio telah menjual kepemilikan sahamnya di PT Apexindo Pratama Duta Tbk (Apexindo) sebanyak 417.500.000 lembar saham kepada publik melalui pasar tertutup.

Demikian disampaikan Direktur PT Kim Eng Securities Jusuf Santoso, yang bertindak sebagai broker jual, seperti dikutip dalam keterbukaan informasi di Bursa efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (4/4/2008).

Menurut Jusuf, klien tersebut telah melakukan transaksi tutup sendiri atas saham Apexindo sebanyak 417,5 juta saham pada harga Rp2.400 per saham yang dilakukan di BEI.

Adapun tanggal transaksi telah dilakukan pada 31 Maret, dan sahamnya telah dikirimkan ke kustodian Citibank Jakarta, pada 1 April lalu. (hsp)

Ade Hapsari Lestarini - Okezone

Tuesday, April 1, 2008

Apexindo Cetak Laba Bersih 2007 Sebesar US$ 34,3 Juta

JAKARTA, investorindonesia.com --- Perusahaan pengeboran minyak PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) sepanjang 2007 mencetak laba bersih US$ 34,3 juta, atau naik 8,9% dibandingkan 2006 sebesar US$ 31,5 juta.

"Laba bersih pada 2006 sebagian disokong oleh keuntungan swap non kas, sedangkan laba bersih 2007 ini benar-benar merefleksikan kinerja operasional perseroan," kata Direktur Keuangan Apexindo, Agustinus B Lomboan di Jakarta, Selasa, seperti dilansir Antara.

Sementara itu total pendapatan 2007 naik 65,8% menjadi US$ 163,3 juta dibandingkan 2006 sebesar US$ 98,5 juta. "Peningkatan pendapatan ini terjadi karena adanya penerimaan kontrak baru maupun perpanjangan kontrtak kerja dari para klien," ujarnya.

Dia mengakui terjadi peningkatan beban-beban biaya pada aktivitas pengeboran darat maupun lepas pantai. Namun kenaikan itu berada pada peningkatan yang lebih rendah dibandingkan dengan peningkatan pendapatan.

Karena itu, katanya, profitabilitas yang menguat pada 2007, sehingga marjin EBITDA (laba bersih sebelum pajak, bunga, depresiasi dan amortisasi) tercatat 50,5% dibandingkan sebelumnya 41,6%. (*)