Wednesday, February 21, 2007

Peringkat Obligasi Apexindo Naik

JAKARTA, Koran Tempo -- Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menaikkan peringkat obligasi I/2005 Apexindo senilai Rp 510 miliar dan obligasi syariah ijarah Apexindo I/2005 senilai Rp 240 miliar.

Menurut Direktur Apexindo Agustisnus D. Lomboan, Pefindo menaikkan peringkat obligasi konvensional dari semula A- (A minus) menjadi A. Begitu pula dengan obligasi syariah, Pefindo menaikkan peringkatnya menjadi A dari semula A- (A minus). "Peringkat itu berlaku pada periode 30 Januari 2007 hingga 1 Januari 2008," katanya dalam penjelasan kepada Bursa Efek Jakarta.

Dalam penjelasannya belum lama ini, Pefindo menyebutkan kenaikan peringkat itu mencerminkan perbaikan tarif harian rig Apexindo, kontrak jangka panjang dengan perusahaan-perusahaan besar di industri migas, serta profil keuangan yang menguat. padjar

Tuesday, February 20, 2007

Rating Apexindo Jadi A

Jakarta, detik.com - PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menaikkan peringkat usaha dan obligasi perusahaan jasa pengeboran PT Apexindo Pratama Duta Tbk menjadi id A dari peringkat tahun lalu i dA-.

Menurut Direktur Keuangan Apexindo Agustinus B. Lomboan, perbaikan peringkat ini didukung oleh terus meningkatnya biaya sewa rig-rig dan kontrak-kontrak jangka panjang yang diperoleh Perseroan.

"Peningkatan ini merupakan bukti bahwa Apexindo secara konsisten terus mencari kontrak-kontrak jangka panjang untuk menjaga arus kas jangka panjang dengan mengerjakan proyek-proyek pemboran yang besar dan penting," kata Agustinus dalam siaran pers yang diterima detikFinance, Selasa (20/2/2007).

Saat ini Apexindo memiliki 8 rig darat dan 5 rig laut yang terdiri dari empat submersible swamp barge rig yaitu Maera, Raisis, Raissa dan Yani serta satu rig jack-up Rani Woro. (ard/ir)

Pefindo Naikkan Rating Apexindo

JAKARTA (SINDO) – Lembaga pemeringkat efek Indonesia (Pefindo) menaikkan peringkat atau rating usaha dan obligasi PT PT Apexindo Pratama Duta Tbk dari ”idA-” menjadi ”idA” stable outlook.

Direktur Keuangan Apexindo Agustinus B Lomboan mengatakan, perbaikan peringkat itu didukung oleh terus meningkatnya biaya sewa rig-rig perseroan, dan kontrak-kontrak jangka panjang. ”Peningkatan itu merupakan bukti kepada para investor dan kreditur bahwa Apexindo secara konsisten terus menerapkan strategi perseroan,” papar Agustinus di Jakarta, kemarin.

Apexindo, jelas Agustinus, telah berhasil memanfaatkan tingginya permintaan di pengeboran minyak, gas, dan panas bumi. Hal itu tercermin pada kinerja dan posisi keuangan perseroan. Dia mengatakan, ketika industri pengeboran semakin ketat dengan kenaikan harga sewa harian yang memberikan keuntungan lebih kepada perseroan,Apexindo memaksimalkan hal tersebut dengan terus menerus menerapkan efisiensi sekaligus memperbaiki kesehatan dari neraca keuangan.

”Kinerja operasional perseroan didukung dengan kedisiplinan dalam penerapan efisiensi, dan restrukturisasi modal dan keuangan,” ujar dia.Selain itu, lanjut Agustinus, industri migas yang menguntungkan, telah meningkatkan bisnis perseroan secara signifikan.

Terlihat dari neraca keuangan yang semakin sehat yang memberikan fleksibilitas untuk pertumbuhan, dan juga tingkat profitabilitas yang sangat baik. ”Kondisi itu tentunya meningkatkan kepercayaan investor dan kreditor atas kemampuan Apexindo untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dan jangka panjang,” ungkap dia.

Dia menambahkan,keberhasilan perusahaan tersebut menjadi motivasi untuk meningkatkan keseluruhan kinerja perseroan. Apexindo merupakan kontraktor minyak, gas dan geotermal nasional.Perusahaan itu menyediakan jasa untuk pengeboran darat dan laut dengan delapan rig darat dan lima rig laut. (rakhmat baihaqi)

Monday, February 19, 2007

Pefindo Naikkan Rating Usaha dan Obligasi Apexindo

JAKARTA, Media Indonesia Online: Lembaga pemeringkat efek Indonesia (Pefindo) naikkan peringkat atau rating usaha dan obligasi PT PT Apexindo Pratama Duta Tbk (Apexindo) dari idA- menjadi idA (stable outlook).

Direktur Keuangan Apexindo Agustinus B Lomboan mengatakan, perbaikan peringkat ini didukung oleh terus meningkatnya biaya sewa rig-rig peseroan dan kontrak-kontrak jangka panjang yang diperoleh Perseroan.

"Peningkatan ini merupakan bukti kepada para investor dan kreditur bahwa Apexindo secara konsisten terus menerapkan strategi peseroan, antara lain dengan terus mencari kontrak-kontrak jangka panjang untuk menjaga arus kas jangka panjang dengan mengerjakan proyek-proyek pemboran yang besar dan penting," katanya dalam laporan tertulisnya kepada PT Bursa Efek Jakarta (BEJ), Senin (19/2).

Apexindo, kata dia, telah berhasil memanfaatkan tingginya permintaan di pengeboran minyak, gas, dan panas bumi. Hal itu tecermin pada kinerja dan posisi keuangan peseroan.

Ketika industri pengeboran makin ketat dengan kenaikan harga sewa harian yang memberikan keuntungan lebih kepada peseroan, Apexindo memaksimalkan hal tersebut dengan terus-menerus menerapkan efisiensi sekaligus memperbaiki kesehatan dari neraca keuangan.

Kinerja operasional peseroan didukung dengan kedisiplinan dalam penerapan efisiensi dan restrukturisasi modal dan keuangan. Selain itu, industri migas yang menguntungkan, telah meningkatkan bisnis peseroan secara signifikan.

Hal ini ditunjukkan dengan neraca keuangan yang semakin sehat yang memberikan fleksibilitas untuk pertumbuhan, dan juga tingkat profitabilitas yang sangat baik.

"Kondisi itu tentunya meningkatkan kepercayaan investor dan kreditur atas kemampuan Apexindo untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dan jangka panjangnya," ungkapnya.

Dia menambahkan, keberhasilan perusahaan menjadi motivasi untuk meningkatkan keseluruhan kinerja peseroan.

Apexindo merupakan kontraktor minyak, gas dan geothermal nasional. Perusahaan ini menyediakan jasa untuk pemboran darat dan laut dengan 8 rig darat dan 5 rig laut. (Sdk/OL-06)

Wednesday, February 14, 2007

'Rig agar dibuat di dalam negeri'

BEKASI, Bisnis Indonesia: Pemerintah mengimbau industri nasional untuk membuat anjungan pengeboran (rig), sehingga operator migas tidak perlu lagi impor alat tersebut.

Dirjen Migas pada Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Luluk Sumiarso mengatakan hal tersebut diperlukan untuk menghilangkan ketergantungan sektor migas terhapap produk luar.

"Selain itu, ini sudah merupakan agenda utama migas ESDM, yaitu pemberdayaan kapasitas nasional bidang migas," ujar dia di sela-sela kunjungan ke PT Welltekindo Nusantara, kemarin.

Berdasarkan hasil kunjungan ke China beberapa waktu lalu, jelas dia, diketahui bahwa untuk membuat rig tersebut tidak terlalu sulit dipelajari. "Saya kira orang sini [Indonesia] mampu membuatnya."

Pada kesempatan tersebut, Djoemantio Djoekardi, Direktur PT Welltekindo Nusantara, menargetkan produksi 25 unit wireline tahun ini, atau naik dari tahun lalu 20 unit.

Wireline merupakan alat yang digunakan untuk menarik minyak dari dalam sumur lapangan migas. Alat ini dapat digunakan di lapangan lepas pantai dan daratan.

Menurut dia, beberapa perusahaan operator migas dalam negeri telah menggunakan produk mereka seperti Chevron dan Total.

Dia mengungkapkan produk mereka saat ini tidak hanya untuk pasar domestik, tapi juga telah diekspor ke India, Malaysia, China, Brasil, Vietnam, dan Nigeria.

Menurut Djoemantio, alat yang mereka hasilkan telah mendapatkan Standar Nasional Indonesia (SNI) sejak dua tahun terakhir ini.

Dengan adanya produk ini, kata dia, membuktikan produk anak negeri dapat mendukung perkembangan migas nasional.

"Kami siap bersaing, kalau soal harga kami lebih murah dari pada alat internasional karena 90% menggunakan peralatan dalam negeri termasuk tenaga kerja."

Harga produk ini berkisar US$200.000-US$300.000 per unit. Tetapi harga itu dapat berubah tergantung pada tambahan alat yang diinginkan konsumen.

Dirjen Migas berharap industri nasional juga dapat menghasilkan alat bor. "Kami ingin industri nasional berperan besar."

Selanjutnya Djoemantio mengatakan pihaknya meminta pemerintah memasukkan pengadaan jasa dalam negeri tertulis dalam dokumen tender migas karena dengan begitu mendorong pertumbuhan industri nasional.

Menurut dia, selama ini pemerintah menyarankan penggunaan jasa dan pengadaan dalam negeri. Namun itu hanya saran bukan keharusan.

"Nah untuk keharusan tuliskan dalam dokumen tender." (09)

Bisnis Indonesia

Thursday, February 8, 2007

Pefindo dongkrak peringkat Apexindo

JAKARTA, Bisnis Indonesia: PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menaikkan peringkat PT Apexindo Pratama Duta Tbk dan obligasi I/2005 senilai Rp510 miliar dari A- menjadi A dan juga peringkat untuk obligasi syariah ijarah dari A- menjadi A dengan prospek stabil.

"Peningkatan itu mencerminkan perbaikan tarif harian dari rig perusahaan yang berkelanjutan dan kontrak jangka panjang dengan perusahaan besar di industri minyak dan gas bumi," kata analis Pefindo Hendro Utomo dan Salyadi Saputra. (Bisnis/pul)

Apexindo Naik Peringkat

JAKARTA, Koran Tempo -- PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menaikkan peringkat PT Apexindo Pratama Duta Tbk. dan obligasi I/2005 senilai Rp 510 miliar dari A- menjadi A dengan prospek (outlook) stabil. Pefindo juga menaikkan peringkat obligasi syariah ijarah senilai Rp 240 miliar milik Apexindo dari A- menjadi A.

"Peningkatan peringkat itu mencerminkan perbaikan tarif harian rig perusahaan, kontrak jangka panjang dengan perusahaan-perusahaan besar di industri migas, serta profil keuangan yang menguat," kata analis Pefindo, Hendro Utomo, dalam keterangan tertulis yang dikirimkan ke Bursa Efek Jakarta kemarin.

Namun, kata dia, peringkat perusahaan masih dibatasi oleh tingginya risiko operasional dan terkonsentrasinya bisnis perusahaan pada satu nasabah tertentu.

Pada saat yang sama, Pefindo juga memberikan peringkat BBB+ kepada PT Mobile-8 Telecom Tbk. dan obligasi I/2007 dengan nilai maksimal Rp 750 miliar. Peringkat mencerminkan industri telekomunikasi yang menjanjikan, pesatnya pertumbuhan usaha perusahaan, dan profil keuangan yang cukup memadai. Yuliawati

Wednesday, February 7, 2007

Pefindo Naikkan Rating Apexindo dan Mobile-8

JAKARTA—Media Indonesia Online: Lembaga Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menaikkan rating (peringkat) PT Apexindo Pratama Duta Tbk maupun obligasi-I Apexindo tahun 2005 senilai Rp510 miliar dari A- menjadi A dengan outlook stabil.

Analis Pefindo Hendro Utomo dalam laporan tertulisnya kepada BEJ di Jakarta Rabu (7/2), menjelaskan peningkatan tersebut mencerminkan perbaikan tarif harian dari rig-rig perusahaan yang berkelanjutan, kontrak jangka panjang dengan perusahaan-perusahaan besar di industri migas serta profil keuangan yang menguat.

"Namun, peringkat perusahaan masih dibatasi oleh tingginya risiko operasional dan terkonsentrasinya bisnis perusahaan pada satu nasabah tertentu," ujarnya.

Apexindo merupakan perusahaan pengeboran nasional yang terbesar dan termasuk salah satu pemain terkemuka di kawasan Asia Tenggara. Operasional perusahaan didukung oleh 5 rig lepas pantai dan 8 rig darat.

Per 30 September 2006 komposisi kepemilikan saham di Apexindo terdiri dari 51,7% saham oleh Medco Energi Internasional, 31% oleh SeaDrill Ltd dan 16,5% saham dimiliki publik.

Selain Apexindo, Pefindo juga menetapkan peringkat "idBBB+" untuk PT Mobile-8 Telecom dan obligasi I/2007 senilai Rp550 miliar yang akan diterbitkan perseroan. Peringkat ini mencerminkan industri telekomunikasi yang menjanjikan, pesatnya pertumbuhan usaha dan profil keuangan yang memadai.

Namun, kata Hendro, peringkat tersebut dibatasi oleh ketatnya kompetisi dalam industri telekomunikasi, cakupan jaringan perusahaan yang masih terbatas, dan tingginya resiko terhadap fluktuasi mata uang asing.

PT Mobile-8 Telecom didirikan pada Desember 2002 dan mulai beroperasi setahun kemudian (2003). Perusahaan ini bergerak di bidang jasa industri telekomunikasi sebegai operator saluler yang menggunakan teknologi CDMA 800 Mhz dan lebih dikenal dengan produk dagangnya Fren.

Perseroan saat ini menjadi operator seluler terbesar keempat di Indonesia dengan jumlah pelanggan per November 2006 mencapai 1,7 juta dan sebagian besar di Pulau Jawa.

Sampai saat ini, 60,89% saham perseroan dimiliki oleh PT Bimantara Citra Tbk. Sedangkan sisanya dimiliki oleh Asia Link BV (6%), Qualcomm Incorporated (5,2%), PT Centralindo Pancasaksi Celluler (3,7%), PT TDM Asset Management (2,4), PT KTF Indonesia (2,1%), dan publik sebesar 19,9%. (Sdk/OL-06)

Pefindo naikkan rating Apexindo

JAKARTA, Bisnis Indonesia Online: PT Pefindo menaikkan peringkat PT Apexindo Pratama Duta Tbk beserta obligasi I/2005 senilai Rp510 miliar dari A- menjadi A, dan juga peringkat untuk obligasi syariah ijarah senilai Rp240 miliar dari A- menjadi A dengan prospek stabil.

"Peningkatan tersebut mencerminkan perbaikan tarif harian dari rig perusahaan yang berkelanjutan, kontrak jangka panjang dengan perusahaan besar di industri minyak dan gas bumi, serta profil keuangan yang menguat," ujar analis Pefindo Hendro Utomo dan Salyadi Saputra dalam keterangan tertulis.

Namun, kata mereka, peringkat masih dibatasi oleh tingginya risiko operasional dan terkonsentrasinya bisnis perusahaan pada satu nasabah tertentu.

Apexindo adalah persahaan pengeboran nasional yang terbesar dan termasuk salah satu pemain terkemuka di kawasan Asia Tenggara. Operasional perusahaan didukung oleh lima rig (anjungan pengeboran) lepas pantai dan delapan rig darat.

Apexindo juga telah menjalin kerja sama usaha yang baik dengan perusahaan migas terkemuka seperti Total E&P Indonesie, VICO, Unocal, dan Pertamina.

Untuk per 30 September 2006, PT Medco Energi Internasional Tbk selaku induk usaha, masih menguasai saham Apexindo secara mayoritas sebanyak 51,7% dan 31% dimiliki oleh SeaDrill Ltd, perusahaan migas yang berbasis di Norwegia. Sebanyak 16,5% lainnya merupakan saham publik dengan kepemilikan di bawah 5%. (tw)

Peringkat Apexindo Naik Jadi A

Jakarta, detik.com - Perusahaan pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menaikkan peringkat usaha PT Apexindo Pratama Duta Tbk dan obligasi I tahun 2005 Apexindo senilai Rp 510 miliar dari A- menjadi A dengan outlook stabil.

Peningkatan tersebut mencerminkan perbaikan tarif harian dari rig-rig perusahaan yang berkelanjutan. Selain kontrak jangka panjang perseroan dengan perusahaan-perusahaan besar di industri migas serta profil keuangan perseroan yang menguat.

"Namun peringkat perusahaan masih dibatasi oleh tingginya risiko operasional dan terkonsentrasinya bisnis perusahaan pada satu nasabah tertentu," kata analis Pefindo Hendro Utomo dalam pengumumannya di Bursa Efek Jakarta (BEJ), Rabu (7/2/2007).

Apexindo adalah perusahaan pengeboran nasional yang terbesar dan termasuk salah satu pemain terkemuka di kawasan Asia Tenggara. Operasional perusahaan didukung oleh 5 rig lepas pantai dan 8 rig darat.

Per 30 September 2006, kepemilikan saham Apexindo adalah 51,7 persen dimiliki Medco Energi Internasional, 31 persen oleh SeaDrill Ltd dan 16,5 persen saham oleh publik.(ard/ir)