Monday, March 12, 2007

Peresmian Rig Jack Up

Singapura, Investor Daily - Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro (tengah) berbincang dengan (kiri ke kanan): Founder Apexindo Arifin Panigoro, Dirut PT Apexindo Pratama Duta Tbk Hertriono Kartowisastro, Vice President Drilling, Well Service and Logistic PT Total E&P Indonesia Darto Sayogyo serta Dubes RI untuk Singapura Wardana disela peresmian Rig Jack Up terbaru di Kawasan PPL Shipyard PTE LTD, Singapura (10/3).

Peresmian Rig

Singapura, Bisnis Indonesia - Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro (kedua kanan) mendengarkan pembicaraan pemegang saham PT Apexindo Pratama Duta Tbk Arifin Panigoro (kiri) didampingi Dirut Hertriono Kartowisastro (kedua kiri), disaksikan Vice President Drilling, Well Service and Logistic PT Total E&P Indonesia Darto Sayogyo, di galangan kapal PPL Singapura, Sabtu. Mereka bertemu selepas meresmikan rig jack up terbaru yang diberi nama 'Soehanah', dilengkapi kemampuan melakukan pengeboran pada sumur yang bertekanan tinggi pada kedalaman 30.000 kaki

New Oil Rig

Singapura, The Jakarta Post - Apexindo's founder, Arifin Panigoro, and president, Hertriono Kartowisastro, and Energy and Mineral Resources Minister Purnomo Yusgiantoro (from left to right) have a light discussion after inaugurating Apexindo's new oil rig in Singapore on Saturday. The oil rig, nicknamed "Soehanah", can drill up to 30,000 feet and has received a contract from Total Indonesia to drill for gas off the coast of Sisi and Nubi, East Kalimantan.

Saham Apexindo Menuju Rp 1.800

JAKARTA, Investor Daily - Saham PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) berpeluang menguat untuk jangka pendek. Faktor teknis dan fundamental yang positif diperkirakan menjadi pemicu pergerakan APEX.

“Ekspektasi meningkatnya kinerja perseroan selama 2006 sepertinya akan mendorong APEX mendekati harga target Rp 1.800 dalam waktu dekat,” kata Kepala Riset PT Mega Capital Indonesia Felix Sindhunata kepada Investor Daily di Jakarta, Jumat (9/3).

Pada perdagangan akhir pekan lalu, APEX stagnan di posisi Rp 1.710. Saham perusahaan pertambangan tersebut ditransaksikan hanya empat kali, dengan volume sebanyak 52.500 saham senilai Rp 89,78 juta.

Level tertinggi yang pernah dicapai APEX di posisi Rp 1.940 per saham. Saat ini, kapitalisasi pasar APEX mencapai Rp 2,98 triliun.

Menurut Felix, berdasarkan analisis teknis, saham Apexindo berpotensi menguat kembali untuk jangka pendek, setelah bergerak mendatar di kisaran Rp 1.700-1.750 dalam tiga bulan terakhir. Konfirmasi tersebut terbaca dari indikator stochastic oscillator yang menunjukkan APEX berpeluang berbalik arah menguat (technical rebound). “Indikator teknis lain seperti relative strength index (RSI) tujuh hari juga memperlihatkan arah rebound pada APEX dalam waktu dekat,” ujarnya.

Dia menambahkan, momentum keluarnya laporan keuangan perseroan untuk tahun buku 2006 yang diekspektasikan cukup menggembirakan turut mendorong aksi akumulasi untuk jangka pendek. “Tentunya, target harga di posisi Rp 1.800 akan mudah ditembus,” jelas Felix.

Lebih lanjut, Felix mengatakan, per 30 September 2006, perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp 289,22 juta atau meningkat 84,85% dari sebelumnya yang merugi Rp 156,47 juta. “Tahun ini, neraca keuangan perseroan sepertinya akan tetap positif, seiring berhasilnya Apexindo mengantungi beberapa kontrak baru dan meresmikan rig jack up terbaru,” ujarnya.

Felix melanjutkan, earning per share (EPS) Apexindo tahun ini juga diprediksi meningkat menjadi Rp 147 per saham, dibanding tahun sebelumnya minus Rp 17. “Valuasi APEX juga menarik dibanding saham sejenis seperti PT Radiant Utama Interinsco Tbk (RUIS),” jelas dia. Price to earning ratio (PER) Apexindo tercatat 11,63 kali dan price to book value (PBV) 2,44 kali. Sedangkan PER RUIS sudah 14,69 kali, dengan PBV 2,57 kali,” jelasnya.

Kepala Riset PT Financorpindo Nusa T Hendry Andrean juga mengungkapkan hal senada. Secara fundamental, APEX cukup menjanjikan untuk dikoleksi, karena kinerja perseroan untuk 2006 bakal meningkat. “Untuk 2007 diperkirakan tetap tumbuh. Apalagi bisnis utama perseroan berhubungan erat dengan minyak dan gas bumi yang trennya cenderung meningkat,” ujarnya.

Dia memperkirakan, untuk jangka pendek, APEX berpotensi menguat kembali. Secara teknis, potensi rebound pada APEX juga mulai terlihat. “Peluang penguatan APEX terbaca dari RSI sembilan hari dan moving average convergence divergence (MACD). Walaupun, kedua indikator tersebut masih menunjukkan pergerakan mendatar,” tegas Hendry.

Rig Jack Up Terbaru

Sementara itu, Apexindo Pratama Duta meresmikan rig jack up terbaru pada 10 Maret 2007 di Singapura. Rig jack up baru Soehanah tersebut termasuk salah satu rig jack up super premium yang dibangun berdasarkan desain yang dimiliki PPL Shipyard, Baker Marine Pacific Class 375.

Rig tersebut juga dilengkapi kemampuan untuk melakukan pemboran pada sumur yang bertekanan dan bersuhu tinggi pada kedalaman 30.000 kaki. “Rig ini termasuk rig canggih di dunia dengan deck load lebih besar dan memiliki tingkat kenyamanan yang tinggi,” Hertriono Kartowisastro, direktur utama Apexindo belum lama ini.

Hingga akhir kuartal III 2006, pendapatan perseroan mencapai Rp 1,03 triliun, naik 28,94% dibanding periode sama 2005 Rp 798,93 miliar.

Rekomendasi

Felix merekomendasikan buy APEX di level Rp 1.680 untuk investor yang bermain jangka pendek. Namun, untuk jangka menengah maupun panjang, pemodal boleh mengakumulasi pada posisi Rp 1.700. “Support Rp 1.680 dan resistance pada level Rp 1.800,” ujarnya. Sedangkan Hendry merekomendasikan wait and see saham minyak dan gas tersebut pada jangka pendek dan speculative buy pada jangka menengah maupun panjang. “Support di level Rp 1.680 dan resistance pada posisi Rp 1.730,” jelasnya. (asp)

Tips APEX

Tren

Jangka pendek: berpeluang menguat

Jangka menengah-panjang: menguat

Fundamental

Per 30 September 2006, laba bersih Rp 289,22 miliar

PER: 11,63 kali, PBV: 2,44 kali

Teknis

MACD: berpeluang rebound

Stochastic: menguat kembali

RSI 7 dan 9 hari: berpotensi menguat

Rekomendasi

Felix Sindhunata:

Jangka pendek: buy

Menengah-panjang: buy

Support: Rp 1.680, resistance: Rp 1.800

T Hendry Andrean:

Jangka pendek: wait and see

Menengah-panjang: speculative buy

Support: Rp 1.680, resistance: Rp 1.730

Medco Siap Pasok Gas ke PT PIM

Jakarta, Kompas - Medco Energi siap memasok gas untuk kebutuhan PT Pupuk Iskandar Muda atau PIM. Gas sebesar 110 juta kaki kubik dari Blok A diharapkan bisa mulai dialirkan pada kuartal pertama tahun 2010.

Direktur Pengembangan Medco Energi Rashid I Mangunkusumo mengemukakan hal itu di sela-sela peresmian rig baru PT Apexindo Pratama Duta, anak perusahaan Medco, di PPL Port Singapura, Sabtu (10/3).

Rashid mengatakan, sebagai langkah awal, minggu ini Medco dan PIM akan menandatangani nota kesepakatan (memorandum of understanding/MOU) kerja sama pengaliran gas. "MOU ini penting supaya arah pengembangan gas Blok A jelas. Kalau semua lancar, kami menargetkan perjanjian induk kesepakatan jual beli gas sudah bisa diteken pertengahan tahun ini. PIM minta gas sebanyak 110 juta kubik dan kami siap memenuhi," katanya.

Medco menjadi operator di Blok A setelah mengambil alih saham ConocoPhillips. Medco yang memiliki saham 41,67 persen di blok itu memiliki mitra kerja Premier Oil dan Japex. Blok A merupakan blok eksplorasi di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Gas dari Blok A diharapkan bisa mengatasi defisit pasokan gas yang membuat PT PIM nyaris berhenti operasi. Saat ini kebutuhan gas untuk PIM ditutupi dengan pengalihan pasokan gas (swap) dari Kilang Arun.

Pabrik PIM-1 dengan kapasitas produksi 570.000 ton urea per tahun membutuhkan gas 33 MMBTU per ton. Pabrik PIM-2 dengan kapasitas produksi yang sama membutuhkan pasokan gas 27 MMBTU per ton

Namun, menurut Rashid, sampai saat ini kedua belah pihak belum berbicara soal harga. Medco memperkirakan, untuk mengembangkan Blok A dibutuhkan investasi sebesar 400 juta dollar AS. Sebagian besar akan diambil dari dana internal perusahaan.

Selain PIM, gas dari Blok A juga diminati oleh PT Perusahaan Listrik Negara. "PLN juga sudah minta, tapi kami katakan masih harus melihat besaran cadangannya dulu," kata Rashid.

Rencana pengembangan Blok A dimajukan ke Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Migas sebelum akhir bulan ini. Diharapkan dalam 30 bulan, gas sudah sudah bisa diproduksikan. "Target kami kuartal I-2010, Blok A sudah bisa berproduksi," katanya. (DOT)