Jakarta, Kompas - Medco Energi siap memasok gas untuk kebutuhan PT Pupuk Iskandar Muda atau PIM. Gas sebesar 110 juta kaki kubik dari Blok A diharapkan bisa mulai dialirkan pada kuartal pertama tahun 2010.
Direktur Pengembangan Medco Energi Rashid I Mangunkusumo mengemukakan hal itu di sela-sela peresmian rig baru PT Apexindo Pratama Duta, anak perusahaan Medco, di PPL Port Singapura, Sabtu (10/3).
Rashid mengatakan, sebagai langkah awal, minggu ini Medco dan PIM akan menandatangani nota kesepakatan (memorandum of understanding/MOU) kerja sama pengaliran gas. "MOU ini penting supaya arah pengembangan gas Blok A jelas. Kalau semua lancar, kami menargetkan perjanjian induk kesepakatan jual beli gas sudah bisa diteken pertengahan tahun ini. PIM minta gas sebanyak 110 juta kubik dan kami siap memenuhi," katanya.
Medco menjadi operator di Blok A setelah mengambil alih saham ConocoPhillips. Medco yang memiliki saham 41,67 persen di blok itu memiliki mitra kerja Premier Oil dan Japex. Blok A merupakan blok eksplorasi di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Gas dari Blok A diharapkan bisa mengatasi defisit pasokan gas yang membuat PT PIM nyaris berhenti operasi. Saat ini kebutuhan gas untuk PIM ditutupi dengan pengalihan pasokan gas (swap) dari Kilang Arun.
Pabrik PIM-1 dengan kapasitas produksi 570.000 ton urea per tahun membutuhkan gas 33 MMBTU per ton. Pabrik PIM-2 dengan kapasitas produksi yang sama membutuhkan pasokan gas 27 MMBTU per ton
Namun, menurut Rashid, sampai saat ini kedua belah pihak belum berbicara soal harga. Medco memperkirakan, untuk mengembangkan Blok A dibutuhkan investasi sebesar 400 juta dollar AS. Sebagian besar akan diambil dari dana internal perusahaan.
Selain PIM, gas dari Blok A juga diminati oleh PT Perusahaan Listrik Negara. "PLN juga sudah minta, tapi kami katakan masih harus melihat besaran cadangannya dulu," kata Rashid.
Rencana pengembangan Blok A dimajukan ke Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Migas sebelum akhir bulan ini. Diharapkan dalam 30 bulan, gas sudah sudah bisa diproduksikan. "Target kami kuartal I-2010, Blok A sudah bisa berproduksi," katanya. (DOT)