Monday, August 14, 2006

Apexindo bukan untuk dijual

Jakarta, Bisnis Indonesia: Pernyataan pembatalan penjualan saham PT Apexindo Pratama Duta Tbk oleh induknya PT Medco Energi Internasional Tbk pada Kamis lalu, telah menyebabkan harga sahamnya anjlok Rp190 ke posisi Rp1.560 per saham. Ini merupakan penurunan terbesar sejak 18 Agustus 2005.

Kendati demikian analis PT Danareksa Sekuritas Bonny Setiawan tetap menganggap fundamental Apexindo positif. Dia memperkirakan keputusan Medco itu dilandasi oleh dua hal.

Pertama, Medco menyimpang jauh dari tujuan strategisnya yaitu fokus pada bisnis eksplorasi dan produksi migas. Kedua, tawaran yang masuk terlalu rendah, terlebih tarif sewa rig (alat pengeboran migas) di pasar sekarang ini sudah naik empat hingga lima kali lipat dibandingkan tahun lalu.

"Namun apapun alasannya kami yakin kabar itu akan menjadi sentimen buruk, walaupun kami masih menganggap fundamental Apexindo tetap positif," tulis Bonny dalam laporannya.

Pada 10 Agustus, dia merevisi laba Apexindo pada tahun ini dan tahun depan bakal naik masing-masing sebesar 30,3% dan 8,9%. Ini ditunjang oleh biaya operasi perseroan pada semester I/2006 yang lebih kecil dari ekspektasi.

Bonny menilai biaya ini akan bertahan dalam tiga tahun ke depan, sehingga mengangkat margin EBIT untuk 2006 dan 2007 masing-masing sebesar 26,7% dan 29,8%.

Selain itu, faktor pendukung lainnya adalah biaya bunga yang lebih rendah, terutama untuk obligasi sebesar Rp750 miliar yang diterbitkannya. Berkat kesepakatan transaksi swap, biaya bunga bersih menjadi hanya 8%-9% per tahun dibandingkan biaya aslinya yang sebesar 12,25%.

Pada kurun yang sama, perseroan juga mampu mencapai tingkat efisiensi yang lebih besar yang akhirnya memangkas biaya operasi dari tahun ke tahun sekitar 1% menyusul tuntasnya pembangunan gudang rig di Bojonegara.

Sementara itu, pembangunan jack-up rig baru yang dinamai Soehanah sudah mencapai 70% pada Juni. Ini menunjukkan pengirimannya akan sesuai jadwal yakni Januari 2007.

Apexindo berencana untuk memiliki jack-up rig baru lagi pada 2009, dengan harga pasar yang sekarang US$200 juta. "Neraca sepertinya tak mungkin diregangkan untuk itu, mengingat estimasi net gearing untuk 2008 hanya 48,8%," kata Bonny.

Jika perseroan melanjutkan rencananya, tambahan jack-up rig ini diharapkan menambah pemasukan sebesar US$64,8 juta dengan asumsi utilisasi 100% dan EBITDA sebesar US$36,9 juta.

Danareksa kembali memberi peringkat tahan terhadap saham Apexindo. Di saat yang sama target harganya dinaikkan menjadi Rp1.868, dari sebelumnya Rp1.800 per saham.

Sementara itu, analis Kim Eng Securities Andrey Wijaya memangkas estimasi laba bersih perseroan pada tahun ini dari Rp232 miliar menjadi Rp217 miliar. Sedangkan estimasi penjualan diturunkan dari Rp1,4 triliun menjadi Rp1,36 triliun.

Menurut dia, indikasi EBITDA sebesar US$60 juta sejalan dengan ekspektasi. Begitu juga dengan utilisasi rig darat. Namun, utilisasi rig lepas pantai di bawah ekspektasi.

"Kami yakin alasan utama Medco membatalkan penjualan Apexindo karena ingin mengamankan peluang pemasukannya di masa datang," kata dia. (pudji.lestari@bisnis.co.id)

Oleh Pudji Lestari

Wartawan Bisnis Indonesia