Saturday, December 30, 2006

Apexindo beli balik obligasi

JAKARTA, Bisnis Indonesia: PT Apexindo Pratama Duta Tbk telah membeli kembali obligasinya senilai Rp10 miliar pada 26 Desember.

Dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Jakarta kemarin disebutkan pembelian surat utang itu dilaksanakan pada harga 99% dan dibantu oleh PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas. (Bisnis/wiw)

Friday, December 22, 2006

2007, Total Indonesie Investasi US$ 2,2 M

JAKARTA, Investor Daily Online --- Pada 2007, Total E&P Indonesie akan menyiapkan dana investasi US$ 2,2 miliar. Dana itu akan digunakan untuk meningkatkan produksi gas alam Blok Mahakam di Kalimantan Timur, dari 2,640 miliar kaki kubik per hari (billion cubic feet per day/bcfd) pada tahun ini.

“Rinciannya, US$ 1,6 miliar untuk belanja modal (capital expenditure/capex), US$ 500 juta untuk biaya operasional (operational expenditures), dan US$ 100 juta untuk membiayai eksplorasi dan eksploitasi Blok Mahakam,” ujar President Director and General Manager Total E&P Indonesie Phillipe Armand di Balikpapan, Rabu (20/12).

Menurut dia, sebagian besar capex akan akan digunakan mengembangkan lapangan gas Tunu, Peciko, Sisi, dan Nubi. Khusus untuk lapangan gas Sisi dan Nubi, Total menyiapkan dana investasi pengembangan US$ 500 juta agar segera dapat optimal memproduksi gas.

Dengan dana investasi tersebut, lanjut dia, Total akan tetap menjadi produsen gas terbesar di Indonesia. Total berusaha mempertahankan produksi gas alam sebesar 2,6 bcfd dan minyak mentah serta kondensat 70-80.000 barel per hari.

“Pendapatan kami kotor tahun 2006 ini sekitar US$ 9 miliar, dari tahun 2005 mencapai US$ 7,4 miliar,” imbuhnya.

Vice President (VP) Drilling, Well Service & Logistic Total E&P Indonesie Darto Sayogyo mengatakan, total sumur eksplorasi yang akan dibor pada 2007 sebanyak 122 dari tahun ini sebanyak 116 sumur. Lokasi sumur tersebar di lapangan Tunu, Mahakam, Tambora, Handil, Saliki, Peciko, Bekapai, Sisi, dan Nubi.

“Untuk membantu pengeboran pada tahun depan, kami akan mendatangkan rig milik Apexindo jenis jack up. Sementara untuk 2008, kami akan datangkan rig dari Afrika yang kini sedang dalam tahap tender,” jelasnya.

VP Field operation Total E&P Indonesie Hardy Pramono menambahkan, produksi gas untuk 2007 ditargetkan bisa mencapai 2.600 mmscfd atau sedikit turun dibandingkan realiasi tahun ini 2.642 mmscfd. Produksi minyak mentah dan kondensat diperkirakan sama dengan tahun ini mencapai 60.000-62.000 bph.

Hardy memaparkan, pada 2006, produksi terbesar gas Total dikontribusi dari Lapangan Peciko dan Tunu. Lapangan Peciko memproduksi gas 1,150-1,200 bcfd dan minyak mentah 23.000-26.000 bph. Lapangan Tunu dan Tambora memproduksi gas 1,450-1,500 bcfd dan minyak mentah 30.000 bph.

Lapangan Bekapai memproduksi minyak mentah 1.500-2.000 bph dan gas 11.000-12.000 mmscfd. Sementara Lapangan Handil memproduksi gas 110-120 mmscfd dan minyak mentah 21-25.000 bopd.

“Sumur harus terus di-maintenance agar produksinya stabil. Kami punya perimbangan antara yangg diproduksi dengan reserves yang ditemukan,” jelasnya. Menurut dia, lapangan gas di South Mahakam juga sudah bisa dieksploitasi pada 2008 atau 2009 dan diperkirakan mampu memproduksi gas 100-300 mmscfd.

Sebelumnya, Corporate Communications Manager Total E&P Indonesie Ananda Idris pernah menyampaikan, pada 2006 capex Total E&P mencapai US$ 1,3-1,5 miliar, untuk mengembangkan lapangan gas Sisi dan Nubi. “Investasi kita untuk pengembangan Sisi dan Nubi itu sebenarnya tak jauh beda dengan pada 2005 yang US$ 1 miliar,” katanya.

Pengembangan Lapangan Sisi dan Nubi untuk mempertahankan kontribusi pasokan gas Blok Mahakam sesuai komitmen kontrak ke Kilang LNG Bontang di Kalimantan Timur 2,5-2,6 bcfd. Kedua lapangan diharapkan mampu memproduksi gas sebanyak 300 mmscfd mulai 2007/2008.

Namun, Total masih mengandalkan produksi gas dari Lapangan Peciko dan Tunu yang mulai berproduksi tahun 2000 dan 1990 dan diharapkan masih bisa berproduksi hingga 15-20 tahun ke depan. Saat ini, Blok Mahakam masih mengontribusi pasokan gas sebesar 70% dari kapasitas Kilang LNG Bontang, untuk diekspor ke Jepang, Taiwan, dan Korea Selatan.

Total bersama dengan Inpex Jepang memiliki saham 50:50 di Blok Mahakam, dengan Total sebagai operator. Total masuk ke blok tersebut pada 1970 karena undangan dari Japex untuk mengekplorasi bersama. Kemudian, Japex berubah nama menjadi Inpex. (ari)

Monday, December 18, 2006

China Oilfield Services to Buy TNK-BP Oil Service Unit Stake

Rigzone.com, Dow Jones Newswires 12/18/2006, SHENZHEN, Dec 18, 2006 (Dow Jones Newswires)

Chinese oil drilling services provider China Oilfield Services Ltd. (2883.HK) said Monday it signed a preliminary agreement to buy a stake in an oil field services unit of Russia's OAO TNK-BP (TNKB.RS).

The Chinese company said the deal won't cost more than CNY500 million (US$64 million).

"Russia has a very rich resource of energy and gas," COSL President Yuan Guangyu told reporters during a field visit in Shekou, Shenzhen.

"We are aiming for a controlling stake, but it's too early to talk about the details as they aren't final yet."

Yuan declined to name the TNK-BP unit in which COSL is investing.

Hong Kong-listed COSL is also preparing to list in mainland China to raise funds for further expansion, he said.

The Russian deal follows COSL's failed attempt to buy a stake in Indonesian oil field services company PT Apexindo Pratama Duta Tbk earlier this year. PT Apexindo had decided not to proceed with the deal.

TNK-BP, a joint venture that incorporates BP PLC's (BP) assets in Russia, has 43 units engaging in oil field services, including drilling, well servicing, maintenance and electricity transmission. The venture has said it plans to eventually withdraw from services provision, which it sees as a non-core operation.

Yuan said COSL is preparing to list in China but doesn't have a definite plan yet.

"The mainland's (stock) market is improving, there is investor interest in our company," he said.

"But whether we will do it or not, it all depends on how much money we need for expansion."

He said if the company's net debt to equity ratio goes above 70%, that may be the time for it to list to raise money. COSL's net debt to equity ratio is about 30%, he added.

Last week, COSL said it will seek shareholders' approval to issue up to CNY2 billion worth of bonds next year to fund its capacity expansion.

COSL plans to upgrade one of its existing vessels into an eight-cable exploratory vessel, which would take a year to build and cost about CNY500 million, said Yu Zhanhai, general manager of the company's geophysics division.

The more cables an exploratory vessel has, the more efficiently it can collect undersea seismic data, which is part of the preparatory work for exploration of crude oil and gas offshore.

Most oil services providers now use 16-cable exploratory vessels. COSL has one six-cable vessel, and most of the rest are four-cable or single-cable.

Friday, December 15, 2006

Apexindo Bantu Pascagempa Yogyakarta

YOGYAKARTA, Investor Daily – PT Apexindo Pratama Duta Tbk (Apexindo) bekerja sama dengan Dompet Peduli Ummat Daarut Tauhid (DPU DT) dan Gerakan Membangun Nurani Bangsa (Gema Nusa) Yogyakarta, membangun kembali saluran irigasi yang rusak di kawasan Bantul, Yogyakarta.

Saluran irigasi yang merupakan sumber air bagi lima desa ini rusak parah akibat gempa. Terhentinya pasokan air tersebut mengakibatkan lumpuhnya perekonomian sekitar 400 KK di wilayah itu yang memiliki mata pencaharian sebagai petani dan pengrajin batu bata.

Saluran irigasi tersebut telah dibangun kembali sejak Oktober 2006 dan peresmian dilakukan pada 13 Desember 2006. Acara ini dihadiri oleh Direktur Utama Apexindo Hertriono Kartowisastro, Direktur DPU DT H. Muhammad Iskandar, Manager Recovery DPU DT Achmad Sudrajat, dan Dewan Penasehat Gema Nusa yang juga mantan Walikota Yogyakarta Muhammad Syukri Fadholi.

“Kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian Apexindo terhadap program pemulihan pasca gempa Yogyakarta. Kami berharap bantuan ini dapat memberikan manfaat yang nyata bagi masyarakat,” kata Hertriono dalam siaran pers yang diterima Investor Daily, Rabu (13/12). (es)