Tuesday, December 4, 2007

Medco tunda lagi RUPSLB divestasi

JAKARTA, Bisnis Indonesia: PT Medco Energi Internasional Tbk menunda rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) dari semula 31 Desember hingga waktu yang belum ditentukan karena kesepakatan perjanjian jual beli antara perseroan dan calon pembeli belum juga tercapai.

"Dengan sangat menyesal, kami menyampaikan bahwa perseroan belum dapat menyelenggarakan RUPSLB pada 31 Desember," ujar Presiden Direktur Medco Energi Hilmi Panigoro dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia.

Dia berjanji akan melaporkan lebih lanjut, jika perjanjian jual beli tersebut sudah ditandatangani oleh kedua belah pihak. (Bisnis/rni)

Divestasi Apexindo Terhambat

JAKARTA, Investor Daily --- Negosiasi penjualan 51,39% saham PT Medco Energi Internasional Tbk di PT Apexindo Pratama Duta Tbk terhambat. Soalnya, Medco dan calon pembeli, Abacus Capital dan Bormindo Nusantara, gagal mencapai kesepakatan.

Medco semula akan menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 31 Desember 2007.

“Dengan sangat menyesal, kami belum dapat menyelenggarakannya, karena kesepakatan perjanjian jual belinya dengan calon investor belum tercapai,” kata Presiden Direktur Medco Energi Internasional Hilmi Panigoro dalam laporan tertulisnya ke Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Senin (3/12).

Menurut dia, Medco segera melaporkan lebih lanjut perkembangannya bila perjanjian jual beli saham Apexindo sudah ditandatangani dengan pemenangnya. Sebelumnya, Hilmi juga mengakui Medco kesulitan melego saham Apexindo, karena tidak ingin membuat kesalahan dalam mengambil keputusan final.

Dia memastikan, peserta divestasi saham Apexindo tinggal dua, Abacus Capital dan Bormindo Nusantara. Sebab, dua peserta lainnya, yaitu Texas Pacific Group (TPG) dan Recapital Investment Bank, sudah tersingkir.

Abacus merupakan peserta yang mengajukan penawaran tertinggi sebesar Rp 2.450, meskipun masih jauh dari permintaan Medco Rp 2.700 per saham. Jika Abacus terpilih, Medco akan meraup dana sebesar Rp 3,31 triliun. Sedangkan Bormindo menawarkan harga lebih rendah Rp 25 dari Abacus, yakni Rp 2.425. Kalau Bormindo terpilih, Medco bakal memperoleh dana Rp 3,28 triliun.

Namun, tegas dia, perbedaan harga tersebut tidak serta merta Bormindo gugur dan pemenangnya Abacus. Soalnya, Medco memiliki perhitungan sendiri. “Perhitungan kami tidak hanya menyangkut harga, karena dalam sales purchase agreement (SPA) ada faktor lain yang harus dipertimbangkan misalnya komitmen dan garansi investor baru terhadap kelangsungan bisnis Apexindo,” tegas dia.

Tekanan Jual
Pengamat pasar modal Pardomuan Sihombing menilai, terhambatnya jual beli saham Apexindo dapat menyebabkan keraguan bagi investor untuk saham Medco. “Hari ini (Senin) sudah ada tekanan jual untuk saham perseroan,” ujar dia.

Pada perdagangan kemarin, saham Medco ditutup melemah Rp 100 (1,88%) dari Rp 5.400 menjadi Rp 5.300. Saham Apexindo turun Rp 50 (2,2%) dari Rp 2.300 ke posisi Rp 2.250. Aksi jual ini diperkirakan terus berlangsung bila jual beli 51,39% saham Apexindo tidak jelas. Pasalnya, pelaku pasar bertanya-tanya apakah benar isu divestasi Apexindo tersebut hanya untuk mengerek saham Medco.

Menurut dia, ketidakjelasan jual beli saham mulai tercium bagi pelaku pasar, ketika Medco berkukuh dengan harga Rp 2.700 per saham. Padahal, kata Pardomuan, harga tersebut terlalu mahal. Medco seharusnya memberikan diskon, karena jumlah saham yang dijual sangat besar. “Kalau tidak, jual beli bisa gagal lagi,” tegas dia.

Hal sama juga diungkapkan analis Optima Investama Ikhsan Binarto. Penundaan RUPSLB perseroan disebabkan belum adanya kesepakatan jual beli, sehingga secara otomatis memberikan sentimen negatif bagi pergerakan saham. Jika Medco semakin cepat menjual sahamnya pada Apexindo, dananya dapat digunakan untuk keperluan ekspansi. “Sebaliknya, bila terus tertunda, tidak hanya berpengaruh terhadap pergerakan saham, tapi juga kinerja keuangan,” ujar dia.

Ikhsan memperkirakan, harga saham Medco bisa terkoreksi dalam beberapa waktu ke depan hingga ada kepastian pelaksanaan RUPSLB. Artinya, semakin lama ditunda, saham Medco semakin terkoreksi dalam.

Oleh Jauhari Mahardhika & Deviana Chuo