Wednesday, September 19, 2007

Medco Energi akan Divestasi Apexindo

JAKARTA, Republika -- Perusahaan minyak dan gas, Medco Energi Internasional (MEDC), berencana melakukan divestasi atas kepemilikan sahamnya di PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) karena dalam jangka panjang perseroan akan fokus dalam pengembangan hulu minyak dan gas. ''Divestasi ini rencananya akan dilakukan dengan menawarkan saham Apexindo kepada sekitar 50 calon pembeli strategis berbasis internasional,'' kata Dirut Medco, Hilmi Panigoro, dalam penjelasannya kepada BEJ, Selasa (18/9).

Untuk melakukan divestasi tersebut, kata dia, perseroan telah menunjuk Credit Suisse sebagai penasihat keuangan. ''Saat ini perseroan sedang memproses langkah-langkah yang akan dilakukan serta dokumentasi yang diperlukan sehubungan dengan divestasi tersebut,'' tambahnya. Menurut Hilmi, dampak keuangan dari divestasi ini akan tergantung dari hasil divestasi tersebut. Yang pasti, dengan divestasi tersebut aktiva tetap Medco akan menurun. Namun, sebaliknya Medco akan menerima uang tunai.

Manajemen Medco yakin divestasi ini akan memberikan dampak positif terhadap rasio utang terhadap ekuitas perseroan, sedangkan pada saat yang sama hasil dari divestasi dapat dipergunakan untuk memperkuat neraca perseoran dan untuk investasi si bidang usaha hulu minyak dan gas. Berdasarkan data BEJ, pemegang saham lima persen atau lebih Apexindo per 31 Agustus 2007, terdiri dari Medco Energi menguasai 51,39 persen dan Asian Opportunities Fund I menguasai 15,86 persen.

Medco Jual Apexindo ke 50 Investor

Jurnal Nasional --- PT Medco Energi Internasional Tbk. akan mendivestasi kepemilikan sahamnya di PT Apexindo Pratama Duta Tbk.

Divestasi ini rencananya akan dilakukan dengan menawarkan saham Apexindo kepada sekitar 50 calon pembeli strategis berbasis internasional. "Strategi jangka panjang Medco adalah fokus dalam pengembangan hulu minyak dan gas. Oleh sebab itu, kami berencana berencana melakukan divestasi atas kepemilikan saham di Apexindo sebesar 51,3 persen," kata Direktur Utama Medco Energi Hilmi Panigoro dalam suratnya ke Bursa Efek Jakarta, Selasa (18/9).

Untuk melakukan divestasi ini perseroan telah menunjuk Credit Suisse sebagai penasihat keuangan. "Saat ini perseroan sedang memproses langkah-langkah yang akan dilakukan serta dokumentasi yang diperlukan sehubungan dengan divestasi ini," ujarnya.

Menurut Hilmi, dampak keuangan yang bakal dirasakan Medco karena melakukan aksi korporasi ini akan tergantung dari hasil divestasi tersebut. "Meskipun demikian, dengan adanya divestasi aset ini, aktiva tetap Medco Energi akan turun. Namun, sebaliknya, Medco juga akan menerima uang tunai," kata dia.

Manajemen Medco yakin divestasi ini akan memberikan dampak positif terhadap rasio utang terhadap ekuitas perseroan. Dana hasil dari divestasi, dapat digunakan untuk memperkuat neraca perseroan. "Juga untuk investasi investasi Medco di bidang usaha bisnis hulu minyak dan gas bumi," kata dia.

Per Juni 2007, laba bersih Medco Energi sebesar US$29,589 juta atau meningkat 14 persen dibandingkan periode sama tahun lalu yang sejumlah US$25,928 juta. Dari sisi operasional, pada semester I/2007 terjadi pertumbuhan pendapatan usaha menjadi sebesar US$403,358 juta, dari setahun sebelumnya, US$397,539 juta.

Sedangkan Apexindo selama semester I/2007 membukukan pendapatan usaha dan laba bersih masing-masing senilai US$81,815 juta dan US$15,007 juta. Dibandingkan periode sama setahun sebelumnya, pendapatan perseroan naik namun laba bersih terkoreksi. Per Juni 2006, pendapatan dan laba bersih Apexindo sebesar US$68,619 juta dan US$16,246 juta.

Kemarin, harga saham Medco Energi di BEJ yang ditransaksikan dengan kode perdagangan MEDC ditutup stagnan di posisi Rp3.850. Sedangkan harga saham Apexindo (APEX) naik Rp25 ke level Rp2.175.

by : Nurul Siti Nurjanah

Medco Tawarkan Apexindo

Jakarta, Kompas - Perusahaan minyak Medco Energi Internasional telah menawarkan salah satu anak perusahaannya, Apexindo Pratama Duta, kepada 50 calon pembeli strategis internasional.

"Pelepasan Apexindo ini sejalan dengan fokus Medco Energi dalam pengembangan hulu minyak dan gas," ujar Direktur Utama Medco Energi Hilmi Panigoro kepada BEJ, Selasa (18/9).

Sekretaris Perusahaan Medco Energi Sisca Alimin menambahkan, Medco akan melepaskan seluruh sahamnya di Apexindo, sekitar 51 persen. Saat ini Medco Energi menguasai 51,385 persen saham Apexindo, bersama Asian Opportunities Fund I Segregated (15,858 persen), CIMB-GK Securities Pte Ltd (15,858 persen), serta publik (16,742 persen).

Apexindo sendiri memiliki empat anak perusahaan, yaitu Apexindo Asia Pasific BV, PT Antareja Jasatama, Apexindo Khatulistiwa, dan Apexindo Offshore.

Apexindo merupakan perusahaan yang memberikan jasa pengeboran minyak, gas, dan geotermal. Selain di Indonesia, wilayah kerja Apexindo juga ada di Timur Tengah. Pekan lalu, Apexindo mendapatkan kontrak pengeboran tujuh juta dollar AS.

Hilmi mengatakan, dengan divestasi ini aktiva tetap Medco Energi akan turun, namun akan menerima uang tunai.

Pada penutupan perdagangan di bursa, harga saham Apexindo kemarin Rp 2.225 per saham.

"Manajemen Medco Energi yakin divestasi ini akan memberikan dampak positif pada rasio utang terhadap ekuitas Medco Energi, sedangkan pada saat yang sama hasil divestasi tersebut dapat dipergunakan untuk memperkuat neraca Medco Energi dan untuk investasi di bidang usaha hulu minyak dan gas bumi," kata Hilmi.

Direktur Keuangan Agustinus B Lomboan berharap, tingkat profitabilitas meningkat hingga akhir tahun karena rig Raniworo segera menyelesaikan sumur terakhirnya di Petroleum Company Pty dan memulai proyek Santos di Sampang.

Selama semester I-2007, laba bersih Apexindo turun 7,4 persen, dari 16,2 juta dollar AS menjadi 15 juta dollar AS, karena penurunan laba nonkas atas transaksi swap. Pendapatan naik 19,2 persen menjadi 81,8 juta dollar AS dari 68,6 juta dollar AS periode yang sama tahun lalu. Peningkatan ini didorong kontribusi segmen rig darat yang naik 46,4 persen. (joe)

Medco Jual Apexindo

JAKARTA, Koran Tempo - PT Medco Energi Internasional Tbk. berencana mendivestasikan saham di PT Apexindo Pratama Duta Tbk.

Menurut Presiden Direktur Medco Hilmi Panigoro dalam penjelasan kepada Bursa Efek Jakarta, penjualan itu merupakan upaya perseroan untuk berfokus pada pengembangan industri hulu minyak dan gas.

Menurut dia, divestasi tersebut rencananya akan dilakukan dengan menawarkan saham Apexindo kepada kurang dari 50 calon pembeli strategis internasional. Untuk itu, perseroan telah menunjuk Credit Suisse sebagai penasihat keuangan.

Saat ini perseroan sedang memproses langkah-langkah yang akan dilakukan serta menyiapkan dokumentasi yang diperlukan sehubungan dengan rencana divestasi tersebut. SETRI

Medco Energi Lepas Saham Apexindo

Jakarta, Investor Daily --- PT Medco Energi Internasional Tbk akan melepas (divestasi) sahamnya di PT Apexindo Pratama Duta Tbk kepada 50 calon pembeli strategis. Medco kini menguasai 51,39% saham Apexindo. “Saham Medco di Apexindo tersebut akan ditawarkan kepada kurang dari 50 calon pembeli strategis berbasis internasional,” kata Dirut Medco Energi Hilmi Panigoro dalam keterangan kepada Bursa Efek Jakarta, Selasa (18/9).

Dia menjelaskan, manajemen perseroan sedang memproses lagkah-langkah termasuk mempersiapkan dokumen yang akan digunakan terkait proses divestasi yang akan dilakukan. Bersamaan dengan itu perseroan memiliki sebuah strategi jangka panjang, yaitu mengembangkan bisnis hulu minyak dan gas.

Dalam proses divestasi saham Apexindo, tambah Hilmi, perseroan menunjuk Credit Suisse sebagai penasihat keuangan. Divestasi saham tersebut akan menurunkan aset tetap. Namun, bersamaan dengan itu perseroan akan menerima tambahan uang tunai. Hasil divestasi tersebut akan digunakan untuk memperkuat keuangan perseroan termasuk investasi perseroan di bidang usaha hulu minyak dan gas bumi. (rad)

Fokus Migas, Medco Lego Apexindo

JAKARTA, Jawa Pos - Ingin fokus pada pengembangan industri hulu minyak dan gas, PT Medco Energi Internasional Tbk berencana menjual kepemilikan sahamnya di PT Apexindo Pratama Duta Tbk. Rencananya, Medco bakal menawarkan Apexindo kepada 50 pembeli internasional.

"Divestasi dilakukan dengan menawarkan saham Apexindo kepada 50 calon pembeli strategis berbasis internasional," terang Dirut Medco Energi Hilmi Panigoro di Bursa Efek Jakarta (BEJ) kemarin. Untuk melakukan divestasi, perseroan menunjuk Credit Suisse sebagai penasihat keuangan.

Hilmi melanjutkan, Medco memang berencana mendivestasi 51,3 persen sahamnya di Apexindo sebagai strategi jangka panjang. Divestasi tersebut diharapkan berdampak positif atas rasio utang terhadap ekuitas perseroan (aktiva tetap perseroan berkurang, tetapi menerima uang tunai).

"Dana hasil divestasi akan memperkuat neraca perseroan di samping digunakan untuk investasi di bisnis hulu migas," sebutnya. Medco juga sedang memproses dokumentasi sehubungan dengan rencana divestasi tersebut. Sayangnya, Hilmi tidak menjelaskan harga yang diajukan. Namun menurut sumber, Medco mengajukan harga yang cukup tinggi sekitar lima hingga enam kali nilai buku.

Pada Agustus 2006, Medco pernah menolak tawaran dari perusahaan asal India dan Tiongkok. Saat itu, manajemen beralasan jika saham Apexindo dilepas, Medco akan sulit untuk mengamankan rig di masa mendatang. Apexindo sendiri menyumbang 15 persen dari pendapatan Medco. Pada semester I 2007, perseroan membukukan laba bersih USD 15 juta, turun 7,4 persen dibandingkan posisi yang sama 2006 sebesar USD 16,2 juta. (aan)

50 Calon pembeli ditawari Apexindo

JAKARTA, Bisnis Indonesia: PT Medco Energi Internasional Tbk menawarkan saham Apexindo kepada 50 calon pembeli strategis berbasis internasional. Perseroan telah menunjuk Credit Suisse sebagai penasihat keuangan.

Direktur Utama Medco Energi Hilmi Panigoro dalam keterbukaan informasi kepada BEJ menjelaskan strategi jangka panjang Medco Energi adalah fokus dalam pengembangan hulu minyak dan gas. Atas dasar itu perseroan berencana mendivestasi atas kepemilikan sahamnya di Apexindo.

"Divestasi ini akan dilakukan dengan menawarkan saham Apexindo kepada 50 calon pembeli strategis berbasis internasional," tuturnya.

Perseroan, lanjut dia, sedang memproses langkah yang akan dilakukan serta dokumentasi yang diperlukan sehubungan dengan divestasi ini. (Bisnis/rni)

Minyak Mahal, Rig Laris, Rig buatan Amerika dan China sama-sama menjadi favorit

Marga Raharja, posted by kontan on 09/19/07

JAKARTA, Harian Kontan Bisnis jasa penyewaan anjungan pengeboran minyak (rig) kembali marak. Banyaknya kegiatan eksplorasi menyebabkan harga sewa rig di dalam negeri meningkat. Salah satu yang memanfaatkan pasar rig yang booming ini adalah PT Medco Energi Tbk. Perusahaan yang dikendalikan Keluarga Panigoro itu menghidupkan kembali rencana penjualan 52% saham PTApexindo Pratama Duta Tbk.

"Skedulnya belum pasti. Tahap yang telah berlangsung adalah penunjukan advisor, yaitu Credit Suisse," kata Hilmi Panigoro, CEO Medgo Group. Credit Suisse ini yang akan mencari pembeli saham Apexindo.

Mengenai berapa harga yang diharapkan Medco, Hilmi tidak mau mengungkapkannya. "Yang pasti, saat harga sewa sedang bagus, tentu kami ingin harga jual premium," ujar Hilmi.

Pendapatan sewa yang bagus itu terlihat dalam laporan keuangan Apexindo. Pendapatan sewa rig darat per hari naik hampir tiga kali lipat dari US$ 7.396 per hari jadi US$ 19.791 per hari. Sementara, rig lepas pantai naik hampir dua kali lipat menjadi US$ 53.986 per hari dari US$ 24.862 per hari.

Rig China masuk

Para pelaku industri minyak mengakui harga sewa rig saat ini sedang tinggi-tingginya. Namun mereka menyebut saat ini tak sulit untuk mencari rig. Persediaan rig berlimpah karena perusahaan penyewaan asal China ikut menawarkan rig. Hanya, karena permintaan masih stabil tinggi, maka tarif sewa tetap tinggi.

Aris Riagung, senior drilling Bumi Parahyangan Ranhill, menuturkan pengalaman perusahaannya menyewa rig. Aris, yang baru saja terlibat dalam kegiatan eksplorasi di Jonggol, menuturkan perusahaannya sempat menyewa rig seharga US$ 18 per tenaga kuda atau horse power (hp) per hari. Namun, harga sewa untuk rig yang sama kini menjadi US$ 27 per hp per hari. Itu berarti, sewa rig berkapasitas 1.500 hp buatan China tersebut naik menjadi sekitar US$ 40.500 per hari dari hanya US$ 27.000. "Kisaran kenaikan seperti itu," ungkap Aris. Harga tersebut sudah meliputi kru maupun berbagai perlengkapannya termasuk pipa-pipa untuk pengeboran.

Menurut Aris, di saat biaya sewa rig buatan Amerika mahal, keberadaan rig buatan Cina sangat membantu perusahaan minyak. "Preferensinya memang rig buatan Amerika karena lebih kuat," jelas Aris.

Namun, dari sisi kantong, rig buatan China menjadi favorit. Maklumlah, biaya sewa rig China bisa separuh dari biaya sewa rig buatan Amerika.

Kun Kurnely, Presiden and CEO PTPertamina Eksplorasi dan Produksi, yang belakangan ini juga banyak melakukan kegiatan eksplorasi, membenarkan keterangan Aris. Namun, Kun mengaku, Pertamina tidak terlalu kesulitan dalam mencari rig. "Sebagai perusahaan minyak tertua di Indonesia, kami memiliki rig sendiri. Hanya sebagian saja yang disewa," jelas Kun.

Medco Lego Apexindo, Manajemen Ingini Bidang Usaha Sejenis

Hadi Suprapto - Okezone

JAKARTA, okezone.com - Manajemen perusahaan yang bergerak di sektor jasa pengeboran, PT Apexindo Pratama Duta Tbk, menginginkan calon pembeli 51,385 persen saham milik PT Medco Energy Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di bidang usaha sejenis. Pasalnya, langkah ini untuk mendukung kinerja perseroan.

Demikian disampaikan oleh Direktur Utama Apexindo Pratama Duta Hertriono Kartowisastro, kepada wartawan di Jakarta, Rabu (19/9/2007).

Menurut dia, saat ini perusahaan sedang dilirik oleh 50 investor. Ke-50 calon pembeli strategis itu merupakan pihak yang diundang oleh Medco untuk melihat kinerja Apexindo. "Saat ini mereka sudah memasuki seleksi tahap awal," kata dia.

Hertriono mengatakan, ke-50 calon pembeli strategis itu terdiri dari dua bidang. Yaitu perusahaan yang bergerak di bidang yang sama dan institusi keuangan.

”Jadi, Apexindo bisa dibeli oleh perusahaan yang bergerak di bidang pengeboran atau dibeli oleh investment banking," tambah dia.

Lebih jauh dia menambahkan, jika perseroan dibeli oleh perusahaan sejenis, kemungkinan perseroan akan dilebur dengan usaha pembeli.

"Namun, jika dibeli oleh institusi keuangan, nanti kita lihat saja apa yang akan dilakukan terhadap Apexindo. Yang jelas, mudah-mudahan nanti Apexindo bisa berkembang," harap Hertriono.

Nilai perkiraan transaksi itu diharapkan tidak kurang dari kapitalisasi pasar Apexindo. Hari ini, saham dengan kode APEX ini ditutup pada Rp2.300 per saham. Dengan kapitalisasi sekira USD700 juta. (mbs)

Apexindo Lebih Bebas Jika Dilepas Medco

Ardian Wibisono - detikfinance

Jakarta, detik.com - Divestasi saham PT Apexindo Pratama Duta Tbk oleh induknya PT Medco Energi Internasional Tbk diharapkan dapat berdampak positif pada perseroan.

Hal ini karena Apexindo akan lebih leluasa mencari sumber pendanaan dari luar selepas bebas dari Medco.

"Saat ini kondisi rise financing kita sangat mudah tapi kita tidak diizinkan mencari pinjaman karena kita dikonsolidasikan ke Medco jadi akan ikut membebani Medco," kata Dirut Apexindo Hertriono Kartowisastro, dalam acara buka puasa di Graha Niaga, Jakarta, Rabu (19/9/2007).

Dengan pendanaan dari luar memungkinkan Apexindo tumbuh dengan cara organik seperti membeli rig baru atau non organik dengan merger atau akuisisi.

Menurutnya, salah satu alasan Apexindo tidak jadi menambah rig karena tidak memungkinkannya menambah pinjaman lagi.

Hertriono juga memprediksi pendapatan perseroan semester II-2007 akan melonjak dibanding tahun lalu karena beroperasinya rig Soehanah.

Sampai semester I-2007 pendapatan perseroan tercatat US$ 81 juta dibanding akhir tahun 2006 sebesar US$ 156 juta.

Tahun depan pendapatan juga akan semakin meningkat karena pendapatan dari rig Raniworo akan meningkat dua kali lipat dari US$ 72 ribu menjadi US$ 146 ribu.

Tahun ini rig Raniwori akan dibawa dari Iran ke Jawa Timur untuk mengerjakan kontrak dari Santos.

Terkait dengan divestasi, Hertriono juga mengatakan dari 50 investor yang dikirim tawaran sebagian besar ke investment bank company.

Menurutnya, jika dibeli investment bank company kemungkinan manajmen Apexindo tetap akan dipertahankan karena mereka tidak punya keahlian. Sementara jika dibeli oleh driling company kemungkinan yang dipakai hanya staf saja.

Hertriono juga tidak menutup kemungkinan calon pembeli dari pihak domestik.
"Bisa saja dari pihak domestik tapi fund-nya masuk dari luar negeri," katanya.

Saat ini kapitalisasi pasar Apexindo sekitar US$ 700 juta.
(ir/ir)