Tuesday, June 17, 2008

Pertamina persoalkan penjualan Apexindo

JAKARTA, Bisnis Indonesia: PT Pertamina segera meminta penjelasan dari PT Medco Energi Internasional Tbk dan mempertanyakan kepada Bapepam-LK atas penjualan 80,6% saham PT Apexindo Pratama Duta Tbk kepada PT Mitra Rajasa Tbk.

Direktur Keuangan Pertamina Ferederick ST Siahaan mengatakan dalam proses penjualan Apexindo, Pertamina menawar harga saham perusahaan pengeboran itu dengan harga tinggi.

Namun, Pertamina hingga kini belum memperoleh pemberitahuan resmi tentang transaksi tersebut dari pemegang saham Apexindo, yakni PT Medco Energi Internasional Tbk dan Encore International Ltd.

"Sebagai penyedia jasa pengeboran, bisnis ini akan mendorong bisnis inti dari perusahaan," ujarnya di sela-sela rapat dengar pendapat antara Komisi VII DPR dan Pertamina, kemarin.

Medco, Encore, dan Mitra Rajasa menandatangani kesepakatan jual beli saham Apexindo dengan PT Mitra Rajasa Tbk pada harga Rp2.450 per saham pada 9 Juni.

Mitra berkomitmen untuk membeli 80,6% saham perusahaan pengeboran itu di level Rp2.450 per saham atau senilai total Rp5,16 triliun. Harga divestasi Rp2.450 per saham itu premium 11,36% dibandingkan dengan harga penutupan saham Apexindo kemarin Rp2.200.

Namun, harga jual Apexindo itu hanya premium Rp50 per saham atau 2,08% dibandingkan dengan harga beli saham Apexindo oleh Encore International Ltd dari dua pemegang saham sebelumnya Rp2.400.

Biasanya, penjualan saham dalam jumlah gelondongan dihargai premium dibandingkan dengan harga pasar. Itu wajar terjadi mengingat pembeli saham dalam jumlah besar memperoleh berbagai macam hak seperti menempatkan orang di perusahaan yang dibeli.

Norico Gaman, Kepala Riset BNI Securities, mengatakan pada umumnya pembeli lebih dari 50% saham bisa memberikan harga premium 15%-30% dari harga pasar, kecuali ada transaksi yang sesuai dengan kesepakatan dan ada sesuatu yang disembunyikan, sehingga nilai premiumnya tidak maksimal.

Menurut dia, kondisi Mitra Rajasa kini belum memungkinkan untuk membeli saham Apexindo kecuali ada pihak ketiga yang bersedia mendanai transaksi itu.

"Siapa di balik penopang pembiayaan Mitra Rajasa harus ditelusuri. Apakah pemberi dana itu terkait dengan Medco dan Encore, sehingga penjual bersedia melepas saham Apexindo dengan harga yang tidak terlalu tinggi?" tuturnya.

Harga saham Apexindo kemarin ditutup menurun ke posisi Rp2.125 per saham dari penutupan hari sebelumnya Rp2.175.

Harga Rp2.600

Belum lama ini, sumber Bisnis mengungkapkan Northern Offshore Drilling, sebuah perusahaan milik konglomerat asal Norwegia, menawar saham Apexindo senilai Rp2.600 per saham atau total US$731 juta melalui pembayaran tunai.

Pertamina juga dikabarkan menawar Apexindo pada kisaran harga yang sama.

Kepala Biro Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Riil Bapepam-LK Nuraida mengatakan hingga kemarin Medco belum menyerahkan laporan atas divestasi Apexindo.

"Segera setelah laporan itu masuk, kami akan menilai wajar atau tidaknya transaksi ini karena tergolong material."

Mengenai wajar atau tidaknya divestasi anak perusahaan Medco tersebut, Bapepam-LK akan meminta penilai independen untuk menilai kewajaran transaksi tersebut.

Komisaris Utama Medco Hilmi Panigoro dan Komisaris Utama Mitra Rajasa Tito Sulistio enggan berkomentar terkait dengan hal itu.

Presiden Direktur Apexindo Hertriono Kartowisastro mengatakan pihaknya tidak dilibatkan dalam transaksi tersebut. (diena.lestari@bisnis.co.id/sylviana.pravita@bisnis.co.id/wisnu.wijaya@bisnis.co.id)

Oleh Diena Lestari, Sylviana Pravita R.K.N., & Wisnu Wijaya

Bisnis Indonesia

Medco Belum Laporkan Penjualan Apexindo

JAKARTA, okezone.com - Bapepam-LK mengakui Senin 16 Juni kemarin, PT Medco Energi International Tbk, belum melaporkan transaksi penjualan 80,57 persen saham anak usahanya PT Apexindo Duta Pratama Tbk.

Kepala Biro Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Riil Bapepam-LK Nurhaida mengatakan, bahwa PT Medco Energi International Tbk belum melaporkan transaksi penjualan anak usahanya, PT Apexindo Duta Pratama Tbk kepada Bapepam-LK.

"Medco belum menyerakan dokumen transaksi materialnya ke Bapepam, jadi kita belum bisa memberi tanggapan atas kemungkinan mereka melakukan transaksi yang menyalahi aturan," paparnya di Jakarta Selasa (16/6/2008).

Nurhaida mengatakan, Medco seharusnya segera menyerahkan dokumen transaksinya terutama terkait besaran harga akuisisi, dan perubahan kegiatan usahanya pasca akuisisi. Sesuai keputusan Ketua Bapepam-LK Kep-02/PM/2001, nomor IXE2 tentang transaksi material, maka Medco wajib melaporkan transaksi materialnya. Terhitung sejak pelepasan 80,57 persen saham Apexindo pekan lalu, maka Medco masih memiliki waktu penyerahan dokumen transaksinya hingga dua pekan mendatang.

Sementara itu hingga kemarin Bapepam-LK masih menelaah dokumen transaksi PT Mitra Rajasa Tbk, sebagai pengendali baru saham Apexindo.

"Mitra Rajasa (MIRA) sudah menyampaikan dokumen mengenai transaksi materialnya, dan masih kita telaah. Yang ditelaah termasuk besaran harga dan dana pinjaman yang digunakan untuk akuisisi," imbuhnya.

Seperti diketahui, PT Medco Energi Internasional Tbk dan MIRA menandatangani kesepakatan jual beli Apexindo dengan harga Rp2.450 per saham. (Setiawan Ananto/Sindo/rhs)

Pertamina Pertanyakan Penjualan Saham Apexindo

JAKARTA, Investor Daily --- PT Pertamina mempertanyakan penjualan saham mayoritas PT Apexindo Pratama Duta Tbk kepada PT Mitra Rajasa Tbk. Sebab, BUMN tersebut menghargai saham Apexindo lebih tinggi dari penawaran Mitra Rajasa.

“Kami secepatnya mengirim surat kepada pemegang saham PT Medco Energi International Tbk dan Bapepam-LK untuk meminta penjelasan. Karena kami belum menerima pemberitahuan resmi mengenai transaksi itu,” kata Direktur Keuangan Pertamina Frederick Siahaan di sela rapat dengar pendapat Pertamina dengan Komisi VII DPR di Jakarta, Senin (16/6).

Berdasarkan surat Presiden Direktur Medco Energi Internasional Damoyo Doyoatmoarmoyo kepada Dirut Pertamina Ari H Soemarno pada 11 Juni 2008, perseroan menolak penawaran Pertamina untuk mengakuisisi 48,9% saham Apexindo. “Setelah berdiskusi internal tentang proses divestasi Apexindo, kami akhirnya memutuskan untuk tidak memproses penawaran Pertamina,” kata dia.

Frederick mengatakan, perseroan sangat tertarik untuk membeli saham Apexindo dari Medco Energi sebagai pemegang saham mayoritas. Alasannya, Apexindo merupakan perusahaan yang fokus pada penyediaan jasa pengeboran.

Ia juga menyayangkan, pemenang tender saham Apexindo justru perusahaan yang bukan bergerak pada sektor migas. Tapi, Frederick enggan menyebutkan harga penawaran yang diajukan oleh Pertamina kepada Medco Energi. “Pokoknya lebih besar dari Mitra Rajasa,” ujar dia.

Medco Energi menandatangani perjanjian jual beli saham Apexindo kepada Mitra Rajasa untuk menjual 48,72% saham, termasuk milik Encore International, pada harga Rp 2.450. Nilai akuisisi mencapai Rp 5,19 triliun. Padahal, Northern Offshore Drilling milik konglomerat John Frederiksen menawar seharga Rp 2.600 atau US$ 713 juta. Tapi, Medco Energi dan Encore yang juga dimiliki keluarga Arifin Panigoro lebih memilih Mitra Rajasa.

Sumber lain mengatakan, Prajogo Pangestu dan Goldman Sachs diduga ikut dalam akuisisi itu. Prajogo telah menyetor senilai US$ 100 juta dan Goldman US$ 175 juta.

Mitra Rajasa akan membayar pengalihan saham ini secara tunai sebesar US$ 272,71 juta. Sedangkan senilai US$ 68,18 juta bakal dibayar melalui guaranteed secured bonds yang diterbitkan anak usahanya, Sabre Systems International Pte.

Dalam keterbukaan informasi yang disampaikan kepada regulator pasar modal, transaksi ini merupakan material sesuai aturan Bapepam IX.E.2. Karena nilai transaksi melebihi 10% dari pendapatan Medco Energi dan melebihi 20% dari ekuitas perseroan.

Tunggu RUPS

Manajemen Medco mengatakan, transaksi ini baru dapat diselesaikan bila beberapa kondisi dalam perjanjian terpenuhi dan telah mendapatkan persetujuan pemegang saham dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) akhir bulan ini.

Sejumlah investor publik menyesalkan pelepasan saham Apexindo, karena ada peserta tender lain yang mengajukan harga yang lebih tinggi daripada Mitra Rajasa.

Ketua Bapepam-LK Fuad Rahmany menilai, harga penjualan saham Apexindo bukan merupakan wewenangnya. Pasalnya, otoritas pasar modal tidak berhak terlibat dalam kegiatan operasional, termasuk larangan jual beli saham. Pemegang saham dapat mengajukan keberatan atas transaksi itu melalui rapat umum pemegang saham (RUPS). Bahkan, mereka dapat menuntut para pemegang saham Medco Energi kepada pengadilan. (pya/kp)

Oleh Parluhutan Situmorang dan Heriyono

Pertamina Pertanyakan Akuisisi Apexindo

JAKARTA, Republika -- PT Pertamina (Persero) akan mengirim surat ke PT Medco Energi Internasional Tbk mempertanyakan proses akuisisi saham PT Apexindo Pratama Duta Tbk. Direktur Keuangan Pertamina, Frederick Siahaan mengatakan, pihaknya juga menembuskan surat tersebut ke Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK).

"Kami memang belum terima pemberitahuan secara resmi mengenai transaksi tersebut. Namun, kami akan kirim surat ke Medco dengan 'cc' (tembusan) ke Bapepam-LK," katanya sebelum rapat dengan Komisi VII DPR di Jakarta, Senin (16/6).

Menurut Frederick, pihaknya sangat berminat membeli anak perusahaan Medco yang bergerak dalam bidang jasa pengeboran tersebut, karena akan semakin mengembangkan bisnis Pertamina. Mengenai harga penawaran Pertamina atas saham Apexindo, Frederick menolak untuk memberikan nilainya. Namun, tidak mengelak ketika ditanya harga penawaran Pertamina lebih baik dari Mitra.

Selain Pertamina, perusahaan migas Norwegia, Northern Offshore Drilling, juga diketahui menawar saham Apexindo lebih tinggi dibandingkan Mitra yakni senilai Rp 2.600 per saham atau 731 juta dolar AS. Pada awal Juni lalu, Mitra dan Medco telah menandatangani kesepakatan jual beli Apexindo pada harga Rp 2.450 per saham. Dengan membeli 80,6 persen saham Apexindo maka Mitra mengeluarkan dana Rp 5,16 triliun. Namun, transaksi tersebut mengundang pro dan kontra karena selain dimenangi perusahaan yang menawar lebih rendah, juga Mitra bukanlah perusahaan yang bergerak dalam sektor migas. Mitra diketahui hanyalah perusahaan jasa angkutan. Bapepam-LK telah menyatakan akan memeriksa transaksi akuisisi tersebut.

(ant/dia )

Pertamina Surati Medco Soal Apexindo

Jurnal Nasional --- Pengambilalihan Apexindo sebagai langkah ekspansi usaha PT PERTAMINA (Persero) akan mengirimkan surat ke PT Medco Energi Internasional Tbk, untuk meminta kejelasan soal penjualan 80,6 persen saham anak usaha Medco, PT Apexindo Pratama Duta Tbk kepada PT Mitra Rajasa Tbk. Langkah itu diambil, karena Pertamina dikabarkan menawar saham Apexindo dengan harga lebih tinggi, tapi tanpa diduga, Medco justru menjual ke Mitra Rajasa.

Direktur Keuangan PT Pertamina, Frederick Siahaan menyatakan, Pertamina merupakan salah satu pihak yang turut menanyakan, mengapa Apexindo bisa jatuh ke Mitra Rajasa, perusahaan yang selama ini bergerak di sektor transportasi.

Pertamina sebenarnya begitu berminat memiliki Apexindo. Sebab, anak usaha Medco ini fokus bergerak di sektor jasa pengeboran minyak (rig). Jika berhasil diakuisi Pertamina, berpotensi ikut mendulang bisnis perseroan.

"Tapi, tanpa kami tahu malah sudah dimiliki Mitra Rajasa. Memang kami belum terima pemberitahuan secara resmi mengenai transaksi ini. Kami akan kirim surat ke Medco dengan ditembuskan ke Bapepam-LK," kata Frederick di sela-sela rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR di Jakarta, Senin (16/6).

Padahal sebelumnya Pertamina telah menawar Apexindo. Namun, apa daya perusahaan milik Arifin Panigoro ini tetap jatuh ke tangan Mitra yang justru sama sekali tak bergerak di bidang minyak dan gas (migas).

Saat ditanya, apakah penawaran Pertamina lebih tinggi ketimbang Mitra Rajasa, Frederick hanya tersenyum dan mengangguk, tanpa menyebut angka penawaran pasti dari Pertamina. "Bisa lebih tinggi."

Sebelumnya, Mitra Rajasa berhasil memiliki saham PT Medco Energi Internasional Tbk sebanyak 1.287.045.106 lembar saham dan milik Encore 835 juta saham. Total saham yang beredar di Apexindo mencapai 2,64 miliar hingga dengan pembelian itu Mitra Rajasa secara pasti menguasai 80,6 persen saham perusahaan ini.

Mitra Rajasa membeli saham Apexindo seharga Rp2.450 per saham, atau lebih tinggi dari harga penutupan pada 9 Juni 2008 di level Rp2.200 per saham. Komposisi kepemilikan saham di Apexindo sebelum Mitra Rajasa masuk terdiri dari, Medco 48,9 persen dan Encore International 51,1 persen.

Selama ini, Apexindo merupakan salah satu pemain utama di bisnis penyewaan rig. Medco sebenarnya beberapa kali menawarkan saham Apexindo ke investor asing. Akhirnya Mitra Rajasa berhasil mengalahkan sejumlah peminat Apexindo, termasuk Pertamina. Setidaknya, ada empat pihak yang menawar Apexindo antara lain Abacus

Capital, Recapital Adviory, Texas Pacific Group, dan Bormindo Nusantara.

Direktur Utama Apexindo, Hertiono Kartowisastro menyatakan, siapapun pemilik baru perusahaan ini, berharap dapat memberikan modal guna pengembangan usaha. "Kinerja kami sudah bagus. Kami ingin berkembang terus dengan bagus."

Menurut dia, sesuai arahan pemegang saham, Medco memang ingin melepas seluruh saham di Apexindo agar bisa lebih fokus di bisnis migas. Selain itu, Medco juga memerlukan tambahan modal guna mengembangkan bisnis perusahaan.

Direktur Utama Mitra Rajasa, Beni Prananto mengungkapkan, pengambilalihan Apexindo sebagai langkah ekspansi usaha. "Semua ini merupakan bagian mengembangkan usaha."

Menurut Beni, sebagai uang muka dalam pengambilalihan saham Apexindo ini, perusahaan menggunakan dana hasil right issue yang sebelumnya senilai Rp55 miliar. Mulanya, dana ini akan digunakan membangun floating production storage and offloading (FSPO).

Namun, dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) perseroan yang diadakan 30 April lalu, berhasil disetujui perubahaan penggunaan dana right issue untuk pembayaran uang muka pra-akuisisi saham Apexindo. Turyanto

----

Kutipan: Mitra Rajasa membeli saham Apexindo seharga Rp2.450 per saham, atau lebih tinggi dari harga penutupan pada 9 Juni 2008 di level Rp2.200 per saham