Sunday, March 30, 2008

Medco Lego 2,5 Saham Apexindo

Hadi Suprapto – Okezone, JAKARTA - PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) telah menjual 2,5 persen kepemilikan saham di PT Apexindo Pratama Tbk (APEX). Dengan dilepasnya 2,5 persen saham Apexindo, saat ini Medco hanya memiliki 48,9 persen atas saham Apexindo.

Demikian disampaikan oleh Corporate Secretary Apexindo Ade R Satari seperti dikutip dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Minggu (30/3/2008).

Diperkirakan, melalui transaksi itu, Medco meraup dana sekira Rp157,99 miliar. Sebab, harga yang dilepas oleh Medco adalah Rp2.400 per saham dari saham sejumlah 65,83 juta saham. Harga ini premium dari harga penutupan pasar akhir pekan lalu sebesar Rp1.720. (mbs)

Thursday, March 27, 2008

Apexindo Dapat Perpanjangan dan Kontrak Baru US$ 57,7 Juta

JAKARTA, investorindonesia.com --- PT Apexindo Pratama Duta Tbk (Apexindo) mendapatkan konfirmasi perpanjangan kontrak dan kontrak baru dengan total nilai 57,7 juta dolar AS.

"Perpanjangan kontrak untuk salah satu rig swampbarge perseroan, Raissa, di lapangan Tunu Kalimantan dengan nilai 53,1 juta dolar AS," kata Direktur Keuangan Apexindo, Agustinus Lomboan di Jakarta, Kamis, seperti dilansir Antara.

Selain itu, kata dia, perseroan mendapat kontrak baru untuk rig daratnya senilai 4,6 juta dolar AS.

Agustinus mengatakan perpanjangan kontrak selama tiga tahun ini akan memberikan kontribusi terhadap arus kas yang kuat di masa depan serta mengurangi ketidakpastian.

Dia menambahkan, peningkatan aktivitas di bisnis pemboran di Indonesia memberikan dampak yang positif bagi perseroan, dimana perseroan telah secara proaktif berpartisipasi dalam tender-tender proyek pemboran rig darat dan lepas pantai.

"Kami akan senantiasa konsisten dalam meningkatkan efisiensi serta pertumbuhan perusahaan tidak hanya di segmen lepas pantai namun juga segmen rig darat," katanya.

Profitabilitas diharapkan dapat secara berkelanjutan meningkat untuk memastikan pengembalian yang lebih tinggi bagi para pemegang saham kami, tambahnya. (*)

2,5% Saham Apexindo dihargai Rp158 miliar

JAKARTA, Bisnis Indonesia: PT Medco Energi Internasional Tbk meraup dana sebesar Rp158 miliar dari penjualan premium 2,5% saham anak usahanya PT Apexindo Pratama Duta Tbk.

Head of Investor Relation Medco Nusky Suyono mengatakan Medco telah menjual sebanyak 65,83 juta saham Apexindo pada harga Rp2.400 per saham, atau 40% di atas harga penutupan kemarin Rp1.710.

Harga saham berkode APEX itu secara mengejutkan naik Rp310 dari posisi hari sebelumnya Rp1.400 per saham, sehingga mendongkrak kapitalisasi pasarnya menjadi Rp4,50 triliun. Harga saham perusahaan jasa pengeboran sumur minyak dan gas itu pernah mencetak rekor Rp2.575 pada 5 Oktober 2007.

Nusky mengatakan tidak tahu alasan penjualan saham anak usaha dalam jumlah yang jauh dari rencana semula sebanyak 51,37%. "Kami tetap ingin menjual seluruhnya, yang berarti masih ada sisa 48,9% lagi. Penjualan ini juga dengan harga yang lumayan tinggi, bukan harga pasar," tuturnya saat dihubungi Bisnis, kemarin.

Namun, dia belum tahu kapan Medco akan kembali melego kepemilikannya di anak usahanya itu. Soal waktunya akan bergantung pada kondisi pasar. "Pokoknya, niat kami untuk jual seluruhnya."

Nusky tidak bersedia menjelaskan penggunaan dana hasil penjualan saham Apexindo. Menurut dia, nilai yang didapat ini masih terlalu kecil.

Broker terbesar

Namun, dia juga tidak tahu identitas pembeli dan broker yang terlibat dalam transaksi ini. Berdasarkan data Bloomberg, Kresna Securities tercatat sebagai broker dengan nilai transaksi bersih saham Apexindo terbesar.

Kemarin, sekuritas itu memperdagangkan total sebanyak 133,7 juta saham Apexindo bernilai total Rp319,4 miliar.

Mega Capital Indonesia menduduki posisi kedua dengan nilai transaksi sebesar Rp964,2 juta atas volume 604.500 saham.

Phillip Securities Indonesia di tempat berikutnya dengan volume transaksi sebanyak 255.000 saham bernilai Rp419,9 juta.

Berbeda dengan saham Apexindo yang bergerak naik, saham Medco justru turun Rp50 menjadi Rp3.325, kemarin.

Level harga tersebut menjadikan saham berkode MEDC itu berkapitalisasi pasar Rp11,08 triliun. Harga saham MEDC mencatat harga tertinggi Rp6.100 pada 9 November 2007.

Oleh Pudji Lestari

Bisnis Indonesia

Apexindo raih kontrak US$53,1 juta

JAKARTA, Bisnis Indonesia: PT Apexindo Pratama Duta Tbk berhasil memperoleh perpanjangan kontrak selama tiga tahun dan meraih kontrak baru senilai total US$57,7 juta.

Dalam siaran pers dari Apexindo kemarin disebutkan perusahaan pengeboran itu berhasil memperpanjang kontrak baru untuk rig Raissa senilai US$53,1 juta. Raissa baru saja menyelesaikan proyek lima tahun dengan Total E&P Indonesie di lapangan Tunu, Kalimantan pada bulan ini.

"Perpanjangan kontrak selama tiga tahun akan memberikan arus kas yang kuat dan mengurangi ketidakpastian," tutur Direktur Keuangan Apexindo Agustinus B. Lomboan.

Anak perusahaan PT Medco Energi Internasional Tbk itu juga mengantongi kontrak baru untuk rig darat senilai total US$4,6 juta.(Bisnis/wiw)

Tuesday, March 4, 2008

Nusantara Akuisisi Bosowa dan Pengeboran Minyak

JAKARTA, Investor Daily --- PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) segera mengakuisisi PT Semen Bosowa dan pengeboran minyak (drilling). Nilai akuisisi Semen Bosowa mencapai Rp 2,5 triliun.

Nusantara optimistis, rencana akuisisi kedua perusahaan tersebut bisa rampung pada semester I-2008. Soalnya, sejumlah bank asing sudah siap mengucurkan pinjaman. “Dari rencana yang ada, akuisisi perusahaan semen dan drilling menjadi prioritas utama tahun ini. Sedangkan akuisisi pembangkit listrik dan jalan tol di Jawa merupakan tahap selanjutnya,” kata eksekutif yang menangani akuisisi tersebut kepada Investor Daily di Jakarta, Senin (3/3).

Menurut dia, valuasi terhadap aset perusahaan semen dan pengeboran minyak masih berlangsung. Namun, nilai diperkirakan berkisar Rp 4 triliun.

CEO Bosowa Corporation Erwin Aksa mengakui, kalau Nusantara segera mengambil 100% saham Semen Bosowa. “Kami sedang menyiapkan valuasinya dan diharapkan rampung secepatnya. Ini merupakan akuisisi internal,” kata dia kepada Investor Daily, kemarin.

Erwin menambahkan, pihaknya menawarkan nilai akuisisi senilai Rp 2,5 triliun. Sedangkan terkait rencana IPO, hal tersebut masih dikaji lebih rinci.

Semen Bosowa sebelumnya juga berniat melepas sebagian sahamnya kepada masyarakat tahun ini guna mendanai pembangun pabrik semen baru di Pulau Jawa. Pembangunan pabrik senilai US$ 200-250 juta itu merupakan antisipasi tingginya permintaan semen tiga tahun mendatang di Tanah Air.

Analis Optima Securities Ikhsan Binarto menilai, rencana Nusantara untuk mengakuisisi sejumlah perusahaan infrastruktur mendapatkan respons positif terhadap pergerakan sahamnya di bursa dalam beberapa hari terakhir.

Lonjakan harga META mulai terjadi pada 28 Februari 2008. Ketika itu, META ditutup pada level Rp 207 atau naik Rp 32 (18,28%) dari sehari sebelumnya Rp 175. Total volume transaksi META juga meningkat menjadi 48,72 juta saham senilai Rp 10,19 miliar dengan frekuensi sebanyak 2.299 kali. Padahal, sebelumnya volume tercatat 891 ribu saham senilai Rp 155,79 juta dengan frekuensi 39 kali. Pada perdagangan kemarin, saham perseroan ditutup menguat Rp 3 (1,44%) ke posisi Rp 210.

Ikhsan mengungkapkan, harga saham berpeluang menembus level Rp 300. “Akuisisi Semen Bosowa, jalan tol, dan pembangkit listrik merupakan langkah strategis bagi perseroan ke depan,” tandas dia.

Sementara itu, manajemen Nusantara menjelaskan, lonjakan harga saham pada 28 Februari 2008 merupakan mekanisme pasar. Dalam keterangan tertulisnya kepada otoritas bursa, Presdir Nusantara Infrastructure Ramdani Basri membenarkan, perseroan tengah menjajaki akuisisi satu perusahaan infrastruktur.

Peroleh Pinjaman

Nusantara juga serius menggarap proyek jalan tol. Soalnya, anak usahanya, PT Bintaro Serpong Damai, telah memperoleh pinjaman senilai Rp 270 miliar dari PT Bank Mega Tbk. “Pinjaman Bank Mega merupakan pengganti dari rencana penerbitan surat utang jangka menengah (medium term notes/MTN) yang tertunda tahun lalu,” kata Ramdani.

Menurut dia, Bank Mega selama ini banyak membantu perseroan untuk pengembangan jalan tol. Sebelumnya, bank milik pengusaha Chairul Tanjung itu telah mengucurkan kredit pada Nusantara sebesar Rp 350 miliar untuk pembangunan Jalan Tol Seksi IV (JTSE) di Makassar, Sulsel. JTSE merupakan ruas tol sepanjang 11,57 kilometer, sedangkan BSD 7,2 kilometer.

Oleh Jauhari Mahardhika dan Rizal Calvary