JAKARTA, Bisnis Indonesia: PT Apexindo Pratama Duta Tbk tahun ini mematok pendapatan mencapai US$110 juta (setara dengan Rp1,1 triliun) atau sedikit lebih kecil ketimbang perolehan tahun lalu sebesar US$113 juta (Rp1,13 triliun, asumsi US$1=Rp10.000).
Direktur Keuangan Apexindo Agus Lomboan mengatakan penurunan laba itu terjadi karena tidak maksimalnya utilisasi rig yang dimiliki pada tahun ini karena sejumlah perbaikan.
"Tahun lalu utilisasi rig perusahaan mencapai 54%. Hingga saat ini diperkirakan hanya 46% dan menjadi 50% pada akhir tahun," katanya.
Namun, dari sisi perolehan keuntungan, perseroan pada tahun ini bakal membukukan laba bersih positif. Hal itu terjadi karena berkurangnya risiko rugi kurs yang diderita perusahaan setelah depresiasi nilai tukar rupiah.
Apexindo memperkirakan laba bersih perseroan pada akhir tahun akan mencapai kisaran Rp30 miliar. Sementara perolehan pada tahun lalu masih rugi bersih sebesar Rp28 miliar.
Menyinggung kinerja hingga Desember, dia memaparkan pendapatan perusahaan diperkirakan mencapai Rp800 miliar atau lebih bagus ketimbang periode yang sama 2004 senilai Rp700 miliar.
Sedangkan perkiraan laba bersih emiten itu diperkirakan mencapai Rp3 miliar hingga Rp4 miliar ketimbang rugi bersih Rp24 miliar.
Guna mengenjot pertumbuhan pendapatan, perusahaan saat ini masih memiliki kontrak kerjasama senilai US$120 juta untuk kategori back up selama tiga tahun.
Baru-baru ini dalam penjelasannya ke BEJ, Apexindo menandatangani kontrak pengeboran baru senilai US$1,99 juta dengan PT Medco E&P Indonesia.
Kontrak pengeboran itu dilakukan untuk pekerjaan pengeboran darat yang dikerjakan oleh Rig 14 yang berlokasi di blok Kaji, Sumatra Selatan.
Saham baru
Menyinggung hasil penerbitan saham baru, dia mengungkapkan prosesnya telah rampung. Perseroan telah mengalokasikan hasil emisi sahambaru itu untuk melunasi kewajiban kepada Medco Energi Finance Overseas.
Menurut Ade Saftari, Sekretaris Perusahaan, kini Apexindo mengalokasikan seluruh dana hasil penerbitan saham baru senilai Rp460 miliar.
Dengan pelunasan utang ini rasio utang perusahaan terhadap modal menjadi berkurang.
"Rasio utang terhadap ekuitas kami kini di bawah 100%. Ini terjadi setelah peningkatan modal dan pelunasan kewajiban kepada perusahaan afiliasi Medco Energi Finance Overseas. Rasio utang kami tinggal 50%," katanya.
Oleh Adhitya Noviardi
Bisnis Indonesia