JAKARTA, Investor Daily --- PT Apexindo Duta Perkasa Tbk menargetkan laba bersih tahun 2005 sebesar Rp 30 miliar, atau naik drastis dibanding tahun lalu yang masih merugi senilai Rp 31,88 miliar.
Direktur Keuangan Apexindo Pratama Duta Agustinus B. Lomboan mengatakan, membaiknya kinerja perusahaan tahun 2005 disebabkan kerugian selisih kurs dolar AS (forex loss) dapat dikurangi. Karena utang perusahaan dalam dolar AS terus turun. "Selain itu, sejak September-hingga Desember 2005, perusahaan sudah mampu menutupi kerugian selisih kurs. Sehingga kinerja perseroan makin membaik," ujarnya saat berbuka puasa di Jakarta, Selasa (25/10).
Agustinus optimisis, target itu bisa tercapai hingga akhir tahun ini sebab laba bersih hingga September 2005 sudah mendekati Rp 5 miliar. Dia menambahkan, total penjualan tahun 2005 diperkirakan mencapai Rp 800 miliar atau meningkat dibanding Rp 700 miliar tahun sebelumnya.
“Dengan adanya right issue sebesar Rp 460, 68 miliar belum lama, utang kepada induk perusahaan juga berkurang. Dengan demikian, kinerja perusahaan tahun ini dan tahun mendatang akan jauh lebih baik dibanding tahun-tahun sebelumnya,” katanya.
Menurut dia, hingga September 2005, jumlah utang perusahaan mencapai sekitar US$99 juta terdiri atas utang obligasi US$73 juta, pinjaman kredit BCA US$15 juta dan sisa utang kepada MEFO sebesar US$11 juta. Sedangkan total ekuitas mencapai US$180 juta. Sehingga rasio utang terhadap ekuitas (DER) adalah 0,5 kali. Sebelum pembagian utang di atas dibayarkan, DER perseroan tercatat 1,3 kali.
Selain itu, lanjut dia, nilai kontrak dengan perusahaan minyak asing terus meningkat tahun ini dan tahun depan. “Sisa kontrak tahun 2005 masih tersisa US$120 juta dan tahun 2006 sudah diteken senilai US$90 juta. Artinya, untuk dua tahun ke depan, kami cukup aman dan tinggal mencari kontrak baru lagi,” katanya.
Perseroan bergerak di bidang jasa penyewaan rig darat dan lepas pantai. Apexindo memiliki 12 unit rig dan tingkat penggunaannya baru mencapai 50% dan diperkirakan naik menjadi 60% tahun depan.
Jasa kontrak rig lepas pantai memberikan kontribusi sebesar 75% dan sisanya rig darat. Menurut dia, margin keuntungan terbesar berasal dari rig lepas pantai karena semua biaya bisan diperhitungkan. Sebaliknya, biaya penyewaan rig darat sulit diprediksi, apalagi lokasi proyek itu berasal di luar Pulau Jawa. (c77/kp)