JAKARTA, Bisnis Indonesia: PT Apexindo Pratama Duta Tbk telah menunjuk dua pemimpin sindikasi yaitu Natexis Singapura dan Goldman Sachs Hong Kong untuk mencarikan pinjaman US$120 juta guna membiayai pembangunan rig jack-up Soehanah.
Beberapa bankir investasi mengatakan 60% dari pinjaman itu akan dicarikan oleh Natexis dibantu dengan bank lain, sedangkan selebihnya dibantu oleh Goldman.
Direktur Keuangan Apexindo Agustinus Lomboan mengatakan pendanaan Soehanah sudah dibayarkan sebagian, US$30 juta. Sisanya akan dilunasi pada saat rig laut dalam itu selesai pada 5 Januari 2007.
"Untuk pembangunan rig ini biayanya US$150 juta, sudah dibayar US$30 juta. Sisanya US$120 juta ditutupi dengan pinjaman bertenor 10 tahun," tutur Agustinus, kemarin.
Lebih jauh Agustinus mengatakan sudah ada sejumlah bank yang berkomitmen untuk memberikan pinjaman. "[Underwriter soft loan-nya] ada dua bank asing dan dua bank investasi asing."
Namun dia menolak menyebutkan identitas bank dan bank investasi asing yang membantu Apexindo itu.
Pembiayaan ini akan terdiri dari dua tranche, yaitu tranche A berupa bullet tranche untuk 40% jumlah pinjaman. Sedangkan tranche B berupa amortisasi dari 60% pinjaman yang diperoleh perseroan.
Pinjaman akan diterima perseroan pada saat tanggal pengiriman rig. Sedangkan masa jatuh tempo adalah 10 tahun sejak tanggal pengiriman, tetapi tidak lebih dari 31 Maret 2017.
Agustinus menambahkan Apexindo menjadi bidder satu-satunya atas tender pengeboran yang digelar Total untuk lapangan Sisi dan Nubi, dekat Bontang, Kalimantan Timur, senilai US$200 juta.
Dia mengatakan untuk tranche A tingkat bunganya tetap dengan kisaran yang masih tentatif 10%-10,5%. Tranche B dengan tingkat bunga tiga bulan Libor ditambah marjin 2,90% per tahun jika tanpa kontrak, atau 2,15% bila dengan kontrak.
Bankir investasi tadi mengatakan untuk pinjaman yang berjangka 10 tahun, bunga utang itu termasuk rendah bila dibandingkan dengan sumber alternatif pembiataan lainnya.
Libor tiga bulan kemarin, katanya, mencapai 5%, 5,2% untuk enam bulan, dan setahun mencapai 5,3%.
Oleh Pudji Lestari
Bisnis Indonesia