JAKARTA, Republika -- PT Apexindo Pratama Duta Tbk menjadi single bidder kontrak satu rig lepas pantai dari PT Total E&P Indonesia. Direktur Keuangan Apexindo, Agustinus B Lomboan, mengatakan kontrak senilai 190-200 juta dolar AS (Rp 1,8-1,8 triliun) itu akan ditandatangani dalam waktu dekat.
''Tinggal approval dari BP Migas saja, dan mudah-mudahan dalam waktu dekat bisa diselesaikan,'' papar Agustinus di Jakarta, Kamis (20/4). Kontrak itu, sambungnya, untuk pengerjaan 2007 dan perseroan menyiapkan dana investasi sebesar 150 juta dolar AS. Agustinus menjelaskan, modal sebesar 30 juta dolar AS sudah dibayarkan, sedangkan sisanya 120 juta dolar AS diambil dari pinjaman bank.
Ia belum bersedia menyebut bank asing yang mendanai proyek itu, tapi berasal dari Prancis. Kontrak rig itu sendiri untuk lapangan Kangean yang dekat dengan Kalimantan Timur. Rig untuk laut dalam itu sendiri diberinama Soehana.
Sebelumnya, Apexindo menerima kepastian perpanjangan kontrak dari Total untuk dua rig lepas pantai jenis submersible swamp barge. Kedua kontrak untuk rig Raisis dan Yani tersebut merupakan kontrak jangka panjang selama tiga tahun dengan nilai masing-masing 46,9 juta dolar AS dan 53,1 juta dolar AS.
Ke depannya, Apexindo sedang menyiapkan pengerjaan rig baru yang diperkirakan selesai pada 2008. Rig itu diperuntukkan untuk kegiatan laut dalam (offshore) yang memang sedang digiatkan pemerintah. Terkait dengan kinerja keuangan, pada kuartal pertama 2006 ini, Apexindo mencatat kenaikan laba bersih cukup signifikan dibandingkan tahun lalu, yakni sebesar Rp 149,4 miliar. Pada kuartal pertama 2005, perseroan membukukan rugi bersih Rp 5,3 miliar.
Agustinus mengatakan, kenaikan laba bersih terutama dipengaruhi oleh peningkatan pendapatan serta efisiensi perusahaan. Apexindo juga berhasil mencatat keuntungan selisih Rp 19,9 miliar dibandingkan kuartal pertama 2005 yang merupakan rugi selisih kurs Rp 22,0 miliar.
Analis fundamental Danareksa, Bonny Budi Setiawan, mengatakan saham Apexindo akan terdorong hasil laporan keuangan kuartal pertama 2006 yang sesuai dengan perkiraan (ekspektasi). Menurutnya, keuntungan operasional naik sebesar 57 persen dari tahun ke tahun dan utang berkurang 42 persen dengan net gearing 41 persen lebih rendah.
Bonny mengungkapkan adanya instalasi pengeboran yang akan diterima pada Januari 2007 yang merupakan kontrak akan berjalan di semester kedua tahun ini. Untuk 2008, diperkirakan ada instalasi pengeboran lagi dengan target 51 unit diterima pada 2009 yang akan mengambil momentum kenaikan harga minyak. Dengan kondisi ini, lanjut Bonny, Danareksa tetap mempertahankan rekomendasi tunggu (hold) dengan target harga di Rp 1.310. ( erd )