Saturday, April 22, 2006

Apexindo peroleh Pinjaman untuk Rig Soehana

JAKARTA, Investor Daily – PT Apexindo Pratama Duta Tbk (Apexindo), anak usaha MedcoEnergi, tengah bernegosiasi dengan sejumlah lembaga keuangan yang akan mengucurkan pinjaman sebesar US$ 120 juta. Dana itu digunakan untuk membangun rig Soehana yang akan mengerjakan pengeboran lapangan migas di Kalimantan.

"Kami belum bisa bilang siapa saja mereka, yang pasti dua bank asing dan dua investment bank. Yang menjadi lead-nya adalah bank Perancis," kata Direktur Keuangan Apexindo Agustinus Lomboan di Jakarta, Kamis (20/4).

Menurut Agustinus, pinjaman tersebut merupakan pinjaman jangka panjang selama 10 tahun dengan bunga LIBOR + 2,15%.

Dia menjelaskan, untuk membangun rig yang akan diberi nama `Soehana' dan bisa menembus kedalaman sumur hingga 375 kaki (feet) itu, pihaknya harus melakukan pembayaran kepada pihak pembuat sekitar US$ 150 juta. "Kami telah membayar di muka kepada pembuatnya sekitar US$ 30 juta dari penerbitan obligasi, sementara sisanya sebesar US$ 120 juta akan kami cicil dengan dana dari pinjaman," katanya.

Agustinus mengatakan, rig jenis jack up miliknya yang kini dalam penyelesaian PPL Shipyard Sembawang Goup Singapura dan bisa diserahkan kepada Apexindo pada Januari tahun depan. Selanjutnya, pihaknya bisa mengerjakan kontrak pengeboran migas yang saat ini dalam proses bidding (tender).

Agustinus mengatakan, pihaknya memang hampir pasti memenangi tender untuk jasa pengeboran senilai US$ 190-200 juta dari sebuah perusahaan migas, dengan wilayah operasi di Kalimantan. "Kami merupakan single bidder dalam tender tersebut. Namun, meski kami yakin akan memperoleh kontrak tersebut, kami tetap akan menunggu approval dari pemerintah yakni BP Migas," kata dia.

Kontrak pengeboran tersebut untuk blok Sisi dan Nubi yang berada di Selat Makassar tidak jauh dari lapangan Bontang di Kalimantan Timur. Kontrak terjalin selama tiga tahun dengan harga sewa rig US$ 165.000 per hari.

Agustinus menuturkan, tahun ini merupakan tahun baik buat perseroan, terbukti dalam kuartal pertama tahun ini pihaknya sudah mengantongi kenaikan pendapatan US$ 5 juta dibandingkan tahun lalu, yakni US$ 26 juta menjadi US$ 31 juta. "Tahun ini kami optimistis pendapatan bisa lebih dari US$ 123 juta, sementara tahun lalu hanya US$ 116 juta," katanya. Tahun ini pendapatan akan terdongkrak oleh kontrak rig 8 senilai US$ 3 juta dan rig 5 senilai US$ 22 juta.

Pihaknya juga berencana untuk memiliki rig baru pada 2008, jenis Jack Up . "Sejak sekarang, kami sudah mulai merintis ke arah sana, karena pembuatan pembuatan rig butuh waktu sekitar dua tahun," ujarnya.

Siap Bor Cepu

Sekretaris Perusahaan Apexindo Ade R. Satary mengatakan, pihaknya siap mengikuti tender pengeboran di blok Cepu. "Asal rig kami memang memenuhi spesifikasi tender, kami pasti ikut," katanya. Seperti diketahui, Cepu membutuhkan sekitar tiga rig darat (on shore) untuk tahun pertama pengeboran. Menurutnya, pihaknya saat ini masih memiliki satu rig yang idle (nganggur), yakni rig 12 yang berkekuatan 60o horse power (hp).

Ade mengatakan, sewa rig terutama untuk rig lepas pantai (offshore) memang meningkat sangat tajam. Menurutnya, ini wajar karena kenaikan harga minyak mendorong keinginan eksplorasi perusahaan minyak membabi buta. "Contohnya, sewa rig Rani Woro milik kami awal 2004 hanya US$ 51.000 per hari, sekarang US$ 70.000 per hari, bahkan akhir tahun mungkin bisa US$ 145.000 per hari," katanya. Sementara untuk rig darat hanya hanya naik 10 – 20% saja.

Dia mengatakan, kenaikan sewa rig sebesar itu dimungkinkan akan bertahan hingga 2009, saat rig-rig baru mulai bermunculan. Menurutnya, meski di luar harga sewa mencapai US$ 185.000 per hari, pihaknya tetap mematok harga lebih rendah. (miles)