JAKARTA—Media Indonesia: Pasar rig (anjungan) pengeboran migas lepas pantai di Indonesia saat ini terbuka lebar. Hal itu seiring kebijakan pemerintah yang mulai menggenjot produksi migas lepas pantai, setelah sebelumnya lebih terkonsentrasi di daratan.
Direktur Keuangan PT Apexindo Pratama Duta Tbk, Agustinus B Lomboan, mengatakan itu dalam acara bincang-bincang dengan wartawan, di Jakarta, Kamis (20/4).
Menurut Agustinus, peluang yang besar itu akan banyak dimanfaatkan perusahaan-perusahaan jasa pengeboran migas untuk menambah persediaan rig lepas pantai yang mereka miliki. Apexindo berencana menambah satu rig yang dapat dipergunakan di wilayah lepas pantai dengan kedalaman sumur 100-150 meter. Pemasaran akan difokuskan di wilayah Indonesia.
"Pengeboran lepas pantai relatif masih sangat sedikit dilakukan di Indonesia, bila dibandingkan dengan potensi yang ada. Ke depan, akan banyak pengeboran-pengeboran lepas pantai bermunculan, karena itu yang sedang ditawarkan pemerintah. Apalagi, bagi hasilnya menarik," ujarnya.
Untuk mewujudkan rencana penambahan rig, tahun ini juga perseroan mulai melakukan penjajakan, khususnya yang terkait ketersediaan galangan kapal yang siap memproduksi dan pendanaan. Rig tersebut ditargetkan siap ditawarkan ke sejumlah perusahaan migas pada 2008.
Lebih lanjut Agustinus mengungkapkan, baru-baru ini perseroan mendapatkan komitmen pinjaman sindikasi empat bank asing dengan nilai sekitar US$120 juta. Pinjaman itu akan dipergunakan untuk menuntaskan pembayaran rig Soehana yang segera selesai pengerjaannya.
"Sekarang masih dalam tahap finalisasi, jadi belum bisa kami sebutkan nama-nama banknya. Harga pembelian rig tersebut US$150 juta, sebanyak US$30 juta sudah kami bayar sebagai uang muka," terangnya.
Rig Soehana, kata Agustinus, telah memenangkan tender jasa pengeboran lapangan gas Sisinubi milik Total Indonesia. Rencananya pengeboran akan dimulai pada 2007, namun sebelumnya harus mendapatkan persetujuan dari BP Migas.
Dia berharap BP Migas segera mengeluarkan persetujuannya agar produksi gas yang sangat dibutuhkan konsumen domestik, dapat segera dilaksanakan.
Dalam periode triwulan pertama 2006, Apexindo berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp149,4 miliar. Pada periode yang sama tahun lalu, perseroan mencatatkan rugi bersih Rp5,3 miliar.
Perolehan laba bersih perseroan terutama dipengaruhi peningkatan pendapatan perseroan, serta kemampuan perseroan menekan beban usaha. Seiring dengan penguatan rupiah, perseroan mampu membukukan keuntungan selisih kurs sebesar Rp19,9 miliar. Di triwulan pertama tahun lalu, perseroan menanggung kerugian selisih kurs sebesar Rp22 miliar. (OL-1)