Tuesday, April 15, 2008

Medco Divestasi Aset Anak Usaha

Jakarta, Investor Daily --- PT Medco Energi Internasional Tbk berniat menjual tujuh blok migas yang dikelola melalui anak usahanya tahun ini karena kinerja cenderung memburuk. Ketujuh blok tersebut terdapat di Jeruk (Madura), Kakap (Riau), Rimau dan Lematang keduanya di Sumsel. Sedangkan sisanya berada di Langsa (Aceh Timur), Tuban, dan Bawean, Jatim.

“Ada sekitar tujuh aset yang akan dilepas sebelum kuartal III-2008. Kami sudah sepakat menjadi pemegang saham minoritas pada blok-blok migas itu. Persentase saham yang akan dilepas bervariasi mulai dari 15-30%,” kata Direktur Utama Medco Hilmi Panigoro di Jakarta, belum lama ini.

Namun, Hilmi belum bersedia mengungkapkan total nilai dana yang dihimpun dari penjualan aset. Sebab, proses negosiasi masih berlangsung.

Menurut dia, perseroan juga berencana menggaet investor strategis guna mengembangkan proyek di Senoro, Sulteng. Medco menganggarkan dana senilai US$ 1,4 miliar untuk pengembangan tujuh proyek. Beberapa diantaranya meliputi LNG Senoro, Sarula Geothermal, dan penyelesaian pembangunan blok migas. Pengembangan proyek akan dilakukan dalam lima tahun mendatang.

Ia yakin, kapasitas produksi perseroan berpotensi meningkat tiga kali lipat dalam lima tahun ke depan jika ketujuh blok migas di atas siap beroperasi.

Investor Baru

Lebih jauh dia mengatakan, peminat pembeli saham Medco di PT Apexindo Pratama Duta Tbk bertambah menjadi tiga. Sebelumnya, tinggal Abacus yang berminat membeli saham Apexindo. Namun, keduanya ditengarai kesulitan mencari dana, sehingga penjualan Apexindo belum dapat dilakukan. “Ketiga investor baru ini masih bersaing dengan dua penawar sebelumnya. Satu penawar berasal dari Indonesia dan dua investor asing,” jelas Hilmi.

Dia menegaskan, Medco tidak mau menurunkan harga penawaran di tengah ketidakpastian pasar finansial global saat ini.

Medco sebelumnya bersikukuh melepas saham Apexindo pada harga Rp 2.700. Penawaran tertinggi selama ini tercatat Rp 2.450. (c119/c108)

Jurus Ngebor ala Apexindo

warta ekonomi.com --- Bermodalkan hanya satu rig pada 1992, Apexindo kini muncul sebagai kontraktor pengeboran migas dan panas bumi terkemuka nasional dengan memiliki 16 rig.

Perusahaan yang berdiri pada 20 Juni 1984 ini awalnya hanyalah kontraktor pengeboran migas lepas pantai. Baru pada 2001 Apexindo melebarkan sayap dengan menjamah pengeboran di darat setelah melakukan merger dengan PT Medco Antareja. Tak hanya sampai di situ, untuk memperkuat posisinya sebagai perusahaan terkemuka Indonesia yang menyediakan jasa pengeboran migas dan panas bumi terpadu (darat dan lepas pantai), pada 2002 Apexindo masuk bursa. Anak usaha Grup Medco ini menjadi kontraktor pengeboran nasional pertama dan satu-satunya yang telah mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia.

Saat ini Apexindo memiliki dan mengoperasikan 16 rig, yang terdiri dari: 11 rig pengeboran darat, 4 unit pengeboran perairan dangkal (submersible swamp barge), dan sebuah jack up. Rig pertama milik Apexindo berjenis submersible swamp barge yang dibangun oleh Sembawang Shipyard, Singapura, pada 1992, dan diberi nama “Maera”. Dua tahun kemudian, rig kedua bernama “Raniworo” dan berjenis jack up dibangun oleh NKK, Jepang, dan menyusul submersible swamp barge kedua bernama “Raisis” yang dibangun di La Fayette, AS, pada 1995. Pada 2003 Apexindo kembali menambah kekuatannya dengan dua swamp barge baru, bernama “Raissa” dan “Yani”. Keduanya dibangun di galangan Keppel FELS, Singapura.

Proyek-proyek besar yang berhasil ditangani Apexindo tak hanya berasal dari perusahaan lokal saja. Perusahaan mancanegara seperti dari Brunei, AS, Myanmar, Australia, dan negara-negara Timur Tengah juga sempat merasakan layanan drilling Apexindo. Nama-nama perusahaan pertambangan besar seperti Chevron Geothermal Ltd., Vico Indonesia, Pertamina, Total E&P, Star Energy Holdings Pte. Ltd., Magma Nusantara Ltd., Unocal & Unocal Geothermal Indonesia, Karaha Bodas Co., PLN Geothermal Flores, PEARLOIL (Tungkal) Ltd., Lundin Blora BV, JOB Pertamina–Medco Tomori, ARCO, BP Migas, Stat Oil, Petro China, Exxon Mobile, dan Hess masuk dalam daftar klien Apexindo.

Akhir tahun lalu, Apexindo berhasil menyabet dua kontrak senilai US$34,8 juta dan US$35,7 juta dari perpanjangan kontrak dengan Vico Indonesia. Adapun laba bersih yang berhasil diraupnya per September 2007 sebesar US$23 juta.

SUGENG KURNIAWAN