Thursday, June 12, 2008

Bapepam periksa transaksi akuisisi Apexindo

JAKARTA, Bisnis Indonesia: Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) akan memeriksa transaksi akuisisi PT Apexindo Pratama Duta Tbk yang diduga tidak wajar. Pemeriksaan itu diawali dengan meminta keterangan dari PT Medco Energi Internasional Tbk dan PT Mitra Rajasa Tbk yang terlibat transaksi itu.

"Kami akan mengecek dan segera minta keterangan dari mereka," ujar Kepala Biro Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Jasa Bapepam-LK M. Noor Rachman kepada Bisnis, kemarin.

Dia mengatakan perseroan akan memeriksa mengenai beberapa detail dari proses akuisisi tersebut. Namun, dia tidak bersedia menjelaskan detail tersebut.

Meski demikian, masukan dari pasar juga menjadi perhatian Bapepam-LK terkait dengan akuisisi tersebut. "Saya sudah menerima laporan dari Mitra Rajasa atas akuisisi tersebut. Kami akan mengecek."

Kepala Biro Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Riil Bapepam-LK Nur Haida mengatakan hingga saat ini Medco belum menyerahkan laporan atas divestasi anak perusahaannya, yaitu Apexindo kepada Mitra Rajasa.

"Segera setelah laporan itu masuk, kami akan menilai wajar atau tidaknya transaksi ini. Karena, transaksi ini adalah transaksi material. Kami juga akan menilai soal kewajaran harga divestasi ini," ujarnya.

Transaksi akuisisi Apexindo terjadi pada akhir pekan lalu ketika ditandatangani kesepakatan jual beli antara PT Medco Energi Internasional Tbk dan PT Mitra Rajasa Tbk dengan harga Rp2.450 per saham.

Mitra berkomitmen untuk membeli 80,6% saham perusahaan pengeboran itu di level harga Rp2.450 per saham atau senilai total Rp5,16 triliun. Harga divestasi Rp2.450 per saham itu premium 11,36% dibandingkan dengan harga penutupan saham Apexindo pada 9 Mei yaitu Rp2.200.

Namun, harga jual Apexindo itu hanya premium Rp50 per saham atau 2,08% dibandingkan dengan harga beli saham Apexindo oleh Encore International Ltd dari dua pemegang saham sebelumnya Rp2.400 per saham.

Mengenai wajar atau tidaknya divestasi anak perusahaan Medco tersebut, Nur Haida mengatakan Bapepam-LK akan meminta penilai independen untuk menilai kewajaran transaksi tersebut.

Tak berkomentar

Terkait dengan rencana pemeriksaan, Tito belum bersedia memberi komentar. Sementara itu, Komisaris Utama Medco Hilmi Panigoro juga tidak menjawab ketika selulernya dihubungi.

Menurut sumber Bisnis, di belakang Mitra Rajasa ada konglomerat Prayogo Pangestu yang menyiapkan dana berkisar US$100 juta dan Goldman Sachs senilai US$175 juta.

"Keduanya diakomodasi oleh Komut Mitra Rajasa Tito Sulistio," ujar sumber Bisnis, kemarin.

Northern Offshore Drilling, sebuah perusahaan milik konglomerat asal Norwegia, menawar saham Apexindo senilai Rp2.600 per saham atau total US$731 juta melalui pembayaran tunai.

PT Pertamina (Persero) juga dikabarkan menawar Apexindo pada kisaran harga yang sama. "Lantas, kenapa manajemen Medco menjual Apexindo kepada pelaku usaha nonmigas dengan penawaran harga yang rendah?"

Harga saham Apexindo pada penutupan perdagangan kemarin berada pada level Rp2.175 atau naik 1,16% dibandingkan dengan perdagangan hari sebelumnya. Apabila mengacu pada harga saham itu, kapitalisasi pasar Apexindo saat ini Rp5,74 triliun. (Abraham Runga) (sylviana. pravita@bisnis.co.id)

Oleh Sylviana Pravita R.K.N.

Bisnis Indonesia

Suntik US$ 275 Juta, Prajogo dan Goldman Ikut Akuisisi Saham Apexindo

JAKARTA, Investor Daily --- Prajogo Pangestu dan Goldman Sachs diduga berada di belakang akuisisi 80,57% saham PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) oleh PT Mitra Rajasa Tbk (MIRA), belum lama ini.

“Pak Prajogo menyetor dana senilai US$ 100 juta atau setara Rp 920 miliar, sedangkan Goldman US$ 175 juta. Jadi, mereka turut mem-backup akuisisi saham Apexindo,” kata sumber Investor Daily di Jakarta, Rabu (11/6).

Menurut dia, bahkan kesepakatan jual beli saham Apexindo dengan Mitra Rajasa sudah diteken sebelum penutupan berakhir. Akibatnya, harga yang disepakati kedua pihak senilai Rp 2.450 atau 20% dari nilai ekuitas perseroan.

Investor Daily gagal menghubungi Prajogo guna mengonfirmasikan hal tersebut. Telepon genggamnya tidak diangkat, termasuk pesan singkat yang dikirimkan juga tidak dibalas.

Komisaris Utama Mitra Rajasa Tito Sulistio juga enggan menjawab keikutsertaan Prajogo dan Goldam Sachs. “Saya lagi meeting,” kata dia melalui layanan pesan singkat. Begitu juga dengan Presdir Mitra Rajasa Benny Prananto dan Direktur Mitra Rajasa Anton Natakoesoemah.

Pada Senin (9/6), Mitra Rajasa resmi mengambil alih 80,57% saham Apexindo dari PT Medco Energy Tbk (MEDC) dan Encore International Pte Ltd. Kedua perusahaan ini dimikili oleh keluarga Arifin Panigoro. Nilai transaksinya mencapai Rp 5,19 triliun.

Dirut Medco Energy Darmoyo Doyoatmojo pernah mengatakan, pihaknya akan menyelenggarakan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 30 Juni mendatang terkait akuisisi saham anak perusahaan itu.

Mitra Rajasa berencana melunasi tunai secara bertahap kepada Medco sebesar Rp 2,5 triliun. Sedangkan sisanya dibayar melalui surat utang berjangka waktu satu tahun oleh anak usaha perseroan, Sabre Systems International Pte Ltd (SSI). Pola serupa bakal dilakukan kepada Encore, yakni membayar secara tunai Rp 1,62 triliun dan sisanya lewat surat utang SSI. Di samping itu, SSI akan memperoleh pinjaman dari mitra strategis senilai US$ 405 juta, sehingga total akuisisi yang disiapkan oleh Mitra Rajasa mencapai US$ 500 juta.

Lebih Tinggi

Lebih jauh sumber itu menjelaskan, sebenarnya Northern Offshore Drilling sudah mengajukan penawaran seharga Rp 2.600 atau senilai US$ 731 juta kepada pemegang saham Medco. Perusahaan yang berbasis di Housten milik konglomerat John Frederiksen dari Norwegia itu siap membayar tunai. Namun, tawaran itu kurang direspons positif oleh pemegang saham Apexindo.

“Pertamina juga menghargai saham Apexindo lebih tinggi dari Mitra Rajasa. Yang menjadi pertanyaan, kenapa Medco justu memilih perusahaan yang tidak berpengalaman dalam industri minyak sebagai pemenangnya,” tandas dia.

Sebelumnya, Reliance Power dari India juga mengikuti tender akuisisi saham Apexindo. Perusahaan lainnya adalah Abacus, TPG, Racapital Investment, dan PT Bormindo Nusantara

Ia mengimbau agar Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) segera memeriksa transaksi pembelian saham tersebut. Sebab, investor minoritas juga turut dirugikan dengan melepas harga lebih rendah. Padahal, ada sejumlah pihak yang menghargai lebih tinggi.

Mitra Rajasa juga akan menggelar penawaran tender (tender offer) 19,43% saham publik Apexindo pada Agustus 2008. Harga tender offer itu mencapai Rp 2.450 per unit. Perseroan telah menyiapkan dana Rp 1,25 triliun yang bersumber dari pinjaman bank.

Pada perdagangan kemarin, harga MIRA terkoreksi Rp 10 (1,3%%) ke level Rp 730. Nilai transaksi tercatat Rp 71,6 miliar. Sedangkan APEX ditutup menguat Rp 25 (1,1%) ke posisi Rp 2.175. Nilai transaksinya mencapai Rp 30,3 miliar.

Oleh Karidun Pardosi dan Jauhari Mahardhika

Bapepam Periksa Apexindo

INILAH.COM, Jakarta – Diduga ada yang tidak wajar dalam transaksi akuisisi PT Apexindo Pratama Duta Tbk. Karenanya, Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) diminta segera memeriksa transaksi itu.

Renacananya, Bapepam akan memulai pemeriksaan dengan lebih dulu meminta keterangan PT Medco Energi Internasional Tbk dan PT Mitra Rajasa Tbk yang terlibat transaksi itu.

Kepala Biro Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Jasa Bapepam-LK M Noor Rachman mengungkapkan, Bapepam akan mengecek dan segera minta keterangan dari perusahaan-perusahaan terkait.

Rachman mengatakan, perseroan akan memeriksa beberapa detail dari proses akuisisi itu. Tapi, ia belum bersedia menjelaskan detail dimaksud.

Transaksi akuisisi Apexindo terjadi akhir pekan lalu, ketika ditandatangani kesepakatan jual beli antara PT Medco Energi Internasional Tbk dan PT Mitra Rajasa Tbk dengan harga Rp 2.450 per saham.

Mitra berkomitmen membeli 80,6% saham perusahaan pengeboran itu di level harga Rp 2.450 per saham atau senilai total Rp 5,16 triliun. Harga divestasi Rp 2.450 per saham itu premium 11,36% dibandingkan harga penutupan saham Apexindo pada 9 Mei yang tercatat Rp 2.200.

Harga jual Apexindo itu hanya premium Rp 50 per saham atau 2,08% dibandingkan harga beli saham Apexindo oleh Encore International Ltd dari dua pemegang saham sebelumnya, yakni Rp 2.400 per saham.

Inisiatif menugaskan Bapepam untuk melakukan pemerikasaan dipicu oleh laporan dari para pelaku bursa. Beredar kabar di lantai bursa bahwa di belakang Mitra Rajasa ada konglomerat Prayogo Pangestu yang menyiapkan dana US$ 100 juta dan Goldman Sachs US$ 175 juta. Keduanya diakomodasi oleh Komisaris Utama Mitra Rajasa Tito Sulistio.

Northern Offshore Drilling, sebuah perusahaan milik konglomerat asal Norwegia, menawar saham Apexindo Rp 2.600 per saham atau total US$ 731 juta dengan pembayaran tunai.

PT Pertamina (Persero) juga dikabarkan menawar Apexindo pada kisaran harga yang sama. Nah, kenapa manajemen Medco menjual Apexindo kepada pelaku usaha nonmigas dengan penawaran harga lebih?

Untuk menjawab pertanyaan itulah Bapepam diminta bertindak. Rachman mengaku aneh jika penawar harga lebih tinggi dengan mekanisme pembayaran lebih mudah justru tidak ditampik oleh Medco.

Rachman mengatakan, yang harus diperiksa Bapepam adalah kemampuan finansial Mitra Rajasa dalam akuisisi itu. Sebab, lanjutnya, ada kecurigaan Apexindo dimasukkan sebagai aset ke dalam necara sehingga menarik bagi Goldman Sachs untuk menjadi arranger dalam pendanaan itu.

Komisaris Utama Mitra Rajasa Tito Sulistio mengatakan, struktur pembiayaan akuisisi itu adalah pembelian saham Medco Rp 2,5 triliun secara tunai dan bertahap.

Selanjutnya, Rp 643,52 miliar dibayar melalui penerbitan surat utang bertenor satu tahun oleh Sabre Systems International, anak perusahaan Mitra Rajasa yang berkedudukan di Singapura. [I3]

Ibrahimsyah, Kontributor INILAH.COM