Thursday, November 23, 2006

Penguatan Saham Apexindo Berlanjut

JAKARTA, Investor Daily --- Saham PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) diperkirakan melanjutkan penguatan untuk perdagangan jangka pendek. Penguatan APEX akan tertopang faktor teknis maupun fundamental.

“Kabar penjualan saham APEX oleh perusahaan induk (Medco, red) ikut mendorong penguatan harganya,” kata analis PT Danasakti Securities Arief Budisatria kepada Investor Daily di Jakarta, Selasa (21/11).

Pada perdagangan kemarin, APEX menguat Rp 110 ke posisi Rp 1.870. Saham sektor pertambangan tersebut ditransaksikan 842 kali, dengan volume transaksi sebanyak 18,59 juta saham senilai Rp 33,85 miliar.

Menurut Arief, secara teknis, saham Apexindo berpotensi melanjutkan penguatan untuk jangka pendek. Konfirmasi tersebut terbaca dari indikator stochastic oscillator dan moving average convergence divergence (MACD) yang masih menunjukkan ruang bagi APEX untuk bergerak ke atas. “Jika level resistance Rp 1.940 tertembus dalam waktu dekat, kemungkinan besar APEX akan membentuk harga baru,” jelasnya.

Indikator teknis lain seperti relative strength index (RSI) 10 hari juga memperlihatkan arah menguat pada saham Apexindo dalam waktu dekat. Meski RSI lima hari menunjukkan peluang aksi ambil untung (profit taking), karena posisi saham mulai memasuki area jenuh beli (overbought). “Sepertinya konfirmasi itu bisa terpatahkan, karena volume transaksi yang cukup besar turut memicu penguatan harga sahamnya,” ujarnya.

Selain itu, kata Arief, faktor fundamental yang cukup menjanjikan turut mendukung penguatan APEX. Tahun ini, kinerja perseroan diperkirakan positif, setelah tahun sebelumnya mencatatkan rugi bersih. “Per September 2006 perseroan mengantungi laba bersih US$ 26 juta, sedangkan periode sama 2005 rugi bersih US$ 9,7 juta,” ujarnya.

Arief melanjutkan, pertumbuhan earning per share (EPS) Apexindo untuk tahun ini juga diprediksi mencapai Rp 146 per saham dibanding tahun sebelumnya minus Rp 17 (2005) dan Rp 16 pada 2004, terdorong perbaikan kinerja perseroan.

“Valuasi APEX pun termasuk murah dibanding saham sejenis seperti Antam, karena price to earning ratio (PER) Apexindo 12,8 kali dan price to book value (PBV) 2,74 kali. Sedangkan PER ANTM 13,98 kali, dengan PBV 4,44 kali,” jelasnya.

Di tempat terpisah, analis PT Sarijaya Permana Sekuritas Muhammad Alfatih mengungkapkan, pada 2002, APEX mengalami tren naik dan sempat melemah antara Mei hingga Juni 2006, sebelum bergerak mendatar selama Agustus-November tahun ini di kisaran Rp 1.550-1.700.

“Kemarin (Senin, red) terjadi pengujian resistance yang ada, sehingga memungkinkan APEX bergerak kembali dengan target harga tertinggi sebelumnya di level Rp 1.940-1.980,” ujarnya.

Dia mengakui, jika saham Apexindo pada jangka pendek kembali menembus level resistance, harga APEX berpeluang bergerak menguat ke posisi resistance berikutnya Rp 2.225. “Potensi itu bisa terjadi, terutama bila sentimen positif masih menyertai pergerakan sahamnya,” tegas Alfatih.

Target Pendapatan

Sementara itu, pada 2006, Apexindo menargetkan pendapatan sebesar US$ 150 juta atau naik 29% dibanding akhir 2005 US$ 116,6 juta. Proyeksi tersebut dipicu oleh kenaikan harga sewa harian dan tingkat utilisasi rig milik perseroan. Manajemen Apexindo beberapa waktu lalu mengatakan, tingkat utilisasi rig lepas pantai ditargetkan mencapai 100% dan rig darat 70%.

Anak perusahaan PT Medco Energi Internasional Tbk tersebut juga memproyeksikan pendapatan sebelum bunga, pajak, penyusutan, dan amortisasi (EBITDA) sebesar US$ 60-65 juta per 31 Desember 2006. Sedangkan marjin EBITDA diharapkan naik menjadi sekitar 45%, menyusul program efisiensi yang diterapkan secara konsisten.

Marjin EBITDA Apexindo saat ini tercatat sekitar 43% dan menempati posisi ke-8 dari 15 perusahaan sejenis di dunia. Marjin EBITDA tertinggi dimiliki oleh Diamond Offshore sebesar 56%, disusul oleh ENSCO (54%), dan Noble Corp (54%).

Hingga akhir kuartal III 2006, pendapatan perseroan mencapai US$ 111,8 juta, naik 34,2% dibandingkan periode sama 2005 sebesar US$ 83,4 juta. EBITDA tercatat tumbuh 45% menjadi US$ 47,7 juta dari sebelumnya US$ 32,9 juta.

Laba usaha per 30 September 2006 mencapai US$ 31,4 juta, naik signifikan 76% dari periode sama tahun lalu US$ 17,9 juta. Alhasil, Apexindo membukukan laba bersih sebesar US$ 26 juta dari sebelumnya merugi bersih US$ 9,7 juta.

Rekomendasi

Arief merekomendasikan trading buy APEX untuk investor jangka pendek. Namun, untuk jangka menengah maupun panjang, pemodal bisa hold APEX. “Support saham ini di level Rp 1.830 dan resistance Rp 1.940,” ujarnya. Sedangkan Alfatih merekomendasikan beli APEX pada jangka pendek, menengah dan panjang, karena masih memiliki kinerja yang menjanjikan. “Support pertama Rp 1.820 dan kedua Rp 1.700, dengan resistance di level Rp 1.940 dan Rp 2.225,” jelasnya. (asp)

Tips APEX

Tren

Jangka pendek: berpeluang membuat harga baru

Jangka menengah-panjang: menguat

Fundamental

Per September 2006, laba bersih US$ 26 juta

PER: 12,8 kali, PBV: 2,74 kali

Teknis

MACD: ada ruang naik

Stochastic: menguat kembali

RSI 10 hari: berpotensi menguat

RSI 5 hari: rentan profit taking

Rekomendasi

Arief Budisatria:

Jangka pendek: trading buy

Menengah-panjang: hold

Support: Rp 1.830, resistance: Rp 1.940

M Alfatih:

Jangka pendek: beli

Menengah-panjang: beli

Support: Rp 1.820/1.700, resistance: Rp 1.940/2.225