INILAH.COM, Jakarta – Otoritas pengawas pasar modal menilai divestasi PT Apexindo Pratama Duta (APEX) terlalu murah dan itu merugikan pemodal publik. Di sisi lain, larisnya saham APEX membuat valuasinya tampak makin cantik.
Pada akhir pekan lalu, saham APEX bergerak positif dengan mencatatkan kenaikan 10,26% atau Rp 200 dan ditutup di level Rp 2.150, level tertingginya. APEX sebelumnya sempat melemaha ke posisi Rp 1.900 akibat anjloknya bursa Wall Street.
Meski begitu, karena banyaknya penawaran, saham migas ini mampu melesat menembus level psikologis di kisaran Rp 2.000. Transaksi saham APEX pada akhir pekan lalu tercatat 1.821 kali dengan nilai Rp 59,395 miliar dan volume 28,70 juta lembar saham.
Head of Research Paramitra Alfa Sekuritas Pardomuan Sihombing dalam riset hariannya merekomendasi investor buy on weakness untuk saham APEX.
Harga minyak yang fluktuatif bahkan sempat menyentuh level terbaru di US$ 142 per barel dinilai menjadi indikasi positif yang menambah pesona APEX.
Samuel Sekuritas menyarankan investor untuk tetap mencermati pergerakan saham APEX. Dalam riset hariannya, Senin (30/6), mereka menempatkan APEX dalam kategori under review.
Hal ini terkait pernyataan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) yang mengingatkan transaksi penjualan saham APEX kepada PT Mitra Rajasa Tbk (MIRA) berpotensi merygikan investor publik karena harga divestasinya lebih rendah dari harga wajar saham.
Bapepam-LK mengaku masih menunggu laporan tertulis tentang divestasi anak perusahaan Medco itu. Pada 9 Juni 2008, Medco memenangkan MIRA dalam tender penjualan saham Apexindo.
Perusahaan yang dikendalikan keluarga Arifin Panigoro itu sepakat bertransaksi jual beli saham APEX pada harga Rp 2.450 per saham. Padahal, PT Pertamina menawar saham APEX Rp 2.625 per saham atau 7,14% lebih tinggi, bahkan menyanggupi membayar tunai akuisisi maksimal 60 hari setelah tanda tangan jual beli.
Oleh karena itu, Pertamina meminta Bapepam-LK mengulang proses tender offer saham APEX. Pasalnya, Pertamina tidak pernah merasa diajak berunding tentang penjualan saham APEX.
Di sisi lain, sesuai Peraturan Nomor IX H1 tentang Pengambilalihan Perusahaan Terbuka dan Nomor IX F1 tentang Penawaran Tender, MIRA akan menggelar penawaran tender atas saham publik Apexindo.
Komisaris Utama Mitra Rajasa Tito Sulistio mengatakan, perseroan mematok harga penawaran tender pada level Rp 2.450 atau sama dengan harga pembelian 2,12 miliar saham Apexindo.
"Harga itu termasuk premium karena harga tertinggi di 90 hari terakhir sebelum pengumuman adalah Rp 1.930. Soal kami yang berhasil mengakuisisi Apexindo, seperti saya bilang, kami adalah yang terbaik bagi Medco," kata Tito.
Saham Apexindo yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 26 Juni lalu adalah 2,64 miliar. Setelah dikurangi 2,12 miliar saham Medco dan Encore Limited, saham publik yang bisa diserap melalui penawaran tender adalah 524 juta saham.
Mengacu pada patokan Rp 2.450 per saham, total kebutuhan dana guna menyerap seluruh saham publik dalam penawaran tender itu Rp 1,28 triliun.
Melalui Sabre Systems International Pte Ltd (SSI), APEX kemudian membentuk perusahaan induk yang disokong melalui pinjaman yang diatur Goldman Sach untuk mendanai penawaran tender.
SSI adalah anak perusahaan MIRA yang berkedudukan di Singapura. Mitra Rajasa ingin mendapat kepastian setelah empat bulan negosiasi dengan Medco untuk mengantongi kepemilikan mayoritas dalam perusahaan induk yang dibangun bersama Goldman Sachs dan mitra strategis untuk mengambilalih saham Apexindo itu.
Analis Sinarmas Sekuritas Alfiansyah berharap, Bapepam mempercepat penyelesaian pemeriksaan untuk menghindari risiko yang dihadapi investor publik. Penuntasan pemeriksaan akan mempengaruhi tren harga saham kedua perusahaan di bursa.
Harga saham MIRA akhir pekan lalu ditutup pada level Rp 740 atau naik 4,23% dibandingkan penutupan sebelumnya. Mengacu pada harga saham itu, kapitalisasi pasar MIRA adalah Rp 2,02 triliun.
Bagi MIRA, transaksi material atas pengambilalihan 2,12 miliar saham Apexindo itu tergolong transaksi material karena perbandingan dengan saldo ekuitas mencapai 966% dan terhadap pendapatan mencapai 3.060%.
Akuisisi Apexindo senilai US$ 562 juta atau Rp 5,19 triliun. Padahal, berdasarkan laporan keuangan konsolidasi tahun buku 2007 yang telah diaudit, saldo ekuitas Mitra Rajasa Rp 538,11 miliar dan pendapatan Rp 169,9 miliar. [E1/I3]
Asteria & Ibrahimsyah, Kontributor INILAH.COM