Wednesday, March 29, 2006

Laba Bersih PGN Melonjak

Jakarta, Kompas - PT Perusahaan Gas Negara Tbk membukukan lonjakan laba bersih setinggi 82 persen pada tahun buku 2005, dari Rp 388 miliar pada tahun 2004 menjadi Rp 862 miliar. Pendapatan PGN meningkat 22 persen atau Rp 076 miliar, menjadi Rp 5,4 triliun, diikuti peningkatan laba usaha sebanyak 56 persen menjadi Rp 1,6 triliun. Lonjakan laba bersih tersebut menghasilkan perubahan rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio) menjadi 60:40 dari posisi tahun sebelumnya yang 65:35.

Kepala Peneliti Ekuitas AAA Securities Arianto Reksoprodjo di Jakarta, Senin (27/3), mengatakan, lonjakan pendapatan dan laba bersih PGN tersebut sudah sewajarnya terjadi karena tahun lalu perusahaan telah dua kali menaikkan harga. Menurut Arianto Reksoprodjo, PGN ke depan masih prospektif karena saat ini sedang membangun beberapa infrastruktur baru yang akan menjadi pendorong pendapatan dia di masa depan.

"Pemakaian gas alam untuk pemenuhan kebutuhan energi juga tumbuh pesat, terutama setelah harga bahan bakar minyak naik tinggi per Oktober tahun lalu," katanya.

Menurut Direktur Keuangan PGN Djoko Pramono, dari peningkatan pendapatan sebesar Rp 976 miliar tersebut, sebanyak Rp 671 miliar berasal dari bisnis distribusi gas dan Rp 305 miliar berasal dari bisnis transmisi gas. Djoko mengakui, PGN memang mengalami kendala pasokan di wilayah Jawa Timur. Akan tetapi, volume penjualan distribusi meningkat tujuh persen, dari 288 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) jadi 308 MMSCFD.

Kenaikan tersebut berasal dari ekspansi jaringan distribusi di Batam dan Pekanbaru serta peningkatan volume penjualan baik di Jawa bagian barat maupun Sumatera. Adapun dari bisnis transmisi, volume gas yang diangkut juga meningkat sebesar 27 persen menjadi 602 MMSCFD. Kenaikan terbesar diperoleh dari jalur pipa transmisi Grissik- Singapura yang meningkat 92 persen, dari 92 MMSCFD menjadi 177 MMSCFD.

Perusahaan berhasil memperoleh pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) sebesar Rp 2,175 triliun dan mencatatkan EBITDA marjin 40 persen.

Apexindo

Sementara itu, PT Apexindo Pratama Duta Tbk melaporkan telah menandatangani kontrak jasa pengeboran dengan Santos (Sampang) Pty Ltd untuk pekerjaan pengeboran jangka panjang di lepas pantai Madura. Pengeboran yang diperkirakan akan dimulai pada kuartal terakhir 2006 ini akan dikerjakan oleh anjungan pengeboran lepas pantai (rig) jenis jack up bernama Raniworo.

Pekerjaan akan dilakukan selama tiga tahun dan di dalamnya terdapat alternatif perpanjangan. Nilai kontrak ini mencapai sekitar 170 juta dollar AS. "Kami merasa gembira karena ini merupakan kontrak dengan nilai terbesar dalam sejarah perseroan. Pencapaian ini sejalan dengan strategi perseroan yang memfokuskan diri pada proyek-proyek pengembangan cadangan-cadangan besar berjangka panjang," kata Direktur Utama Apexindo Hertriono Kartowisatro.

Saat ini kecenderungan permintaan jasa rig jenis jack up di dunia sangat tinggi, seiring dengan meningkatnya kegiatan eksplorasi dan produksi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan minyak dan gas. Padahal, tingkat utilisasi armada rig jenis jack up dunia saat ini telah maksimum dan suplai dari produksi rig jack up baru sangat terbatas. Hal itu memicu kenaikan harga sewa harian rig jack up secara signifikan. (ANV)