JAKARTA, Bisnis Indonesia: Perusahaan yang dikendalikan keluarga Panigoro, PT Medco Energi Internasional Tbk, menawarkan 52% saham PT Apexindo Pratama Tbk kepada 20-30 pemodal strategis dari domestik maupun luar negeri.
Sejumlah perusahaan yang ditawari untuk membeli saham Apexindo di antaranya adalah perusahaan raksasa private equity Texas Pacific Group (TPG), Grup 3I, Ashmore, Recapital, dan sejumlah institusi keuangan luar negeri seperti di Timur Tengah. Dalam proses penjualan saham itu, Medco dibantu oleh bank investasi asing Credit Suisse sebagai penasihat.
Seorang eksekutif yang terlibat dalam transaksi ini mengatakan sebagian besar investor yang ditawari Medco untuk membeli Apexindo berasal dari luar negeri.
"Valuasi saham yang ditawarkan oleh Medco cukup tinggi bisa mencapai enam kali nilai bukunya. Namun, sampai saat ini belum ada kesepakatan antara Medco dan calon pembeli karena ini juga baru penawaran awal," ujarnya kemarin.
Calon pembeli diminta memasukkan surat minat terhadap Apexindo hari ini, sekaligus mencantumkan indikasi harga awal.
Medco, katanya, ingin menjual saham Apexindo di posisi Rp2.400 per saham, premium dari harga penutupan kemarin Rp2.125, naik dari penutupan sebelumnya Rp2.050.
Selain Medco, 32% saham Apexindo dipegang oleh SeaDrill Ltd yang dikendalikan oleh konglomerat Norwegia John Fredriksen.
Bisnis meminta konfirmasi kepada Direktur Utama Medco Hilmi Panigoro, tetapi yang bersangkutan tidak menjawab panggilan telepon selulernya. Bahkan, hingga berita ini diturunkan, Hilmi belum merespons pertanyaan yang disampaikan melalui layanan pesan singkat.
Pada Agustus tahun lalu, Medco menolak tawaran dari perusahaan asal India dan China untuk membeli 52% kepemilikannya di Apexindo. Saat itu, manajemen Medco beralasan jika penjualan dilakukan, Medco akan sulit untuk mengamankan rig di masa datang, tatkala persaingan menaikkan tingkat penyewaan alat pengeboran itu.
Dalam risetnya pada 7 Agustus, CIMB-GK Securities menyatakan Apexindo merampungkan studi perbandingan terhadap 14 perusahaan penyedia jasa terkait serupa dengannya, di mana valuasi terendah 1,7 kali price to book value (rasio harga saham dibandingkan nilai buku per saham/PBV). Selain itu, 50% dari perusahaan tersebut diperdagangkan dengan kisaran P/BV antara dua kali hingga tiga kali.
Analis CIMB-GK Securities Indonesia Robert Adair mengatakan dengan menerapkan P/BV 1,7 kali yang dikalikan revaluasi aset akan memberikan target harga Apexindo yang konservatif Rp2.700 per saham, di atas valuasi Rp1.900 per saham saat Medco menolak calon pembeli anak usahanya itu tahun lalu.
Kontribusi naik
Apexindo menyumbang 15% pendapatan Medco. Adair memperkirakan kontribusi itu naik 21% pada 2008. Sumbangan laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (earning before interest, tax, depreciation, and amortization/EBITDA) juga diharapkan juga lebih tinggi yakni 27% pada tahun ini dan 2008.
Apexindo membukukan laba bersih semester I/2007 US$15 juta, turun 7,4% dibandingkan posisi yang sama tahun lalu US$16,2 juta, menyusul penurunan keuntungan nonkas akibat transaksi swap.
Selain itu, perseroan membukukan EBITDA US$38,6 juta, naik 28,7% dibandingkan US$30 juta pada triwulan II/2006. Dalam kurun enam bulan pertama tahun ini Apexindo tercatat memiliki kas setara dengan US$41 juta, utang US$201 juta, dan ekuitas pemegang saham US$218 juta.
Hal ini menjadikan net gearing perseroan berada di level 74%, meningkat dibandingkan per Maret 2007 yang sebesar 28%. Peningkatan ini mencerminkan beban biaya perseroan pascapenerimaan jack-up rig Soehanah. (munir.haikal@bisnis.co.id/wisnu. wijaya@bisnis.co.id)
Oleh M. Munir Haikal & Wisnu Wijaya
Bisnis Indonesia
Friday, September 14, 2007
Calon pemodal masukan surat minat dan indikasi harga hari ini, TPG & Ashmore ditawari saham Apexindo
Labels: Divestasi Apexindo