Jakarta, Kompas - Masih lesunya sektor korporasi membuat perbankan fokus membidik penyaluran kredit ke sektor usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM.
Dampaknya, porsi kredit UMKM terhadap total kredit perbankan semakin besar. Menurut laporan Bank Indonesia, posisi kredit UMKM hingga akhir Februari 2006 sebesar Rp 355,18 triliun, meningkat 28 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Porsi kredit UMKM terhadap total kredit meningkat dari 48 persen per Februari 2005 menjadi 52,23 persen. Bahkan, selama periode Januari-Februari 2006, kredit yang disalurkan perbankan nasional praktis hanya ke UMKM.
Berdasarkan sektor ekonominya, kredit UMKM paling banyak disalurkan ke sektor perdagangan. Kredit ke sektor ini tumbuh 31 persen dari Rp 68,21 triliun per Februari 2005 menjadi Rp 89,34 triliun.
Pengamat perbankan Ryan Kiryanto, yang dihubungi Rabu (19/4) di Jakarta, menjelaskan, sejak krisis, perbankan perlahan- lahan mengalihkan fokus kreditnya ke sektor UMKM karena terbukti tangguh menghadapi krisis.
Sementara itu, sektor korporasi cenderung terus terpuruk seiring belum terselesaikannya masalah-masalah di seputar iklim investasi, seperti perburuhan, perizinan, dan kepastian hukum.
Suku bunga yang tinggi, kata Ryan, juga berpengaruh pada permintaan kredit korporasi. Korporasi yang masih berkembang umumnya menggunakan dana sendiri untuk menggerakkan usahanya.
Direktur Utama PT Apexindo Pratama Duta Tbk Hertriono Kartowisastro mengatakan, pihaknya lebih tertarik mencari dana dengan menerbitkan obligasi.
Kalaupun ada pinjaman ke bank, biasanya bekerja sama dengan bank asing untuk membiayai proyek tertentu. "Sebab, biasanya memang bank asing yang lebih mengerti bisnis perminyakan," katanya.
Bank Muamalat Indonesia (BMI) dan perusahaan asuransi syariah, Takaful Indonesia, bekerja sama meluncurkan kartu Full Protek, yakni kartu yang berfungsi sebagai kartu asuransi, ATM, dan debit.
Dirut BMI A Riawan Amin mengatakan, kartu investasi berasuransi yang dikelola secara syariah dengan bagi hasil itu memberikan kemudahan dalam bertransaksi dengan tarik tunai bebas biaya di lebih dari 8.888 anjungan tunai mandiri (ATM) Muamalat, BCA, dan ATM Bersama di seluruh Indonesia. (TAV/FAJ)