Jakarta, Kompas - Laba bersih PT Gudang Garam Tbk pada semester I tahun ini turun sekitar 50 persen dari Rp 1,070 triliun pada semester I tahun 2005 menjadi Rp 545 miliar.
Anjloknya laba akibat peningkatan biaya pokok penjualan. "Biaya pokok penjualan timbul akibat meningkatnya beban cukai dan pajak pertambahan nilai akibat kenaikan cukai bulan Juli 2005 dan April 2006," kata Direktur yang juga Sekretaris Perusahaan Gudang Garam Heru Budiman, dalam pemaparan kepada publik di Indonesia Investor Forum, Senin (31/7) di Jakarta.
Secara keseluruhan produksi industri rokok keretek pada paruh pertama tahun 2006 ini mengalami penurunan 12 persen. Ini seiring dengan penurunan penjualan akibat berkurangnya daya beli yang dipicu kenaikan harga jual eceran serta harga bahan bakar minyak.
Pada semester I tahun 2005 volume produksi rokok keretek baik tangan maupun mesin sebesar 108,3 miliar batang. Sementara pada semester I tahun 2006, produksi menjadi 94,8 miliar batang.
"Untuk enam bulan ke depan, kondisi penjualan rokok keretek masih akan sangat bergantung pada membaiknya daya beli masyarakat. Saya harap tidak akan turun sebesar 12 persen lagi. Setidaknya bisa sama dengan angka 2005 sebesar 207 miliar batang," ungkap Heru Budiman.
Menurut Heru, hampir semua produsen rokok mengalami penurunan volume penjualan pada semester pertama ini, kecuali untuk PT HM Sampoerna Tbk.
Semua pangsa pasar perusahaan pada semester I 2006 memang mengalami penurunan, kecuali Sampoerna. Gudang Garam mengalami penurunan pangsa pasar dari 31 persen di semester I 2005 menjadi 29,5 persen pada semester I 2006.
Pangsa pasar Djarum menurun dari 18,7 persen pada semester I 2005 menjadi 17,4 persen pada semester ini. Merek rokok lain turun dari 21,6 persen pada tahun lalu menjadi 21,2 persen. Hanya Sampoerna yang mengalami peningkatan dari 16 persen pada tahun lalu menjadi 18,9 persen.
Sementara itu PT Apexindo Pratama Duta Tbk pada semester I tahun 2006 berhasil membukukan laba bersih yang meningkat 364,1 persen, dari rugi bersih Rp 72,5 miliar pada semester I 2005, menjadi laba bersih Rp 191,5 miliar.
"Peningkatan laba bersih ini terutama dipicu oleh pertumbuhan pendapatan yang meyakinkan, ditunjang dengan kemampuan Apexindo untuk terus melakukan efisiensi biaya serta keberhasilan menekan distorsi pada laporan laba rugi," kata Direktur Keuangan Apexindo Agustinus B Lomboan.
Pendapatan perseroan pada semester I tahun ini naik dari Rp 490,3 miliar pada periode yang sama tahun lalu menjadi Rp 634,3 miliar.
Kontribusi pendapatan dari segmen rig darat naik 85,5 persen menjadi Rp 193,9 miliar dibandingkan Rp 104,5 miliar pada tahun sebelumnya.
Peningkatan pendapatan tersebut , ujar Agustinus, dipicu oleh keberhasilan Apexindo dalam mendapatkan beberapa kontrak baru dengan peningkatan harga sewa harian. (TAV/OIN/DAY)