Thursday, November 9, 2006

Margin EBITDA Capai 43%, Apexindo Targetkan Pendapatan US$ 150 Juta

JAKARTA, Investor Daily --- PT Apexindo Pratama Duta Tbk menargetkan, pendapatan sebesar US$ 150 juta pada akhir 2006 atau naik 29% dibandingkan US$ 116,6 juta akhir 2005. Kenaikan tersebut dipicu oleh peningkatan harga sewa harian dan tingkat utilisasi rig perseroan.

Manajemen Apexindo menyampaikan hal tersebut dalam materi paparan publik yang disampaikan kepada otoritas bursa di Jakarta, awal pekan ini. "Tingkat utilisasi rig lepas pantai ditargetkan sebesar 100% dan rig darat 70%," kata manajemen perseroan.

Anak perusahaan PT Medco Energi Internasional Tbk tersebut juga memproyeksikan, pendapatan sebelum bunga, pajak, penyusutan, dan amortisasi (EBITDA) sebesar US$ 60 juta hingga US$ 65 juta per 31 Desember 2006. Sedangkan margin EBITDA diharapkan meningkat menjadi 45%, menyusul program efisiensi yang diterapkan secara konsisten.

“Margin EBITDA Apexindo saat ini tercatat sekitar 43% dan menempati posisi ke-8 dari 15 perusahaan sejenis di dunia,” tandas laporan tersebut. Margin EBITDA tertinggi dimiliki Diamond Offshore sebesar 56%, disusul ENSCO (54%), dan Noble Corp (54%).

Hingga akhir kuartal ketiga 2006, pendapatan perseroan mencapai US$ 111,8 juta, naik 34,2% dibandingkan periode sama 2005 US$ 83,4 juta. EBITDA tumbuh 45% menjadi US$ 47,7 juta dari sebelumnya US$ 32,9 juta.

Bila ditilik per kuartal, pendapatan dan EBITDA Apexindo mencatat tren kenaikan. Pendapatan dan EBITDA mencapai masing-masing US$ 31,6 juta dan US$ 13,5 juta pada kuartal pertama 2006.

Pada kuartal kedua lalu, pendapatan dan EBITDA mencapai masing-masing US$ 37 juta dan US$ 16,6 juta. Pendapatan dan EBITDA terus tumbuh pada kuartal ketiga 2006 menjadi masing-masing US$ 43,2 juta dan US$ 17,6 juta.

Sedangkan laba usaha per 30 September 2006 mencapai US$ 31,4 juta, naik signifikan 76% dari periode sama tahun lalu US$ 17,9 juta. Alhasil, Apexindo membukukan laba bersih US$ 26 juta dari sebelumnya merugi US$ 9,7 juta.

Pada Januari-September 2006, perseroan membukukan rasio lancar 3,8 kali, lebih tinggi dari periode Januari-September 2005 sebesar 3,4 kali. Rasio kewajiban terhadap ekuitas (DER) tercatat 0,4 kali dari sebelumnya 0,6 kali.

Backlog Pendapatan

Pada 2007, Apexindo mengantungi backlog pendapatan sebesar US$ 186 juta. Jumlah tersebut turun menjadi US$ 150 juta pada 2008 dan menjadi US$ 120 juta dan US$ 5 juta pada dua tahun berikutnya.

Backlog dihitung dengan mengalikan harga sewa rig harian berdasarkan kontrak dengan periode kontrak. “Backlog pendapatan bersifat indikatif dari full contractual day rate, sehingga dapat berubah-ubah mengikuti rig downtime dan adanya kontrak baru,” papar manajemen Apexindo.

Sementara itu, pembangunan rig jack-up terbaru milik Apexindo bernama Soehanah telah mencapai 80% hingga September 2006 dan diharapkan rampung pada Januari 2007. Belanja modal yang dianggarkan untuk pembelian rig baru sekitar US$ 150 juta.

Uang muka sebesar US$ 26,7 juta telah dibayarkan pada 2005, sedangkan sisanya dipenuhi lewat fasilitas pembiayaan jangka panjang senilai US$ 125 juta.

Rig bertipe Baker Marine Design Pacific Class 375 tersebut telah memperoleh kontrak jangka panjang dari E&P Indonesie selama 22 bulan, ditambah periode perpanjangan sembilan bulan. Nilai kontrak mencapai sekitar US$ 170 juta. Baru-baru ini Soehanah sukses melakukan water launching test di PPL Shipyard Singapore, tempat rig jack-up dirakit. (gie)