Friday, July 27, 2007

Seadrill bantah tawar Apexindo

oleh : Rudi Ariffianto

JAKARTA, Bisnis Indonesia Online: Chief Operating Officer Seadrill Ltd. Alf Thorkildsen menepis laporan yang menyebutkan telah mengajukan penawaran pembelian saham di unit usaha jasa pengeboran milik PT Medco Energi Internasional Tbk., PT Apexindo Pratama Duta.

Seperti dikutip Bloomberg, Thorkildsen enggan menjawab kemungkinan pihaknya membeli saham itu di masa mendatang.

Pendiri kelompok Medco Arifin Panigoro mengatakan Seadrill berminat untuk membeli saham Medco di Apexindo. Perusahaan penyedia rig minyak asal Norwegia itu disebutnya telah memasukkan penawaran.

“Seadrill memang menyatakan minatnya membeli saham itu. Mereka sudah melakukan penawaran,” kata Arifin.

Dia mengatakan pada mulanya kedua perusahaan hampir terjadi kesepakatan. Namun, hal itu tertahan pascakenaikan harga minyak, yang disebutnya menyebabkan Medco sulit bergerak. Arifin juga mengatakan Apexindo akan dilego dengan harga premium.

SeaDrill yang dikendalikan oleh konglomerat Norwegia John Fredriksen saat ini mengendalikan 32% saham Apexindo. Medco sendiri menguasai 52% saham di perusahaan itu.

Medco pada Agustus tahun lalu sempat menolak tawaran perusahaan asal India dan China untuk membeli sahamnya di Apexindo. Manajemen Medco beralasan perusahaannya akan sulit mengamankan rig, tatkala persaingan menaikkan tingkat penyewaan alat pengeboran itu dan soal kecocokan harga.

Pada 20 Juli Hilmi menyatakan membuka peluang penjualan 52% sahamnya di Apexindo karena alasan tingginya biaya sewa rig, yang naik tiga kali lipa sejak 2004 dan merupakan yang tertinggi. Saham Apexindo akan dilepas bila ada penawaran yang cocok.

“Kalau ada penawaran yang cocok, saya akan mempertimbangkan untuk menjual saham Apexindo,” tuturnya.

Sejak adanya pembicaraan dengan calon pembeli Apexindo seperti Aban Loyd Chiles Offshore Ltd dari India dan China Oilfield Services Ltd berakhir, harga saham Apexindo langsung melesat 50,6%. Kenaikan harga itu mendongkrak kapitalisasi pasar Apexindo Rp1,9 triliun menjadi Rp6,19 triliun. (ln)