JAKARTA, Bisnis Indonesia: PT Apexindo Pratama Duta Tbk membukukan laba bersih semester I/2007 senilai US$15 juta, turun 7,4% dibandingkan posisi yang sama tahun lalu US$16,2 juta, menyusul penurunan keuntungan nonkas akibat transaksi swap.
Penurunan itu tidak dipicu faktor kinerja karena pada periode sama pendapatan anak usaha PT Medco Energi Internasional Tbk ini justru menguat 19,2% ke posisi US$81,8 juta dibandingkan semester pertama 2006 sebesar US$68,6 juta.
Pelaku pasar melepas saham berkode APEX ini di pasar, sehingga pada penutupan perdagangan kemarin melemah Rp25 ke posisi Rp2.275.
Direktur Keuangan Apexindo Agustinus B. Lomboan mengatakan penurunan keuntungan nonkas dalam laporan keuangan Apexindo yang belum diaudit itu tidak berdampak banyak terhadap kinerja perseroan hingga akhir 2007.
"Laba bersih yang dicatatkan perseroan pada semester pertama 2007 semata-mata diperoleh dari kegiatan operasional dan tidak akan banyak terpengaruh laba atau rugi transaksi swap karena perseroan telah menyajikan laporan keuangan dalam mata uang dolar AS," tuturnya dalam siaran persnya, kemarin.
Transaksi swap adalah transaksi jual beli rupiah dan valuta asing (valas) untuk jangka panjang. Perseroan yang banyak memiliki transaksi dalam mata uang asing biasanya menggunakan skema ini untuk lindung nilai (hedging).
Sementara itu, PT Mandom Indonesia Tbk pada semester I/ tahun ini membukukan kenaikan laba bersih 18,2% menjadi Rp72,67 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp61,49 miliar.
Kenaikan tersebut didukung oleh kenaikan penjualan dalam periode Januari hingga Juni. Penjualan bersih naik 7,2% dari Rp500,89 miliar menjadi Rp537,18 miliar. Dari jumlah itu, penjualan domestik masih mendominasi tercatat mengambil porsi 75,73% dari total atau senilai Rp406,8 miliar. Sementara itu, penjualan ekspor meningkat dari 20,41% menjadi 24,27% atau senilai Rp130,3 miliar.
Wakil Presiden Direktur Mandom Yoshihiro Tsuchitani mengatakan pada semester ini, perseroan mulai menjajaki pasar India. Dengan populasi yang mencapai lima kali lipat dari populasi Indonesia, India menjadi potensi pasar yang besar bagi Mandom.
"Kami akan memperkuat sistem pengembangan produk baru dan juga meneruskan investasi pada biaya iklan dan promosi," tuturnya.
Tsuchitani menambahkan strategi penjualan ke pasar India telah dilakukan pada semester pertama, sehingga pada semester ini perseroan dapat mulai bergerak.
Dia tidak bisa menyebutkan berapa besar ekspor ke negara berpenduduk terbesar kedua dunia itu bakal menyumbang kontribusi karena masih baru.
Oleh Arif Gunawan S. & Pudji Lestari
Bisnis Indonesia