JAKARTA, Bisnis Indonesia: Belum tuntas menjalankan uji tuntas (due diligence) lanjutan, perusahaan investasi pengelola portofolio (private equity firm) 3i kemungkinan besar mengundurkan diri dari proses pembelian 52% saham PT Apexindo Pratama Duta Tbk.
Penyebab utama mundurnya investor institusi itu karena Medco meminta harga jual Apexindo yang terlampau mahal.
"Meski harga saham Apexindo di pasar kemarin ditutup naik ke level Rp2.500, tetapi permintaan harga Apexindo Rp2.700 per saham sangat mahal, sedangkan 3i menawar Rp2.400 per saham," tutur satu eksekutif yang mengetahui transaksi itu kepada Bisnis, kemarin.
Padahal, 3i merupakan salah satu calon pembeli saham perusahaan pengeboran milik PT Medco Energi Internasional Tbk yang telah ditetapkan masuk daftar pendek (shortlisted) bersama lima institusi lainnya yakni Essar Oil India, Texas Pacific Group, PT Bormindo Nusantara, Abacus Capital, dan Recapital Investment Bank.
3i merupakan salah satu raksasa perusahaan investasi pengelola portofolio dan penyedia sumber pembiayaan untuk menghidupkan kembali suatu perseroan (venture capital).
Setiap tahun, 3i berinvestasi US$2 miliar di berbagai portofolio di Eropa, Asia, dan AS. Perusahaan itu juga berkomitmen bekerja sama dan bermitra dengan pemegang saham mayoritas.
3i baru saja membeli 6,6% kepemilikan saham produsen pipa minyak dan gas Welspun Gujarat Rohren Ltd senilai US$80 juta melalui penawaran kedua.
Ketika dikonfirmasi, Presdir Medco Energi Hilmi Panigoro tidak menjawab panggilan di telepon selulernya.
Bahkan, dia tidak merespons pesan singkat yang dikirimkan Bisnis.
Hilmi, seperti dikutip Bloomberg beberapa waktu lalu, mengatakan Apexindo kemungkinan membukukan laba bersih US$75 juta tahun depan dan seharusnya dinilai pada 12 kali laba ke depan. Nilai perusahaan itu mencapai US$900 juta atau 51% premium dari nilai pasar.
Dia berharap kandidat pembeli Apexindo sekaligus transaksi sudah dapat ditetapkan sebelum awal Desember. "Kalau sebelum akhir tahun, berarti paling tidak sebelum Natal."
Medco akan menerima siapa pun kandidat pembeli Apexindo, baik itu lembaga keuangan maupun perusahaan sejenis.
Harga saham Apexindo kemarin ditutup menguat ke level Rp2.500 dari penutupan sebelumnya Rp2.400 per saham.
Mengacu harga penutupan kemarin, rasio harga saham terhadap laba bersih per saham (price to earning ratio/PER) Apexindo mencapai 22,13 kali dan estimasi setahun ke depan 11,76 kali.
Dibandingkan dengan estimasi PER setahun ke depan Northern Offshore 4,14 kali, perusahaan pengeboran yang tercatat di bursa saham Norwegia, estimasi PER Apexindo sangat mahal.
Namun, dibandingkan dengan PER Seadrill Ltd, berkapitalisasi pasar US$9,47 miliar, yang kini mencapai 39,11 kali, PER Apexindo, yang mempunyai kapitalisasi pasar hanya US$688,59 juta, jauh lebih murah.
Ikhsan Binarto, analis saham PT Optima Investama, mengatakan dengan permintaan harga Rp2.700 per saham, seharusnya harga Apexindo ditarik ke atas mendekati level itu. (pudji.lestari@bisnis.co.id/wisnu. wijaya@bisnis.co.id)
Oleh Pudji Lestari & Wisnu Wijaya
Bisnis Indonesia
Friday, October 26, 2007
3i mundur dari divestasi Apexindo
Labels: Divestasi Apexindo