Wednesday, August 2, 2006

Anak Usaha Medco Diminati

Jakarta, Kompas - Investor asing banyak yang meminati perusahaan kontraktor pengeboran minyak dan gas PT Apexindo Pratama Duta Tbk (Apexindo), di mana 51,78 persen sahamnya dimiliki PT Medco Energi Internasional Tbk.

Tanpa pernah menawarkan untuk dijual, anak usaha andalan Medco tersebut ingin dibeli sedikitnya oleh dua investor asing, yakni perusahaan patungan milik India, Aban Loyd Chiles Offshore Ltd (ALCO); dan sebuah perusahaan dari China.

"Sebetulnya yang berminat membeli Apexindo ada beberapa. Saya belum bisa paparkan di sini. Tapi, dalam satu bulan ini kami akan memberikan tanggapan terhadap penawaran tersebut," ujar Direktur Keuangan Medco Cyril Noerhadi dalam jumpa pers di Indonesia Investor Forum, Selasa (1/8) di Jakarta.

Dia mengatakan, jika ada yang menawar dengan harga bagus, tidak menutup kemungkinan Medco akan melepas seluruh kepemilikan sahamnya.

"Kami tidak terburu-buru dalam menjual Apexindo sebab bisnis pengeboran saat ini sangat bagus. Jika pada akhirnya kami melepas seluruh saham kami, prosesnya harus melalui tender offer sesuai dengan peraturan," kata Cyril.

Pada semester I tahun 2006 laba bersih Apexindo meningkat 364,1 persen, dari rugi bersih Rp 72,5 miliar pada semester I 2005 menjadi Rp 191,5 miliar.

Cyril memastikan, pelepasan Apexindo tidak akan memengaruhi kinerja Medco ke depan.

Kinerja Medco

Sampai Juni tahun ini Medco berhasil mencatat laba bersih 55,1 juta dollar AS, atau meningkat 15,4 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar 47,7 juta dollar AS.

Kenaikan laba bersih itu didorong oleh meningkatnya penjualan dan pendapatan usaha sebesar 26,3 persen, dari 294,416 juta dollar AS pada semester I tahun 2005 menjadi 372,030 juta dollar AS pada semester I tahun 2006.

Beban eksplorasi perseroan meningkat tajam dari 2,6 juta dollar AS pada semester I tahun 2005 menjadi 22,5 juta dollar AS pada semester I tahun 2006.

Peningkatan tersebut akibat adanya provisi untuk beberapa sumur yang dianggap belum ekonomis sehingga menyebabkan pengeluaran sebesar 9,1 juta dollar AS serta pengeluaran akibat sumur kering sebesar 10,45 juta dollar AS.

Selain itu, perseroan juga harus menanggung beban operasi yang naik dari 45,2 juta dollar AS pada semester I tahun 2005 menjadi 59,5 juta dollar AS pada semester I tahun ini.

Meningkatnya beban operasi tersebut akibat adanya kenaikan gaji, biaya kontrak, beban depresiasi, beban perjalanan, dan beban ekspor. (TAV)