JAKARTA, Bisnis Indonesia: PT Apexindo Pratama Duta Tbk bakal menekan beban bunga US$2 juta-US$2,5 juta per tahun setelah buyback obligasi Rp250 miliar tahun depan.
Penghematan ini berdampak signifikan terhadap keuangan perseroan. "Rupiah sekarang menguat, jadi secara cash dan akuntansi kami untung besar."
Direktur Keuangan Apexindo Agustinus B. Lomboan mengatakan langkah buyback ini merupakan yang pertama kali dilakukan perseroan. "Kami sudah sampaikan bahwa kami ada rencana [buyback obligasi]. Kurang lebih Rp250 miliar. Itu dilakukan dalam satu tahun," tuturnya kepada Bisnis kemarin.
Menurut dia, selain karena penghematan bunga, Apexindo tidak mempunyai opsi untuk membayar obligasinya sebelum jatuh tempo.
Dengan peningkatan tingkat tarif harian anjungan pengeboran (rig), maka perseroan bakal kelebihan uang tunai.
"Kas itu untuk apa? Karenanya kami akan buyback. Kalau pada tahun ini sepertinya tidak karena ada kebutuhan belanja modal," kata Agus.
Kinerja Apexindo Pratama triwulan III (Rp miliar)
2006 2005
Pendapatan 1.030 798,93
Laba kotor 354,79 230,54
Laba usaha 304,11 177,94
Laba bersih 289,22 (156,49)
Proyeksi keuangan pada 2006
Anggaran belanja modal US$23,5 juta
Target pendapatan US$150 juta
Target laba bersih US$32 juta
Sumber : Data paparan publik perseroan pada 8 November 2006
Dia menambahkan pelaksanaan pembelian kembali surat utang dijadwalkan berlangsung pada 1 November hingga Desember 2007.
Tahun lalu, Apexindo menerbitkan surat utang yang terbagi dalam bentuk konvensional dan syariah dengan nilai masing-masing Rp510 miliar dan Rp240 miliar.
Obligasi yang jatuh tempo pada 2009 itu mempunyai tingkat bunga 12,25%, di mana obligasi syariah mengikuti patokan bunga surat utang konvensional.
Bangun rig baru
Sementara itu, anak perusahaan PT Medco Energi Internasional Tbk tersebut berencana membeli atau membangun sebuah jack-up rig baru. Rencana tersebut akan dipertimbangkan dengan kemungkinan perseroan mendapatkan proyek dari perusahaan minyak asal Prancis Total untuk proyek migas di Iran.
Menurut Agustinus, saat ini perseroan dalam pembicaraan intensif dan menargetkan proyek tersebut bisa difinalisasi pada Desember tahun ini. "Kami sudah masukkan persyaratan sekarang sedang menyiapkan dokumen penawaran." (pudji.lestari@bisnis. co.id)
Oleh Pudji Lestari
Bisnis Indonesia