Jakarta (Media Indonesia): Tujuh perusahaan bersaing memperebutkan 51% saham perusahaan pengeboran minyak PT Apexindo Pratama Tbk senilai lebih dari US$500 juta atau Rp4,5 triliun yang dimiliki Medco Energy (Medco).
Dari tujuh perusahaan itu, empat di antaranya merupakan perusahaan investasi asing raksasa. Sedangkan untuk calon pembeli lokal diantaranya perusahaan infrastruktur milik pengusaha Aksa Mahmud.
Sumber Media Indonesia yang mengetahui proses penawaran 51% saham Apexindo ini mengungkapkan empat perusahaan investasi asing itu adalah Texas Pasific Group (TPG) asal Amerika Serikat (AS), CVC Investment Group (AS), dan 3i Investment Group Plc asal Inggris.
TPG, Charlie, dan CVC merupakan tiga di antara lima perusahaan investasi (private equity fund) terbesar di AS. Sedangkan 3i merupakan salah satu perusahaan investasi terbesar di Inggris dan Eropa.
Di Asia Pasifik, TPG baru saja mengakuisisi maskapai penerbangan Australia, Qantas. Sedangkan di Indonesia, TPG melalui afiliasinya, North Star Equity Partners, yang dipimin pengusaha muda Patrick Walujo, juga telah mengakuisisi Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) dan meminati Garuda Indonesia.
Sedangkan Carlile merupakan perusahaan investasi yang secara historis selalu dipimpin mantan petinggi pemerintahan AS dari Partai Republik. Keempat perusahaan investasi asing tersebut masing-masing mengelola dana lebih dari US$100 miliar.
Peminat lokal yang turut serta dalam persaingan perebutan Apexindo antara lain PT Nusantara Infrastructure Tbk, yang mayoritas sahamnya dimiliki kelompok Bosowa melalui anak usahanya, PT Nusantara Konstruksi Indonesia (NKI).
Bosowa sendiri dimiliki oleh pengusaha asal Makassar, Aksa Mahmud. Menurut sumber tersebut, Nusantara Infrastructure sebenarnya tidak masuk dalam daftar perusahaan yang diundang oleh Medco untuk ikut tender akuisisi Apexindo. “Namun, menjelang penutupan pengajuan minat, Nusantara tiba-tiba masuk dan mengajukan surat minat,” ungkap sumber tersebut.
Sedangkan dua perusahaan lokal lainnya merupakan perusahaan investasi dan pemilik sebuah tambang batu bara di Kalimantan yang dipimpin oleh para pengusaha muda.
Nilai aset US$1,1 miliar
Sementara itu, dalam penghitungan yang dilakukan oleh Credit Suisse selaku konsultan keuangan penjualan, nilai aset Apexindo diperkirakan berkisar US$1,1 miliar atau sekitar Rp10 triliun. Jumlah ini berarti lebih dari 10 kali EBITDA (earning, before income tax depreciation and amortization) Apexindo, yang pada tahun lalu tercatat kurang lebih US$90 juta.
Berdasarkan perhitungan tersebut, nilai 51% saham Apexindo yang dimiliki Medco diperkirakan bernilai kurang lebih US$500 juta.
Saat ini proses penjualan Apexindo akan segera memasuki tahap due dilligence setelah masa pengajuan minat ditutup Rabu (19/9) kemarin. Diharapkan awal November nanti proses penjualan Apexindo akan selesai.
Apexindo sendiri menginginkan investor di bidang usaha sejenis menjadi pembelinya. Hal itu dinilai lebih efektif untuk mendukung kinerja perseroan selanjutnya. “Kalau dibeli oleh perusahaan sejenis, mungkin kita akan dilebur dengan usaha mereka dan kita bisa menjadi lebih berkembang,” ujar Dirut Apexindo Hertriono Kartowisastro.
Selain dikuasai Medco, 32% Apexindo dimiliki oleh perusahaan pengeboran asal Norwegia, Seadrill, dan sisanya 17% dimiliki oleh publik. (Dre/CR-79/E-1)
Friday, September 21, 2007
Tujuh Perusahaan Incar Apexindo
Labels: Divestasi Apexindo