JAKARTA, Bisnis Indonesia: Empat lembaga keuangan asing dan lokal mendominasi calon pembeli 52% saham PT Apexindo Pratama Duta Tbk. Perusahaan pengeboran itu kini masih dikuasai oleh perusahaan yang dikendalikan Keluarga Panigoro PT Medco Energi Internasional Tbk
Empat institusi keuangan itu adalah perusahaan pengelola dana raksasa Texas Pacific Group (TPG), 3i Group, Abacus Capital, Recapital Investment Bank, sedangkan dua lainnya adalah perusahaan pengeboran yakni PT Bormindo Nusantara dan Essar Oil dari India.
Medco berencana menjual kepemilikannya di perusahaan pengeboran itu karena akan memfokuskan bisnisnya pada pengembangan hulu minyak dan gas. Untuk melakukan divestasi tersebut, Medco menunjuk Credit Suisse sebagai penasihat keuangan.
"Valuasi saham yang ditawarkan oleh Medco cukup tinggi bisa mencapai enam kali nilai bukunya. Namun, sampai saat ini belum ada kesepakatan antara Medco dengan calon pembeli karena ini juga baru penawaran awal," ujar eksekutif yang mengetahui transaksi itu, kemarin.
Medco, katanya, ingin menjual saham Apexindo di posisi Rp2.400 per saham. Keinginan itu terlihat masuk akal, mengingat harga saham Apexindo kini berangsur melonjak ke posisi 2.400-an. Saham itu kemarin ditutup naik ke level Rp2.475 dari penutupan perdagangan sebelumnya Rp2.450.
Harga saham Medco kemarin justru ditutup melemah ke Rp4.900 dari penutupan hari sebelumnya Rp5.050 per saham.
Dengan harga Rp2.475, itu mencerminkan rasio harga saham terhadap laba bersih per saham Apexindo (price to earning ratio/PER) 22,79 kali dan estimasi setahun ke depan 12,14 kali.
Mengacu rasio itu, saham Apexindo jauh lebih murah dibandingkan dengan harga saham Seadrill Ltd, sebelumnya memiliki 32% saham perusahaan pengeboran itu, yang kini mencapai 40,98 kali. Namun, saham Apexindo jauh lebih mahal ketimbang saham perusahaan sejenis Nabors Industrial Ltd sebesar 8,09 kali yang sahamnya tercatat di bursa efek AS.
Presdir Medco Energi Hilmi Panigoro mengatakan daftar pendek calon pembeli terdiri dari enam perusahaan. Namun, dia menolak merincinya. "Saya mengetahui hal itu, tetapi saya tidak mau menyebutkan karena terkait kerahasiaan."
Sebelum Natal
Dia menjelaskan keenam calon pembeli kini berhak mendapatkan ulasan data dari manajemen Apexindo, yang merupakan tahap lanjutan dari uji tuntas. Dia berharap kandidat pembeli Apexindo sekaligus transaksi sudah dapat ditetapkan sebelum awal Desember. "Kalau sebelum akhir tahun, berarti paling tidak sebelum Natal."
Hilmi juga mengatakan akan menerima siapa pun kandidat pembeli Apexindo, baik itu lembaga keuangan maupun perusahaan sejenis.
Hilmi Panigoro, seperti dikutip Bloomberg beberapa waktu lalu, mengatakan Apexindo kemungkinan membukukan laba bersih US$75 juta tahun depan dan seharusnya dinilai pada 12 kali laba ke depan. Nilai perusahaan itu mencapai US$900 juta atau 51% premium dari nilai pasar.
Norico Gaman, Head of Research BNI Securities, menambahkan calon pembeli Apexindo lebih baik bergerak di bidang yang sama, mengingat hal itu menentukan kelanjutan usaha pengeboran.
"Kalau perusahaan sejenis, mereka tentu perhatikan pertumbuhan Apexindo. Tetapi, di sisi lain Medco juga menginginkan harga penjualan yang terbaik," tuturnya.
Sebagai jalan tengah, perusahaan sejenis yang kini berminat terhadap Apexindo dapat mengajukan harga penawaran yang lebih baik.
Jika pemenangnya institusi keuangan seperti TPG, mereka hanya menyertakan modal di Apexindo. "Tentu saja mereka dapat menjual lagi saham Apexindo kalau sudah untung."
Grup Essar kini juga mengincar saham PT Krakatau Steel dan akan membangun pabrik baja di Kalimantan. TPG sedang dalam proses akuisisi 71,61% saham PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional dari Recapital dan sedang membidik saham mayoritas di Garuda Indonesia. (Pudji Lestari) (arif.gunawan@bisnis.co.id/munir.haikal@bisnis.co.id/wisnu.wijaya@bisnis.co.id)
Oleh Arif Gunawan S., M. Munir Haikal & Wisnu Wijaya
Bisnis Indonesia
Friday, October 19, 2007
Pembeli Apexindo mayoritas institusi keuangan
Labels: Divestasi Apexindo